Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENYUSUNAN BAHAN AJAR PRAGMATIK BERDASARKAN ANALISIS BAHASA PADA JEJARING SOSIAL Sun Suntini
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 5, No 2 (2014)
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/fjpbsi.v5i2.179

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan modul pragmatik berdasarkan analisis bahasa pada jejaring sosial facebook. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan mixed method, yaitu metode kombinasi antara kualitatif deskriptif analitis dan kuantitatif eksperimen. Beberapa tahapan dalam penelitian ini sebagai berikut (1) analisis teoritis dan praktis (2) analisis bahasa pragmatik pada jejaring sosial facebook (3) analisis kebutuhan bahan ajar terhadap mahasiswa dan dosen (4) penyusunsn bahan ajar pragmatik (5) penilaian oleh dosen dan ahli (6) perbaikan (7) uji coba keefektifan produk terhadap mahasiswa. Hasil penelitian ini dapat disajikan sebagai berikut. (1) Hasil dari analisis dapat disimpulkan profil bahasa pragmatik pada jejaring sosial facebook, didapat, dari 140 data yang dianalisis terdapat 65 deiksis dengan pembagian deiksis persona 37 data, deiksis ruang 7 data, deiksis waktu 21 data, praanggapan sebanyak 30 data, tindak ujar 36 data, dan implikatur percakapan 9 data. Dari jumlah tersebut dapat disimpulkan bahwa para pengguna jejaring sosial facebook lebih banyak menggunakan deiksis terutama deiksis persona. Deiksis persona yang banyak digunakan yaitu persona pertama aku, ku-, dan ku-. Sesuai dalam teori bahwa penggunan kata aku, ku-, dan ku- , digunakan dalam situasi santai, hasil analisis ini juga menunjukan bahwa bahasa yang digunakan oleh pengguna jejaring sosial facebook kebanyakan bahasa yang mereka gunakan santai, tidak resmi, bahkan banyak yang menggunakan bahasa alay.(2)rata-rata skor hasil anlisis kebutuhan bahan ajar mahsiswa 53 termasuk kategori sangat membutuhakan bahan ajar, sedangkan skor analisis kebutuhan dosen 61 kategori sangat menbutuhakan bahan ajar.(3) hasil penilaian dosen dan ahli yakni, ada perbaikan diantaranya perbaikan cover, gamabar dan ilustrasi, penggunaan kalimat yang efektif, perbedaan warna huruf.(4) Produk yang dihasilkan berupa modul untuk empat kegiatan yaitu deiksis, praanggapan, tindak ujar, dan implikatur percakapan (5) hasil uji coba terhadap mahasiswa yaitu skor rata-rata pretest 63 (C) dan posttest 73 (B) sehingga dapat disimpulkan bahwa bahan ajar modul pragmatik berdasarkan analisis bahasa jejaring sosial facebook efektif dijadikan bahan ajar.Kata Kunci : Bahan Ajar, Pragmatik, Jejaring Sosial (Facebook)
UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN MENJELANG LEBARAN, MBOK JAH, DAN DRS CITRAKSI DAN DRS CITRAKSA KARYA UMAR KAYAM SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA DI SMA Sun Suntini
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 3, No 2 (2013)
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/fjpbsi.v3i2.159

