Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

PENDAMPINGAN LABELLING UMKM LANTING DESA JETIS KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO Dyah Panuntun Utami; Roisu Eny Mudawaroch; Ajeng Risnawati Sasmita
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 4 (2022): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i4.11726

Abstract

ABSTRAKKegiatan pengabdian masyarakat ini dilatarbelakangi oleh permasalahan pelaku usaha lanting desa Jetis Purworejo yang belum memiliki label sesuai dengan syarat yang ditentukan oleh peraturan pemerintah. Label sebagai identitas produk belum didesain dengan baik menyebabkan daya saing  lanting Jetis rendah. Pelaku usaha menjual secara curah dengan berat 5kg dan label hanya stiker atau kertas yang dimasukkan dalam kemasan, selanjutnya lanting dijual eceran oleh pedagang besar dengan merk baru. Akibatnya produsen lanting tidak bisa mempromosikan secara luas dan konsumen kesulitan mengenali produsen lanting Jetis. Permasalahan terjadi karena pelaku usaha belum memahami pentingnya label dan fokus pada strategi penjualan saja.Tujuan pengabdian masyarakat adalah memberikan pemahaman pelaku usaha lanting tentang labelling dan memberikan pendampingan pembuatan desain label produk lanting. Metode pengabdian masyarakt yang digunakan adalah penyuluhan dan pendampingan. Jumlah Mitra adalah 5 pelaku usaha yang merupakan anggota klaster keluarga Bapak Sodikun. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat menunjukkan bahwa Mitra mendapatkan tambahan wawasan dan pengetahuan tentang labelling, komponen yang harus ditulis dalam label, dan sangat antusias dengan adanya pendampingan desain label. Semua Mitra mendapatkan desain label yang baru dan 1 mitra mendapatkan desain kemasan baru yang marketable. Semua pelaku usaha mendapatkan pendampingan pengurusan legalitas usaha yang berguna untuk melengkapi komponen dalam labelling lanting. Mitra berharap ada pendampingan yang intensif agar wawasan dalam menjalankan usaha lebih baik dan bisa memperluas pasar. Kata kunci: labelling; lanting; UMKM ABSTRACTThis community service activity is motivated by the problem of lanting business actors in Jetis Purworejo village who do not yet have a label in accordance with the conditions determined by government regulations. The label as a product identity has not been designed properly, causing Jetis' lanting to have low competitiveness. Business actors sell in bulk with a weight of 5 kg and labels are only stickers or paper that are included in the packaging, then the lanting is sold at retail by wholesalers with new brands. As a result, lanting producers cannot promote widely and consumers have difficulty recognizing Jetis lanting producers. The problem occurs because business actors do not understand the importance of labels and focus on sales strategies only. The purpose of community service is to provide an understanding of lanting business actors about labeling and provide assistance in designing lanting product labels. The community service method used is counseling and mentoring. The number of partners is 5 business actors who are members of Mr. Sodikun's family cluster. The results of community service activities show that Partners gain additional insight and knowledge about labeling, the components that must be written in labels, and are very enthusiastic about label design assistance. All partners get a new label design and 1 partner gets a new marketable packaging design. All business actors get assistance in managing business legality which is useful to complete the components in lanting labeling. Partners hope that there will be intensive assistance so that they have better insight in running a business and expand the market. Keywords: labelling; lanting; SMEs
