Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

PENGEMBANGAN TARI SALONRENG DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT GOWA Joharlinda Joharlinda
JURNAL PAKARENA Vol 1, No 1 (2016): Agustus
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.406 KB) | DOI: 10.26858/p.v1i1.8080

Abstract

Penelitian yang berjudul Pengembangan Tari Salonreng dalam Kehidupan Masyarakat Gowa merupakan usaha untuk menyusuri keberadaan tari Salonreng baik sebagai tari ritual, maupun sebagai tari tontonan. Tari Salonreng sebagai tari ritual, mengandung nilai-nilai estetika, dan nilai-nilai filosofi, yang dapat dijadikan sebagai dasar pijakan dalam kehidupan bermasyarakat. Sementara itu, tari Salonreng sebagai tontonan prosesnya dapat menunjukkan sebuah gejala pengembangan yang bersifat ganda, yaitu; evolutif dan revolutif.Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan yang berpayung pada etnokoreologi. Pendekatan dengan menggunakan multidisiplin, diharapkan dapat mengungkap lebih dalam tentang pengembangan tari Salonreng dalam kehidupan masyarakat Gowa. Pengembangan gerak tari Salonreng, dari ritual menjadi tontonan disebabkan karena adanya pemanfaatan aset oleh pihak pariwisata. Tari Salonreng dalam ritual, sekarang ini ditarikan oleh seorang perempuan dewasa, gerak, musik iringan, menggunakan selendang panjang, kostum yang sederhana, dan pola lantai melingkar. Pertunjukan tari Salonreng sebagai tontonan, ditarikan oleh empat orang atau lebih (kelompok) gadis remaja. Penari kadang-kadang memakai selendang, kadang-kadang tidak menggunakan selendang, gerak dan musik iringan yang lebih variatif, kostum yang dikenakan lebih lengkap dengan aksesoris, dan pola lantai yang lebih beragam.
PKM Pelatihan Tari Kreasi pada Siswa-Siswi Kelas 2 SMA Negeri 8 Gowa Nurlina Syahrir; Johar Linda; Rahma Rahma
DEDIKASI Vol 22, No 2 (2020): Jurnal Dedikasi
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/dedikasi.v22i2.16145

Abstract

The ability of second grade students of SMA NEGERI 8 GOWA in dance lessons, especially creative dance, is still below standard. This is ofcourse an obstacle in demonstrating these creative dances, and also an obstacle in the development of regional creation dances.Therefore, a creative dance training was held for the 2nd grade students of SMA NEGERI 8 GOWA. the implementation of the training aims to improve the skills and knowledge of students in demonstrating creative dances, especially the Pa’duppa dance. Creative dance training uses the method of lecturing on theory and demonstration in practice, while the steps taken are: 1. The preparatory stage includes site observation; a. Site observation, b. Processing permission letter, c. Determine the training schedule, 2. Implementation includes, a. Provides material theory / introduction to creative dance, b. Giving practice material, c. Evaluation. Training is carried out to cover the shortcomings, weaknesses, and demands of an institution or school, due to the lack of talent and interest of students in the field of dance, if there are talented people, most of them are below standartd. After the implementation of creative dance training, students are expected to be able to demonstrate and develope and create dances that have been taught and make a traditional culture to be proud of. However, it should be noted that each ethnic group in South Sulawesi has a different cultural background, which in the development of traditional culture, it is necessary to pay attention to these differences, so as not to become a misunderstanding.
PKM Pelatihan Tari Kreasi Sulawesi Selatan Pada Sanggar Seni Latimojong Kabupaten Gowa Johar Linda
Sureq: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berbasis Seni dan Desain Vol 1, No 1 (2022): Jan-Jun
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (691.759 KB) | DOI: 10.26858/srq.v1i1.33610