Abstract

Rumusan masalah penelitian ini yaitu. 1) Bagaimana unsur intrinsik pada cerpen Menjelang Lebaran, Mbok Jah, dan Drs Citraksi dan Drs Citraksa karya Umar Kayam? 2) Apakah unsur intrinsik pada cerpen Menjelang Lebaran, Mbok Jah, dan Drs Citraksi dan Drs Citraksa karya Umar Kayam dapat dijadikan alternatif bahan ajar Bahasa Indonesia di SMA? Tujuan Penelitian 1) Untuk mengetahui uiunsur intrinsik pada cerpen Menjelang Lebaran, Mbok Jah, dan Drs Citraksi dan Drs Citraksa karya Umar Kayam. 2) Untuk mengetahui apakah unsur intrinsik pada cerpen Menjelang Lebaran, Mbok Jah, dan Drs Citraksi dan Drs Citraksa karya Umar Kayam dapat dijadikan alternatif bahan ajar Bahasa Indonesia di SMA. Populasi dalam penelitian ini adalah cerpen “Menjelang Lebaran”, “Mbok Jah”, dan “Drs Citraksi dan Drs Citraksa” karya Umar Kayam, sedangkan sampelnya yaitu unsur instrinsik pada cerpen “Menjelang Lebaran”, “Mbok Jah”, dan “Drs Citraksi dan Drs Citraksa”. Metode penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif analisis. Adapun dalam pelaksanaanya menggunakan teknik studi pustaka dan dokumentasi yaitu dengan cara ini, kemudian dilakukan analisis ke tiga cerpen “Menjelang Lebaran”, “Mbok Jah”, dan “Drs Citraksi dan Drs Citraksa”, langkah selanjutnya menyesuaikan unsur instrinsik dengan KIKD, menyesuaikan unsur instrinsik dengan Psikologi Perkembangan, dan psikolinguistik. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut. 1) Analisis unsur instrinsik pada cerpen “Menjelang Lebaran”,“Mbok Jah”, dan “Drs Citraksi dan Drs Citraksa” karya Umar Kayam sangat detail, maka dari itu penulis tidak bisa meringkas satu persatu hasil dari analisis unsur instrinsik pada abstrak. 2) Kesesuaian unsur instrinsik cerpen “Menjelang Lebaran”, “Mbok Jah”, dan “Drs Citraksi dan Drs Citraksa”, dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA, maka dapat penulis simpulkan bahwa unsur instrinsik pada ketiga cerpen tersebut sesuai dengan (KI KD), yaitu sesuai di kelas XI SMA bagian wajib. 3) Kesesuaian unsur instrinsik pada cerpen ―Menjelang Lebaran”, “Mbok Jah”, dan “Drs Citraksi dan Drs Citraksa” karya Umar Kayam dengan Psikologi Perkembangan, disimpulkan bahwa unsur Instrinsik pada cerpen tersebut cocok untuk psikologi perkembangan pada fase perkembangan usia 14-21 maka dapat dijadikan sebagai alternatif bahan ajar bahasa Indonesia di SMA. 4) Kesesuaian unsur Instrinsik pada cerpen ―Menjelang Lebaran”,“Mbok Jah”,dan“Drs Citraksi dan Drs Citraksa” karya Umar Kayam dengan Psikolinguistik sesuai untuk usia 14-21 karena pada usia seperti itu anak sudah menerima pengajaran tentang bahasa/mahir, maka unsur instrinsik cerpen dijadikan sebagai alternatif bahan ajar bahasa Indonesia di SMA.Kata kunci : unsur intrinsik cerpen, bahan ajar bahasa Indonesia di SMA.
NILAI MORAL DALAM NASKAH DRAMA “SOBRAT” KARYA ARTHUR S. NALAN (Sebuah Kajian Perspektif Akhlak Islam ditinjau dari Tema, Karakter Tokoh, Konflik, dan Amanat) Sun Suntini
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/fjpbsi.v4i1.175

