Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Penerapan SAVI dalam Pengajaran Apresiasi Seni dengan Telaah Karya Dwimatra oleh Guru Seni Rupa di Makassar Sahnir, Nurachmy
Nuansa Journal of Arts and Design Vol 5, No 2 (2021): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/njad.v5i2.23790

Abstract

Permasalahan yang ada pada proses mengapresiasi seni, yaitu dari sisi gurunya yang masih terbiasa dengan tradisi lama menggunakan pengajaran apresiasi seni yang berpatokan hanya dengan buku ajar, guru terkesan tidak menguasai materi dengan optimal hanya memakai cara pengajaran yang lebih mudah tanpa mempertimbangkan efektif dan efisiennya dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan didalam kelas oleh guru. Sehingga pengajaran apresiasi seni rupa menjadi pelajaran teori yang tidak menarik karena dianggap seperti pembelajaran yang hanya mencatat atau menulis saja bahkan sesekali diminta untuk menghafal teori yang menjadi keluhan yang dirasakan oleh siswa. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan penerapan SAVI dalam Pengajaran Apresiasi Seni dengan Telaah Karya Dwimatra oleh guru seni rupa di Makassar. Pengumpulan data penelitian secara: 1) Pengamatan lapangan atau Observasi langsung, 2) Wawancara langsung, dan 3) Pendokumentasian terstruktur. Analisis data dengan mengidentifikasi data-data dengan metode deskriptif kualitatif mendeskripsikan hasil penelitian dengan sasaran penelitian yaitu pada metode pengajaran guru dalam proses belajar mengajar apresiasi seni dwimatra didalam kelas seni budaya di Makassar dengan 37 jumlah siswa yang merupakan pengetahuan atau kompetensi siswa berstatus normal. Model pengajaran apresiasi dwimatra yaitu Apresiasi Seni dengan Telaah Karya yang memiliki 4 tahapan  proses belajar mengajar yang disusun berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yaitu tahapan pertama menetapkan topik atau tema, tahapan kedua melaksanakan kegiatan Awal belajar dengan persiapan, tahapan ketiga inti pelaksanaan proses belajar mengajar, dan tahapan terakhir yaitu melakukan penilaian atau evaluasi diakhir belajar, setiap proses pengajaran yang dilakukan guru menerapkan SAVI. Keterlaksanaan penerapan SAVI memiliki beberapa faktor penunjang yaitu: 1) Latar pendidikan guru Seni, 2) Metode pengajaran yang digunakan guru, dan 3) Cara guru memotivasi siswa dalam proses belajar.
HOST (HASIL OLAH SAMPAH TERINTEGRASI) MELALUI GERAKAN WARUNG SAMPAH DI KELURAHAN BONTOKADATTO KAB. TAKALAR Zainuddin Zainuddin; Muharti Syamsul; Nurachmy Sahnir; Ratnasari Iskandar; Wahyudin Wahyudin; Salmah Arafah
Sureq: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berbasis Seni dan Desain Vol 1, No 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (693.673 KB) | DOI: 10.26858/srq.v1i2.37133

