Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

PKM PELATIHAN BERNYANYI DANGDUT BAGI GURU DAN SISWA SMA RAIDERS MAKASSAR Sri Wahyuni Muhtar; Andi Jamilah; Faisal Faisal; Akhyar Makaf
Sureq: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berbasis Seni dan Desain Vol 2, No 1 (2023): Januari-Juni
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/srq.v2i1.45654

Abstract

PKM dilaksanakan pada SMA Raiders Makassar untuk meningkatkan keterampilan bernyanyi dangdut bagi guru dan siswa menggunakan media ajar platform digital yaitu buku Vokal berteknologi QR-Code dan platform Youtube. Metode yang digunakan adalah metode demonstrasi, hasil pelatihan ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan bernyanyi dangdut lagu Terajana dibantu oleh tim pengabdi menggunakan teknik interpretasi dan intonasi cengkok dangdut.
THE EDUCATIONAL VALUE OF "PAJOGE" DANCE IN THE KA'OMBO TRADITIONAL CEREMONY IN SIOMPU DISTRICT, BUTON SELATAN DISTRICT Nisa Suketri; Jamilah Jamilah; Selfiana Saenal
xxxx
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/bl.v2i2.46003

Abstract

The aims of this research are to 1) identify what Educational Values are contained in the Pajoge Dance at the ka’ombo Traditional Ceremony in Siompu District, South Buton Regency. 2) Describe a qualitative reflection of the Educational Values Of Pajoge Dance at the ka’ombo Traditional Ceremony in Siompu District, South Buton Regency. Using content analysis method. The object oh this research is the pajoge dance. Data collection techniques used in this study are observation, interviews, and documentataion. Besed on the result of the research conducted, it was found that 1) the content of education values contained in the pajoge dance, namely a) moral values in the form of responsibility, discipline, honesty, courage, confidence, patience and ethics b) Sosial values in the form of cooperation, mutual cooperation, and c) values Aesthetics in the form og beauty in movement, costumes, property. 2) reflection of the education value of the pajoge dance is reflected in the costume, various movelents, accessories and the approach used in this study in the property approach. 
BENTUK PENGEMBANGAN TARI PAJAGA WELADO DI KECAMATAN AJANGALE KABUPATEN BONE Nova Azzahra; Jamilah Jamilah; Nurwahidah Nurwahidah
xxxx
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/bl.v2i2.46540

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk pengembangan tari Pajaga Welado di desa Welado Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone. Teknik Pengumpulan Data yang digunakan pada penelitian antara lain: 1) Studi pustaka, 2) Observasi, 3) Wawancara, dan 4) Dokumentasi. Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa pengembangan tari Pajaga Welado di desa Welado Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone terdiri dari yakni Pengembangan kostum
MAKNA GERAK DAN SYAIR DONGANG-DONGANG PAKARENA ANIDA DI SULAWESI SELATAN. Jamilah Jamilah; Tony Mulumbot
Seminar Nasional LP2M UNM 2017
Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.593 KB)

Abstract

Makna gerak dan syair Dongang-dongan Pakarena Anida di Sulawesi selatan. Pakarena sebagai salah satu bentuk tarian yang mengandung nilai-nilai luhur yang bermutu tinggi dibentuk dalam suatu pola-pola gerak tertentu dan terikat, berkembang dari masa ke masa, serta mengandung pula nilai filosofis yang dalam, simbolis, dan religious. Pakarena mempunyai bentuk yang terwujud dalam gerak tari yang mengalun dan lembut dari penari putrinya, yang diiringi suara gendang yang gemuruh bertalu-taku dan keras oleh pemain gendangnya. Pakarena yang tidak menampilkan tema atau cerita tertentu, akan tetapi melalui susunan atau rangkaian gerak, dan syair, mengandung sesuatu yang patut diungkapkan. Hal tersebut berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan di dalam masyarakat Makassar sebagai milik atau penyangga budaya. Kata Kunci: Pakarena, Anida, dan Makassar
Makna Tari Pada Upacara Mappaci dalam Masyarakat di Kabupaten Bone Jamilah Jamilah; Selfiana Saenal
Seminar Nasional LP2M UNM SEMNAS 2019 : PROSIDING EDISI 6
Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (699.057 KB)