Abstract

Masalah dalam penelitian ini adalah : 1) bagaimanakah tema dalam naskah drama “Sobrat” karya Arthur S. Nalan?; 2) bagaimanakah karakter tokoh dalam naskah drama “Sobrat” karya Arthur. S. Nalan?; 3) bagaimanakah konflik dalam naskah drama “Sobrat” karya Arthur. S. Nalan?; 4) bagaimanakah amanat dalam naskah drama ”Sobrat” karya Arthur S. Nalan?; 5) bagaimanakah nilai moral dalam naskah drama “Sobrat” karya Arthur. S. Nalan?. Tujuan penelitian ini adalah : 1) ingin mengetahui tema dalam naskah drama “Sobrat” karya Arthur. S. Nalan; 2) ingin mengetahui karakter tokoh dalam naskah drama “Sobrat” karya Arthur. S. Nalan; 3) ingin mengetahui konflik dalam naskah drama “Sobrat” karya Arthur S. Nalan; 4) ingin mengetahui amanat dalam naskah drama “Sobrat” karya Arthur. S. Nalan; 5) ingin mengetahui nilai moral dalam naskah drama “Sobrat” karya Arthur. S. Nalan. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik penelitian ini adalah teknik pemerolehan data (studi kepustakaan dan dokumentasi) dan teknik pengolahan data. Populasi dalam penelitian ini adalah naskah drama “Sobrat” karya Arthur S. Nalan. Sampel dalam penelitian ini adalah unsur intrinsik tema, tokoh dan karakter tokoh, konflik dan amanat dalam naskah drama “Sobrat” karya Arthur S. Nalan. Simpulan : 1) tema dalam naskah drama “Sobrat” adalah kegagalan manusia dalam mengendalikan keinginan dan hawa nafsunya; 2) Karakter tokoh Sobrat dalam naskah drama “Sobrat” adalah baik, hormat pada ibu dan sayang pada sesama tapi kemudian mengalami pergeseran menjadi jahat. Karakter tokoh Rasminah dalam naskah drama “Sobrat” adalah baik, lugu, dan pasrah pada kenyataan. Karakter tokoh Inang dalam naskah drama “Sobrat” adalah jahat. Karakter tokoh Mongkleng dalam naskah drama “Sobrat” adalah jahat. Karakter Surobromo dalam naskah drama “Sobrat” adalah jahat. Karakter Mandor Bokop dalam naskah drama “Sobrat” adalah keji. Karakter Mandor Burik dalam naskah drama “Sobrat” adalah keji dan kejam. Karakter Silbi dalam naskah drama “Sobrat” adalah jahat ; 3) Konflik dalam naskah drama “Sobrat” adalah sebagai berikut. (1) Konflik batin Sobrat adalah konflik mendekat-menjauh. Konflik berakhir dengan penyesalan Sobrat karena meninggalkan ibunya. (2) Konflik Sobrat dengan para mandor adalah konflik mendekat-menjauh. Konflik Sobrat dengan para mandor berakhir dengan takluknya para mandor kepada Sobrat. (3) Konflik Sobrat dengan Silbi adalah konflik mendekat-menjauh (konflik fisik). Konflik Sobrat dengan Silbi berakhir dengan kebutaan dan ketulian Sobrat. (4) Konflik Sobrat dengan moral adalah konflik menjauh-mendekat. Konflik berakhir dengan kembalinya Sobrat kepada ajaran agama Islam; 4) Amanat dalam naskah drama “Sobrat” adalah menuruti perintah orangtua, jangan menuruti hawa nafsu, jangan menyekutukan Tuhan, hindari perjudian dan perzinahan, bertawakal atas ujian yang diberikan, selalu bersyabar, bersyukur, dan berdoa; 5) Nilai moral dalam naskah drama “Sobrat” yang mencakup akhlak terpuji adalah menauhidkan Allah, bersabar dan bersyukur, menuruti perintah orang tua, berbuat baik dan suka menolong sesama. Nilai moral dalam naskah drama “Sobrat” akhlak tercela adalah menyekutukan Tuhan, melakukan perjudian dan perzinahan, tidak menuruti nasihat orangtua, berbohong, berlaku keji, sombong, tidak menyelesaikan permasalahan dengan musyawarah, tidak mencintai perdamaian, menganiaya hewan.Kata Kunci : Nilai moral, unsur intrinsic, naskah drama “Sobrat” karya Arthur S. Nalan
Pelatihan Menulis Cerpen pada Siswa Sekolah Dasar di Desa Longkewang, Kecamatan Ciniru, Kabupaten Kuningan Asep Jejen Jaelani; Ifah Hanifah; Sun Suntini
Pekodimas : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2, No 2 (2022): Pekodimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.69 KB)

Abstract

Pengabdian masyarkat ini bertajuk Pelatihan Menulis Cerpen pada Siswa SD di Desa Longkewang, Kecamatan Ciniru, Kabupaten Kuningan. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk meningkatkan minat siswa terhadap cerpen, meningkatkan pemahaman siswa tentang cerpen, dan meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen. Adapun metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah Pelatihan dengan partisipasi. Artinya, siswa berperan aktif dalam proses pelatihan. Setelah diberikan pelatihan ada perubahan yang signifikan dalam hal minat, pemahaman, dan kemampuan menulis siswa. Minat siswa terhadap cerpen meningkat dibuktikan dengan siswa yang mulai tertarik membaca cerpen, pemahaman mereka meningkat, dibuktikan dengan pengetahuan tentang unsur pembentuk cerpen, dan kemampuan juga meningkat. Hal itu terbukti dari 20 siswa 9 siswa dapat menyelsaikan cerpen dengan cukup baik. Sisanya belum selsai karena waktu selesai.Kata kunci: pelatihan, menulis cerpen, siswa SD
ANALISIS MUATAN NILAI KARAKTER DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS X KURIKULUM 2013 Junaedi; Asep Jejen Jaelani Jaelani; Sun Suntini
Anafora: Jurnal Penelitian Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2 No 2 (2022)
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, UNIKU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/ajpm.v2i2.14

