Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Efektivitas Pengalaman Belajar Pada Pembelajaran Tematik Siswa Kelas IV SD Agustian, Murniati
KEGURU "Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar" Vol 3 No 1 (2019): Keguru
Publisher : Penerbit STKIP PGRI Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract This research aimed to examine whether there are differences in terms of effectivity in the learning experiences on thematic learning in fourth grade. The research was conducted at SD Regina Caeli, Bogor. The type of research is a quasi experiment with the nonequivalent control group design. Data was collected through administering pretest and posttest in experiment group 1 using learning experience of reading, listening, watching video and experiment group 2 using learning experience of discussion, presentation, and role playing. The collected data was analyzed through scoring, converting, determining average, determining frequency distribution, and comparising the mean. The hypothesis test was analyszed using independent t test. The result of the research showed that there was a significant difference of effectiveness. The result showed tcount = 2,219> ttable = 2,005 in which the post-test score in the two groups were compared. The result indicated H0 was rejected. The effectiveness as indicated by comparing the pre-test and post-test score in the experiment group 2 with learning experience of discussion, presentation, and role playing showed t-test scored 3,316 which was higher thanthe ttable 2,005. It indicated that H0 was rejected. It can also be seen that the improvement of learning experience through the learning outcomes in the control class was 18.53 point from the mean pretest 56.79 and the postest 75.32. While in the experimental class there is an increase 25.07 point from the mean pretest 56.07 and the posttest 81.14. It concludedthat there was diffrenece in terms of effectiveness in the learning experience in the thematic learning for fourth graders of Regina Caeli Elementary School, with the most effective learning experience found in the experimental group 2 through the experience of learning discussion, presentation and role play.   Keywords: Learning Experiences, Effectivity Differences, Thematic Learning
MENGEMBANGKAN KARAKTER MENGHARGAI PERBEDAAN MELALUI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL Agustian, Murniati; Anindyta, Pricilla; Grace, Maria
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 1, No 2 (2018): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (566.722 KB) | DOI: 10.24912/jbmi.v1i2.2903

Abstract

Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menyadarkan warga sekolah (guru dan siswa) SD Fransiskus Lampung bahwa pendidikan multikutural penting untuk diimplementasikan dan dapat mengembangkan karakter yang menghargai perbedaan. Lampung menjadi tempat pengabdian karena konflik antar suku sudah beberapa kali terjadi. Metode pelaksanaannya adalah melakukan survey awal ke SD Fransiskus Lampung untuk melakukan analisis kebutuhan. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, dirancang  kegiatan yaitu seminar dengan guru-guru SD dan kegiatan mengajar di kelas oleh mahasiswa secara berkelompok. Mahasiswa didampingi membuat rancangan pembelajaran dengan berbagai permainan dengan mengaplikasikan teori yang mereka pelajari dari mata kuliah pendidikan multikultural dan pendidikan karakter. Hasil akhir dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah, guru-guru mempunyai gambaran tentang pelaksanaan pendidikan multikultural di kelas. Pendidikan multikultural dimaknai sebagai pendekatan dalam kegiatan pembelajaran dimana siswa yang beragam disatukan dengan berbagai permainan. Artinya siswa mengalami bukan hanya diceramahi. Topik ini  merupakan pengetahuan baru bagi guru dan guru merasakan manfaat pentingnya materi yang diberikan khususnya dengan melihat situasi wilayah mereka yang beberapa tahun terakhir ini terjadi konflik antarbudaya. Siswa juga merasakan bahwa belajar dengan mahasiswa sangat menyenangkan bagi mereka. Melalui kegiatan ini, disarankan agar pendidikan multikultural yang dapat mengembangkan karakter menghargai perbedaan dapat terintegrasi dengan kegiatan belajar siswa SD.
PELATIHAN PENELITIAN BAGI DOSEN ARO GAPOPIN PONDOK AREN, TANGERANG DENGAN PENDEKATAN STUDENT CENTERED LEARNING Agustian, Murniati; Sanie-Herman, Susy Y.R.; Darmoyo, Syarief
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.925 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v9i2.25220