Abstract

Abstrak, Kegiatan pelatihan Tari Kreasi Sul-Sel pada Sanggar Seni Latimojong Kabupaten Gowa bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang tari kreasi yang ada di Sulawesi Selatan kepada anggota Sanggar Seni. Pembelajaran tari kreasi tersebut, diharapkan dapat memberikan hasil, bukan saja pada gerak tari kreasi, akan tetapi tentang nilai-nilai filosofi yang terkandung dalam tari kreasi tersebut. Selain itu diharapkan anggota sanggar menjadi lebih kreatif dalam mengembangkan gerak yang telah diberikan sebagai gerak dasar. Pelatihan ini menggunakan metode ceramah pada teori dan metode demonstrasi pada materi praktik. Sementara langkah-langkah yang ditempuh meliputi: 1. Tahap persiapan kegiatan, meliputi, a) observasi lokasi, b) mengurus surat izin, dan c. Menentukan jadwal pelaksanaan. 2. Pelaksanaan kegiatan, meliputi; a) memberikan materi teori, pengantar dasar-dasar tari kreasi Sul Sel, b) praktik tari kreasi dan c) evaluasi. Target luaran adalah peserta pelatihan dapat memperagakan gerakan tari kreasi Sul-Sel yang diajarkan oleh instruktur dan mengembangkan atau mengkreasikan gerak serta menemukan gerakan-gerakan baru yang lebih kreatif, sehingga dapat memperagakan tari lebih kreatif lagi, dengan menggunakan iringan musik serta komposisi (pola lantai). KATA KUNCI: Tari, Kreasi, Nilai, dan Bentuk Abstract, The Sul-Sel Creative Dance training activity at the Latimojong Art Studio, Gowa Regency aims to increase knowledge about creative dances in South Sulawesi to members of the Art Studio. It is hoped that this creative dance learning can provide results, not only on the creation of dance movements, but also on the philosophical values contained in these creative dances. In addition, it is hoped that the studio members will be more creative in developing the movements that have been given as basic movements. This training uses the lecture method on theory and demonstration method on practical material. Meanwhile, the steps taken include: 1. The activity preparation stage includes, a) site observation, b) administering permits, and c. Determining the implementation schedule. 2. Implementation of activities, including; a) provide theoretical material, introduction to the basics of Sul Sel creation dance, b) creative dance practice and c) evaluation. The output target is that the trainees can demonstrate the dance movements created by South Sulawesi which are taught by the instructors and develop or create movements and find new, more creative movements, so that they can demonstrate more creative dances, using musical accompaniment and composition (floor patterns). .  KEYWORDS: Dance, Creation, Values, and Form
PKM PELATIHAN TARI PA’GELLU’ KREASI PADA SISWI SMP NEGERI 2 MAJENE Johar Linda; Sumiani Sumiani; A. Padalia
Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat SEMINAR NASIONAL 2022:PROSIDING EDISI 7
Publisher : Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak, Kegiatan PKM Pelatihan Tari Pa’gellu’ Kreasi dilaksanakan pada siswi SMP Negeri 2 Majene. Bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kreativitas siswi pada pelajaran praktik seni tari. Pelatihan tersebut diharapkan untuk dapat memberikan hasil, dan siswi dapat melakukan gerakan tari Toraja dengan teknik dan bentuk gerak yang baik. Gerak tari yang diajarkan yakni  gerak tradisional yang  bertujuan untuk memberikan pemahaman dan keterampilan gerak pada siswi yang berminat pada seni tari. Kegiatan tersebut dilakukan oleh karena (1) terdapat beberapa siswa dan siswi yang mempunyai bakat dan minat di bidang tari, sementara mereka diajarkan tari hanya berkisar pada gerak tari etnis Mandar.  (2) terdapat siswa dan siswi yang berminat untuk belajar tari akan tetapi kurang mengetahui tentang tari Toraja dan terbatas pada tenaga pengajar serta waktu yang dibutuhkan dalam mempelajari. (3) terdapat beberapa siswi yang melakukan gerak tari dengan hafalan tanpa menggunakan teknik gerak yang benar dalam bergerak. (4) terdapat siswa dan siswi yang berbakat dalam bidang tari, akan tetapi mempunyai bentuk tubuh yang belum luwes dalam bergerak. Metode yang digunakan adalah: ceramah, demonstrasi, diskusi, tanya jawab, dan mitra pendamping. Hasil yang dicapai yakni: (1) mitra mempunyai bakat dan minat dalam pembelajaran tari, bukan saja berkisar pada gerak tari etnis Mandar, tetapi dilakukan pula gerak tari Pa’gellu Kreasi. (2) mitra berminat belajar tari Toraja, sehingga perlu untuk memperkenalkan tari kreasi Toraja, dengan teknik gerak tari, dengan cara demonstrasi, (3) mitra melakukan gerak tari dengan hafalan, sesuai teknik gerak yang benar dan baik. (4) mitra yang berbakat dalam bidang tari, yang mempunyai bentuk tubuh yang luwes dalam bergerak, sehingga mudah meningkatkan kreativitas dan apresiasi seni tari. Target luaran adalah peserta pelatihan dapat memperagakan gerak Tari Pa’gellu’ Kreasi sebagaimana yang diajarkan oleh instruktur (pengajar) dan mampu menemukan gerak-gerak baru yang berupa tari kreasi dengan menggunakan iringan musik, dengan komposisi tari.  Kata Kunci: Tari, Pa’gellu’, Kreasi
Inau Opusulenta: Koreografi yang Terilhami dari Tari Tradisional Ummusulen Masyarakat Suku Balantak di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah Jamilah Jamilah; Heriyati Yatim; Andi Padalia; Johar Linda
Joged Vol 20, No 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/joged.v20i2.8198

