Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN ROOTONE F TERHADAP PERTUMBUHAN STEK PUCUK JAMBU AIR (Syzygium semaragense) PADA MEDIA OASIS Cut Mulyani; julian ismail
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 2 No 2 (2015): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan lama perendaman Rootone-F terhadap pertumbuhan stek pucuk jambu air pada media oasis serta interaksi keduanya. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lhok Banie, Kecamatan Langsa Barat Kota Langsa. Penelitian ini berlangsung dari bulan April sampai dengan Juni 2015. Ketinggian tempat penelitian 3 meter dari permukaan laut. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu faktor konsentrasi Rootone-F dan Faktor lama perendaman. Faktor Konsentrasi terdiri dari 4 taraf, yaitu K0 = Control, K1 = 100 mg/liter air. K2 = 200 mg/liter air dan K3 = 300 mg/liter air dan faktor lama perendaman yang terdiri dari 3 taraf yaitu L1 = 1 jam, L2 = 2 jam dan L3 = 3 jam. Untuk menggambarkan pertumbuhan Stek pucuk jambu air dilakukan pengamatan panjang tunas, jumlah daun, panjang akar, jumlah akar dan berat akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan Pemberian konsentrasi Rootone-F berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan panjang tunas dan jumlah daun stek pucuk jambu air pada umur 21, 28 dan 35 hari sesudah tanamdan berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan panjang akar, jumlah akar dan berat akar stek pucuk jambu air pada umur 35 hari sesudah tanam. Taraf perlakuan kosentrasi Rootone-F terbaik yaitu K2 (200 mg/liter) untuk pertumbuhan panjang tunas dan jumlah daun. Dan Perlakuan konsentrasi K3 (300 mg/liter air) terbaik untuk panjang akar, jumlah akar dan berat akar. Lama perendaman memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap berat akar pada umur 35 hari sesudah tanam, memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan panjang dan jumlah akar serta memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap pertumbuhan panjang tunas dan jumlah daun. Taraf perlakuan lama perendaman yang terbaik yaitu L3 (Perendaman selama 3 jam) untuk parameter panjang akar, jumlah akar dan berat akar. Interaksi antara konsentrasi Rootone-F dan Lama Perendaman memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap pertumbuhan panjang tunas stek pucuk jambu air. Taraf interaksi perlakuan konsentrasi Rootone dan lama perendaman yang terbaik yaitu K2L3 (Konsentrasi 200 mg/liter air dan perendalam 3 jam) untuk parameter panjang tunas. Dalam melakukan kegiatan pembibitan stek pucuk jambu air disarankan untuk menggunakan Rootone-F dengan Konsentrasi 200 mg/liter air yang direndam selama 3 jam untuk mempercepat pertumbuhan dan keluarnya akar.
EFEKTIFITAS INSEKTISIDA NABATI PADA PADI (Oryza sativa, L) YANG DISIMPAN TERHADAP HAMA BUBUK PADI (Sitophilus oryzae, L) Cut Mulyani; dwi widyawati
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 3 No 1 (2016): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas insektisida nabati pada padi (oryza sativa, l) yang disimpan terhadap hama bubuk padi (Sitophilus oryzae, L)”. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola non faktorial, dengan perlakuan insektisida nabati (P) yang terdiri dari 10 (sepuluh taraf) sebagai berikut: P0 (Tanpa insektisida/control), P1(Daun sirsak), P2 (Daun serai), P3 (Umbi bawang merah), P4 (Umbi bawang putih), P5 (Daun srikaya), P6 (Biji pinang), P7 (Rumput paitan), dan P8 (Lengkuas). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian insektisida nabati memberikan efektivitas yang nyata terhadap mortalitas serangan, efektifitas pengendalian, dan persentase kehilangan berat yang disebabkan hama penggerek padi Sitophilus oryzae, L. Dimana perlakuan terbaik ditemukan pada insektisida nabati jenis umbi bawang putih (P4) (dengan dosis 5 gram/20 gram padi) yang mampu memberikan keefektifan sebesar 100 % terhadap seluruh parameter di akhir pengamatan.
PENGARUH JENIS PUPUK HAYATI DAN JARAK TANAM TERHADAP KACANG HIJAU(Vigna radiata, L) Cut Mulyani; m daud
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 3 No 2 (2016): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk pengaruh jenis pupuk hayati dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau, serta interaksi yang dimunculkan oleh kedua perlakuan tersebut. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial, yang terdiri dari 2 faktor yaitu : Faktor jenis pupuk hayati dengan notasi (H) terdiri dari 4 taraf yaitu H0 (Kontrol atau tanpa pupuk), H1 (Pupuk hayati Biobost), H2 (Pupuk hayati Bio Super Aktif), dan H3 (Pupuk hayati Petrobio). Faktor jarak tanam dengan notasi (J) terdiri dari 3 taraf : yaitu J1 (20 x 10 cm), J2 (20 x 20 cm), dan J3 (20 x 30 cm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa jenis pupuk hayati berpengaruh sangat nyata terhadap berat biji kering per plot dan berat 100 butir biji kering, berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 45 HST. Perlakuan terbaik ditemukan pada perlakuan pupuk hayati Petrobio (H3). Jarak tanam berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman pada umur 45 HST, berat biji kering per plot, serta berat 100 butir biji kering. Perlakuan terbaik ditemukan pada jarak tanam 20 x 20 cm (J2). Interaksi antara jenis pupuk hayati dan jarak tanam berpengaruh tidak nyata terhadap seluruh parameter pengamatan.
Respon Bibit Kelapa Sawit (Elaeis gueneensis, Jacq) di Main Nursery pada Media Tanam Sub Soil terhadap Bahan Pembenah Tanah dan Pupuk Organik Syamsul Bahri; Cut Mulyani; Salman Alfarizi
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 5 No 1 (2018): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bibit kelapa sawit membutuhkan media tanam yang mempunyai sifat fisik dan kimia yang baik. Media pembibitan kelapa sawit pada umumnya terdiri atas tanah lapisan atas (top soil) yang dicampur dengan pasir maupun bahan organik sehingga diperoleh media dengan kesuburan yang baik. Penggunaan subsoil akan menghasilkan pertumbuhan bibit sawit yang baik bila dalam aplikasinya dengan bahan pembenah tanah seperti abu janjang kelapa sawit, abu sekam padi, abu serbuk gergaji, dan abu arang kayu. Penelitian ini dilaksanakan di desa Paya Udang Kecamatan Seruwai Kabupaten Aceh Tamiang, dengan ketinggian tempat 6 M dpl dan pH 5,5, - 6,5 (BPP Kecamatan Seruwai, 2017). Penelitian dari bulan Desember 2017 sampai dengan Maret 2018. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial, yang terdiri dari dua faktor yang meliputi : faktor bahan pembenah tanah (P) yang terdiri dari 4 taraf : P1 (abu jenjang sawit), P2 (abu sekam padi), P3 (abu serbuk gergaji) dan P4 (abu arang). Faktor konsentrasi pupuk organik cair GDM dengan notasi (K) yang terdiri dari 4 (empat) taraf perlakuan yaitu : K0 (0 ml/liter air atau kontrol), K1 (50 ml/liter air), K2 (100 ml/liter air) dan K3 (150 ml/liter air). Parameter yang diamati dalam penelitian ini yaitu tinggi bibit, diameter batang bibit, jumlah daun, panjang daun dan lebar daun. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan bahan bahan pembenah tanah berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi bibit umur 60, 90 HST, diameter bibit 30, 60, 90 HST, jumlah daun 60, 90 HST, panjang daun 30 HST, dan lebar daun 30 HST. Berpengaruh nyata terhadap jumlah daun umur 30 HST, lebar daun 60 dan 90 HST. Perlakuan terbaik ditemukan pada perlakuan bahan pembenah tanah abu sekam. Perlakuan konsentrasi pupuk organik berpengaruh sangat nyata terhadap panjang daun bibit kelapa sawit umur 30 HST namun berpengaruh tidak nyata terhadap parameter lainnya. Perlakuan terbaik ditemukan pada perlakuan konsentrasi 50 ml/liter air. Interaksi antara bahan pembenah tanah dan pupuk organk cair berpengaruh tidak nyata pada semua parameter pengamatan.
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) DI DESA PUNTI PAYONG KECAMATAN RANTO PEUREULAK KABUPATEN ACEH TIMUR Reji Maulana Azsari; Cut Mulyani; Iswahyudi
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 9 No 2 (2022): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33059/jupas.v9i2.6513