Abstract

Tugas seorang dosen tidak hanya mengajar, tetapi juga harus melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat. Sebagai konsekuensinya, dosen dituntut mampu melakukan penelitian. Dosen ARO GAPOPIN Pondok Aren Tangerang belum mempunyai pengalaman penelitian yang terkait dengan pengajarannya, kecuali ketika mereka skripsi dan tesis. Kami mengadakan pelatihan dan pendampingan bagi dosen ARO GAPOPIN dengan tujuan agar para dosen mampu  melakukan penelitian dan membuat artikel. Pendekatan pelatihan dengan Student Centered Learning (SCL) diawali  dengan need assessment, mendesain dan melaksanakan pelatihan, evaluasi dan pendampingan. Hasil pelatihan menunjukkan kemampuan penelitian dosen ARO GAPOPIN mengalami peningkatan. Kesimpulannya kegiatan pelatihan penelitian bagi dosen ARO GAPOPIN dapat dikatakan cukup berhasil karena setidaknya ada satu artikel yang berhasil dipublikasikan ke jurnal.
Pendidikan Anti Korupsi sebagai Tindakan Preventif Perilaku Koruptif Dhevy Setya Wibawa; Murniati Agustian; M Tri Warmiyati
Muqoddima Jurnal Pemikiran dan Riset Sosiologi Vol 2 No 1 (2021): MUQODDIMA Jurnal Pemikiran dan Riset Sosiologi
Publisher : Laboratorium Sosiologi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47776/MJPRS.002.01.01

Abstract

Corruption has already become a part of culture in the society. Corruption happens in both government and private sector; the most concerning thing is the involvement of the head of institutions which supposed to be a role model for young generation. There are a lot of things have been done to decrease our corruption cases from law perspective, unfortunately a preventive attempt from education perspective has not much been applied. Anti-corruption education is a preventive effort to build self-awareness and integrity against corruptive behavior. The research objective was to obtain an overview of whether anti-corruption education could develop students’ sensitivity and concern for corruption issues. The research method used is action research through collective self-reflection which is integrated with the student-centered learning approach carried out in groups and is achieved through reflective critical action of group members as individuals whose learning outcomes are measured. There were 25 university students from 7 faculties participated in this research. The findings showed that students were able to identify corrupt actions based on personal and group experiences. Participants were also able to identify the impact of time corrupt behavior on individuals and institutions. In the reflection stage, participants reveal the values of integrity such as honesty, responsibility and consistency between attitudes and behavior, as well as religious values which believed to be a fortress against corrupt actions. The action research is followed up by making an action plan to become a person with an integrity and in managing anti-corruption student organizations.
Penyuluhan dan Kampanye Nilai-Nilai Multikulturalisme di Tengah Badai Covid-19 Murniati Agustian; Aldearni Yuana; Chatarina Siti Rosy Yanti; Oktavia Leni Ajeng
Jurnal Abdimas Adpi Sosial dan Humaniora Vol. 2 No. 4 (2021):  Jurnal Abdimas ADPI Sosial dan Humaniora
Publisher : Asosiasi Dosen Pengabdian kepada Masyarakat Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47841/soshum.v2i4.6

Abstract

The impact of the new identities of Covid-19 such as confirmed as positively infected, conducted self-isolation, stimulate intolerant attitudes in society. The public's attitudes towards the Covid-19 cases are very substantially contrary to the values in a multicultural society. The panic buying of medical equipment, medicines and vitamins, refusing the Covid-19 burial protocols even for medical personnel. This activity is an integration of multicultural education courses with community service. The purpose of this activity is to promote a campaign for individual identity, empathy, critical thinking, equal interaction, cooperative interaction, openness, and different status elimination. Videos are given directly to the community and through social media as the campaign process. In preparation and implementation, lecturers are assisted by students to create innovative media related to the current situation. There are 10 groups that produce media, in the form of animated videos. Before the media is used, there is a product evaluation by lecturers and classmates. After the revision, the media is used to conduct a multicultural campaign in the society. As a result of this activity, more than 1000 people who were exposed to the campaign, almost all considered it positive because the messages conveyed were delivered to the community.
Pengembangan Model Pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan Multikultural Untuk Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Murniati Agustian
JTP - Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 16 No 2 (2014): Jurnal Teknologi Pendidikan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.721 KB) | DOI: 10.21009/jtp.v16i2.5408

Abstract

This reasearch aims to develop a model of multicultural education. The results of this reasearchs is the design of learning activities in the classroom. By using the media video in the above activity with make the student more inter¬ested because it matchs with the situation of students, so it helps the students understand the material. The tools of evalu- ation is relevant to the material, so then the students will able to think critically and re ec- tively. Self-learning moduls developed more easily to be understood, and the activities of self-learning are designed for more easily to be followed by students, so the objectives will be achieved successfully. The guidance of lecturers is made to help the lecturers implement multicultural education in the classroom.
MENINGKATKAN LITERASI DASAR SISWA SEKOLAH DASAR DENGAN PENDEKATAN UMPAN BALIK DAN BACAAN BERBASIS BUDAYA Murniati Agustian; Akhila Maureen Marantika
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 5 No. 1 (2022): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v5i1.18302