Abstract

ABSTRAK: Penelitian ini dilatarbelakangi adanya indikasi bahwa tidak semua buku teks memuat nilai karakter, karena itu penulis meninjau bagaimana muatan nilai karakter peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Tujuan penelitian, untuk mendeskripsikan muatan nilai karakter peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif dengan teknik pemerolehan data berupa dokumentasi. Hasil penelitian, berdasarkan proses analisis tersebut menghasilkan simpulan bahwa terdapat  nilai karakter peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab dalam Buku Teks Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum 2013. Dari dua puluh dua data yang dianalisis terdapat empat data yang merepresentasikan nilai karakter peduli lingkungan, sepuluh data nilai karakter peduli sosial, dan delapan data nilai karakter tanggung jawab. Dari empat data yang merepresentasikan nilai karakter peduli lingkungan mengarah pada pentingnya menjaga lingkungan alam, sepuluh data nilai karakter peduli sosial mengarah pada pentingnya membaca isyarat sosial serta bersikap empati, dan delapan data nilai karakter tanggung jawab mengarah pada pentingnya menjaga sesuatu, bekerja keras, dan membantu membuat dunia menjadi lebih baik. Adapun rekomendasi untuk pengembang buku teks perlu adanya muatan nilai karakter secara komprehensif, untuk guru karena tidak semua merepresentasikan nilai karakter secara rinci penulis menyarankan adanya penyampaian oleh guru kepada siswa secara mendalam, untuk penulis selanjutnya diharap membaca dapat menafsirkan secara komprehensif. KATA KUNCI: Buku teks, kurikulum, nilai karakter, pendidikan.   CHARACTER VALUE LOAD ANALYSIS IN INDONESIAN TEXTBOOKCLASS X CURRICULUM 2013   ABSTRACT: This research is motivated by indications that not all textbooks contain character values, therefore the author reviews how the character values ​​of environmental care, social care, and responsibility are charged. The purpose of this research is to describe the character values ​​of environmental care, social care, and responsibility. The research method used in this study is a qualitative method with data acquisition techniques in the form of documentation. The results of the study, based on the analysis process, resulted in the conclusion that there are character values ​​of caring for the environment, social care, and responsibility in the Indonesian Language Textbook Class X Curriculum 2013. Of the twenty-two data analyzed there are four data that represent the character values ​​of caring for the environment, ten data on social care character values, and eight data on responsibility character values. Of the four data that represent the value of caring for the environment character points to the importance of protecting the natural environment, ten data values ​​of the character of social care point to the importance of reading social cues and being empathetic, and eight data on the value of the character of responsibility pointing to the importance of taking care of something, working hard, and helping. make the world better. As for recommendations for textbook developers, it is necessary to have a comprehensive character value content, for teachers because not all of them represent character values ​​in detail, the author suggests that the teacher conveys to students in depth, for further researchers, it is hoped that reading can interpret comprehensively. KEYWORDS: Textbooks, curriculum, character values, education.
Simbol Mitologis Dilihat Dari Representasi Sistem Religi Masyarakat Jawa Dalam Novel "Bilangan Fu" Karya Ayu Utami (Kajian Antropologi Sastra) Saepudin Muhamad; Sun Suntini; Arip Hidayat
Anafora: Jurnal Penelitian Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1 No 2 (2021)
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, UNIKU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/ajpm.v1i2.16