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesesuaian lahan tanaman kopi robusta di Desa Punti Payong Kecamatan Ranto Peureulak Kabupaten Aceh Timur. Pengembangan sentra produksi kopi robusta di Desa Punti Payong Kabupaten Aceh Timur memerlukan evaluasi kesesuaian lahan guna mendapatkan hasil produksi terbaik serta meminimalkan kerugian yang dapat diakibatkan oleh faktor pembatas dilokasi tersebut. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan analisis deskriptif berdasarkan observasi lapangan dan analisis laboratorium, penentuan sampel dilakukan secara “purposive sampling” yaitu penentuan lokasi atau titik sampel yang dipilih secara langsung atau sengaja dengan alasan bahwa pada lokasi tersebut akan dijadikan sebagai lokasi pengembangan budidaya tanaman kopi robusta. Data yang digunakan pada penelitian ini diantaranya yaitu data primer yang meliputi peta satuan lahan, data analisis fisika tanah, data analisis kimia tanah, dan data curah hujan, adapun data sekunder yaitu hasil interpretasi data penginderaan jauh. Kesesuaian lahan aktual yang didapat memerlukan upaya-upaya perbaikan terhadap faktor pembatas yang bertujuan untuk meningkatkan kelas kesesuaian lahan agar menjadi lebih baik dan sesuai terhadap tanaman kopi robusta yang akan dikembangkan.
UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI LOKAL ACEH TERHADAP HAMA WERENG BATANG COKLAT (Nilaparvata lugens STAL.) (Hemiptera delphacidae) Ahmad Muladi; Cut Mulyani; Yenni Marnita
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 9 No 2 (2022): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33059/jupas.v9i2.6525

