Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan

PENDIDIKAN KESEHATAN AYAH CARA STIMULASI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU AYAH DESA LOSARI KECAMATAN PLOSO JOMBANG: Father Health Education How To Stimulate Growth And Development In Balita In Posyandu Ayah Desa Losari Kecamatan Ploso Jombang Ririn Probowati; Heri Wibowo; Monika Sawitri Prihatini
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Vol. 3 No. 2 (2017): JPM | September 2017
Publisher : LPPM - STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.193 KB)

Abstract

Posyandu ayah adalah Posyandu yang sebagian kadernya terdiri dari ayah atau yang menghantarkan Balita ke Posyandu adalah ayah. Sudah menjadi hal yang umum kalau suasana posyandu balita di dominasi kaum perempuan. Baik kader maupun pengunjung layanan. Namun pada Posyandu ayah tidak hanya kaum perempuan yang menjadi kader untuk memberikan pelayanan, begitu juga untuk pengunjung layanan, ada peran serta dari para laki-laki. Baik kader/ petugas posyandunya juga pengantar balitanya. Bukan hanya ibu –ibu , tapi juga ayah/ kaum laki laki. Hal ini di dasarkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh ayah sebagai orang yang terdekat setelah ibu. Ayah mempunyai peran dalam memberikan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan agar anak dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal. Tujuan dari kegiatan ini untuk mengembangan ilmu kesehatan anak khususnya nya pertumbuhan dan perkembangan anak yang menjadi dasar dalam pemberian asuhan keperawatan anak yang sehat, cerdas dan anak. Hasil dari kegiatan ini adalah Ayah dalam stimulasi pertumbuhan dan perkembangan dapat dilaksanakan oleh para kader Posyandu dengan berpedoman pada sebuah modul. Bila yang memberikan kader dapat dilatih terlebih dahulu sebelum memberikan pendidikan kesehatan kepada ayah dengan berpedoman sebuah modul petugas kesehatan memperhatikan apa yang dilakukan ayah dalam memberikan stimulasi mengunakan Alat Permainan Edukatif yang sederhana yang ada dilingkungan tempat tinggal.
Mother Toddler Education With Malnutrition And Severe Malnutrition: Edukasi Ibu Balita Dengan Gizi Buruk Dan Gizi Kurang Mamik Ratnawati; Monika Sawitri Prihatini; Ririn Probowati; Inayatur Rosyidah
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Vol. 8 No. 2 (2022): JPM | Edisi Khusus 2022
Publisher : LPPM - STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jpm.v8i2.1105

Abstract

Asupan gizi seimbang dan memadai pada setiap tahapan usia pada anak sangat berpengaruh terhadap kualitas Sumber Daya Manusia nantinya (Loeziana, 2015). Masa yang paling kritis adalah masa kehamilan dan kelahiran hingga menggunakan usia 1000 hari pertama kelahiran (Suryono, 2017). Masa tersebut dikatakan sebagai masa kritis karena artinya masa emas tumbuh kembang anak yg akan menentukan kualitas generasi bangsa di masa yang akan datang. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan edukasi pada ibu balita dengan gizi kurang dan gizi buruk sehingga dapat mengurangi angka kejadian masalah gizi. Kegiatan ini dilakukan di Desa Puton Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang dengan 20 ibu balita gizi buruk dan gizi kurang. Hasil dari kegiatan sebelum dilakukan edukasi didapatkan sebagian kecil (95%) peserta kegiatan tidak paham dengan kebutuhan gizi balita dengan kategori pengetahuan kurang, sedangkan hasil kegiatan setelah dilakukan edukasi menunjukkan bahwa hampir seluruhnya (90%) memahami tentang gizi seimbang bagi balita dan makanan tambahan (PMT) bagi anak dengan gizi kurang dan gizi buruk dengan kategori pengetahuan baik
Play Paper Scissors For Development Fine Motorcy Of Children With Graphic Disabilities: Bermain Menggunting Kertas Untuk Perkembangan Motorik Halus Anak Tuna Grahita Prihatini, Monika Sawitri; Ririn Probowati; Mamik Ratnawati; Arunachalam, Meahendran
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Vol. 9 No. 2 (2023): JPM | September 2023
Publisher : UPPM - STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jpm.v9i2.1772