Penerapan Digital Marketing terhadap Penjualan Kopi Robusta Merek Seplawan (Studi Kasus di CV. Gunungkelir Cipta Mandiri Kabupaten Purworejo) Dimas Wahyu Diantama; Dyah Panuntun Utami; Didik Widiyantono
Surya Agritama: Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Vol. 12 No. 1 (2023)
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Penerapan digital marketing CV. Gunungkelir Cipta Mandiri dalam memasarkan kopi robusta merek Seplawan. 2) Dampak digital marketing terhadap penjualan kopi robusta merek Seplawan. 3) Berapa penjualan kopi robusta merek Seplawan sebelum dan setelah menerapkan digital marketing. 4) Perbedaan penjualan kopi robusta merek Seplawan sebelum dan setelah menerapkan digital marketing. Sampel yang digunakan dalam penelitian yaitu informan terdiri dari 3 responden, yaitu 2 informan kunci (direktur perusahaan dan kepala bagian pemasaran) dan 1 informan biasa (IT support). Penentuan informan dilakukan secara sengaja (Purposive Sampling). Analisis data menggunakan uji t data berpasangan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 1) Penerapan digital marketing yang dilakukan CV. Gunungkelir Cipta Mandiri adalah dengan memfokuskan pada kegiatan promosi kopi Seplawan kepada khalayak luas dengan memanfaatkan berbagai macam platform media digital seperti, Instagram, Youtube, Tokopedia dan Whatsapp serta artikel-artikel online yang memuat tentang kopi Seplawan. Promosi tersebut berupa unggahan foto atau video produk, informasi produk, harga poduk dan testimoni produk. 2) Penerapan digital marketing oleh CV. Gunungkelir Cipta Mandiri sangat berdampak terhadap penjualan kopi robusta merek Seplawan. Dengan memanfaatkan media digital untuk memasarkan kopi robusta merek Seplawan, maka jangkauan pemasaran akan lebih luas, sehingga potensi untuk “menjaring” konsumen akan meningkat ketika menerapkan digital marketing. 3) Penjualan kopi robusta merek Seplawan sebelum menerapkan digital marketing, yaitu sebanyak 961 kemasan. Setelah menerapkan digital marketing meningkat menjadi 1.515 kemasan atau meningkat sebanyak 554 kemasan. 4) Terdapat perbedaan penjualan kopi robusta merek Seplawan sebelum dan setelah menerapkan digital marketing. Peningkatan penjualan pada tahun 2019-2020, yaitu sebesar 34,13%, tahun 2020-2021 mengalami peningkatan sebesar 3,69% serta pada tahun 2019 dan 2021 mengalami peningkatan sebesar 36,56%. Kata Kunci: kopi seplawan, penjualan, digital marketing
Tataniaga Cabai Merah Keriting (Capsicum Annum L.) di Desa Bedono Kluwung Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo Firman Edi Wibowo; Dyah Panuntun Utami; Istiko Agus Wicaksono
Surya Agritama: Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Vol. 12 No. 1 (2023)
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui saluran tataniaga cabai merah keriting di Desa Bedono Kluwung Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo, 2) Mengetahui biaya margin dan keuntungan tataniaga cabai merah keriting pada masing-masing saluran tataniaga di Desa Bedono Kluwung Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo, 3) Mengetahui bagian harga yang diterima petani (farmer’s share) di Desa Bedono Kluwung Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo, 4) Mengetahui efisiensi tataniaga cabai merah keriting di Desa Bedono Kluwung Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo, Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bedono Kluwung Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo. Analisis yang digunakan adalah metode survey untuk mengetahui saluran tataniaga margin dan keuntungan tataniaga, bagian harga yang diterima petani dan efisiensi tataniaga. Sampel petani dipilih dengan metode proportional random sampling dan sampel pedagang ditentukan dengan menggunakan metode snowball. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saluran tataniaga cabai merah keriting di Desa Bedono Kluwung Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo terdiri dari 4 saluran, yaitu saluran 1 adalah dari petani – pedagang pengepul – pedagang pengecer – konsumen, saluran 2, 3 dan 4 adalah dari petani – pedagang pengepul – pedagang besar – pedagang pengecer – konsumen. Biaya tataniaga terbesar dikeluarkan oleh pedagang pengepul yaitu, Rp 2001/Kg. Margin Tataniaga terbesar pada saluran 2, 3 dan 4 adalah sebesar Rp 7.000/Kg. Keuntungan tataniaga terbesar pada saluran 3 adalah sebesar Rp 5237/Kg. Farmer’s Share masih di bawah 50% pada saluran 1 adalah 57,14%, saluran 2 adalah 36,36%, saluran 3 adalah 36,36% dan saluran 4 adalah 47,67%. Hal ini menunjukkan bahwa tataniaga cabai merah keriting di Desa Bedono Kluwung Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo belum efisien, karena farmer’s share lebih dominan kurang dari 50%. Kata Kunci : tataniaga, cabai merah keriting
Efisiensi Pemasaran Brokoli (Brassica oleracea var. italica) di CV Soga Farm Indonesia Kabupaten Magelang Istiko Agus Wicaksono; Dyah Panuntun Utami; Yunita Puji Lestari
Surya Agritama: Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Vol. 12 No. 1 (2023)
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) saluran pemasaran brokoli di CV Soga Farm Indonesia, 2) biaya, keuntungan dan marjin pemasaran brokoli di CV Soga Farm Indonesia, 3) bagian harga yang diterima petani (farmer’s share) pemasaran brokoli di CV Soga Farm Indonesia dan 4) efisiensi pemasaran brokoli di CV Soga Farm Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif, penentuan sampel penelitian adalah purposive sampling yaitu pemilik CV Soga Farm, bagian pemasaran, bagian produksi, mitra dan reseller. Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa saluran pemasaran brokoli ada tiga yaitu Pola I: Soga Farm-Mitra-Supermarket-Konsumen; Pola II: Soga Farm-Supermarket-Konsumen dan Pola III: Soga Farm-Reseller-Konsumen. Dari tiga saluran pemasaran tersebut jumlah penjualan tertinggi pada saluran pola II. Biaya pemasaran pada saluran I sebesar Rp 16.750, keuntungan Rp 4.250, marjin pemasaran Rp 21.000, dan farmer’s share 53,33%. Saluran pemasaran II biaya sebesar Rp 6.000, keuntungan Rp 2.500, marjin sebesar Rp 8.500 dan farmer’s share 80,46%. Saluran pemasaran III biaya pemasaran Rp 5.500 keuntungan Rp 3.500, marjin Rp 9.000 dan farmer’s share 76,92%. Efisiensi pemasaran dilihat dari rasio total biaya pemasaran terhadap total nilai produk maka saluran pemasarn II dan III sudah efisien karena lebih kecil dari 33%, sedangkan saluran I kurang efisien karena lebih besar dari 33% yaitu 37,22%. Kata Kunci: brokoli; efisiensi pemasaran; saluran pemasaran
Analisis Kelayakan Usaha Besek Kreasi di Kelompok Wanita Tani (Kwt) Mekarsari Desa Ketosari Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo Siti Rochimah; Uswatun Hasanah; Dyah Panuntun Utami
Surya Agritama: Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Vol. 12 No. 1 (2023)
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37729/suryaagritama.v12i1.3618