Abstract

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi salah satu perhatian utama bagi pemerintah saat ini, karena PHBS dijadikan sebagai tolak ukur dalam pencapaian untuk meningkatkan kualitas/taraf kesehatan pada program Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2015-2030. Pemahaman masyarakat dalam menjaga hidup bersih dan sehat sangat diperlukan dalam memilih dan memilah sampah untuk membantu masyarakat tetap bekerja dengan tubuh yang kuat dan sehat. Keberadaan TPA menjadi dasar masyarakat membentuk program warung sampah. Sampah yang terkumpul akan dikumpulkan langsung melalui warung sampah dan akan dipilah dan dipilih, tetapi dalam pelaksanaannya Warung Sampah memiliki banyak kesulitan diantaranya kesulitan memilah botol plastik dengan sampah lain karena sampah yanng dicampur begitu saja saat dibuang tanpa dipilah terlebih dahulu, masalah lainnya adalah Warung Sampah hanya menjual hasil sampah botol plastik yang diperoleh dengan nilai jual yang sangat rendah. Sehingga tujuan pengabdian ini meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan pemanfaatan sampah menjadi produk seni yang memiliki nilai jual yang tinggi dan tetap dalam pantauan kesehatan melalui HOST (Hasil olah sampah terintegrasi) yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Metode Pelaksanaan kegitan PKMS yaitu Society Parcipatory yaitu perlibatan masyarakat sebagai mitra dalam menyerap keterampilan yang diberikan dengan cara by doing. Mitra yang secara langsung terlibat, mulai saat persiapan, sosialisasi program, pelaksanaan kegiatan, monitoring dan evaluasi. Hasil: Partisipasi aktif peningkatan pengetahuan masyarakat, peningkatan keahlian mitra dalam memanfaatkan limbah plastik, peningkatan kemampuan, pengetahuan dan kesadaran mitra dalam penggunaan APD
THE MEANING OF THE CIRCULAR FORMATION OF MOLULO DANCE IN THE CONTEXT OF LOCAL CULTURAL VALUES OF THE TOLAKI TRIBE Nurachmy Sahnir
JURNAL PAKARENA Vol 7, No 2 (2022): Desember
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/p.v7i2.35992

Abstract

Knowledge of the meaning contained in the Molulo dance performance relating to the context of the local cultural values of the Tolaki Tribe in Konawe Regency is contained in the floor pattern in this case a circular formation that contains a meaning based on "Kalo Sara" as a cultural symbol of the Tolaki tribe. The purpose of the study is to increase knowledge that there is a philosophy of life of the Tolaki tribe in the Molulo dance which is still maintained today. The descriptive method used by this study is to collect interview data, observation, and documentation. So that Lulo traditional dance by the Tolaki tribal community has a meaning related to local cultural values ranging from the form of movement of the position of hands and feet, the shape of the floor pattern, the displacement of dancers, and the change of dancers has a symbolic meaning in daily life by the Tolaki tribal community symbolized "Kalo sara" which is a circle pattern in the form of hand gestures and quadrangular patterns seen in the form of horizontal-vertical foot movements. The pattern that exists in Kalo sara, namely: circles, ties, and quadrangles have the local cultural value of the Tolaki tribe about unity and unity in the shape of the rattan circle, meaning the sincerity and purity of the white cloth, as well as the meaning of prosperity and well-being of the shape of the wicker container in which the rattan circle is placed. The conclusion of this study is about the meaning contained in the circular formation in the Molulo dance performance with the local cultural values of the Tolaki Tribe into several patterns of rules that must be obeyed
Analysis of Habituation in Implementing the Merdeka Belajar Curriculum in Art Education in Schools Heriyati Yatim; Jamilah Jamilah; Nurachmy Sahnir; Amirullah Abduh
Jurnal Ad'ministrare Volume 10, Issue 1, January-June 2023
Publisher : Pendidikan Administrasi Perkantoran, Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/ja.v10i1.45310