Abstract

ABSTRAK: Penelitian ini membahas tentang bentuk representasi sistem religi serta simbol mitologis yang dilihat dari sistem religi masyarakat Jawa dalam novel Bilangan Fu karya Ayu Utami. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan representasi sistem religi masyarakat Jawa dalam novel Bilangan Fu karya Ayu Utami; 2) Untuk mendeskripsikan simbol mitologis dilihat dari representasi sistem religi masyarakat Jawa melalui metode semiotika Roland Barthes dalam novel Bilangan Fu karya Ayu Utami. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa studi pustaka dan dokumentasi. Pendekatan penelitian yang digunakan dengan antropologi sastra dan semiotika Roland Barthes. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini ialah dengan cara membaca dan menandai setiap dialog atau peristiwa yang mengandung representasi sistem religi dan simbol-simbol mitologisnya. Analisis data menghasilkan penelitian bahwa dalam novel Bilangan Fu karya Ayu Utami terdapat tiga aspek representasi sistem religi di antaranya, sistem religi animisme Kejawen, sinkretisme Islam Kejawen, dan monoteisme Islam. Dalam sistem religi animisme Kejawen terdapat sembilan data, sinkretisme Islam Kejawen terdapat tiga data, dan monoteisme Islam terdapat tujuh data. Sementara dari ketiga sistem religi tersebut, dalam animisme terdapat tiga simbol mitologis. Namun dari sinkretisme Islam Kejawen dan monoteisme Islam tidak memuat simbol mitologis secara khusus, melainkan sekadar pandangan terhadap kepercayaan simbol mitologis tersebut. Di samping itu, problem dari representasi ketiga sistem religi mengarah pada satu titik permasalahan, yaitu pluralitas dalam keagamaan. Sedangkan, simbol mitologis mengarah pada kontrol sosial dalam kebudayaan terkait dengan kepentingan secara tradisional dan modern KATA KUNCI: Antropologi sastra, Bilangan Fu, , simbol mitologis, sistem religi.. >    ABSTRACT: This study discuses the from representation religious system as well mythological symbol which is seen from religious system Javanese society in the novel Bilangan Fu by Ayu Utami. Formulation of the problem in the research is: 1) How is the religious system Javanese society in the novel Bilangan Fu By Ayu Utami?; 2) How is the mytological symbol which is seen from religious system Javanese society in the novel Bilangan Fu by Ayu Utami?. The purpose of this research is: 1) To describe the religious system Javanese society in the novel Bilangan Fu By Ayu Utami; 2) To describe the mytological symbol which is seen from religious system Javanese society in the novel Bilangan Fu by Ayu Utami. This research uses qualitative descriptive method with the data collection technique in the form of library research and documentation. The research approach used with literary anthropological studies and semiotics Roland Barthes. The steps taken in this research is which reading, and mark every dialogue or event that contains representations of the religious system and its mytological symbols. Data analysis resulted in research that in the novel Bilangan Fu by Ayu Utami there are three aspects in the representation of the religious system in between, Kejawen animist, Kejawen Islamic syncretism, and the Islamic monotheism. In the Kejawen animist there are nine data, Kejawen Islamic syncretism there are three data, and Islamic monotheism there are seven data. While form of the three religious system, in animism there are three mythological symbols. However, Kejawen Islamic syncretism and Islamic monotheism nothing spesific mythological symbol. In addition, the problem of the representation of the three religious system leads to one problem, namely plurality in religion. Meanwhile, mythological symbol lead to social control in culture related to traditional and modern interest. KEYWORDS: literary anthropological studies, Bilangan Fu, mythological symbol, religious system.
PERBANDINGAN KEMAMPUAN MENYIMAK DONGENG DENGAN MEDIA BONEKA TANGAN DAN MEDIA GAMBAR PADA ANAK USIA DINI MAULINA SWASTIKA MAHARANI; Asep Jejen Jaelani; Sun Suntini
Anafora: Jurnal Penelitian Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2 No 2 (2022)
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, UNIKU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/ajpm.v2i2.19