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) biaya produksi, penerimaan, keuntungan dan pendapatan pengrajin besek kreasi, 2) usaha kerajinan besek kreasi layak diusahakan secara finansial, 3) usaha kerajinan besek kreasi layak diusahakan berdasarkan aspek pemasaran, 4) usaha kerajinan besek kreasi layak diusahakan berdasarkan aspek teknis, 5) usaha kerajinan besek kreasi layak diusahakan berdasarkan aspek manajemen dan SDM, 6) usaha kerajinan besek kreasi layak diusahakan berdasarkan aspek lingkungan. Populasi penelitian semua pengrajin besek kreasi di KWT Mekarsari di Desa Ketosari sejumlah 13 orang. Sampel penelitian berjumlah 13 orang dimana seluruh populasi dijadikan sampel. Pengambilan sampel menggunakan teknik sensus. Intrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan skala likert. Analisis data menggunakan analisis biaya dan analisis kelayakan usaha. Hasil analisis biaya usaha besek kreasi di KWT Mekarsari: total biaya produksi Rp. 11.563.650,15, total penerimaan Rp. 22.352.000,00, total pendapatan Rp. 11.390.875,00, dan total keuntungan Rp. 10.788.349,85. Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan secara finansial menunjukkan bahwa: nilai R/C Ratio 1,93, ℼ/C Ratio 93,29, dan nilai produktivitas tenaga kerja sebesar Rp. 27.527,00. Hasil analisis kelayakan non finansial mendeskripsikan bahwa: (1) Aspek Pemasaran (2) Aspek Teknis (3) Manajemen dan SDM (4) Aspek Lingkungan, layak diusahakan berdasarkan hasil kuesioner yang diolah dan diukur menggunakan skala likert. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara umum usaha besek kreasi layak diusahakan. Kata kunci: kelayakan usaha, biaya, besek kreasi
Strategi Pengembangan Pasar Benih Kacang Hijau di CV PB Utama Kabupaten Purworejo Nur Sugiarti; Dyah Panuntun Utami; Istiko Agus Wicaksono
Surya Agritama: Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Vol. 12 No. 1 (2023)
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) merumuskan hasil analisis faktor IFAS CV PB Utama (2) merumuskan hasil analisis faktor EFAS CV PB Utama (3) merumuskan strategi pengembangan pasar CV PB Utama berdasarkan analisis SWOT, dan (4) merumuskan alternatif strategi pengembangan pasar CV PB Utama melalui analisis QSPM. Metode penentuan tempat penelitian dilakukan secara sengaja (purposive sampling). Metode analisis data menggunakan Analisis SWOT dan QSPM. Faktor internal berupa kekuatan yaitu benih kacang hijau bersertifikat, sudah menggunakan teknologi memadai, harga stabil, menjadi mitra pemerintah penyedia benih bersubsidi, memiliki petani mitra tetap dan kelemahan yaitu konsumen di pasar free market masih terbatas, kurangnya media promosi dalam pemasaran, kurangnya kontinyuitas produk, brand produk belum terlalu dikenal masyarakat, kurangnya pengetahuan manajemen pemasaran serta faktor eksternalnya yaitu peluang, meningkatnya harga kacang hijau dari tahun ke tahun, peluang pasar benih kacang hijau masih terbuka luas, berkembangnya teknologi digital marketing untuk pemasaran, kebijakan pemerintah mendukung penggunaan benih bersertifikat, berkembangnya teknologi produksi benih dan ancaman yaitu musim tidak menentu yang mempengaruhi produksi, munculnya pesaing, ketatnya persyaratan sertifikasi benih, pergeseran minat bertani dari kacang hijau beralih ke komoditas lain, turunnya permintaan karena petani menggunakan benih sendiri menggunakan matriks SWOT. Hasil evaluasi dari masing-masing faktor tersebut akan diperoleh strategi pengembangan pasar yang digunakan oleh CV. PB Utama. Alternatif strategi pengembangan pasar yang dipilih yaitu menggunakan matriks QSPM (Quantitative Strategy Planning Matrix) untuk menentukan prioritas strategi yang digunakan dan memutuskan prioritas yang terbaik.Hasil penelitian menunjukkan prioritas alternatif strategi yang dapat digunakan dalam pengembangan pasar benih kacang hijau di CV PB Utama yaitu meningkatkan promosi produk baik menggunakan teknologi digital maupun secara langsung menggunakan demplot, meningkatkan produksi untuk menangkap peluang pasar yang semakin terbuka luas, meningkatkan branding produk untuk menguatkan kepercayaan masyarakat terhadap benih bersertifikat produksi CV PB Utama. Kata Kunci: kacang hijau, swot, qspm