Abstract

The implementation of the Merdeka Curriculum in art education presents its own challenges. Therefore, good habituation from teachers, schools, and students is needed, as well as preparedness and awareness in understanding and interpreting the implementation of the Merdeka curriculum in a student-focused learning process. The aim of this research is to raise teachers' awareness of the importance of understanding and implementing the Merdeka Curriculum with differentiated learning to support the development of students' character. A qualitative method was used with interviews, observations, and literature study documentation to collect data from leading schools, leading teachers, and learning committee supervisors. Data analysis was conducted to extract themes relevant to the habituation of implementing the Merdeka Belajar Curriculum in art education to improve active, independent, and creative learning, as well as improving the quality of human resources (HR) with facility infrastructure in schools. The research results are expected to contribute to optimizing the implementation of the Merdeka curriculum in schools for the development of innovative and creative art education teachers who liberate students, as well as improving students' abilities in the field of art to support the profile of Pancasila students.
Health Literacy Pengolahan Sampah melalui Gerakan Warung Sampah untuk Peningkatan Pendapatan dan Derajat Kesehatan Masyarakat di Kawasan (TPA) Balang Kab Takalar Zainuddin Zainuddin; Muharti Syamsul; Nurachmy Sahnir; Ratnasari Iskandar; Wahyudin Wahyudin; Salmah Arafah
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat: Peduli Masyarakat Vol 2 No 2 (2022): Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat: Peduli Masyarakat: Oktob
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal Bekerjasama dengan CV Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi salah satu perhatian utama bagi pemerintah saat ini, karena PHBS dijadikan sebagai tolak ukur dalam pencapaian untuk meningkatkan kualitas/taraf kesehatan pada program Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2015-2030. Health literacy dalam menjaga hidup bersih dan sehat sangat diperlukan dalam memilih dan memilah sampah untuk membantu masyarakat tetap bekerja dengan tubuh yang kuat dan sehat. Tujuan pengabdian ini meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan pemanfaatan sampah menjadi memiliki nilai jual yang tinggi untuk peningkatan pendapatan. Metode Pelaksanaan yaitu Society Parcipatory yaitu perlibatan masyarakat sebagai mitra dalam menyerap keterampilan yang diberikan dengan cara by doing. Mitra yang secara langsung melibatkan mitra secara langsung, mulai saat persiapan, sosialisasi program, pelaksanaan kegiatan, monitoring dan evaluasi. Hasil: Partisipasi aktif Peningkatan pengetahuan masyarakat, Peningkatan keahlian mitra dalam memanfaatkan limbah plastic, Peningkatan kemampuan, pengetahuan dan kesadaran mitra dalam penggunaan APD.
Pengenalan Teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam Meningkatkan Pengalaman Belajar Seni di Era Digitalisasi Pendidikan Nurachmy Sahnir; Jamilah; Heriyati Yatim
SEMINAR NASIONAL DIES NATALIS 62 Vol. 1 (2023): Prosiding Seminar Nasional UNM ke-62 2023
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Art education has undergone significant transformation in the era of digitalization. With the advancement of Artificial Intelligence (AI) technology, there is tremendous potential to enhance the art learning experience. This research aims to elucidate how AI technology can be effectively utilized to improve art education in the context of digitalization. The study aims to introduce AI technology and explore its potential applications in enhancing the art learning experience. In the context of art learning experience, AI technology can provide broader access to digital art collections, online galleries, and virtual museums. Students can explore various artworks and cultures through digital platforms, thereby enriching their understanding and appreciation of art. The research findings reveal that AI technology can offer personalized guidance to students in developing their artistic skills. Intelligent AI systems can analyze students' artworks, provide tailored suggestions, and assist in enhancing their technical and creative abilities. In conclusion, the integration of AI technology in art education holds immense potential to elevate students' learning experiences. By expanding access, providing personalized guidance, and creating interactive experiences, AI technology enriches art learning in the era of digitalization. This is expected to provide greater insights and understanding of how AI technology can be harnessed to enhance the art learning experience in the context of digitalization. By optimizing the potential of AI, art education can become more inclusive, personalized, and engaging.
Mengungkap Makna di Balik Tarian Tradisional Pepe-pepe ri Makkah Pada Masyarakat Makassar Jamilah; Andi Padalia; Nurachmy Sahnir
SEMINAR NASIONAL DIES NATALIS 62 Vol. 1 (2023): Prosiding Seminar Nasional UNM ke-62 2023
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article aims to uncover the cultural significance behind the Pepe-pepe ri Makkah dance, one of the traditional dances originating from Makassar, South Sulawesi, Indonesia. The research method employed is qualitative research with a descriptive-analytical approach. Data collection was conducted through direct observation, interviews with performers or dancers, and literature review. The research findings indicate that the Pepe-pepe ri Makkah dance embodies profound religious and spiritual meanings, symbolizing gratitude and reverence to God, expressed through captivating movements involving torches or fire props. The collaborative interaction among dancers carries social and communal significance, as the Makassar community uses this dance as a means to strengthen relationships among its members. This article contributes significantly to the cultural richness of Indonesia, particularly in preserving and developing Makassar's traditional dance heritage.
Melatih Kelompok Remaja Putri Merias Henna Berornamen Kearifan Lokal Di Kelurahan Lalampanua, Majene – Sulawesi Barat Alimuddin Alimuddin; Nurlina Syahrir; Asmaulul Izma; Nurachmy Sahnir
DEDIKASI Vol 25, No 2 (2023): JURNAL DEDIKASI
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/dedikasi.v25i2.56076