Abstract

  ABSTRAK: Kemampuan menyimak harus dikembangkan pada anak usia dini dalam kehidupan sehari-hari. Pada pendidikan pun dongeng merupakan hal yang tidak asing lagi. Karena dalam mendongeng anak mulai belajar dengan cara menyimak. Masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana kemampuan menyimak dongeng anak usia dini dengan menggunakan media boneka tangan? 2) Bagaimana kemampuan menyimak dongeng anak usia dini dengan menggunakan media gambar? 3) Bagaimana perbandingan kemampuan menyimak dongeng anak usia dini dengan menggunakan media boneka tangan dan media gambar?. Penelitian ini menggunakan Metode deskriptif komparatif, yaitu metode yang digunakan untuk menggambarkan perbandingan. Teknik pengumpulan data menggunakan tes. Populasi dalam penelitian ini adalah Anak Usia Dini usia 5-7 tahun yang berada dilingkungan kavling srimulya RT/RW:016/003 Desa Ancaran. Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan menyimak dongeng anak menggunakan media gambar dilihat dari rata-rata 78,6 termasuk pada kriteria baik, sedangkan kemampuan menyimak dongeng anak menggunakan media boneka tangan dilihat dari rata-rata 69,26 termasuk pada kriteria cukup. Hasil uji t diperoleh hasil   pada taraf signifikansi 0,05 yaitu (1,980) sedangkan  sebesar (2,061) dengan demikian  < . Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan dalam kemampuan menyimak dongeng dengan menggunakan media boneka tangan dan media gambar pada anak usia dini di Kavling Srimulya Desa Ancaran. Sedangkan pada taraf signifikansi 0,01 diperoleh hasil  (2,617) > (2,061), yang berarti ada perubahan signifikan dalam kemampuan menyimak dongeng dengan menggunakan media boneka tangan dan media gambar pada anak usia dini di Kavling Srimulya Desa Ancaran. KATA KUNCI : Dongeng;kemampuan menyimak;media boneka tangan;media gambar;perbandingan   COMPARISON OF THE ABILITY TO LISTENING TO FAIRY TALES WITH HAND PUPPET MEDIA AND IMAGE MEDIA IN CHILDREN EARLY AGE   ABSTRACT: Listening skills must be developed in early childhood in everyday life. Even in education, fairy tales are familiar. Because in storytelling, children begin to learn by listening. The problem in this research is 1) How is the ability to listen to fairy tales for early childhood using hand puppet media? 2) How is the ability to listen to fairy tales for early childhood using picture media? 3) How do you compare the ability to listen to fairy tales for early childhood using hand puppets and picture media?. This study uses a comparative descriptive method, which is the method used to describe the comparison. Data collection techniques using tests. The population in this study were early childhood children aged 5-7 years who were in the Srimulya plot of RT/RW: 016/003 Ancaran Village. The conclusion in this study shows that the ability to listen to children's fairy tales using picture media is seen from an average of 78.6 including the good criteria, while the ability to listen to children's fairy tales using hand puppet media is seen from an average of 69.26 including enough criteria. The results of the t-test obtained the results of t_tabel at a significance level of 0.05, namely (1.980) whilet_hitung is (2.061), thus t_tabel < t_hitung. This means that there is no significant difference in the ability to listen to fairy tales using hand puppets and picture media for early childhood in the Srimulya, Ancaran Village. While at the 0.01 significance level, the results showed t_tabel (2,617) > t_hitung(2,061), that there was a significant change in the ability to listen to fairy tales using hand puppets and pictures in early childhood in Srimulya, Ancaran Village. KEYWORS : Fairy tales;Listening Ability;Hand Puppet Media;Picture Media;Comparison
Tokoh dan Citra Perempuan Dalam Novel Cantik Itu Luka Karya Eka Kurniawan Sonia Apriani; Sun Suntini; Arip Hidayat
Anafora: Jurnal Penelitian Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1 No 2 (2021)
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, UNIKU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/ajpm.v1i2.24

