Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PERBANDINGAN TEMA, SETTING, DAN TITIK PENGISAHAN CERITA PENDEKKARYA SISWA KELAS XII SMANEGERI I CIWARU KABUPATEN KUNINGAN DENGAN TEMA, SETTING, DAN TITIK PENGISAHAN CERITA PENDEK KARYA SISWA KELAS XII SMANEGERI 1 KUNINGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 Asep Jejen Jaelani
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/fjpbsi.v1i1.137

Abstract

Penelitian ini berjudul Perbandingan tema, setting, dan titik pengisahan cerita pendek karya siswa kelas XII SMA Negeri 1 Ciwaru Kabupaten Kuningan dengan Tema, Setting, dan Titik Pengisahan Cerita Pendek karya siswa kelas XII SMA Negeri 1 Kuningan tahun pelajaran 2012/2013. Rumusan masalah: 1) bagaimana tema, setting, dan titik pengisahan cerita pendek karya siswa kelas XII SMA Negeri 1 Ciwaru tahun pelajaran 2012/2013? 2) bagaimana tema, setting, dan titik pengisahan cerita pendek karya siswa kelas XII SMA Negeri 1 Kuningan tahun pelajaran 2012/2013? 3) bagaimanakah perbandingan tema, setting, dan titik pengisahan cerita pendek karya siswa kelas XII SMA Negeri 1 Ciwaru dengan tema, setting, dan titik pengisahan cerita pendek karya siswa kelas XII SMA Negeri 1 Kuningan? Tujuanpenelitian: 1) ingin mengetahui tema, setting, dan titik pengisahan cerita pendek karya siswa SMA Negeri 1 Ciwaru.2) ingin mengetahui tema, setting, dan titik pengisahan cerita pendek karya siswa SMA Negri 1 Kuningan. 3) untuk mengetahui perbandingan tema, setting, dan titik pengisahan cerita pendek karya siswa SMA Negeri 1 Ciwaru dengan tema, setting, dan titik pengisahan cerita pendek karya siswa SMA Negri 1 kuningan. Metode : deskriptif kualitatif. Teknik:teknikperolehan data (studi kepustakaan, observasi, penugasan) danteknikpengolahan data (analisis). Populasi : yaitu seluruh cerpen karya siswa kelas XII SMA Negeri 1 Kuningan dengan dengan cerita pendek karya siswa kelas XII SMA Negri 1 Ciwaru tahun pelajaran 2012/2013 jumlah keseluruhan sebanyak 204  siswa. Sampel : adalah 20% dari keseluruhan  jumlah populasi yaitu 40 cerpen. Simpulan: 1) Tema yang diangkat dalam cerita pendek kerya siswa kelas XII SMA Negeri 1 Ciwaru yaitu tentang percintaan, penyesalan, persahabatan, kehidupan, keindahan alam, pengalaman, perjuangan, dan keluarga. Dari cerita pendek karya siswa kelas XII SMA Negeri 1 CiwaruTernyatatema tentang percintaan dan persahabatan lebih mendominasi. 2) Tema yang diangkat dalam cerita pendek kerya siswa kelas XII SMA Negeri 1 Kuningan yaitu tentang kehidupan, pengalaman, perjuangan, persahabatan, percintaan, dan cita-cita. Dan tema tentang kehidupan lebih mendominasi. Perbandingan tema cerita pendek kerya siswa kelas XII SMA Negeri 1 kuningan dengan tema cerita pendek karya siswa kelas XII SMA Negeri 1 Ciwaru di atas yaitu bervariasi. Hal ini membuktikan bahwa pokok persoalan yang ingin disampaikan atau diungkapkan siswa sebagai pengarang sangat dipengaruhi oleh perkembangan intelektual dan pengalaman pendidikan di samping tingkat kepekaan terhadap gejala-gejala sosial yang ada di lingkungannya. Sehingga tema percintaan dan persahabatan muncul mendominasi pada cerita pendek karya siswa kelas XII SMA Negeri 1 Ciwaru sebagai tanda dimulainya proses pencarian identitas diri. Begitu juga pada cerita pendek kerya siswa kelas XII SMA Negeri 1 Kuningan tema kehidupan muncul mendominasi sebagai tanda pencapaian pendewasaan yang matang. 