Abstract

RINGKASANInau Opusulenta adalah judul karya tari yang berasal dari istilah bahasa Balantak yaitu Inau yang artinya ingatlah selalu, dan opusulenta artinya kita, jadi Inau Opusulenta artinya “ingatlah selalu kita”. Tarian ini menggambarkan kegembiraan dan kelincahan anak remaja putri dalam menyambut tamu. Gerak tangan dan step kaki menjadi ciri khas dari tari ini yang dipadukan dengan properti selendang. Karya Inau Opusulenta digarap dan dikemas berdasarkan tari tradisional Ummusulen yang berasal dari suku Balantak yang ada di Kabupaten Banggai. Tari Ummusulen ini selalu menjadi bagian penting dari setiap pelaksanaan upacara ritual yang dilaksanakan oleh suku Batugiri, suku Gaubee, suku Rurunna, suku Loon, suku Tanuttu dan suku Balantak menjadi pusat dari lima suku yang ada di Kecamatan Balantak, Kabupaten Luwuk Banggai, Sulawesi Tengah. Kebersamaan dan kerukunan yang terjalin meskipun mereka berbeda suku namun tetap saling menghargai dan saling bahu membahu di dalam melaksanakan berbagai kegiatan khususnya di dalam pelaksanaan upacara ritual. Berangkat dari pengamatan tersebut kemudian melahirkan karya tari Inau Opusulenta yang merupakan koreografi kelompok yang dikemas dalam bentuk tari kreasi yang ditarikan oleh anak remaja putri dengan riang gembira. Konsep penciptaan tari mengacu pada teori Alma M Hawkins yang menyatakan tentang penciptaan karya tari dapat melalui beberapa tahap yaitu eksplorasi, improvisasi dan komposisi. Inau Opusulenta: Choreography inspired by the Ummusulen Traditional Dance The Balantak Tribe Community in Banggai, Central Of Sulawesi.ABSTRACT Inau Opusulenta is the title of a dance work derived from the Balantak language term Inau which means to remember always opusulenta means us, so Inau Opusulenta means "remember always us". This dance depicts the joy and agility of young women in welcoming guests. Hand gestures and footsteps become the hallmark of this dance combined with the property of the shawl. Inau Opusulenta's work is worked and packaged based on traditional Ummusulen dance originating from the Balantak tribe in Banggai Regency. Ummusulen dance has always been an important part of every ritualceremony carried out by the Batugiri tribe, Gaubee tribe, Rurunna tribe, Loon tribe, Tanuttu tribe, and Balantak tribe to be the center of five tribes in Balantak Subdistrict, Luwuk Banggai Regency, Central Sulawesi. Togetherness and harmony are intertwined even though they are different tribes but still respect each other and shoulder to shoulder in carrying out various activities, especially in the implementation of ritual ceremonies carried out. Departing from these observations then gave birth to the dance work Inau Opusulenta which is a group choreography packaged in the form of dance creations danced by young women cheerfully. The concept of dance refers to Alma M Hawkins about the creation of dance works that can go through several stages namely exploration, improvisation, and composition.
PKM Pelatihan Pembelajaran Suling Rekorder pada Siswa Siswi Kelas Xi Ipa 1 SMA Nasional Johar Linda
Sureq: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berbasis Seni dan Desain Vol 1, No 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/srq.v1i2.38386

