Prabowo, Paulus Dimas
Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia Yogyakarta

Published : 27 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Tantangan dalam Perencanaan dan Pengelolaan Lingkungan Belajar Pendidikan Anak Usia Dini Pada Komunitas Urban Kota Manado Di Masa Pandemi Covid-19 Febri Kurnia Manoppo; Jeane Marie Tulung; Lidya Kandowangko; Paulus Dimas Prabowo
Montessori Jurnal Pendidikan Kristen Anak Usia Dini Vol. 2 No. 2 (2021): Montesori: Jurnal Pendidikan Kristen Anak Usia Dini
Publisher : Program Studi Pendidikan Kristen Anak Usia Dini

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjadi salah satu kajian tentang tantangan masyarakat urban di Kota Manado dalam merencanakan dan mengelola lingkungan belajar bagi Anak Usia Dini disaat mereka menghadapi berbagai resiko karena adanya pandemi covid-19. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Berdasarkan penelitian ini ditemukan bahwa dalam kajian biblika Ulangan 6: 4-9 terdapat beberapa karakteristik lingkungan belajar untuk anak, yaitu lingkungan belajar yang bersifat parental participation, verbal-visual combination, multi-location, dan style variation. Ditemui pula tantangan-tantangan dalam lingkungan belajar pendidikan anak usia dini, yaitu tantangan dalam pembelajaran jarak jauh karena adanya covid-19, pelaksanaan kelas online yang menimbulkan ketidaksetaraan dalam pelaksanaannya, keterbatasan penilaian guru dari video dan foto, dan tantangan metode online dan off-line.
Teologi Sion dalam Obaja 1:16-21 Paulus Dimas Prabowo; Piet Edvine Sangian
DUNAMOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 2 No. 2 (2022): Vol. 2 No. 2 (2022): Dunamos (Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Happy Family

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.82 KB) | DOI: 10.54735/djtpak.v2i2.9

Abstract

Kitab Obaja merupakan kitab terpendek di antara kitab nabi-nabi kecil dengan beragam penafsiran, khususnya dalam menafsirkan restorasi Sion pada hari TUHAN. Pendekatan yang berbeda tentu menghasilkan teologi yang beragam pula. Misalnya, ada yang menafsirkan bahwa restorasi Sion sudah terjadi dalam sejarah sebelum kelahiran Kristus. Ada yang menafsirkan bahwa restorasi Sion mengacu pada gereja. Ada yang memandangnya secara eskatologis, dimana restorasi terjadi di masa milenium damai. Ada juga yang memandang restorasi ini digenapi dua kali, dalam sejarah dan di masa akan datang. Tujuan penulisan artikel ini ialah untuk menemukan teologi tentang Sion dalam Obaja 1:16-21. Metode yang digunakan ialah analisis sastra nubuatan. Hasilnya ialah bahwa restorasi Sion terjadi secara eskatologis di masa mendatang, dan teologi mengenai Sion dalam nats meliputi: (1) Akan Ada Penghukuman Di Sion, (2) Akan Ada Penyelamatan Di Sion, (3) Akan Ada Pengudusan Di Sion, (4) Akan Ada Pengembalian Wilayah Di Sion, dan (5) Akan Ada Pemerintahan TUHAN Di Sion.
Perempuan Di Hadapan Laki-Laki: Sebuah Perbandingan Sebelum Dan Sesudah Kejatuhan Manusia Berdasarkan Kejadian 1-3 Paulus Dimas Prabowo; Ni Putu Sumarmi; Riska Verdiana
Shalom: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 1 (2022): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Syalom Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1123.004 KB) | DOI: 10.56191/shalom.v2i1.16