3) setting yang diangkat dalam cerita pendek kerya siswa kelas XII SMA Negeri 1 Ciwaru yaitu untuk setting tempat lebih banyak menggunakan setting kota, kampus, kelas, candi, jalan, panti asuhan, pedesaan, pasar, rumah. Setting tentang perkotaan lebih mendominasiini artinya meskipun berada di daerah pedesaan tetapi mereka mampu bersaing dengan daerah perkotaan. Untuk setting waktu banyak menggunakan setting tahun, bulan, hari. Untuk setting suasana banyak menggunakan setting suasana sedih, dan bahagia. 4) setting yang diangkat dalam cerita pendek kerya siswa kelas XII SMA Negeri 1 Kuningan yaitu untuk setting tempat lebih banyak menggunakan setting seperti kampus, sekolah, kelas, mesjid, rumah sakit, pabrik, cafe, angkot, desa, jalan, gunung, lapangan, puncak, kebun, taman, rumah, meja belajar, duduk di bangku, sudut kamar, dan tempat tidur. Dan setting tentang pedesaan dan pegunungan lebih mendominasi ini artinya dikarenakan kehidupan sehari-hari mereka di wilayah kota sehingga mereka beralih dan lebih merasa sejuk mengambil pedesaan.Untuk setting waktu banyak menggunakan setting tahun, bulan, hari.Untuk setting suasana banyak menggunakan setting suasana suasana sedih, bahagia, dan haru. 5) titik pengisahanyang diangkat dalam cerita pendek kerya siswa kelas XII SMA Negeri 1 Ciwaru yaitu untuk titik pengisahan sebagai pengamat sebanyak 14 cerpen. Titik pengisahan sebagai tokoh bawahan sebanyak 1 cerpen. Ttik pengisahan sebagai tokoh utama sebanyak 21 cerpen.titik pengisahan yang diangkat dalam cerita pendek kerya siswa kelas XII SMA Negeri 1 Kuningan yaitu untuk titik pengisahan sebagai pengamat sebanyak 15 cerpen. pengisahan sebagai tokoh bawahan sebanyak 3 cerpen. Ttik pengisahan sebagai tokoh utama sebanyak 18 cerpen.Perbandingan titik pengisahan cerita pendek kerya siswa kelas XII SMA Negeri 1 kuningan dengan titik pengisahan cerita pendek karya siswa kelas XII SMA Negeri 1 Ciwaru di atas yaitu bervariasi. Hal ini menunjukan bahwa pengalaman yang mereka alami secara langsung mereka sampaikan tanpa perantara orang lain, sedangkan untuk siswa yang memposisikan diri sebagai pengamat mereka lebih suka meninjau pengalaman yang mereka alami agar lebih bisa menikmati diri mereka sebagai pengarang yang memegang jalan cerita. Dalam penggunaan titik pengisahan sebagai tokoh utama tidak ada perbedaan hanya saja untuk cerita pendek karya siswa kelas XII SMA Negeri 1 Kuningan pengarang sebagi pengamat banyak pula digunakan, hal ini membuktikan bahwa sikap pengarang terhadap objek atau pokok persoalannya sangat dipengaruhi oleh tingkat kepekaan individu tersebut terhadap keinginan masing-masing sesuai imajinasi yang mereka harapkan untuk terjun secara langsung maupun hanya mengamati dan mengatur jalan cerita.Kata kunci : perbandingan tema, setting, dan titik pengisahan, cerita pendek, siswa SMA Negeri 1 Ciwaru siswa SMA Negeri 1 Kuningan.
KAJIAN VARIASI BAHASA PADA STATUS YANG DIBUAT OLEH PENGGUNA TWITTER YANG BERGABUNG DENGAN AKUN TWITTER SAQINAA MELISA PERIODE JANUARI 2014 Asep Jejen Jaelani; Saqina Melisa
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/fjpbsi.v4i1.173