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat ketahanan padi gogo lokal aceh terhadap hama batang weweng. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial dengan varietas perlakuan yang diuji dengan notasi (V) yang terdiri dari beberapa taraf yaitu V1 : Varietas Arias Putih V2 : Varietas Arias Kuning V3 : Varietas Arias Merah V4 : Ramos varietas gung V5: Varietas Sileso. Parameter yang diamati dalam penelitian ini meliputi gejala serangan pada tanaman, tingkat ketahanan padi, intensitas serangan, jumlah anakan (batang), produksi gabah kosong malai, produksi gabah isi malai, produksi gabah per rumpun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serangan wereng coklat berpengaruh nyata terhadap parameter gejala serangan pada tanaman, tingkat ketahanan padi, intensitas serangan, produksi gabah kosong malai, produksi gabah isi malai, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan. . Kata kunci: Padi gogo lokal Aceh, hama wereng coklat
TINGKAT SERANGAN PENYAKIT BUSUK BUAH KAKAO (Phytophthora palmivora L.) DAN KEHILANGAN HASIL TANAMAN KAKAO DI KECAMATAN DARUL IHSAN KABUPATEN ACEH TIMUR Muhammad Fajar Zikri; Cut Mulyani; Yenni Marnita
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 9 No 2 (2022): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33059/jupas.v9i2.6565

Abstract

Indonesia merupakan salah satu satu negara pembudidaya tanaman kakao paling luas di dunia dan termasuk negara penghasil kakao terbesar ketiga setelah Pantai Gading dan Ghana, yakni dengan nilai produksi tahunannya 593.331 ton dimana 94,78% hasil produksi kakao Indonesia berasal dari perkebunan rakyat. Sebagian besar perkebunan kakao di kabupaten Aceh merupakan perkebunan rakyat. Salah satu wilayah penghasil kakao di Aceh yaitu Kabupaten Aceh Timur di Kecamatan Darul Ihsan. Terdapat lima desa penghasil kakao di kecamatan Darul Ihsan yaitu, Lhok Leumak, Seuneubok Teungoh, Lhok Meureu, Panton Meureubo dan Seuneubok Kulam. Rendahnya produktivitas tanaman kakao merupakan masalah klasik yang hingga kini masih sering di hadapi. Selain penyaki busuk buah kakao, serangan Vascular Streak Dieback/VSD yang disebabkan oleh jamur Oncobasidium theobromae dan Penggerek Buah Kakao (PBK) yang disebabkan hama Conophomorpha cramenella juga menjadi masalah utama di beberapa daerah produksi kakao. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui persentase dan intensitas serangan busuk buah kakao di Kecamatan Darul Ihsan Kabupaten Aceh Timur serta mengetahui tingkat kehilangan hasil akibat serangan penyakit busuk buah kakao di Kecamatan Darul Ihsan Kabupaten Aceh Timur. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan teknik observasi dengan pengambilan contoh (sampling) pada tanaman yang memiliki kriteria yang akan diamati. Hasil pengamatan yang diperoleh menunjukkan bahwa persentase dan intensitas serangan penyakit busuk buah kakao P. palmivora tertinggi yaitu pada kebun dengan kriteria tidak terawat dengan nilai 71,21% dan 32,27% yaitu pada Desa Lhok Meureu. Persentase dan intensitas serangan penyakit busuk buah kakao P. palmivora yang terendah terdapat pada kriteria kebun terawat dengan nilai masing-masing 36,79% dan 11,64% yaitu pada Desa Lhok Leumak. Kehilangan hasil akibat meningkatnya intensitas serangan penyakit busuk buah kakao P. palmivora di Kecamatan Darul Ihsan mencapai 481,78 Kg/Ha/tahun dengan intensitas serangan rata-rata 24,77%. Tingginya persentase serangan dan intensitas serangan penyakit ini diantaranya dikarenakancara budidaya yang tidak tepat, sanitasi lingkungan yang buruk, tidak adanya perawatan lahan pertanaman, curah hujan dan kelembaban yang tinggi. Kata kunci:Tanaman kakao, P. palmivora, penyakit busuk buah
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DAN INTENSITAS SERANGAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO (conopomorpha cramerella) TERHADAP PRODUKSI KAKAO DI KECAMATAN MANYAK PAYED Fatia Sara; Cut Mulyani; Iswahyudi Iswahyudi
Jurnal Agroqua: Media Informasi Agronomi dan Budidaya Perairan Vol 21 No 2 (2023): Jurnal Agroqua
Publisher : University of Prof. Dr. Hazairin, SH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32663/ja.v21i2.3975