Abstract

The position of women against men has triggered discussions as well as problems in the socio-religious realm. There are two main views regarding the position of women, namely the view that women are inferior to men and the other view that women should be equal to men. Each certainly voiced the claim that his views were correct. This fact raises the question of how the biblical view of women, so that Christians have biblical knowledge about women. Genesis 1-3 is the chosen study material to answer the problems that have been mentioned because the text describes the position of women before and after the fall of man into sin. With the thematic analysis method on the text of Genesis 1-3, it is found that there is continuity and discontinuity regarding the position, function, and emotions of women towards men.     Abstrak Kedudukan perempuan terhadap laki-laki telah memicu diskusi sekaligus problem dalam ranah sosio-religi. Terdapat dua pandangan utama mengenai kedudukan perempuan yaitu pandangan yang menganggap bahwa perempuan lebih rendah daripada laki-laki dan yang lain berpandangan bahwa perempuan harus setara dengan laki-laki. Masing-masing tentu menyuarakan klaim bahwa pandangannya benar. Fakta ini memunculkan pertanyaan tentang bagaimana pandangan alkitab mengenai perempuan, sehingga umat Kristen memiliki pengetahuan yang biblika mengenai perempuan. Kejadian 1-3 menjadi bahan kajian yang dipilih guna menjawab permasalahan yang telah disebutkan, sebab teks tersebut menjelaskan kedudukan perempuan sebelum dan sesudah kejatuhan manusia ke dalam dosa. Dengan metode analisis tematik terhadap teks Kejadian 1-3, diperoleh fakta bahwa terdapat kontinuitas dan diskontinuitas mengenai posisi, fungsi, dan emosi perempuan terhadap laki-laki.
SINERGI DI TENGAH PERGUMULAN INSTITUSI BERDASARKAN ANALISIS STRUKTUR SASTRA MAZMUR 20 Paulus Dimas Prabowo
Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi Vol. 5 No. 2 (2022): Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47457/phr.v5i2.317

Abstract

Any institution in the world certainly experiences challenges, including service institutions. When this happens, the synergy between leaders and followers is needed to find a way out. Nevertheless, often synergy does not occur because followers are passive in participating in the crisis that hit. Follower support has a positive impact on leaders. Psalm 20 can provide a biblical basis for synergy between leaders and followers during institutional struggles. The approach used is the hermeneutics of poetry, especially the analysis of its structure and themes. The structure and coherence of the theme can help find the concept of synergism in Psalm 20. The results show that Psalm 20 contains a chiasm structure. With an assessment of the group of persons, repetition of keywords, and types of parallelism, the chiasmus is composed as follows: A (v. 2), B (vv. 3-6), C (v. 7), B' (v. 8 - 9), A' (v. 10). Part C is action while part AA' is inclusion, and both of these parts contain the word 'answer' as a guide to the theme. Part B parallels part B' and supports the theme. The theme of Psalm 20 is waiting for an answer, namely protecting the king's life and victory. The findings show the synergy between leaders and followers. First, evidenced by cooperative behaviour in the action and inclusive sections; second, evidenced by the supportive followers in verses 3-6; and third, by the inspirational leader in verses 7-9.
TRIGATRA PERNIKAHAN KRISTEN: ELABORASI YURIDIS, SOSIOLOGIS, DAN HUMANISTIS Paulus Dimas Prabowo
BONAFIDE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 3 No 2 (2022)
Publisher : SEKOLAH TINGGI TEOLOGI INJILI SETIA SIAU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46558/bonafide.v3i2.120

Abstract

This article is a response to the condition of marriage in Indonesia in the last five years, where there has been a significant increase in the divorce rate. The author feels compelled to present the concept of Christian marriage comprehensively covering the juridical, sociological, and humanistic aspects so that people's domestic life is well maintained and lovingly until death do them part. The method used is literature study using secondary sources including books and articles discussing Christian marriage, and new discoveries according to related aspects. The results showed that the concept of Christian marriage can be seen from three categories, namely juridical, sociological, and humanistic. The juridical aspect is related to divine provisions where God's will for marriage is monogamous, indivisible, procreative, and heterosexual. The sociological aspect is related to the intersection of Christian marriage with the public, where marriage needs to be recognized by the community and has a positive influence on society. The humanist aspect is related to humans which includes psychological and sexual dimensions, because humans are created to have an integrated physical and mental aspect.
Komparasi Pandangan Eskatologi Amilenialisme Louis Berkhof Dan Premilenialisme Charles C. Ryrie Paulus Dimas Prabowo; Dwiyono
Shema: Jurnal Teologi Injili dan Pendidikan Kristen Vol 2 No 2 (2022): Jurnal Shema Desember 2022
Publisher : STTII PURWOKERTO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