Abstract

Pendahuluan Tuna Grahita atau Retardasi Mental ditandai dengan ketidakmampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional serta menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat. Perkembangan anak Tuna Grahita sangat terlambat dibandingkan anak normal terutama dalam perkembangan motorik, bahasa, sosial dan kognitif. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motorik halus dengan terapi bermain menggunting kertas. Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk melatih motorik halus pada anak Tuna Grahita agar memiliki koordinasi tangan dan mata yang baik. Metodologi Metode pengabdian yang digunakan adalah dalam bentuk pengajaran dan demontrasi. Kegiatan dilaksanakan di salah satu SLB di Kabupaten Jombang yang dilaksanakan selama 4 hari. Usia peserta pengabdian antara 7-12 tahun.  Setiap hari anak bermain menggunting kertas dengan waktu sekitar 10-15 menit. Hari pertama menggunting gambar bangun ruang persegi lima, hari kedua menggunting gambar buah jeruk, hari ketiga menggunting gambar burung dan hari terakhir menggunting gambar mobil. Hasil hasil pengabdian ini bahwa motorik halus pada anak Tuna Grahita tidak banyak mengalami perubahan dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan. Mata dan tangan belum bisa berkoordinasi dengan baik sehingga pada saat mengguting masih mendapatkan bantuan dari tim anggota pengabdian masyarakat. Diskusi/Pembahasan Terapi menggunting dapat meningkatkan motorik halus pada anak dengan tuna grahita tetapi harus dilaksanakan dengan sering dan berkelanjutan serta membutuhkan bimbingan saat melakukan kegiatan ini. Manfaat lain dari terapi ini adalah dapat tercipta suasana belajar yang menyenangkan sehingga anak dapat ikut serta mengikuti kegiatan tanpa paksaan.
Socialization of 3B+A For School Age Children Prihatini, Monika Sawitri; Probowati, Ririn; Ratnawati, Mamik
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Vol. 11 No. 2 (2025): JPM SEPTEMBER 2025
Publisher : UPPM - STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jpm.v11i2.2852

Abstract

Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi kita semua agar tubuh dapat tumbuh sehat, cerdas, dan kuat. Kita semua memerlukan zat gizi dalam jumlah yang cukup dan tidak berlebihan namun juga tidak kekurangan. Jika mengkonsumsi makan sehari-hari kurang beranekaragam, maka akan timbul ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat dan produktif serta akan menimbulkan berbagai penyakit. Untuk itu diperlukan komposisi makanan yang sesuai dengan komposisi 3B+A yaitu Beragam, Bergizi, Berimbang (3B) dan Aman (A). Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk mensosialisasikan 3B+A pada anak usia sekolah agar anak dapat memahami pentingnya makan yang beragam, bergizi, berimbang dan aman. Metode pengabdian masyarakat ini dengan memberikan pendidikan kesehatan pada anak kelas 4-6 di salah satu SD di Desa Puton Kabupaten Jombang dengan jumlah 45 anak. Pemberian pendidikan kesehatan dilaksanakan di masing-masing kelas 4-6 dan setiap kelas memerlukan waktu kurang lebih 45 menit. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini, anak-anak mengetahui dan memahami bahwa makanan yang dikonsumsi harus mengandung 3B+A dan anak-anak dapat melakukan penilaian sederhana bahwa yang mereka konsumsi sehari-hari belum memenuhi kriteria 3B+A. Konsumsi makanan 3B+A sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup terutama untuk anak-anak yang masih dalam fase pertumbuhan dan perkembangan agar tumbuh kembangnya dapat optimal
PENGUATAN KESEHATAN JIWA PADA REMAJA UNTUK MENCEGAH BULLYING rosmaharani, shanti; I’in Noviana; Monika Sawitri Prihatini
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Vol. 11 No. 2 (2025): JPM SEPTEMBER 2025
Publisher : UPPM - STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jpm.v11i2.2874

Abstract

Bullying sering kali terjadi pada anak-anak maupun remaja, baik dilakukan secara individu maupun berkelompok. Remaja yang mengalami bullying memiliki risiko lebih tinggi terhadap gangguan kesehatan, baik fisik maupun mental. Dampak yang mungkin timbul pada korban di antaranya adalah munculnya gangguan psikologis seperti depresi, kecemasan, dan kesulitan tidur yang dapat terbawa hingga dewasa. Penguatan kesehatan mental sekaligus pengembangan keterampilan sosial-emosional bagi remaja perlu dilakukan agar siklus kekerasan tidak terus berlanjut. Menjaga kesehatan mental, khususnya pada remaja yang sedang berada dalam fase perkembangan identitas diri, menjadi hal yang sangat penting. Dengan kondisi mental yang sehat, remaja akan lebih tahan terhadap risiko bullying, baik dalam posisi sebagai korban maupun potensi menjadi pelaku. Keadaan mental yang sehat menjaga agar individu dapat mengatasi stres secara wajar dan dapat menjalin hubungan sosial yang positif dan bermakna. Melalui kegiatan edukasi, pendampingan, dan pembinaan karakter, siswa dapat meningkatkan kesadaran tentang dampak negatif bullying serta menumbuhkan sikap empati, saling menghargai, dan solidaritas antar teman sebaya. Dengan demikian, penguatan kesehatan jiwa bukan hanya berfungsi sebagai sarana pencegahan perilaku menyimpang, tetapi juga sebagai fondasi terciptanya lingkungan sekolah yang aman, suportif, dan kondusif bagi perkembangan remaja secara optimal. Dengan adanya penguatan kesehatan jiwa, remaja diharapkan memiliki kemampuan mengelola emosi, meningkatkan rasa empati, dan membangun hubungan sosial yang sehat sehingga mampu mencegah terjadinya bullying di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Melalui kolaborasi berbagai pihak, tercipta lingkungan yang aman, suportif, dan kondusif bagi tumbuh kembang remaja, sekaligus memperkuat fondasi untuk mencetak generasi muda yang sehat jiwa, berkarakter positif, dan bebas dari perilaku bullying