Abstract

Budaya membaca dan literasi siswa di Indonesia masih rendah, ini terlihat dari hasil beberapa penelitian tentang membaca.  Kecepatan membaca dan pemahaman membaca yang rendah, sangat terkait dengan metode yang diterapkan guru, dan ketersediaan buku-buku yang menarik.  Guru disarankan harus lebih meningkatkan minat membaca dengan  menggunakan metode yang variasi.  Pemanfaatan buku – buku yang menarik seperti buku dongeng, cerita rakyat dapat membantu merangsang pembiasaan siswa dalam membaca. Tahun 2016 terobosan besar untuk mendorong tumbuhnya minat baca dan pembentukan karakter siswa telah dilakukan melalui Gerakan Literasi Sekolah (GLS).  Kegiatan wajib siswa adalah melakukan 15 menit membaca sebelum jam pembelajaran dimulai. Sayangnya, masih ada sekolah yang belum melaksanakan GLS yang sesuai dengan semestinya, ada kendala dan kesulitan seperti memperoleh buku dengan gambar yang menarik.  Salah satu sekolah yang belum sempurna kegiatan literasinya adalah SDN PULAU KELAPA 01 PAGI Kelurahan Pulau Kelapa. Kepala sekolah mengatakan bahwa litetasi masih terseok-seok. Pengabdi  tertantang untuk melakukan pengabdian masyarakat dengan tujuan memberikan   pelatihan agar guru mampu: melaksanakan program GLS dengan memberikan umpan balik kepada siswa dan pemilihan buku yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Hasilnya guru melaksanakan GLS dengan waktu lebih dari 15 menit karena siswa diminta menulis, memberikan umpan balik, meminta siswa melanjutkan di rumah dan keesokan hari dibahas kembali. Siswa termotivasi menulis karena ada umpan balik dari guru. Ada  peningkatan hasil membaca siswa dilihat dari perkembangan menulisnya. Minat baca siswa belum terukur karena membutuhkan proses panjang, tetapi terlihat bahwa siswa mau membaca bila ditugaskan guru dan memilih buku yang menarik yaitu buku yang terkait dengan budaya
MENINGKATKAN PENGETAHUAN KECAKAPAN HIDUP DAN KESADARAN HUKUM SISWA SMA DAN SMK DI DKI JAKARTA Murniati Agustian; Weny Savitry S Pandia; Feronica; Zahrasari Lukita Dewi
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 5 No. 3 (2022): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v5i3.20401

Abstract

The problem of violence against women and children is an important issue that requires serious handling in both prevention and treatment. During the COVID-19 pandemic, violence against women and children is increasing. Various short-term and long-term negative impacts that include physical and psychological and even mental safety require serious handling and prevention efforts. One of the programs of Pos SAPA Unika Atma Jaya is the prevention of violence through increasing knowledge regarding matters that constitute acts of violence, the rule of law that protects a person from acts of violence, as well as life skills and efforts to love oneself. Therefore, training activities were carried out for high school and vocational students aimed at preventing the problem of violence against women and children. The PkM activity method starts from training preparation by making an e-flayer. The online training was conducted for two days with 50 high school/vocational students participating, and the last was a focus group discussion (FGD) with 10 participants. After the activity, pretest and posttest analyzes were carried out and follow-up plans, as well as FGD data processing. The results of data processing showed an increase in knowledge scores regarding life skills, legal awareness, and efforts to love oneself. From the results of the FGD it was seen that the students had seen and experienced violent behavior, but now they have knowledge about forms of violence and things that need to be done to prevent violence ABSTRAK: Masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak menjadi isu penting yang memerlukan penanganan serius dalam pencegahan maupun penanganannya. Di masa pandemi Covid 19, kekerasan yang dilakukan terhadap perempuan dan anak semakin meningkat. Berbagai dampak negatif jangka pendek maupun jangka panjang yang meliputi fisik dan psikis bahkan keselamatan jiwa memerlukan penanganan dan upaya-upaya pencegahan yang serius. Salah satu program Pos SAPA Unika Atma Jaya adalah pencegahan kekerasan melalui peningkatan pengetahuan terkait hal-hal yang merupakan tindak kekerasan, aturan hukum yang melindungi seseorang dari tindak kekerasan, serta kecakapan hidup dan upaya mencintai diri sendiri. Oleh karena itu, dilakukan kegiatan pelatihan kepada siswa SMA dan SMK yang bertujuan mencegah permasalahan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Metode kegiatan PkM dimulai dari persiapan pelatihan dengan membuat e-flayer. Pelatihan secara daring dilakukan selama dua hari dengan partisipan 50 siswa SMA/SMK,  terakhir melakukan focus group discussion (FGD) pada 10 partisipan.. Setelah kegiatan berlangsung, dilakukan analisis pretest dan posttest dan rencana tindak lanjut, serta pengolahan data FGD.  Hasil pengolahan data menunjukkan adanya peningkatan skor pengetahuan mengenai kecakapan hidup, kesadaran hukum, dan upaya mencintai diri sendiri. Dari hasil FGD terlihat bahwa para siswa pernah melihat dan mengalami perilaku kekerasan, namun kini mereka telah memiliki pengetahuan mengenai bentuk-bentuk kekerasan dan hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencegah kekerasan
PENERAPAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI SEKOLAH DASAR BERBASIS AGAMA ISLAM, KATOLIK, DAN BUDDHA Murniati Agustian; Kathlyn Sikha Hilman; Renny Purwansi
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 6 No. 2 (2022): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v6i2.15261.2022

