Claim Missing Document
Check
Articles

TAHAP PERKEMBANGAN KOGNITIF MATEMATIKA SISWA MTS AN NASHIR TIRTAMULYA KELAS VII BERDASARKAN TEORI PIAGET Hidayati, Nita
EKUIVALEN - Pendidikan Matematika Vol 30, No 3 (2017): EKUIVALEN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (648.919 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menelaah kesesuaian tahap perkembangan kognitif Piaget terhadap siswa kelas VII di MTs An Nashir Tirtamulya Kabupaten Karawang. Penulis memilih sekolah tersebut karena berada pada level sedang dan kemampuan siswanya heterogen. Subjek dari penelitian ini adalah siswa sebanyak 30 orang dengan usia antara 12 sampai 16 tahun. Penelitian ini menggunakan instrumen Test of Logical Operations (TLO) dalam matematika. TLO telah diuji coba validitas dan reliabilitasnya oleh Leongson & Limjap. TLO terdiri dari 14 soal dan siswa diberi waktu menjawab semua soal selama 45 menit. Penulis menyusun kembali urutan soal-soal tersebut dari mudah hingga sukar agar siswa tidak langsung merasa kesulitan menjawab soal pada permulaan. Berdasarkan asumsi yang telah diutarakan, penulis menyimpulkan bahwa 30 siswa berada pada tahap operasi formal. Keadaan ini sesuai dengan teori perkembangan kognitif Piaget sebagaimana yang diujikan pada anak-anak Barat yang berusia 11 tahun ke atas sudah sampai pada tahap operasi formal. Hasil dari penelitian ini hanya berlaku pada 30 siswa kelas VII MTs An Nashir Tirtamulya yang diberi soal TLO. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut di SLTP lainnya pada kelas tiga ke atas untuk mengukur tahap perkembangan kognitif siswa, apakah telah sampai pada tahap operasi formal, sebagaimana yang dijelaskan dalam teori Piaget.
ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMA DITINJAU DARI KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN KEIRSEY (ARTISAN, GUARDIAN, IDEALIS DAN RASIONAL) Meitha Arinindya Putri; Haerudin; Nita Hidayati
Ed-Humanistics : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 5 No 2 (2020): Ed-Humanistics
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Hasyim Asy'ari (Unhasy) Tebuireng Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33752/ed-humanistics.v5i2.1069

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa SMA yang ditinjau dari karakteristik kepribadian Keirsey, yakni artisan, guardian, idealis dan rasional. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Dengan sampel 8 orang siswa pada salah satu SMA di kabupaten Karawang yang dipilih berdasarkan perolehan dua nilai teratas dari masing-masing tipe kepribadian pada tes angket untuk menggolongkan tipe kepribadian. Adapun instrumen yang digunakan adalah angket kategori empat kepribadian Keirsey, tes tulis kemampuan komunikasi matematis, serta wawancara. Hasil penelitian ini adalah terdapat perbedaan cara masing-masing tipe kepribadian dalam menyelesaikan masalah kemampuan komunikasi matematis. Hal ini terlihat dari subjek dengan kepribadian artisan tidak mampu dalam sebagian besar indikator, menjawab soal dengan optimis, percaya diri, cenderung tergesa-gesa, kurang mengerti dalam penggunaan simbol serta menggunakan cara yang paling efektif. Subjek dengan kepribadian guardian tidak mampu dalam sebagian besar indikator, mengerjakan dengan tekun, menggunakan prosedur rutin yang umum, kurang memahami tujuan soal, lamban, serta berfokus kepada rasa aman. Subjek dengan kepribadian idealis sangat mampu dalam indikator kemampuan menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan sesuai permasalahan dalam soal, menyelesaikan dengan cara yang tertata, rapih, namun kurang teliti pada penggunaan simbol. Subjek dengan kepribadian rasional sangat mampu dalam indikator kemampuan menuliskan alasan dalam menjawab soal, cukup mampu indikator kemampuan menuliskan istilah-istilah dan simbol-simbol matematika, cukup mampu dalam indikator kemampuan menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan sesuai permasalahan dalam soal, serta kurang mampu pada indikator lainnya, menyelesaikan dengan cara teoritis, logis, cerdas, fleksibel, berpikir abstrak, serta mampu menjelaskan langkah-langkah penyelesaian secara benar dan tepat. Kata Kunci: artisan, guardian, idealis, komunikasi, rasional
ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP TERHADAP MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT Fajarwati, Ade Nur; Hidayati, Nita
MAJU : Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Vol 8, No 1 (2021): MAJU : JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN MATEMATIKA
Publisher : STKIP Bina Bangsa Meulaboh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Miskonsepsi adalah kesalah pahaman yang terjadi pada pemahaman konsep awal siswa. Miskonsepsi memiliki tiga jenis yaitu klasifikasional, korelasional, dan teoritikal. Dari hasil tes yang diberikan menunjukan bahwa kemampuan siswa masih dibawah rata-rata, dimana rata-rata yang ditetapkan sebesar 75. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis miskonsepsi siswa SMP terhadap materi bangun datar segiempat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa deskriptif kualitatif dengan teknik pengambilan sample berupa purposive sampling atau sample dengan tujuan yaitu mengelompokan siswa berdasarkan jenis miskonsepsinya. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan tes uraian yang berisikan 3 soal untuk mengetahui jenis miskonsepsi yang terjadi pada siswa. Dimana dari 35 siswa terdapat 27 siswa mengalami miskonsepsi pada soal nomor 1 poin a, 16 siswa pada nomor 1 poin b, 29 siswa pada nomor 1 poin c, 32 siswa pada nomor 1 poin d, 20 siswa pada nomor 2, 22 siswa pada nomor 3 poin a, dan 22 siswa pada nomor 3 poin b.Kata kunci: Miskonsepsi, Siswa SMP, Bangun Datar, Segiempat.
Meningkatkan kemampuan koneksi matematik mahasiswa melalui model pembelajaran CORE Nita Hidayati; Lessa Roesdiana
JP3M (Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika) Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Siliwangi, Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jp3m.v5i1.645