Abstract

Abstrak. Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini dilaksanakan dengan bermitra pada Kelompok Remaja Putri di Kelurahan Lalampanua, Majene – Sulawesi Barat. Permasalahan bagi kelompok tersebut diidentifikasi antara lain: (1) kurangnya pemahaman terhadap ranah pengetahuan tentang jenis dan bentuk-bentuk ornamen kearifan lokal, (2) kemampuan ranah keterampilan mitra dalam membuat desain ornamen Henna berkearifan lokal masih kurang, serta 3) kurangnya kemampuan dalam mengkreasi tata rias Henna yang berkearifan lokal. Fokus utama pelatihan adalah merias Henna dengan berornamen kearifan lokal. Metode dan materi pelaksanan oleh Tim untuk mentransfer ranah pengetahuan dan ranah keterampilan dilakukan dengan tahapan, yakni: (1) tahap pemahaman pengetahuan dilaksanaankan dengan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab untuk pencerahan wawasan terhadap jenis dan bentuk ornamen Henna berkearifan lokal, (2) tahap penerapan keterampilan dilakukan dengan metode demonstrasi dengan berlatih kemampuan merancang dan pembuat desain berbagai jenis dan bentuk ornamen Henna berkearifan lokal; dan 3) tahap evaluasi dilakukan dengan metode mengapresiasi produk-produk hasil pelatihan baik pengembangan desain maupun hasil uji-coba penerapannya. Capaian hasil pelatihan, yaitu: (1) mitra memahami pengetahuan dan termotivasi untuk mengenal berbagai jenis dan bentuk ornamen kearifan lokal di daerahnya, (2) mitra memiliki dasar kemampuan keterampilan untuk mendesain dan membuat ragam jenis dan bentuk ornamen berkearifan lokal, dan (3) mitra memiliki keterampilan kemampuan awal merias Henna berornamen kearifan lokal.Kata kunci: remaja putri, merias, henna, ornamen, kearifan lokal
PELATIHAN TARI PADDUPPA PADA UPT SMP NEGERI 5 POLONG BANGKENG UTARA KABUPATEN TAKALAR Jamilah Jamilah; Heriyati Yatim; Andi Padalia; Nurachmy Sahnir; Satriadi Satriadi
Sureq: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berbasis Seni dan Desain Vol 3, No 1 (2024): Januari-Juni
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/srq.v3i1.61834