There are various views about the future, including Christianity from evangelical circles themselves. There are at least two camps that have emerged related to views of the future, namely amillennialism and premillennialism. Each view has its own arguments and peculiarities. On the other hand, some Christians blame ignorance of the doctrine of the future because they find this doctrine so difficult and worthy of doubt. Using the literature study method, this article attempts to reveal the peculiarities of amillennialism and premillennialism so that the differences between the two are apparent as a result of this research. At the end, there will be suggestions as to which view to suggest. Through this article, it is hoped that believers will understand and believe in the future as revealed by the Bible. Abstrak Bahasa Indonesia Terdapat beragam pandangan tentang masa depan, termasuk kekristenan dari kalangan injili sendiri. Setidaknya ada dua kubu yang muncul terkait dengan pandangan akan masa depan, yakni amilenialism dan premilenialism. Masing-masing pandangan memiliki argumen dan kekhasannya masing-masing. Di sisi lain, sebagian orang Kristen bersikap abai terhadap doktrin tentang masa depan karena menganggap doktrin ini begitu sulit dan layak diragukan. Dengan metode studi literatur, artikel ini berusaha mengungkap kekhasan pandangan amilenialism dan premilenialism sehingga nampak perbedaan di antara keduanya sebagai hasil dari penelitian ini. Di bagian penghujung, akan ada saran mengenai pandangan mana yang disarankan. Melalui artikel ini diharapkan orang percaya memahami dan meyakini masa depan sebagaimana yang Alkitab ungkapkan.
Konsep Prokreasi dalam Kejadian 1:26-28 sebagai Jawaban terhadap Gaya Hidup Childfree Paulus Dimas Prabowo; Anggi Malela
Pengarah: Jurnal Teologi Kristen Vol 5 No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Tiranus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36270/pengarah.v5i1.148

Abstract

Ada orang yang secara sadar dan sukarela memilih gaya hidup childfree, yakni keputusan untuk menjalani hidup tanpa adanya keturunan dalam pernikahannya meskipun kondisi organ reproduksi suami maupun istri dalam keadaan memungkinkan untuk berketurunan. Alasan psikologis, ekonomi, filosofis, dan lingkungan telah menjadi pendorong untuk memilih gaya hidup childfree. Beberapa pemikir Kristen membenarkan gaya hidup ini. Namun Kejadian 1:26-28 menunjukkan prokreasi sebagai program yang Allah kehendaki dalam pernikahan. Dengan metode hermeneutika, artikel ini mengupas konsep prokreasi dalam Kejadian 1:26-28 untuk memberikan jawabann terhadap gaya hidup childfree. Hasilnya dapat disimpulkan bahwa childfree tidak sesuai dengan kebenaran biblikal dalam kitab suci.
Doa Sebagai Katarsis Di Tengah Krisis Berdasarkan Mazmur 142 Paulus Dimas Prabowo
ILLUMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 5, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Baptis Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54024/illuminate.v5i2.188

Abstract

Kehidupan orang percaya di muka bumi tidak lepas dari krisis kehidupan yang datang silih berganti. Salah satu solusi bagi seseorang yang sedang mengalami krisis adalah katarsis. Dari beragam bentuk katarsis yang bisa dilakukan, salah satu yang efektif dan konstruktif adalah doa. Mazmur 142, yang merupakan doa Daud di tengah krisis, merupakan salah satu contoh katarsis yang dicirikan dengan adanya self-disclosure  (keterbukaan). Ancaman penangkapan bahkan pembunuhan dari Saul terhadap Daud, memaksanya bersembunyi di gua. Di tempat tersebut, Daud mencurahkan segala yang tertampung dalam hati dan pikirannya. Melalui pendekatan biblika dan psikologi agama, dengan metode hermeneutika genre puisi dan analisis dokumen pribadi, diperoleh fakta bahwa doa yang disuarakan dalam Mazmur 142 mengandung unsur self-disclosure  yang meliputi pengungkapan perasaan (ay. 3), situasi (ay. 4), kesendirian (ay. 5), keyakinan (ay. 6), keterbatasan (ay. 7), dan keinginan (ay. 8). Keenam hal ini diperoleh melalui struktur Mazmur 142 yang kemudian dipahami sebagai bentuk self-disclosure dalam perspektif psikologi agama. Hasil penelitian ini dapat menjadi pola yang bisa diterapkan ketika orang percaya mengalami krisis dalam hidupnya.
Kajian Didaktis Mengenai Cinta Lelaki dan Wanita dalam Kidung Agung Paulus Dimas Prabowo
HUPERETES: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 1 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46817/huperetes.v2i1.28