Abstract

Abstrak. Penelitian ini Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan makna tari pada upacara Mappacci di kabupaten Bone. Mappacci dilaksanakan sehari sebelum pesta pernikahan calon pengantin, tradisi ini diperuntukan bagi calon pengantin sebagai simbol bahwa calon pengantin akan melepas masa lajangnya dan akan hidup dengan pasangannya. Adapun tujuan mappacci adalah untuk mendoakan pengantin semoga kelak dalam menempuh hidup baru diberi kebahagiaan dan keselamatanterhidar dari marabahaya. Dalam upacara adat Mappacci ditampilkantarian. Pertunjukan tarian tersebut biasanya dilakukan di depan pelaminan mempelai pengantin yang ada di dalam rumah.Mappacci diselenggarakan untuk mendoakan pengantin semoga kelak dalam menempuh hidup baru diberi kebahagiaan dan keselamatan.Mappacci yang dilaksanakan pada saat tudampenniatau mappacci merupakan upacara yang sangat kental dengan nuansa bathin. Dimana proses ini merupakan upaya manusia untuk membersihkan dan mensucikan diri dari hal yang tidak baik Kata Kunci: Makna, Tari, Upacara Mappacci
KOREOGRAFI A’KARENA RI BENTENG PANNYUA Nurlina Syahrir; Jamilah Jamilah
Seminar Nasional LP2M UNM SEMNAS 2019 : PROSIDING EDISI 4
Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.307 KB)

Abstract

A'karena choreography from Benteng Pannyua with the interrelation-subjective approach uses a layered pattern. The results of the study prove that this layered pattern results in a socio-cultural construction, and as an initial foundation the identities of the four ethnicities are raised as a foothold in conducting research / exploration. These results were formed and constructed following the choreography concept of A'karena ri Benteng Pannyua with a duration of 1 hour 45 minutes. The symbol of the movement is realized following the spatial landscape in the Fort Rotterdam Rotterdam, all of which are divided into three stages of time namely morning, evening and night atmosphere. In the morning until noon the emphasis on the educational atmosphere, the afternoon until before sunset point points on the religious atmosphere and at night the atmosphere of the fort will be conditioned as its function in the past until now as the public space of the people of South Sulawesi. The purpose of this study is to create the A'karena ri choreography of Benteng Pannyua with the understanding that, the body becomes a point of view in seeing all the problems and the elements in them. Motion, sound, light, body, space-time interact in multiple dimensions. The first four elements are interrelated bases, the other two elements namely space and time are also one frame. In this sense, in fact four are one and two are one, all of which are in unity, as the basis for activity. In this dance work the "concept of one" arises from one realistic thought, about the existence of the universe which is always distinguished by two experts: visible and invisible, palpable and invisible, physical and spiritual. A'karena ri Benteng Pannyua is transformed into a form of dance work with an emphasis on aspects of space (place / location) and time (historical period / setting). Fort Ford Rotterdam with all its history included in the concept as well as the performance area, can be interpreted that this choreography as cultural-symbolic actualization. Interpretation of space and interwoven atmosphere fosters visual, auditive and choreographical (bodily and thematic) ideas as an effort to discover possible dimensions factually, because the end of the construction is the complexity of the problems that strongly support A'karena ri Benteng Pannyua's work both in real and artistic terms.
Prosesi Mappaturru Sayyang Sebagai Media Penghubung dalam Pertunjukan Sayyang Pattudu di Mandar Sulawesi Barat Heriyati Yatim; Andi Jamilah; Syakhruni Syakhruni
Seminar Nasional LP2M UNM SEMINAR NASIONAL 2022 : PROSIDING EDISI 3
Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.297 KB)

Abstract

Abstract. Sayyang Patuddu is a dancing horse in the form of performing arts carried out at certain moments in the procession of completing the completion of reading the Qur'an, weddings, commemorating the birthday of the Prophet Muhammad SAW, this show originates from Polewali Mandar, West Sulawesi. This show has been known since the 16th century during the reign of King IV of the Balanipa kingdom, namely Mara'dia Kanna Pattang Daengta Tommuane. At first a Sufi Named KH. Muhammad Thahir was known as Imam Lapeo (1838–1952). It is said that when Imam Lapeo went to Mecca he was inspired by several camels that were paraded around, around Jabal Rahmah, this inspired him so he trained a horse and became a means of motivating children in the Polewali area. Mandar asked that after completing the Qur'an he would be invited to ride a horse and be paraded around the village as a sign that the child was proficient at reading the Qur'an, this has become a cultural tradition in the Polewali Mandar area. The owner of Sayyang Patuddu did many things so that the performance in the community could be carried out properly, including diligently training his horse every night after washing it since the afternoon and resting it in the stable. This process is not easy, but the coaches are trying to make an intensive approach to create harmony and synergy between them. With a stick as a teaching aid, horses can be trained to lift their legs while nodding and shaking their heads. During performances, it is customary to listen to tambourine music (Qasidahan/Salawatan) as an accompaniment to Sayyang Patuddu at every performance. Keywords: Sayyang, Pattudu, Performance
Bentuk Pertunjukan Tari Tomepare Karya Andi Abubakar Hamid di Sulawesi Selatan Jamilah Jamilah; Andi Padalia; Sri Wahyuni Muhtar
Seminar Nasional LP2M UNM SEMINAR NASIONAL 2022 : PROSIDING EDISI 3
Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.457 KB)

