Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA GULA MERAH NIRA KELAPA DI DESA KARANGSARI KECAMATA ADIPALA KABUPATEN CILACAP Nurti Novita Sari; Sulistyo Sidik Purnomo; I Putu Eka Wijaya
Mimbar Agribisnis : Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Vol 9, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ma.v9i1.8344

Abstract

This study aims to identify internal and external factors and strategies that can be applied to the development of coconut palm sugar business. This research was conducted in Karangsari Village, Adipala District, Cilacap Regency. The analytical method used is SWOT analysis. Internal strategic factors strengths and weaknesses are: the production process and technology used in practice, the availability of production facilities and infrastructure, diversification, having agents and regular customers, processing is carried out every day, natural sweet taste, the grinder has not been able to access production information, the product does not yet have a label. brands, limited independent business capital, human resources, lack of information on plantation replanting schedules, lack of knowledge about market demand. External strategic factors, opportunities and threats are: market demand is quite high, transportation facilities support distribution, already have a clear market, many healthy lifestyle trends are switching to consuming coconut sap brown sugar as an ingredient in food, the price of coconut sap brown sugar can compete with the market. other sugar products, the existence of a private partnership program for product development, the provision of seeds by the government through extension workers, the existence of a bazaar for the introduction of coconut palm sugar products at certain events, the prices set by agents tend to be low, limited funds for business development from the government, limited access to technology, information , and communication regarding coconut palm sugar, the lack of government support for the export potential of coconut palm sugar products. The strategy that can be applied in the development of coconut palm sugar business is the S-O strategy.
ANALISIS KOMPARASI KELAYAKAN USAHATANI PADI SEMI ORGANIK DAN NON ORGANIK PADA GAPOKTAN SALUYU DI DESA CILAMAYA, CILAMAYA WETAN, KARAWANG Gebby Mega Agnesti; Sulistyo Sidik Purnomo; I Putu Eka Wijaya
Mimbar Agribisnis : Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Vol 9, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ma.v9i1.8345

Abstract

The area of organic rice land has increased, but changing organic farming is not easy. Changes are made by transitioning from non-organic to semi organic farming. This prospect is very profitable but the feasibility level is not yet known. This study aims to: analyze the income of semi organic and non-organic rice farming in Gapoktan Saluyu; analyzing the feasibility of semi organic and non-organic rice farming in Gapoktan Saluyu; analyze the comparison of income and feasibility of semi organic and non-organic rice farming in Gapoktan Saluyu. The research method used is a quantitative method with. Collecting data with primary data through interviews with questionnaires, while secondary data obtained from agencies relates to research. Research respondents were 25 semi organic rice farmers and 25 non-organic farmers purposively by considering the same criteria. The analysis technique used is income, feasibility analysis by looking for the R/C ratio, and Break Event Point, an independent sample t-test on income and feasibility analysis. The results of the study: Semi organic rice farming generates an income of Rp. 19.889.970 ha/season, while non organcic is Rp. 10.188.991 ha/season, R/C ratio value of semi organic rice farming is 3,19 while non organic 1,86, BEP Production of semi organic rice farming is 2.441 kg while non organic farming is 3.344 kg, BEP price of semi organic rice farming is Rp. 1.850/kg while non organic farming is Rp. 2.985/kg, an independent sample t-test on income and feasibility it concluded that semi organic rice farming hingher than non organic rice farming
ANALISIS KELAYAKAN USAHA TANAMAN HIAS KAMBOJA JEPANG (Adenium sp.). Studi Kasus: Mustika Flora Kelurahan Mustikasari, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi Dita Anugerah Vilionika; Sulistyo Sidik Purnomo; Putu Eka Wijaya
JURNAL AGRITA Vol 5, No 1 (2023): June
Publisher : Universitas Suryakancana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35194/agri.v5i1.3156