Abstract

Bahasa nasional di Indonesia adalah bahasa Indonesia, munculnya variasi bahasa yang digunakan dalam status pengguna twitter ini jelas merusak bahasa nasional. Untuk itu peneliti merasa terdorong untuk melakukan penelitian tentang “Kajian Variasi Bahasa pada Status yang Dibuat oleh Pengguna Twitter yang Bergabung dengan Akun Twitter Saqinaa Melisa Periode Januari 2014”. Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan penelitian ini adalah 1) Variasi bahasa apa yang digunakan pada status yang dibuat oleh pengguna twitter yang bergabung dengan akun twitter Saqina Melisa periode Januari 2014? 2) Variasi bahasa apa yang paling banyak digunakan pada status yang dibuat oleh pengguna twitter yang bergabung dengan akun twitter Saqinaa Melisa periode Januari 2014? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pemerolehan data menggunakan studi pustaka, dan teknik dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah status yang dibuat oleh pengguna twitter yang bergabung dengan akun twitter Saqinaa Melisa periode Januari 2014 yang berjumlah 477 buah. Sampel yang diambil dalam penelitian ini hanya 114 buah status, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel berdasarkan tujuan, yaitu sampel bertujuan atau purposive sampel. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan 1) Variasi bahasa yang digunakan pada status yang dibuat oleh pengguna twitter yang bergabung dengan akun twitter Saqinaa Melisa periode Januari 2014 adalah variasi bahasa Slang / Prokem dan Akrolek. 2) Variasi bahasa yang paling banyak digunakan pada status yang dibuat oleh pengguna twitter yang bergabung dengan akun twitter Saqinaa Melisa periode Januari 2014 adalah variasi bahasa Slang / Prokem. Dari 114 status yang dijadikan sampel penelitian, 74 status termasuk kedalam variasi bahasa Slang / Prokem, dan 40 status lainnya termasuk kedalam variasi bahasa akrolek.Kata kunci : variasi bahasa, akun twitter
ANALISIS KARAKTER DAN KONFLIK PADA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL”SURAT KECIL UNTUK TUHAN” KARYA AGNES DAVONAR SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PEMBELAJARAN DI SMP Asep Jejen Jaelani
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/fjpbsi.v1i1.138

Abstract

Purpose of this study 1) To find out who the characters in the novel "Surat Kecil untuk Tuhan” by Agnes Davonar 2) To determine how the main character of the novel "Surat Kecil untuk Tuhan” by Agnes Davonar 3) To find out how the conflict in the novel "Surat Kecil untuk Tuhan" by Agnes Davonar 4) To determine whether the novel "Surat Kecil untuk Tuhan" by Agnes Davonar can be used as learning materials junior. This research method is descriptive analytical research methods. As the implementation is using library research techniques and documentation that is by collecting data about the theories that support this research, and then performed the data classification and then analyze the data that has been classified the next step is to interpret the data analysis according to the purpose of the study is an evaluation of the last checks on the results of data analysis to investigate the truth. From the research that has been done can be summarized as follows. 1) People on the Novel "Surat Kecil untuk Tuhan " by Agnes Davonar Keke as the main character, the father, Chika kak, kak Kiki, Andi, sir Iyus, friends Keke, Prof As with additional figures or figures helper 2) Character Keke figures is a girl who is strong, patient and do not give up 3) conflict that occurred in hardness when Keke must fight against terminal cancer and struggles with sacrifice and patient, 4) Novel "Surat Kecil untuk Tuhan" by Agnes Davonar can be used as an alternative learning materials in junior high, because it meets the criteria for the selection of instructional materials in the literature.Keyword : character, conflict, prose, alternative materials learning
ANALISIS ALIH KODE DAN KATA SAPAAN DALAM NOVEL „RONGGENG DUKUH PARUK‟ KARYA AHMAD TOHARI Asep Jejen Jaelani; Rustini Rustini
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 5, No 2 (2014)
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/fjpbsi.v5i2.180

Abstract

Penelitian mengenai alih kode dan kata sapaan dalam novel „Ronggeng Dukuh Paruk‟ karya Ahmad Tohari merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana alih kode dan kata sapaan dalam novel „Ronggeng Dukuh Paruk‟ karya Ahmad Tohari. Tujuan yang ingin dicapai yakni ingin mengetahui alih kode dan kata sapaan dalam novel „Ronggeng Dukuh Paruk‟ karya Ahmad Tohari. Data adalah data tulis berupa tuturan tokoh dalam novel „Ronggeng Dukuh Paruk‟ karya Ahmad Tohari. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak. Teknik dasar yang digunakan adalah telaah pustaka dan teknik lanjutan teknik catat. Analisis data menggunakan metode distribusional. Metode distribusional digunakan untuk menganalisis alih kode dan kata sapaan dalam tuturan tokoh, dengan teknik dasar bagi unsur langsung (BUL) dan teknik lanjutan berupa teknik ganti. Metode padan digunakan untuk menganalisis penyebab alih kode dan kata sapaan dengan teknik dasar teknik pilah unsur penentu (PUP). Berdasarkan hasil analisis data diperoleh dua simpulan. Pertama, alih kode dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari berjumlah 8 alih kode, yaitu alih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa jawa. Kedua, kata sapaan dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari berjumlah 26 kata sapaan, kata sapaan dalam kekerabatan terdapat 10 data, kata sapaan dalam jabatan terdapat 7 data, kata sapaan dalam adat terdapat 6 data, dan kata sapaan dalam agama terdapat 3 data.Kata kunci: Analisis, alih kode, kata sapaan
Pelatihan Menulis Cerpen pada Siswa Sekolah Dasar di Desa Longkewang, Kecamatan Ciniru, Kabupaten Kuningan Asep Jejen Jaelani; Ifah Hanifah; Sun Suntini
Pekodimas : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2, No 2 (2022): Pekodimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.69 KB)