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan bentuk pertunjukan tari Tomepare karya Andi Abubakar Hamid di Sulawesi Selatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, mengelompokkan data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk pertunjukan tari Tomepare karya Andi Abubakar Hamid di Sulawesi Selatan meliputi penari atau pelaku, ragam gerak, pola lantai, musik iringan, tata rias, kostum, dan tata pentas. Pertunjukan tari Tomepare ini biasanya ditampilkan pada acara hiburan atau penjemputan tamu, namun dalam perkembangan zaman tarian ini bisa ditampilkan kapan saja sesuai permintaan. Kata Kunci: Bentuk, Pertunjukan, Tari Tomepare
KAJIAN MAKNA SIMBOLIK LOGO KABUPATEN-KOTA DI SULAWESI SELATAN Irfan Arifin; Tangsi Tangsi; Jamilah Jamilah
Seminar Nasional LP2M UNM 2017
Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.819 KB)

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi pentingnya memahami akar budaya sendiri, mencintai budaya sendiri, dan bangga terhadap hasil budayanya sendiri dengan memahami arti lambang daerah Kabupaten-Kota yang ada di Sulawesi Selatan. Setiap daerah dalam bentuk kabupaten atau kota masing-masing memiliki identitas yang menjadi simbol daerahnya dalam bentuk logo. Logo suatu daerah kabupaten-kota merupakan visualisasi dari nilai-nilai yang dianut oleh daerah tersebut,dengan dasar inilah maka penelitian mengenai lambang (logo) Kabupaten-Kota dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mendokumentasikan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalam lambang setiap kabupaten-kota di Sulawesi-Selatandengan mengumpulkan berbagai data melalui, wawancara, observasi, dan studi dokumen. Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif-kualitatif yakni mendeskripsikan tentang unsur-unsur visual, sumber inspirasi, makna, dan pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai yang terkandung di dalam logo kabupaten-kota di Sulawesi-Selatan.Hasil daripenelitian ini mendapatkan:(1) Unsur-unsur visual yang terdapat pada lambang (logo) setiap kabupaten-kota di Sulawesi-Selatan. (2) Sumber inspirasi terciptanya lambang (logo) kabupaten-kota di Sulawesi-Selatan,dan (3) Makna dari setiap unsur visual yang terdapat pada lambang (logo) kabupaten-kota di Sulawesi Selatan. Kata kunci: Simbol, Makna, Logo, Lambang, Kabupaten
Pelatihan Lagu Edukasi Anak Sebagai Media Pencegahan Penyebaran Covid-19 Sri Wahyuni Muhtar; Jamilah Jamilah; Nurwahidah Nurwahidah
SEMAR (Jurnal Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni bagi Masyarakat) Vol 11, No 1 (2022): Mei
Publisher : LPPM UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/semar.v11i1.53512

Abstract

Fenomena siswa tidak menggunakan masker dengan benar di lingkungan SD Inpres Bertingkat Kelapa Tiga Makassar pada masa Pandemi Covid-19 membutuhkan media edukasi yang menarik melalui guru. Kurangnya media edukasi seni musik dan keterampilan bernyanyi guru membutuhkan pelatihan lagu edukasi anak untuk mencegah penyebaran Covid-19. Mitra pada Program Kemitraan Masyarakat ini adalah guru SD Inpres Bertingkat Kelapa Tiga Makassar, metode ceramah dan demonstrasi digunakan tim pengabdian dalam melatih lagu Ayo Mandi dan Masker Lucu yang dipublikasikan oleh kanal Youtube Lagu Anak Indonesia. Partitur lagu dibuat dalam notasi angka, syair lagu Ayo Mandi mengedukasi cuci tangan dengan benar disertai gerakan mencuci telapak tangan, sela jari dan ujung jari sedangkan syair lagu Masker Lucu mengedukasi pemakaian masker dengan benar disertai gerakan penggunaan masker menutupi bagian hidung dan mulut. Hasil evaluasi pengabdian masyarakat yang telah dilakukan yakni guru mampu bernyanyi lagu edukasi anak sesuai partitur disertai gerakan, guru selanjutnya secara berulang-ulang menyanyikan lagu Ayo Mandi dan Masker Lucu pada setiap awal pertemuan kelas daring sebagai media edukasi siswa dalam membangun kebiasaan hidup sehat dan mematuhi protokol kesehatan guna mencegah penyebaran Covid-19.