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pemasaran UMKM Lanting di Desa Jetis Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo Sinika Astarizki Josnia; Dyah Panuntun Utami; Istiko Agus Wicaksono
Surya Agritama: Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Vol. 12 No. 1 (2023)
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui profil UMKM Lanting di desa Jetis, kecamatan Loano, kabupaten Purworejo, 2) mengetahui kinerja pemasaran UMKM Lanting di desa Jetis, kecamatan Loano, kabupaten Purworejo, dan 3) mengetahui pengaruh orientasi pasar, intensitas persaingan, dan orientasi kewirausahaan terhadap kinerja pemasaran UMKM lanting Jetis, kecamatan Loano, kabupaten Purworejo. Metode penelitian yang digunakan adalah survei. Teknik pengambilan sampel adalah sampling jenuh dengan jumlah sampel 17 orang. Analisis data menggunakan analisis deskriptif untuk mengetahui profil UMKM Lanting, analisis interval kelas, dan analisis regresi linear berganda. UMKM Lanting desa Jetis termasuk dalam usaha yang berskala mikro, dengan produksi yang dihasilkan 2.001 – 3.000 kg dan omzet yang dihasilkan Rp 400.000.001,00 – Rp. 600.000.000,00 dan modal yang dikeluarkan antara Rp 200.000.001,00 – Rp. 300.000.000,00. Legalitas rata–rata yang dimiliki yaitu Nomor Induk Berusaha (NIB), dalam produksinya menggunakan teknologi semi modern dengan jumah tenaga kerja rata-rata yaitu 11 orang, pemasaran menjangkau wilayah kabupaten Purworejo dan masih memasuki pasar tradisional. Kinerja pemasaran UMKM Lanting termasuk dalam kategori cukup baik dengan skor 61,64. Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja pemasaran adalah orientasi pasar, intensitas persaingan, dan orientasi kewirausahaan. Kata Kunci: kinerja pemasaran, umkm lanting
Analisis Nilai Tambah dan Manajemen Bahan Baku Industri Kecil Virgin Coconut Oil (Vco) dan Minyak Kelapa (Studi Kasus di CV. Tiga Putri Desa Lubangindangan Kecamatan Butuh Kabupaten Purworejo) Solikun Solikun; Uswatun Hasanah; Dyah Panuntun Utami
Surya Agritama: Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Vol. 12 No. 1 (2023)
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan 1) Untuk mengetahui besarnya nilai tambah yang diperoleh dari produksi VCO, minyak kelapa produksi sendiri, dan minyak kelapa produksi mitra di CV Tiga Putri Desa Lubangindangan Kecamatan Butuh Kabupaten Purworejo, 2) Untuk mengetahui perbedaan antara nilai tambah produksi VCO, nilai tambah produksi miyak kelapa produksi sendiri, dan minyak kelapa produksi mitra di CV Tiga Putri, 3) Untuk mengetahui manajemen persediaan bahan baku di CV Tiga Putri dalam memproduksi VCO dan minyak kelapa. Studi kasus penelitian ini dilaksanakan di CV Tiga Putri Desa Lubangindangan Kecamatan Butuh Kabupaten Purworejo. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yaitu dengan penyelidikan untuk memperoleh fakta - fakta dan mengetahui berapa nilai tambah yang dihasilkan produksi VCO metode sentrifugal nilai tambah produksi VCO metode fermentasi, nilai tambah minyak kelapa sendiri, nilai tambah minyak kelapa dari mitra, dan bagaimana pengaturan manajemen bahan baku yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tambah yang dihasilkan dari produksi VCO metode fermentasi sebesar Rp 3.370,66 atau sebesar 46,81%, nilai tambah dari produksi VCO sentrifugal sebesar Rp 3.410,66 atau sebesar 47,37%, nilai tambah dari minyakelapa produksi sendiri sebesar 177 atau sebesar 7,9%, dan nilai tambah dari pengolahan minyak mitra sebesar 1.413,22 atau sebesar 6,38 %. Perhitungan manajemen bahan baku yang digunakan belum optimal dan belum menggunakan perhitungan manajemen bahan baku metode EOQ (Economic Order Quantily). Kata Kunci: nilai tambah, manajemen, bahan baku