Abstract

Pengabdian masyarkat ini bertajuk Pelatihan Menulis Cerpen pada Siswa SD di Desa Longkewang, Kecamatan Ciniru, Kabupaten Kuningan. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk meningkatkan minat siswa terhadap cerpen, meningkatkan pemahaman siswa tentang cerpen, dan meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen. Adapun metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah Pelatihan dengan partisipasi. Artinya, siswa berperan aktif dalam proses pelatihan. Setelah diberikan pelatihan ada perubahan yang signifikan dalam hal minat, pemahaman, dan kemampuan menulis siswa. Minat siswa terhadap cerpen meningkat dibuktikan dengan siswa yang mulai tertarik membaca cerpen, pemahaman mereka meningkat, dibuktikan dengan pengetahuan tentang unsur pembentuk cerpen, dan kemampuan juga meningkat. Hal itu terbukti dari 20 siswa 9 siswa dapat menyelsaikan cerpen dengan cukup baik. Sisanya belum selsai karena waktu selesai.Kata kunci: pelatihan, menulis cerpen, siswa SD
PERBANDINGAN KEMAMPUAN MENYIMAK DONGENG DENGAN MEDIA BONEKA TANGAN DAN MEDIA GAMBAR PADA ANAK USIA DINI MAULINA SWASTIKA MAHARANI; Asep Jejen Jaelani; Sun Suntini
Anafora: Jurnal Penelitian Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2 No 2 (2022)
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, UNIKU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/ajpm.v2i2.19

Abstract

  ABSTRAK: Kemampuan menyimak harus dikembangkan pada anak usia dini dalam kehidupan sehari-hari. Pada pendidikan pun dongeng merupakan hal yang tidak asing lagi. Karena dalam mendongeng anak mulai belajar dengan cara menyimak. Masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana kemampuan menyimak dongeng anak usia dini dengan menggunakan media boneka tangan? 2) Bagaimana kemampuan menyimak dongeng anak usia dini dengan menggunakan media gambar? 3) Bagaimana perbandingan kemampuan menyimak dongeng anak usia dini dengan menggunakan media boneka tangan dan media gambar?. Penelitian ini menggunakan Metode deskriptif komparatif, yaitu metode yang digunakan untuk menggambarkan perbandingan. Teknik pengumpulan data menggunakan tes. Populasi dalam penelitian ini adalah Anak Usia Dini usia 5-7 tahun yang berada dilingkungan kavling srimulya RT/RW:016/003 Desa Ancaran. Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan menyimak dongeng anak menggunakan media gambar dilihat dari rata-rata 78,6 termasuk pada kriteria baik, sedangkan kemampuan menyimak dongeng anak menggunakan media boneka tangan dilihat dari rata-rata 69,26 termasuk pada kriteria cukup. Hasil uji t diperoleh hasil   pada taraf signifikansi 0,05 yaitu (1,980) sedangkan  sebesar (2,061) dengan demikian  < . Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan dalam kemampuan menyimak dongeng dengan menggunakan media boneka tangan dan media gambar pada anak usia dini di Kavling Srimulya Desa Ancaran. Sedangkan pada taraf signifikansi 0,01 diperoleh hasil  (2,617) > (2,061), yang berarti ada perubahan signifikan dalam kemampuan menyimak dongeng dengan menggunakan media boneka tangan dan media gambar pada anak usia dini di Kavling Srimulya Desa Ancaran. KATA KUNCI : Dongeng;kemampuan menyimak;media boneka tangan;media gambar;perbandingan   COMPARISON OF THE ABILITY TO LISTENING TO FAIRY TALES WITH HAND PUPPET MEDIA AND IMAGE MEDIA IN CHILDREN EARLY AGE   ABSTRACT: Listening skills must be developed in early childhood in everyday life. Even in education, fairy tales are familiar. Because in storytelling, children begin to learn by listening. The problem in this research is 1) How is the ability to listen to fairy tales for early childhood using hand puppet media? 2) How is the ability to listen to fairy tales for early childhood using picture media? 3) How do you compare the ability to listen to fairy tales for early childhood using hand puppets and picture media?. This study uses a comparative descriptive method, which is the method used to describe the comparison. Data collection techniques using tests. The population in this study were early childhood children aged 5-7 years who were in the Srimulya plot of RT/RW: 016/003 Ancaran Village. The conclusion in this study shows that the ability to listen to children's fairy tales using picture media is seen from an average of 78.6 including the good criteria, while the ability to listen to children's fairy tales using hand puppet media is seen from an average of 69.26 including enough criteria. The results of the t-test obtained the results of t_tabel at a significance level of 0.05, namely (1.980) whilet_hitung is (2.061), thus t_tabel < t_hitung. This means that there is no significant difference in the ability to listen to fairy tales using hand puppets and picture media for early childhood in the Srimulya, Ancaran Village. While at the 0.01 significance level, the results showed t_tabel (2,617) > t_hitung(2,061), that there was a significant change in the ability to listen to fairy tales using hand puppets and pictures in early childhood in Srimulya, Ancaran Village. KEYWORS : Fairy tales;Listening Ability;Hand Puppet Media;Picture Media;Comparison
Relasi Judul dan Teras Berita di Laman Detikcom Dini Mardianah; Asep Jejen Jaelani; Aan Anjasmara
Anafora: Jurnal Penelitian Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1 No 2 (2021)
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, UNIKU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/ajpm.v1i2.20