Abstract

The purpose of this study was to determine the effect of cocoa pod borer (CPB) pest attack intensity on cocoa production in Manyak Payed District. This study used a survey method, sampling was carried out using a "purposive" method which was carried out in 3 villages, namely Lhueng Manyoe village, Krueng Sikajang village, Pahlawan village starting from August to September 2022. In each of the observed garden criteria, percentage and The intensity of CPB pest attacks shows different levels because of the way cocoa farmers tend their farms so that there are plantations that have the highest CPB pest attack rates and there are gardens that have the lowest CPB pest attack rates. The gardens with the highest attack rate were found in the village of Lhueng Manyoe with the category of unkempt gardens and the lowest attack was found in the village of Krueng Sikajang with the category of conventionally treated gardens. The average attack intensity on all observed plantations was 24%. Meanwhile, the loss of cocoa yield reached 275.96 kg/ha/year.
PEMBUATAN PESTISIDA NABATI DALAM MENDUKUNG SISTEM PENGELOLAAN HAMA TERPADU DI DESA MATANG ARA JAWA, KABUPATEN ACEH TAMIANG Cut Mulyani; Iswahyudi Iswahyudi; Zidni Ilman Navia; Arisna Fauzia
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 4 (2023): December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i4.19647

Abstract

ABSTRAKDesa Matang Ara Jawa memiliki produk unggulan tanaman desa yaitu tanaman padi dan menjadi penyumbang hasil panen padi untuk Kabupaten Aceh Tamiang. Hasil panen tersebut sering sekali mengalami kegagalan panen akibat adanya serangan hama. Poktan Tunas Karya menjadi kelompok tani yang bergerak di bidang pertanian yang menghasilkan padi seluas 25 hektar. Berdasarkan survei awal, tanaman padi pada mitra memiliki permasalahan pada serangan hama wereng cokelat yang menyebabkan gagal panen. Dalam pengendaliannya, mereka hanya memanfaatkan pestisida berbahan dasar kimia sintetis, sehingga padi yang dihasilkan tidak baik bagi kesehatan. Selain itu, tingkat pengetahuan Poktan dalam pembuatan pestisida nabati juga masih rendah. Tujuan dari pengabdian ini yaitu untuk meningkatkan keterampilan kepada kelompok tani dengan membuat pestisida nabati dalam meningkatkan produksi kualitas tanaman padi mereka. Metode yang digunakan yaitu melakukan demonstrasi kepada Poktan dengan jumlah peserta sebanyak 16 orang petani. Tahapan kegiatan dari PKM ini adalah survei awal dengan melakukan pendataan pengetahuan peserta, melakukan kegiatan demonstrasi, serta melaksanakan evaluasi kegiatan berupa angket. Hasil evaluasi kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan terhadap pengelolaan hama terpadu, kemudahan pembuatan pestisida nabati, serta kemudahan pengaplikasian pada padi. Ke depannya, kegiatan ini dapat menjadi penggagas bagi Poktan untuk menggunakan pestisida nabati pada pertaniannya dalam mendukung Ketahanan Pangan Berkelanjutan. Kata kunci: manyak Payed; hama; pestisida nabati; dan ramah lingkungan. ABSTRACTMatang Ara Jawa Village has a superior crop product, namely rice, and is a contributor to the rice harvest for Aceh Tamiang District. These crops often experience crop failure due to pest attacks. Poktan Tunas Karya is a farmer group engaged in agriculture that produces 25 hectares of rice. Based on the initial survey, the partner's rice plants had problems with brown planthopper pests that caused crop failure. In its control, they only use synthetic chemical-based pesticides, so the rice produced is not good for health. In addition, the Poktan's level of knowledge in making botanical pesticides is also still low. The purpose of this service is to improve skills to farmer groups by making botanical pesticides in improving the production quality of their rice plants. The method used is to conduct demonstrations to farmer groups with a total of 16 participants. The activity stages of this PKM are an initial survey by collecting data on participants' knowledge, conducting demonstration activities, and carrying out activity evaluations in the form of questionnaires. The results of the activity evaluation showed an increase in knowledge of integrated pest management, ease of making botanical pesticides, and ease of application to rice. In the future, this activity can be an initiator for Poktan to use botanical pesticides on their farms in supporting Sustainable Food Security. Keywords: manyak Payed; pest; botanical pesticides; and environmentally friendly.
PENGARUH SISTEM TANAM DAN JUMLAH BIBIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PADI GOGO (Oriza sativa L.) Diana Safitri; Cut Mulyani; Boy Riza Juanda
Agrika Vol. 18 No. 2 (2024)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v18i2.5984

