Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Kajian Kandungan Nutrisi Bio-Slurry limbah Biogas dan Pemanfaatannya sebagai Pupuk Organik di Desa Batu Kuta Lombok Barat Fitriyah, Abyadul; Harmayani, Ria; Haryanto, Hery; Alimuddin, Alimuddin; Mariani, Yuni; Kartika, Ni Made Andry; Fajri, Nefi Andriana; Permadi, Hari; Gunadi, Sahrul; Pamenang, Galang Damar; Zaim Alyaminy, Ishmah Humaidatul Aminah; Jamili, Aisah
Baselang Vol 4, No 2: OKTOBER 2024
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/bsl.v4i2.204

Abstract

Kajian pemanfaatan hasil sampingan biogas dari kotoran sapi (bio-slurry) sebagai pupuk organik di Desa Batu Kuta Lombok Barat bertujuan untuk mengintroduksikan pupuk organik yang memiliki kandungan nutrisi yang tinggi yaitu unsur hara makro dan mikro yang dapat digunakan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi pertumbuhan tanaman, sehingga petani peternak di Desa Batu Kuta Lombok Barat mampu meminimalisir biaya pembelian pupuk kimia yang tidak ramah lingkungan. Kegiatan penelitian dilaksanakan dalam dua tahapan yaitu tahap pertama adalah pengujian kandungan unsur hara makro dan mikro yang terdapat pada Bio-Slurry padat dan cair, dan tahap kedua yaitu penentuan kandungan unsur hara tertinggi yang terdapat dalam Bio-Slurry padat maupun cair. Sampel bioslurry diuji berupa Bio-Slurry padat dan cair dianalisa di Laboratorium Pengujian BPTP NTB dan Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Universitas Mataram. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kandungan unsur hara makro yang terdapat didalam Bio-Slurry padat dan cair masing-masing sebesar:  N-Total (ppm) = 0,54% dan 0,17%; P2O5 (ppm) = 0,74% dan 0,05%, K2O (ppm) =  0,96% dan 1,09%; Ca Total (ppm) = 0,15% dan 0,009%; dan Mg Total (ppm) = 0,57% dan 0,01%. Sedangkan unsur hara mikro masing-masing sebesar: Na Total (ppm) = 0,18% dan = 0,08 %; Fe Total  (ppm) = 0,49% dan 0,009 %; Mn Total (ppm) = 0,08 % dan 0,0001%; Zn Total (ppm) = 0,02 % dan 0,003 %; dan Cu Total (ppm) = 0,002% dan 0,0002 %. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, kandungan unsur hara pada Bio-Slurry padat lebih tinggi dibandingkan pada Bio-Slurry cair sehingga lebih menguntungkan jika dijadikan sebagai pupuk organik. Solusi pupuk organik ini, sangat membantu dalam budidaya tanaman jagung dan kedelai di Desa Batu Kuta Lombok Barat. Saran yang dapat diajukan dari hasil kegiatan ini bagi masyarakat desa Batu Kuta, perlunya pendampingan dalam memulai usaha atau bisnis pupuk organik Bio-Slurry.
Pemberdayaan Masyarakat Pondok Pesantren Melalui Usaha Budidaya Jamur Merang Jamili, Aisah; Suryati, Desi; Mariani, Yuni; Abdin, Lalu Abdul Muhyi; Fitriyah, Abyadul
Alamtana: Jurnal Pengabdian Masyarakat UNW Mataram Vol 4 No 3 (2023): Edisi Desember 2023
Publisher : LPPM UNIVERSITAS NAHDLATUL WATHAN MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51673/jaltn.v4i3.1976

Abstract

Pondok Pesantren Al Muwahidin Desa Lelede Kecamatan Banyumulek merupakan salah satu diantara ribuan ponpes yang ada di NTB. Ponpes ini memilki potensi yang dapat dikelola untuk mengatasi permasalahan yang ada saat ini. Permasalahan yang dihadapi mitra : belum banyak pendidikan lifeskill untuk para santri, Permasalahan lain yang dihadapi mitra adalah keterbatasan dana untuk pengelolaan pondok termasuk sumber makanan sehari-hari warga ponpes. Berdasarkan hal tersebut solusi akan permasalahan mitra tertuang dalam tujuan kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini adalah mengajarkan santri ketrampilan pemanfaatan limbah jerami padi yang melimpah untuk memproduksi jamur merang yang siap dikomersilkan. Metode yang digunakan oleh Tim PKM ini meliputi penyuluhan dan pelatihan/workshop pembuatan jamur merang dari limbah jerami padi, demplot budidaya. Berdasarkan pelaksanaan kegiatan PKM yang dilakukan, ada beberapa hasil perubahan keadaan yang telah sudah nampak di pondok pesantren diantaranya sudah ada kumbung jamur merang ukuran 5x7x9 m, Sudah melakukan produksi pertama sebanyak 34, 548 kg dan sudah menghasilkan uang sebanyak Rp. 1.554.660,-, para santri terlihat semangat dalam melaksanakan seluruh kegiatan dan berharap kedepan bisa melakukan budidaya jamur merang ini secara mandiri. Dengan adanya produksi jamur ini, secara langsung dapat mengatasi permasalahan yang dialami pondok pesantren, pengelola ponpes mendapatkan sumber pendanaan untuk tambahan operasional ponpes, selain itu para santri mendapatkan tambahan life skill dan sumber gizi bagi warga ponpes.