Abstract

Abstrak - Banyak media massa yang dituntut dalam memberikan informasi seputar beritanya melalui media sosial, baik itu Facebook, Twitter bahkan ada pula yang khusus membuat platform media mereka sendiri. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan relasi judul dan teras berita di laman detik.com. Dengan menggunakan metode penelitian deskripsi kualitatif, dengan teknik pemerolehan data berupa dokumentasi, yaitu berita politik pada pemberitaan kasus korupsi bantuan sosial Covid-19 edisi Maret 2021di laman Detik.com. Hasil penelitian yang didapatkan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa relasi judul dengan teras berita di laman detik.com adalah gaya penulisan judul berita fungsional, representatif dan spesifik berrelasi dengan gaya penulisan teras berita yang korelatif. Hal ini dikarenakan fungsi dan tujuan dari gaya penulisan tersebut memiliki kesamaan, yaitu berita yang disampaikan tidak menyimpang, langsung pada pokok permasalahan berita. Kata Kunci: judul berita, teras berita, detik.com, relasi, gaya penulisan. Abstract - Many mass media are required to provide information about their news through social media, be it Facebook, Twitter, and some even specifically create their own media platforms. This research was conducted to describe the relationship between headlines and news headlines on the detik.com page. By using a qualitative description research method, with data collection techniques in the form of documentation, namely political news on the March 2021 edition of the Covid-19 social assistance corruption case on the Detik.com page. The results obtained in this study indicate that the relationship between headlines and news headlines on the detik.com page is a functional, representative and specific style of writing news headlines related to a correlative news story writing style. This is because the function and purpose of these writing styles have in common, namely the news conveyed does not deviate, directly on the subject matter of the news. Keywords: headline, lead, relations, writing style, detik.com.
PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA PADA ANAK USIA 2-3 TAHUN DI DESA CIHERANG BERDASARKAN SINTAKSIS Linda Amelia; Sun Suntini; Asep Jejen Jaelani
Anafora: Jurnal Penelitian Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 3 No 2 (2023)
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, UNIKU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/ajpm.v3i2.32