Abstract

Pelatihan tari dilakukan untuk (1) memberikan pembelajaran praktek tari Padduppa dan untuk meningkatkan pengetahuan bagi para guru dan siswa-siswi di UPT SMP Negeri 5 Polong Bangkeng Utara Kabupaten Takalar. (2) membuka wawasan siswa-siswi dan melestarikan akan budaya lokal yang ada di daerah. Dalam pelaksanaan pelatihan tari Padduppa, dilakukan secara bertahap yaitu tahap penyuluhan, tahap pelatihan dan tahap pagelaran atau pertunjukan. Pada kegiatan pelatihan tari Padduppa ini melibatkan tiga orang guru kelas, dua puluh lima orang siswi dan dua orang mahasiswa. Tari Padduppa merupakan tarian yang berasal dari etnik Bugis yang ditarikan untuk penjemputan tamu yang memakai properti Bosara yang berisi dupa berupa beras atau bunga yang akan ditaburkan ketika menjemput. Semua gerakan dilakukan secara bersamaan atau rampak simultan dengan pengolahan pola lantai dan level yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelatihan menunjukkan bahwa proses tari Padduppa dapat meningkatkan semangat kebersamaan dan kekompakan antar siswi, dalam menarikan tarian ini diiringi dengan musik tradisional gendang dan suling.
PKM PELATIHAN PEMBUATAN ARANSEMEN LAGU PADA KELOMPOK PADUAN SUARA PINISI CHOIR UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR Andi Ihsan; Bau Salawati; Jamilah Jamilah; Nurachmy Sahnir; Andi Fauziyah Hijrina Fatimah
Sureq: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berbasis Seni dan Desain Vol 3, No 1 (2024): Januari-Juni
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/srq.v3i1.63050

Abstract

Musik merupakan salah-satu bidang seni yang banyak diminati oleh generasi muda termasuk mahasiswa di hampir semua perguruan tinggi di Indonesia. Universitas Negeri Makassar sebagai salah-satu perguruan tinggi terbesar di di kawasan Indonesia Timur, memiliki kelompok paduan suara yang dinamakan Pinisi’ Choir. Kelompok paduan suara tersebut telah banyak meraih prestasi baik di dalam maupun di luar negeri. Namun kesuksesan tersebut belum diimbangi dengan kemampuan anggotanya dalam membuat aransemen lagu. Hampir setiap pertunjukan, lagu-lagu yang dibawakan diaransemen oleh orang-orang luar yang sengaja dipesan untuk membuat aransemen tersebut. Perlunya pelatihan aransemen pada anggota kelompok pinisi choir agar mereka mudah dalam mengembangkan dan keratif dalam membuat aransemen. Selain itu mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan tambahan selain bernyanyi. Rumusan masalah yakni(1) bagaimana permasalahan mitra terhadap aransemen pada kelompok paduan suara pinisi choir Universitas Negeri Makassar, (2)Bagaimana prosedur pelatihan pembuatan aransemen pada kelompok paduan suara pinisi’ choir Universitas Negeri Makassar. Metode yang digunakan pada program pelatihan aransemen adalah metode ceramah, metode ekperimen yang menggunakan instrumen musik keyboard sebagai alat bantu, dan bimbingan langsung tentang teori aransemen.Hasil yang dicapai adalah pengembangan tema melodi secara augmentasi, diminisi, sekuensi, imitasi, dan repetisi memberikan pelajaran baru bagi peserta, hal ini terlihat pada latihan dan beberapa tuntutan dalam pelatihan, antusias peserta  dalam menerima materi sangatlah tinggi sehingga proses latihan bejalan lancar dan peserta mampu memahami materi dari awal sampai akhir yang diberikan dengan baik. Serta berdasarkan pada penerimaan materi pertama yaitu berjalan dengan baik meskipun ada sedikit kendala saat pembelajaran berlangsung karena sebagian peserta belum terbiasa dengan materi teori musik lanjut, tapi berhasil diperbaiki oleh peneliti dengan pemberian materi secara bertahap sesuai dengan kemampuan peserta. Pelatihan selanjutnya para peserta antusias dalam pembelajaran yang terjadi oleh karena pembelajaran semakin  asyik dan materi yang diberikan semakin meningkat, sehingga dalam proses pelatihan aransemen dapat memberi kontribusi positif yang dilihat dari kemampuan membuat dan mengembangkan aransemen pada pementasan yang dilakukan pada akhir pembelajaran penerapan aransmen.