Abstract

Pelatihan pembelajaran Suling Recorder Pada Siswa Siswi Kelas XI IPA 1 SMA Nasional, bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang Suling Recorder dan tata cara permainannya. Pembelajaran Suling Recorder tersebut, diharapkan dapat memberikan hasil, bukan saja pada permainan lagu-lagu yang diajarkan, akan tetapi tentang nilai-nilai filosofi yang terkandung dalam lagu daerah dan lagu nasional yang telah dipelajari. Selain itu diharapkan siswa dan siswi menjadi lebih kreatif dalam mengembangkan permainan suling recorder yang telah diberikan sebagai permainan dasar. Pelatihan ini menggunakan metode ceramah pada teori dan metode demonstrasi pada materi praktik. Sementara langkah-langkah yang ditempuh meliputi: 1. Tahap persiapan kegiatan, meliputi, a) observasi lokasi, b) mengurus surat izin, dan c. Menentukan jadwal pelaksanaan. 2. Pelaksanaan kegiatan, meliputi; a) memberikan materi teori, pengantar dasar-dasar permainan suling recorder, penjarian dan lain-lain, b) praktik permainan suling, dan c) evaluasi. Target luaran adalah peserta pelatihan dapat memperagakan permainan suling recorder dengan lagu-lagu yang diajarkan oleh instruktur dan mengembangkan atau mencari lagu-lagu yang lain, serta menemukan notasi baru yang lebih kreatif, sehingga dapat memainkan lagu-lagu yang lebih kreatif lagi, dengan menggunakan alat musik yang lain, seperti gitar, dan pianica, sehingga menjadi suatu komposisi musik yang bagus.
PELATIHAN PENGEMBANGAN TARI DAERAH BAGI KOMUNITAS-KOMUNITAS TARI DI KABUPATEN BARRU Rahma M; Andi Padalia; Johar Linda; Jalil Jalil
Sureq: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berbasis Seni dan Desain Vol 2, No 1 (2023): Januari-Juni
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/srq.v2i1.47570

Abstract

Pelatihan Pengembangan tari daerah bagi komunitas-komunitas tari di Kabupaten Barru merupakan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan komunitas-komunitas tari di Kabupaten Barru terkait tari-tari daerah Sulawesi Selatan dan bagaimana cara mengembangkan tari yang bersumber dari tari daerah dengan menggunakan metode Jacquelin Smith. Faktanya, anggota komunitas-komunitas tari di Kabupaten Barru masih sangat minim pengetahuan budaya terkhusus tari daerah Sulawesi Selatan terlebih yang terkait dengan simbol-simbol dalam tari demikian juga halnya dengan kaidah-kaidah pengembangan tari. Hal ini terjadi karena sistem pelatihan pada sanggar lebih fokus pada skill dibandingkan dengan penguasaan wawasan tentang budaya terlebih pada pengetahuan tentang tari yang bersumber dari etnis-etnis tertentu di Sulawesi Selatan.
PELATIHAN TARI KREASI SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN PADA GENERASI MILENIAL DI PULAU LAKKANG Johar Linda; Faidhul Inayah; Dwi Wahyuni Hamka
Sureq: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berbasis Seni dan Desain Vol 2, No 2 (2023): Juli-Desember
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/srq.v2i2.52860