Abstract

ABSTRAK: Bahasa merupakan sarana komunikasi utama dalam kehidupan manusia di dunia ini, baik dalam bentuk tulisan, lisan, maupun yang berupa simbol tertentu. Tanpa bahasa manusia tidak bisa berkomunikasi karena manusia adalah makhluk sosial yang harus saling berintraksi. Penelitian dibidang pemerolehan bahasa ini dilatar belakangi keingintahuan peneliti mengenai struktur kalimat dan jenis kalimat pada anak usia 2-3 tahun. Yang dituangkan dalam judul “Pemerolehan Bahasa Anak Pada Usia 2- 3 Tahun di Desa Ciherang Berdasarkan Analisis Sintaksis”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana pemerolehan bahasa pertama pada anak usia 2-3 tahun di Desa Ciherang berdasarkan analisis sintaksis? Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pemerolehan bahasa pertama pada anak usia 2-3 tahun di Desa Ciherang berdasarkan analisis sintaksis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, teknik yang digunakan untuk pemerolehan data dalam penelitian ini adalah teknik wawancara. Berdasarkan data yang telah dianalisis yaitu Anak usia dua tahun dalam pemerolehan bahasa sintaksis sudah mampu menghasilkan kalimat deklaratif, imperatif, introgatif dan negatif. Namun mereka belum mampu berimprovisasi dengan kalimat yang mereka hasilkan. Sedangkan anak usia tiga tahun sudah mampu menghasilkam berbagai kalimat dengan baik dan sudah mampu berimprovisasi dengan kalimat yang mereka hasilkan.       KATA KUNCI: Pemerolehan Bahasa, Anak usia 2-3 tahun, Sintaksis.. >  PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA PADA ANAK USIA 2-3 TAHUN DI DESA CIHERANG BERDASARKAN SINTAKSIS.   ABSTRACT: Language is the main means of communication in the human life in tis world, both in the written, spoken, and in the form of certain symbols. Without languge, the humans can not communicate because the humans are social beings who must inter act with each other. This research in the field of language acquisition is motivated by the curiosity of researhers about sentence structure and types sentence in the children age two until three years. Which is written in the title “Children‟s Language Acquisition Of Two Until Three Years In Ciherang City Based On Syntactic Analysis”. The purpose of this study is to describe the acquisition of the first languge in the children of two until three years in ciherang city based on syntactic analysis. The method used this study is a qualitative method, the technique used for data acquisitionin this study is an interview technique. Based on the data that has been analyzed is two years old in syntactic language acquisition have been able to produce declarative, imperative, introgative and negatife sentences, but they have not beer able to I‟m proved with the sentences they produce. While the children of three years old are able to produce various sentences they produce KEYWORDS: Acquisition Language, The Childern Two Until Three Years Old, Syntax.
Perilaku Androgini Tokoh Utama Novel Koplak karya Oka Rusmini serta Implementasinya dalam Bahan Ajar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA Yasmin Adilah; Asep Jejen Jaelani; Ifah Hanifah
Anafora: Jurnal Penelitian Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 3 No 1 (2023)
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, UNIKU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/ajpm.v3i1.42

Abstract

ABSTRAK: Analisis penelitian ini menggunakan teori pengukuran androgini psikologis yang dikemukakan oleh Sandra L.Bem. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 20 sifat yang menunjukkan perilaku perempuan dan laki-laki, terdapat 10 sifat laki-laki dan 10 sifat perempuan yang di tunjukkan oleh karakter Koplak. Sebagai kepala desa, Koplak cenderung menunjukkan manifestasi perilaku laki-laki di depan umum, sedangkan manifestasi perilaku perempuan lebih terlihat saat Koplak bersama anaknya atau orang yang lebih muda darinya. Sandra L. Bem menyebutkan keseimbangan ini antara perilaku maskulin dan feminim a ndrogini. Perilaku androgini ini menjadikan Koplak sebagai pribadi yang fleksibel dan menunjukkan bahwa Koplak memiliki pandangan gender yang tidak konservatif. Analisis ini dapat di implementasikan ke dalam literature pendidikan dengan memahami unsur-unsur intrinsik novel dan menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Melalui pembelajaran ini, siswa dilatih untuk meningkatkan kemampuan berbahasa, saling menghargai, dan memahami jati dirinya sebagai manusia. KATA KUNCI : Androgini, Feminim, Maskulin, Koplak, Oka Rusmini, Pembelajaran Sastra >  COMPARISON OF THE ABILITY TO LISTENING TO FAIRY TALES WITH HAND PUPPET MEDIA AND IMAGE MEDIA IN CHILDREN EARLY AGE   ABSTRACT: The analysis of this study uses the theory of  psychological androgyny measurement according to Sandra L. Bem. The results of this study indicate 20 characteristics that show the behavior of women and men, there are 10 male and 10 famele characterstics shown by the Koplak. As a village head, Koplak tends show manifestations of male behavior in public, whereas manifestation of female behavior is more visible when Koplak with their children ore someone younger than him. Sandra L. Bem mentions this balance between masculine and feminime and androgynous behavior makes Koplak a flexible person and show that Koplak has a non-conservative view of gender. This analysis can be implementated into educational literature by understanding the intrinsic elements of the novel and relating it to daily life. Through this learning, students are trained to improve their language skills, respect each other, and understand their identiry as human beings. KEYWORS : Androgyny, Feminim, Masculine, Koplak, Oka Rusmini, Literatur Learning
PENGEMBANGAN MATERI AJAR ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM MATA KULIAH SOSIOLINGUISTIK BERBASIS BAHASA SUNDA WEWENGKON KUNINGAN DI PRODI PBSI UNIKU Sri LIna dewi; Asep Jejen Jaelani; Tifani Kautsar
Anafora: Jurnal Penelitian Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 3 No 1 (2023)
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, UNIKU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/ajpm.v3i1.44