Abstract

Abstrak tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan karakter tokoh dan citra perempuan yang terdapat dalam novel Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Jenis penelitian ini tergolong penelitian kepustakaan. Data dalam penelitian ini adalah data tertulis berupa teks novel yang memuat karakter tokoh utama wanita dan citra perempuan dalam Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua cara yakni teknik baca dan teknik catat. Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan kritik sastra feminis. Hasil penelitian dalam novel Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan yaitu karkterisasi menggunakan metode langsung (telling) dan kedua, metode tidak langsung (showing); citra perempuan dikaji melalui citra diri dan citra sosial perempuan. Karakteristik tokoh utama wanita yang diantaranya Dewi ayu, Alamanda, Adinda, Maya Dewi, dan Si cantik, memiliki karakter yang saling bertentangan apabila di kaji melalui metode langsung (telling) dan metode tidak langsung (showing). Dapat disimpulkan hasil penelitian, citra perempuan yang mereka dapat baik secara citra diri dan citra sosial mereka dipandang sebagai perempuan cantik dan buruk rupa serta merupakan pelacur dan anak pelacur yang paling disegani di kota Halunda saat itu. Kata Kunci: Novel, Karakterisasi, Citra Perempuan, Feminis WOMEN'S FIGURE AND IMAGE IN THE BEAUTIFUL NOVEL EKA KURNIAWAN'S WOUND IS (REVIEW OF FEMINISM LITERATURE CRITICISM) Abstract The purpose of this study is to describe the characters and images of women in the novel Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan. The method used in this study is a qualitative descriptive method. This type of research is classified as library research. The data in this study is written data in the form of a novel text that contains the character of the main female character and the image of a woman in Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan. The data collection used in this study was carried out in two ways, namely reading and note-taking techniques. The data of this study were analyzed using feminist literary criticism. The results of the research in the novel Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan are characterization using the direct method (telling) and second, the indirect method (showing); the image of women is studied through the self-image and social image of women. The characteristics of the main female characters, including Dewi Ayu, Alamanda, Adinda, Maya Dewi, and Si Cantik, have conflicting characters when examined through the direct method (telling) and the indirect method (showing). It can be concluded from the results of the research, the image of women they got both in terms of self-image and social image was seen as beautiful and ugly women and were the most respected prostitutes and prostitutes in the city of Halunda at that time. Keyword: Novel, Characterization, Female Image, Feminist
ANALISIS KEMAMPUAN PELAFALAN KONSONAN PADA ANAK USIA 2-3 TAHUN DI DESA BANDORASA WETAN KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN Cindy Fitriantini; Sun Suntini; Ifah Hanifah
Anafora: Jurnal Penelitian Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2 No 1 (2022)
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, UNIKU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/ajpm.v2i1.31

Abstract

ABSTRAK : Permasalahan dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penguasaan bahasa pada anak yang masih berusia 2-3 tahun; kajian fonologi. Penelitian ini adalah penelitian studi kasus yang menghasilkan data deskriptif. Data penelitian ini berupa kata-kata yang diucapkan oleh anak usia 2-3 tahun dalam berkomunikasi. Data diperoleh melalui wawancara, simak, rekam, dan catat. Analisis dilakukan selama pengumpulan data dan sesudah data terkumpul, menggunakan analisis deskriptif. Peneliti mengkaji hasil rekaman dengan seksama dengan langkah memutar hasil rekaman secara berulang-ulang sebelum menentukan bunyi apa saja yang dihasilkan oleh anak. Biasanya setelah anak usia 2-3 tahun, umumnya anak sudah menguasai semua jenis fonem vokal. Kaidah urutan pemerolehan bunyi bahasa pada anak yaitu dari bunyi yang mudah ke bunyi yang sukar. Sedangkan pada fonem konsonan terjadi kesulitan dalam melafalkannya. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan beberapa fonem konsonan yang masih sulit diucapkan oleh anak-anak yakni belum mampu mengucapkan fonem apikoalveolar (r). Dalam penelitian ini ditemukan adanya penggantian bunyi, penambahan bunyi, dan penghilangan bunyi. Penguasaan bahasa tidak hanya terikat pada kemampuan mengucapkan atau melafalkan suatu kata akan tetapi kemampuan mengucapkan atau melafalkan suatu kata akan tetapi kemampuan anak untuk mengaitkan jenis dan makna kata tersebut. Kriteria yang dipertimbangkan adalah anak telah dapat memproduksi bentuk yang dekat bunyinya dengan bentuk orang dewasa dan dapat mengaitkan bentuk dengan makna secara konsisten. KATA KUNCI : Kemampuan Pelafalan Konsonan, Fonologi. Analysis Of Consonant Pronunciation Ability in Children Ages 2-3 Years in Bandorasa Wetan Village Cilimus District Kunningan ABSTRACT : The problem in this study aims to describe the mastery of language in children aged 2-3 yers; phonological studies. This research is a case study research that produces descriptive data. The data of this research is in the from of words spoken by children aged 2-3 years in communicating. Data were obtained througt interviews, listening, recording, and taking notes. The analysis was carried out during data collection and after the data was collected, using descriptive analysis. Researchers examined the recordings carefully by playing the recordings repeatedly before determining what sounds were produced by the child. Usually after children aged 2-3 years, generally children have mastered all types of vowel phonemes. The rules four acquiring language sound in children are from easy sounds to difficult sounds. Meanwhile, consonant phonemes have difficulty in pronouncing them. Based on the results of the study, it was found that some consonant                        phonemes are still difficult to pronounce by children, namely they have not been able to pronounce apicoalveolar (r) phonemes. Language mastery is not only tied to the ability to pronounce or recite a word but the child’s ability to relate the type and meaning of the word. The criteria considered are that the chiold has been able to produce a from that is close in sound to the form of an adult and can associate form with meaning consistently. KEYWORD : Consonant, Pronunciation, Phonology.
PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA PADA ANAK USIA 2-3 TAHUN DI DESA CIHERANG BERDASARKAN SINTAKSIS Linda Amelia; Sun Suntini; Asep Jejen Jaelani
Anafora: Jurnal Penelitian Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 3 No 2 (2023)
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, UNIKU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/ajpm.v3i2.32