Abstract

The issue examined in this study was about the low learning outcomes. The focus of the study discussed was the factors that influenced the learning outcomes, which was the learning model. The learning model chosen was the CORE learning model. The purpose of this study was to invetigate the problem of students' achievement of mathematical connection ability between the learning of using the CORE approach and ordinary learning. This study was a quasi-experimental study with a test design of posttest only control group design. Sampling in this study was using simple random sampling. This was done because the sample members were chosen in proportion. This research was conducted to the students of one of the universities in Karawang. The data collection method was a test, the test instrument was included a mathematical connection ability test. Indicators and variables measured in this study were the level of mathematical connection ability which included the posttest value of the mathematical connection ability test. The data were collected then analyzed using descriptive statistical analysis and inferencial statistics (t-test). Based on data analysis, the achievement of mathematical connection abilities of the students who studied using CORE learning were better than those who studied using expository learning. The achievement of students' mathematical connection skills in the class who studied using the CORE approach was categorized as high while those in the class who studied using expository learning were categorized as medium. Thus, it can be concluded that there are significant differences in student learning outcomes between the learning using CORE approach and using expository learning. 
Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Risma Ramadanti Jaelani; Nita Hidayati
Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/dpi.v10i1.2765

Abstract

Menganalisis kemampuan pemecahan masalah matematis pada materi sistem persamaan linear dua variabel merupakan suatu tujuan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Subjek yang diambil berjumlah 6 orang dengan tingkat kemampuan yang sama yang selanjutnya di kategorikan ST, SS, dan SR. Hasil penelitian pada siswa kelas VIII mengenai sistem persamaan linear dua variabel diperoleh persentase untuk kategori tinggi (ST) sebesar 33,33% berjumlah 2 orang siswa dengan perolehan nilai lebih dari 21,00, artinya hanya 2 orang yang mampu mengidentifikasi masalah dengan baik sehingga mampu memenuhi empat indikator kemampuan pemecahan masalah, sedangkan untuk kategori rendah (SR) sebesar 66,67% sebanyak 4 orang siswa dengan perolehan nilai kurang dari 17,00, artinya 4 orang tersebut masih kurang dalam mengidentifikasi masalah dengan baik, sehingga dalam perencanaan masalah hingga menyelesaikannya masih terdapat kesalahan yang beragam, meliputi kesalahan operasi dan kesalahan konsep. Maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah masih dalam kategori rendah.
ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR GEOMETRI BERDASARKAN TAHAP BERPIKIR VAN HIELE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SMP Aulidia Nauval Kurnia; Nita Hidayati
EduMatSains : Jurnal Pendidikan, Matematika dan Sains Vol 6 No 2 (2022): Januari
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/edumatsains.v6i2.3618

Abstract

Geometry is a mathematical branch that deals with the shape of an object, the spatial relationship between various objects, and its properties. Learning geometry is essential to supporting logical thinking ability, perceptual intuition, and reading and interpreting mathematical arguments. But many middle school students do not reach the stage of deduction and precision. The research was to analyze a high school student's geometry ability based on Van Hiele's stages of thinking. They consist of five levels of visualizing, analysis, sequence, deduction, and precision. It is a type of qualitative study with a descriptive method. The sample consisted of 20 eighth-graders in the located in the Karawang district. Data collection is carried out using a written questionnaire and test. Research shows that stage-0 (visualization) is the student's most achievable point from a questionnaire at 55% and a written test of 65%. The third stage (deduction) and fourth (accuracy) are the most difficult for students to achieve, based on written tests only 9% of students reach the third stage and only 6% of students reach the fourth. Student difficulties in learning this geometry may be due to several factors in their understanding of prerequisite materials, ability to concepts and pale-building qualities is lacking, and limited skill in using geometry ideas to solve mathematical problems.
TAHAP PERKEMBANGAN KOGNITIF MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VII BERDASARKAN TEORI PIAGET DITINJAU DARI PERBEDAAN JENIS KELAMIN Indrie Noor Aini; Nita Hidayati
JPPM (Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Matematika) Vol 10, No 2 (2017): JPPM (Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Matematika) Volume 10 Nomor 2 Agustus
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (58.947 KB) | DOI: 10.30870/jppm.v10i2.2027