Abstract

ABSTRAK: Merancang dan mengembangkan materi ajar alih kode dan campur kode berbasis bahasa sunda wewengkon guna menarik perhatian mahasiswa tentunya harus disesuaikan dengan kondisi mahasiswa, adanya indikasi bahwa pada perkuliahan sosiolinguistik tentang alih kode dan campur kode masih banyak yang bingung untuk membedakannya. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian ini sebagai langkah awal merancang sebuah pengembangan materi perkuliahan yang ada di prodi PBSI Uniku. Penelitian ini dilandaskan pada tiga rumusan masalah yakni, (1) bagaimana kebutuhan materi ajar alih kode dan campur kode berbasis bahasa wewengkon kuningan? (2) bagaimana prototipe materi ajar alih kode dan campur kode berbasis bahasa wewengkon kuningan? dan (3) bagaimana pengembangan materi ajar alih kode dan campur kode berbasis bahasa wewengkon kuningan? Untuk menjawab tiap rumusan masalah di atas, peneliti menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D) dengan pendekatan model ADDIE. Teknik pemerolehan data pada penelitian ini yaitu melalui analisis RPS, analisis kebutuhan, dan pembagian angket. Teknik analisis data menggunakan teknik deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan bahwa mahasiswa masih ada yang bingung membedakan antara apa itu alih kode dan campur kode dan membutuhkan kebaruan dalam materi ajar tersebut seperti (1) menggunakan bahasa sunda wewengkon yang mudah dipahami dan dicerna. Dari hasil analisis RPS dan kebutuhan, maka disusunlah sebuah rancangan pengembangan materi ajar berbasis bahasa sunda wewengkon kuningan. KATA KUNCI: Analisis RPS, kebutuhan, materi perkuliahan, prototipe materi perkuliahan, pengembangan materi perkuliahan. Development of Teaching Materials for Code Switching and Code Mixing in Sociolinguistic Courses Based on Sundanese Language Wewengkon Kuningan ABSTRACT: Designing and developing teaching materials for code switching and code mixing based on Sundanese language wewengkon to attract students' attention must of course be adjusted to the conditions of students, there are indications that in sociolinguistic lectures about code switching and code mixing there are still many who are confused to distinguish them. Therefore, researchers conducted this research as an initial step in designing a development of lecture material in the PBSI Uniku study program. This research is based on three problem formulations, namely, (1) how are the needs of teaching materials for code switching and code mixing based on brass wewengkon language? (2) how is the prototype of teaching materials for code switching and code mixing based on brass wewengkon language? and (3) how is the development of teaching materials for code switching and code mixing based on brass wewengkon language? To answer each of the problem formulations above, researchers used the research and development (R&D) method with the ADDIE model approach. Data acquisition techniques in this study were through RPS analysis, needs analysis, and questionnaire distribution. The data analysis technique uses qualitative and quantitative descriptive techniques. Based on the results of the analysis that has been done that there are still students who are confused about the difference between what is code switching and code mixing and need novelty in the teaching material such as (1) using Sundanese language wewengkon which is easy to understand and digest. From the results of the RPS and needs analysis, a teaching material development design based on Sundanese language wewengkon kuningan was prepared. KEY WORDS: RPS analysis, needs, course materials, prototype of course materials, course material development.