Abstract

ABSTRAKRendahnya produksi padi gogo disebabkan masih banyaknya yang menanami lahan kering dengan padi gogo varietas lokal yang berumur panjang. Upaya meningkatkan produksi padi gogo dilakukan dengan sistem tanam jajar legowo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem tanam dan jumlah bibit/lubang tanam terhadap pertumbuhan tanaman padi gogo. Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Samudra, Kota Langsa Provinsi Aceh. Penelitian dilakukan bulan November 2022 sampai April 2023. Penelitian disusun menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah sistem tanam yang terdiri T1 (jajar legowo) dan T2 (Tegel). Faktor kedua adalah jumlah bibit/lubang tanam yang terdiri J1 (1 bibit), J2 (2 bibit) dan J3 (3 bibit). Parameter yang diamati antara lain:  tinggi tanaman (cm) dan jumlah anakan yang diamati pada umur 14, 28, 42, 56, 70, dan 84 HST, jumlah anakan produktif, umur keluar malai, panjang malai, umur panen dan produksi/tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua interaksi perlakuan sistem tanam dan jumlah bibit/lubang memberikan tinggi tanaman padi yang sama, kecuali penanaman bibit sistem tegel dengan 1 bibit/lubang tanam memiliki tinggi tanaman yang paling rendah. Jumlah anakan terbanyak didapat pada interaksi perlakuan sistem jajar legowo dengan bibit 3 bibit/lubang tanam dan interaksi sistem penanaman secara tegel dengan 3 bibit/lubang tanam, yaitu berturut-turut sebanyak 19.68 dan 17.10. Tetapi interaksi kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata pada parameter produksi padi. Masing-masing perlakuan sistem tanam jajar legowo dan 3 bibit/lubang tanam memberikan jumlah anakan produktif (16.04 dan 17.33) dan produksi/tanaman yang paling tinggi (65.54 g/tanaman dan 73.68 g/tanaman). ABSTRACTThe low production of upland rice is due to the fact that many people still plant dry land with local varieties of upland rice that have a long life. Efforts to increase upland rice production are carried out using the jajar legowo planting system. This study aimed to determine the effect of the planting system and the number of seedlings/planting holes on the growth of upland rice plants. The study was conducted in the experimental field of the Faculty of Agriculture, Samudra University, Langsa City, Aceh Province. The study was conducted from November 2022 to April 2023. The study was arranged using a factorial randomized block design (RAK) consisting of 2 factors. The first factor was the planting system consisting of T1 (jajar legowo) and T2 (Tegel). The second factor was the number of seedlings/planting holes consisting of J1 (1 seedling), J2 (2 seedlings) and J3 (3 seedlings). The parameters observed include: plant height (cm) and number of tillers observed at the ages of 14, 28, 42, 56, 70, and 84 HST, number of productive tillers, panicle emergence age, panicle length, harvest age and production/plant. The results showed that all interactions of planting system treatments and the number of seedlings/holes gave the same rice plant height, except for the tile system seedling planting with 1 seedling/planting hole which had the lowest plant height. The highest number of tillers was obtained in the interaction of the jajar legowo system treatment with 3 seedlings/planting hole and the interaction of the tile planting system with 3 seedlings/planting hole, which were 19.68 and 17.10, respectively. However, the interaction of the two treatments did not significantly affect the rice production parameters. Each treatment of the jajar legowo planting system and 3 seedlings/planting hole gave the highest number of productive tillers (16.04 and 17.33) and production/plant (65.54 g/plant and 73.68 g/plant).Â