Abstract

Kegiatan pelatihan Tari Kreasi pada generasi melenial bertujuan untuk melestarikan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang tari kreasi yang ada di Sulawesi Selatan. Pembelajaran tari kreasi tersebut, diharapkan dapat memberikan hasil, bukan saja pada gerak tari kreasi, akan tetapi tentang cara dalam mengembangkan gerak tari kreasi tersebut. Selain itu diharapkan para siswa usia sekolah (kaum milaneal) menjadi lebih kreatif dalam mengembangkan gerak yang telah diberikan sebagai gerak dasar.Pelatihan ini menggunakan metode ceramah pada teori dan metode demonstrasi pada materi praktik. Sementara langkah-langkah yang ditempuh meliputi: 1. Tahap persiapan kegiatan, meliputi, a) observasi lokasi, b) mengurus surat izin, dan c. Menentukan jadwal pelaksanaan. 2. Pelaksanaan kegiatan, meliputi; a) memberikan materi teori, pengantar dasar-dasar tari kreasi Sul Sel, b) praktik tari kreasi dan c) evaluasi.Target luaran adalah peserta pelatihan dapat memperagakan gerakan tari kreasi yang telah di susun oleh peserta pelatihan (siswa) sesuai arahan dari instruktur dan mengembangkan atau mengkreasikan gerak serta menemukan gerakan-gerakan baru yang lebih kreatif, sehingga dapat memperagakan tari kreasi lebih kreatif lagi, dengan menggunakan iringan musik serta komposisi (pola lantai).
PELATIHAN TARI PATUDDU KUMBA SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN TRADISI LOKAL PADA GENERASI MILENIAL DI KEC. PAMBOANG, SULAWESI BARAT Johar Linda; Faidhul Inayah; Dwi Wahyuni Hamka; Asia Ramli; Andi Padalia
Sureq: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berbasis Seni dan Desain Vol 3, No 1 (2024): Januari-Juni
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/srq.v3i1.63036

Abstract

Kegiatan pelatihan Tari Patuddu Kumba sebagai upaya pelestarian pada generasi melenial bertujuan untuk melestarikan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang tari tradisi yang ada di Sulawesi Barat. Pembelajaran tari tradisi tersebut, diharapkan dapat memberikan hasil, bukan saja pada gerak tari tradisi, akan tetapi tentang cara dalam mengembangkan gerak tari tradisi menjadi tari kreasi. Selain itu diharapkan para siswa usia sekolah (kaum milaneal) menjadi lebih kreatif dalam mengembangkan gerak yang telah diberikan sebagai gerak dasar. Pelatihan ini menggunakan metode ceramah pada teori dan metode demonstrasi pada materi praktik. Sementara langkah-langkah yang ditempuh meliputi: 1. Tahap persiapan kegiatan, meliputi, a) observasi lokasi, b) mengurus surat izin, dan c. Menentukan jadwal pelaksanaan. 2. Pelaksanaan kegiatan, meliputi; a) memberikan materi teori, pengantar dasar-dasar tari, b) praktik tari Patuddu Kumba dan c) evaluasi. Target luaran adalah peserta pelatihan dapat memperagakan gerakan tari Patuddu Kumba yang telah di susun oleh peserta pelatihan (siswa) sesuai arahan dari instruktur dengan menggunakan iringan musik serta komposisi (pola lantai)
Menelusuri Fungsi Pertunjukan Pepe-Pepe Ri Makka dalam Kehidupan Masyarakat Sulawesi Selatan Jamilah, Jamilah; Joharlinda, Joharlinda; Muhtar, Sri Wahyuni
Seminar Nasional LP2M UNM SEMINAR NASIONAL 2023 : PROSIDING EDISI 8
Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Artikel ini bertujuan untuk menelusuri Fungsi Pertunjukan Pepe-pepe ri Makka Dalam Kehidupan Masyarakat Sulawesi Selatan. Pertunjukan Pepe-pepe ri Makka merupakan bagian integral dari warisan budaya Sulawesi Selatan yang kaya dan beraneka ragam. Penelitian ini dilakukan dengan metode observasi secara langsung, wawancara dengan para pelaku atau penari tradisional serta analisis budaya. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa Pertunjukan Pepe-pepe ri Makka memiliki fungsi yang sangat beragam dalam konteks masyarakat Sulawesi Selatan. Pertunjukan Pepe-pepe ri Makka ini tidak hanya sebagai bentuk hiburan tradisional semata, akan tetapi juga sebagai sarana memperkuat identitas budaya, sekaligus merawat warisan nenek moyang. Artikel ini menjelaskan bagaimana Pertunjukan Pepe-pepe ri Makka memainkan peran penting dalam membentuk dan memelihara jati diri kultural masyarakat Sulawesi Selatan sebagai aset berharga yang perlu dijaga dan dilestarikan.  Kata Kunci: Fungsi, Pertunjukan, Pepe-pepe ri Makka