Abstract

ABSTRAK: Bahasa merupakan sarana komunikasi utama dalam kehidupan manusia di dunia ini, baik dalam bentuk tulisan, lisan, maupun yang berupa simbol tertentu. Tanpa bahasa manusia tidak bisa berkomunikasi karena manusia adalah makhluk sosial yang harus saling berintraksi. Penelitian dibidang pemerolehan bahasa ini dilatar belakangi keingintahuan peneliti mengenai struktur kalimat dan jenis kalimat pada anak usia 2-3 tahun. Yang dituangkan dalam judul “Pemerolehan Bahasa Anak Pada Usia 2- 3 Tahun di Desa Ciherang Berdasarkan Analisis Sintaksis”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana pemerolehan bahasa pertama pada anak usia 2-3 tahun di Desa Ciherang berdasarkan analisis sintaksis? Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pemerolehan bahasa pertama pada anak usia 2-3 tahun di Desa Ciherang berdasarkan analisis sintaksis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, teknik yang digunakan untuk pemerolehan data dalam penelitian ini adalah teknik wawancara. Berdasarkan data yang telah dianalisis yaitu Anak usia dua tahun dalam pemerolehan bahasa sintaksis sudah mampu menghasilkan kalimat deklaratif, imperatif, introgatif dan negatif. Namun mereka belum mampu berimprovisasi dengan kalimat yang mereka hasilkan. Sedangkan anak usia tiga tahun sudah mampu menghasilkam berbagai kalimat dengan baik dan sudah mampu berimprovisasi dengan kalimat yang mereka hasilkan.       KATA KUNCI: Pemerolehan Bahasa, Anak usia 2-3 tahun, Sintaksis.. >  PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA PADA ANAK USIA 2-3 TAHUN DI DESA CIHERANG BERDASARKAN SINTAKSIS.   ABSTRACT: Language is the main means of communication in the human life in tis world, both in the written, spoken, and in the form of certain symbols. Without languge, the humans can not communicate because the humans are social beings who must inter act with each other. This research in the field of language acquisition is motivated by the curiosity of researhers about sentence structure and types sentence in the children age two until three years. Which is written in the title “Children‟s Language Acquisition Of Two Until Three Years In Ciherang City Based On Syntactic Analysis”. The purpose of this study is to describe the acquisition of the first languge in the children of two until three years in ciherang city based on syntactic analysis. The method used this study is a qualitative method, the technique used for data acquisitionin this study is an interview technique. Based on the data that has been analyzed is two years old in syntactic language acquisition have been able to produce declarative, imperative, introgative and negatife sentences, but they have not beer able to I‟m proved with the sentences they produce. While the children of three years old are able to produce various sentences they produce KEYWORDS: Acquisition Language, The Childern Two Until Three Years Old, Syntax.