Abstract

A popular interpretation of the Song of Solomon states that the love poetry in it is a description of the relationship between God and His people. The Jews interpreted it as the relationship between Yahweh and Israel (allegorical), while Christians interpreted it as the relationship between Christ and the church (Christological). However, if one considers the genre of the book, the use of the Hebrew word dod, and the close praise for Solomon and the Shulamite, it would be argued that the Song of Songs contains a celebration of eros love between man and woman as an offering God that can be enjoyed. Song of Songs also presents another dimension in all of its articles, namely the values about the love relationship between a man and a woman. This article is written to explore the didactic aspects of the love relationship between a man and a woman in the entire Song of Songs. The method to be used is thematic analysis, using a literal perspective that takes into account the rules of Hebrew poetry. Finally, it found the didactic aspects of love in it including the right timing, a binding marriage, a charming character, equality, strong loyalty, role as a friend, communication, and solving problems quickly.Penafsiran yang populer terhadap Kidung Agung menyatakan bahwa puisi cinta di dalamnya merupakan penggambaran dari hubungan antara Tuhan dengan umat-Nya. Orang Yahudi memaknainya sebagai hubungan antara Yahweh dengan umat Israel (alegoris), sedangkan orang Kristen memaknainya sebagai hubungan antara Kristus dengan gereja (Kristologis). Namun bila mempertimbangkan genre kitab, pemakaian kata Ibrani dod, dan adanya puji-pujian fisik yang begitu intim antara Salomo dengan gadis Sulam, maka akan dimengerti bahwa Kidung Agung berisi selebrasi tentang cinta eros antara lelaki dan wanita sebagai pemberian Tuhan yang perlu dinikmati. Tidak sekedar urusan seksualitas dan sensualitas, Kidung Agung juga menyajikan dimensi lain di dalam seluruh pasalnya, yakni nilai-nilai pengajaran tentang hubungan cinta antara seorang laki-laki dan seorang wanita. Artikel ini ditulis untuk mengupas aspek didaktis tentang hubungan cinta seorang laki-laki dan seorang wanita di dalam seluruh kitab Kidung Agung. Metode yang akan dipakai adalah analisis tematis, dengan memakai perspektif literal yang memperhatikan kaidah-kaidah puisi Ibrani. Akhirnya, ditemukanlah aspek didaktis tentang cinta di dalamnya meliputi waktu yang tepat, pernikahan yang mengikat, karakter yang memikat, persamaan derajat, kesetiaan yang kuat, peran sebagai sahabat, komunikasi yang hangat, dan penyelesaian masalah dengan cepat.
Kaidah Penafsiran Puisi Perjanjian Lama Paulus Dimas Prabowo
HUPERETES: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 3, No 1 (2021): Desember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46817/huperetes.v3i1.73

Abstract

God who is so creative not only used various types of people to write His revelations but also used various types of literature (genre) known in human civilization. That is why, the methods of studying and analyzing a text may differ from one another, depending on the type of literature. Recently, the results of biblical research have looked at the type of literature as the main consideration in finding the meaning. The same thing should also be adopted by biblical researchers in this country. This article aims to explain how to analyze biblical texts in the genre of Old Testament poetry. Because it is not uncommon for students to find poetry book Bibles with improper procedures. Writing poetry is not the same as telling stories about narrative, epistolary, and other genres. Therefore, the writer tries to present a way to analyze the Old Testament poetry books, in order to equip the readers with the right procedure in capturing the Old Testament poetry texts. The method used in this article is to find a literature study, where the data in this article were obtained from various sources with related topics.Allah yang begitu kreatif tidak hanya memakai beragam jenis orang untuk menuliskan wahyu-Nya, tetapi juga memakai bermacam jenis sastra (genre) yang dikenal dalam peradaban manusia. Itu sebabnya, metode dalam mempelajari dan menganalisa sebuah teks bisa berbeda satu sama lain, tergantung jenis sastranya. Belakangan, hasil-hasil penelitian biblika telah melirik jenis sastra sebagai pertimbangan utama dalam menggali dan menemukan makna. Hal senada juga seyogyanya dianut oleh para peneliti biblika di negeri ini. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana menganalisis teks alkitabiah dalam genre puisi Perjanjian Lama. Sebab, tidak jarang pelajar Alkitab menggali buku puisi dengan prosedur yang tidak semestinya. Cara penggalian kitab puisi tidak sama dengan cara penggalian kitab narasi, epistolari, dan genre lainnya. Oleh karena itu penulis mencoba menyajikan suatu cara untuk menganalisis kitab-kitab puisi Perjanjian Lama, guna membekali pembaca dengan prosedur yang tepat dalam menggali teks-teks puisi Perjanjian Lama. Metode yang dipakai dalam artikel ini ialah studi literatur, di mana data-data dalam artikel ini diperoleh dari beragam sumber dengan topik terkait.