Abstract

Berada dalam atmosfer kemajemukan menjadi kebanggaan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Kemajemukan bangsa kita menjadi keunikan yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Namun, keadaan tersebut bagai pedang bermata dua, di satu sisi sangat indah, di sisi lain potensial konflik. Pendidikan multikultural salah satu yang dipandang dapat meminimalkan konflik. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pelbagai nilai dan pendekatan pendidikan multikultural yang dikembangkan dari sekolah dasar berbasis agama berbeda, yakni SD Islam Permata Hati (Islam), SDN Bendungan Hilir 12 (Islam), SD Tarakanita Gading Serpong (Katolik), SD Santo Fransiskus III (Katolik), SD Atisa Dipamkara (Buddha), SD Cinta Kasih Tzu Chi (Buddha) dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Ada 21 informan yang terdiri atas 3 guru kelas IV SD, 9 guru kelas V SD, dan 9 siswa kelas V SD yang menjadi subjek penelitian. Triangulasi metode dan sumber data dimanfaatkan dalam penelitian sebagai keabsahan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap multikultural yang dikembangkan mencakup mengenal identitas diri, menghargai diri sendiri, keterbukaan, menghargai perbedaan dalam keberagaman, toleransi, tolong-menolong, keadilan, persaudaraan antarbangsa, humanisme, berprasangka baik, dan cinta Indonesia. Siswa saling terbuka membicarakan identitas mereka, bangga pada identitasnya, menghargai identitas temannya yang berbeda dengan dirinya, baik agama, budaya, gender, pendapat, maupun kehidupan ekonomi. Pendekatan yang diterapkan adalah pendekatan aditif, kontribusi, aksi sosial, transformasi, dan pembiasaan. Sikap kekanak-kanakan siswa, habituasi siswa di rumah, ketidaktersediaan waktu serta kendala guru dalam mengintegrasikan pendidikan multikultural pada pembelajaran menjadi penyebab belum idealnya pelaksanaan pendidikan multikultural.
PENDIDIKAN ANAK MARJINAL, KETERAMPILAN HIDUP DAN MEDIA LITERASI: PEMBEKALAN UNTUK TUTOR PKBM DALAM MENDAMPINGI ANAK MARJINAL Clara R.P Ajisuksmo; Emanuel D.E. Paramitha; Kamelia Steffi; Lidwina F.N. Sunjaya; Virginia C. Johan; Murniati Agustian; Dorien Kartikawangi
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2024): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v7i1.147-154

Abstract

Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini  adalah membekali para tutor dari tiga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Jakarta Pusat dengan pengetahuan mengenai psikologi pendidikan positif, pendidikan untuk anak marjinal, pendidikan keterampilan hidup dan media literasi yang dipandang relevan dengan kebutuhan tutor PKBM dalam memfasilitasi kegiatan belajar di PKBM. Anak-anak peserta belajar di PKBM dirasakan mempunyai motivasi belajar dan minat belajar yang rendah, yang berdampak pada kelelahan psikis para tutor PKBM. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan dapat menyegarkan semangat dan motivasi para tutor PKBM dalam melayani anak-anak marjinal yang menjadi peserta belajar di PKBM. Materi yang diberikan di kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dirasakan relevan dan sangat berguna bagi para tutor PKBM dalam menjalankan aktivitas mereka. Diharapkan pada kegiatan selanjutnya dapat diberikan pembekalan dengan studi kasus dan solusi konkrit dalam menjalankan program pendidikan di PKBM untuk anak-anak dari komunitas marjinal