Abstract

Tanaman hias merupakan salah satu komoditas agribisnis yang memiliki fungsi utama sebagai penghias untuk menciptakan keindahan dan daya tarik pada suatu obyek, karena memiliki bentuk dan warna yang indah. Salah satu jenis tanaman hias yang populer adalah kamboja jepang (Adenium sp.). Tanaman ini juga dikenal sebagai Desert Rose karena membutuhkan matahari penuh dan media tanam yang poros. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui biaya produksi, penerimaan, pendapatan usaha tani, dan kelayakan finansial dalam pembibitan tanaman hias kamboja jepang. Metode penelitian yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan survei. Data primer diperoleh melalui teknik wawancara menggunakan kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh petani tanaman hias Adenium di Mustika Flora. Teknik analisis yang digunakan adalah Revenue Cost Ratio dan Break Even Point. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya produksi rata-rata adalah Rp. 12.113.533/musim tanam, penerimaan rata-rata adalah Rp. 35.000.000/musim tanam, dan pendapatan rata-rata adalah Rp. 22.886.467/musim tanam dengan luas lahan 700 m2. Selain itu, nilai R/C ratio adalah 2,88 > 1, yang berarti usaha tanaman hias Adenium menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Berdasarkan perhitungan Break Even Point, BEP Produksi adalah 345,18 bibit dan BEP Rupiah adalah Rp. 6.900/pcs. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa usaha tanaman hias Adenium memiliki nilai lebih dari titik impas, yakni menghasilkan keuntungan dan layak untuk diusahakan.
UJI PERTUMBUHAN MISELIA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) PADA KOMBINASI BEBERAPA MEDIA SECARA IN VITRO Amrina Rosada; Sulistyo Sidik Purnomo; Devie Rienzani Supriadi; Ani Lestari
Jurnal AGROHITA: Jurnal Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan Vol 8, No 3 (2023): JURNAL AGROHITA
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jap.v8i3.12494

Abstract

Biakan yang unggul, media, serta perawatan tanpa adanya kontaminasi menjadi faktor penting untuk mendapat bibit jamur merang yang unggul. Media murni PDA (Potato Dextrose Agar) yang relatif mahal membuat cara kultur jamur merang membutuhkan pilihan media kultur lain. Arang sekam dan sekam padi berpotensi menjadi alternatif media kultur jamur merang karena kandungan karbon yang tinggi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mendapatkan kombinasi media kultur jamur merang dengan harapan dapat menghasilkan pertumbuhan miselia tertinggi biakan G2 FP007 Faperta Unsika secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan dan Bioteknologi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Singaperbangsa Karawang pada bulan Februari sampai dengan bulan April tahun 2023. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktor Tunggal dengan 5 kali ulangan. Terdapat 7 perlakuan, yaitu A (PDA 100%), B (Arang Sekam 100%), C (Sekam 100%), D (PDA 80% + Arang Sekam 20%), E (PDA 80% + Sekam 20%), F (PDA 60% + Arang Sekam 20% + Sekam 20%), dan G (Arang Sekam 50% + Sekam 50%). Pengaruh perlakuan dianalisis dengan analisis ragam taraf 5% dan uji lanjut DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf 5%. Perlakuan E (PDA 80% + Arang Sekam 20%) menunjukkan hasil rerata pertumbuhan diameter miselia tertinggi setelah perlakuan kontrol PDA 100% yaitu sebesar 6,99 cm. Perlakuan E juga memperlihatkan laju tumbuh miselia tertinggi daripada perlakuan media lainnya dengan pertumbuhan 3,32 cm/hari dikarenakan kandungan yang terdapat pada arang sekam mampu dimanfaatkan secara langsung oleh hifa jamur merang. 
Keragaan Produktivitas, dan Analisis Usaha Tani Kentang Granola di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Pada Masa Pandemi Covid-19 Wagiono Wagiono; Sulistyo Sidik Purnomo; Slamet Abadi
Jurnal Agrimanex: Agribusiness, Rural Management, and Development Extension Vol. 1 No. 1 (2020): September
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35706/agrimanex.v1i1.4746

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberlakuan Pembatasan Sosial Beskala Besar (PSBB) akibat adanya pandemi Covid-19 terhadap keragaan produktivitas, biaya produksi, penerimaan, pendapatan, dan efisiensi usaha tani tanaman kentang varietas Granola di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukamanah dan Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, selama masa pandemi Covid-19, yaitu periode bulan Maret sampai Juli tahun 2020. Data primer didapatkan dari jawaban kuisioner oleh 41 responden petani kentang Granola di Desa Sukamanah dan Margamukti yang sedang mengalami panen kentang Granola selama waktu penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata produktivitas kentang Granola pada masa pemberlakuan PSBB akibat pandemi Covid-19 di Kecamatan Pangalengan sebanyak 19,8 ton per hektar, biaya produksi mencapai Rp.152.068.490/ha, penerimaan sebesar Rp. 240.810.000/ha dengan harga rata-rata kentang Granola konsumsi yang diterima petani adalah sebesar Rp.10.200 per kg dan harga rata-rata kentang Granola sebagai benih yang diterima petani adalah sebesar Rp.19.500 per kg. Rata-rata pendapatan bersih di luar pajak sebesar Rp.88.741.510 per hektar. Serta rasio R/C mencapai 1,58. Pendapatan petani kentang di Kecamatan Pangalengan tersebut tergolong besar sehingga petani kentang memiliki keberanian untuk mengambil resiko tetap menanam kentang Granola pada masa Adaptasi Kebiasaan Baru mendatang.