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menelaah kesesuaian tahap perkembangan kognitif Piaget terhadap siswa SMP kelas VII di Kabupaten Karawang, apakah telah sampai pada tahap operasi formal, sebagaimana yang dijelaskan dalam teori Piaget. Subjek dari penelitian ini adalah siswa sebanyak 32 orang dengan usia antara 12 sampai 16 tahun. Penelitian ini menggunakan instrumen Test of Logical Operations (TLO) dalam matematika. TLO terdiri dari 14 soal dan siswa diberi waktu menjawab semua soal selama 45 menit. Hasil penelitian menunjukkan 41,18% siswa laki-laki pada tahap operasi formal awal, 47,06% pada tahap operasi konkrit akhir dan 11,76% pada tahap operasi konkrit awal. Sedangkan 53,33% siswa perempuan pada tahap operasi formal awal, 40% pada tahap operasi konkrit akhir dan 6,67% pada tahap operasi konkrit awal. Skor rata-rata TOL Piaget siswa laki-laki yakni 27,13 dan siswa perempuan yakni 25,47 yang artinya rata-rata siswa cenderung pada tahap konkrit akhir. Pemahaman matematika siswa berdasarkan 7 operasi logis menunjukkan bahwa pada tipe proposisi, seriasi dan perkalian logis rata-rata siswa laki-laki berpemahaman cukup sedangkan tipe klasifikasi, kompensasi, probabilitas, dan korelasi berpemahaman belum cukup. Rata-rata siswa perempuan pada tipe proposisi, seriasi, kompensasi, dan perkalian logis berpemahaman cukup, sedangkan tipe klasifikasi, probabilitas dan korelasi berpemahaman belum cukup. Kata kunci: Tahap Perkembangan Kognitif, Teori Piaget, Jenis Kelamin.
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR ALJABAR MATRIKS Nita Hidayati
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.096 KB) | DOI: 10.24127/ajpm.v6i1.562

Abstract

The objectives of this research is examine the impact of learning motivation of students in algebra matrix. Data collection techniques used in this study is the observation, questionnaires, tests, and documentation. The population in this study is a second semester student of Mathematics Education in UNSIKA Karawang. This research used purposive sampling techniques that have one class into the sample. In this study the researchers used one shot case study design. It is the result of observation after treatment. Indicators and variables that measured is learning achievement that includes the value of the midterm as the independent variable and final exams as the dependent variable. Data analysis is using Wilcoxon signed rank test. In the Wilcoxon signed rank test (, n,) showed that the learning motivation significantly increasing the value of UTS and UAS. The value of  Means there is an increased motivation to learn students from UTS to UAS. This shows that the impact is positive motivation to learn. Therefore, the motivation has positive benefits for increase the value of UTS and UAS college students.
ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI SEGITIGA DAN SEGIEMPAT Wiwik Widianti; Nita Hidayati
JPMI (Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif) Vol 4, No 1 (2021): JPMI
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/jpmi.v1i1.p%p

Abstract

This study aims to analyze the level of mathematical literacy skills of junior high school students level 1, 2, and 3 on triangles and rectangles. This research was conducted on 24 students of class VIII one of the public schools in Cirebon Regency with a qualitative descriptive research method. The data collection technique used a mathematical literacy test in the form of material description questions of triangles and squares and field notes. The analysis technique used is the technique of Miles & Hubermen which includes three stages, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results showed that from the 4 mathematical literacy questions given, it was found that level 1 mathematical literacy skills had a fairly high percentage compared to other levels, namely 62.5%, level 2 mathematical literacy skills with a percentage of 21.9%, while mathematical literacy skills level The 3 percentages obtained were 9.7%. The results of this study indicate that students' mathematical literacy skills are still at level 1.
Pencapaian Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Menggunakan Model Lesson Study pada Pembelajaran Matematika Ekonomi Lessa Roesdiana; Nita Hidayati
SJME (Supremum Journal of Mathematics Education) Vol 2 No 2 (2018): Juli 2018
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Singaperbangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35706/sjme.v2i2.1292

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menelaah peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa dengan menggunakan metode lesson study dibandingkan dengan pembelajaran langsung. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain penelitian posttes only dengan populasi penelitian yaitu mahasiswa salah satu Perguruan Tinggi di Karawang. Instrumen tes mencakup tes kemampuan pemahaman matematis dengan indikator dan variabel yang diukur adalah tingkat kemampuan pemahaman matematis. Data diolah menggunkan Software SPSS versi 22 for Windows, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan pemahaman matematis mahasiswa yang memperoleh pembelajaran dengan model lesson study lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran langsung. Jadi dapat disimpulkan model lesson study dapat meningkatkan hasil belajar matematika khususnya mata kuliah matematika ekonomi.