Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Hubungan antara tingkat pengetahuan tentang hidrasi dengan total asupan cairan pada remaja putri Erma Srisofiarani Sudarsono; Susi Nurohmi; Amilia Yuni Damayanti; Dianti Desita Sari
Darussalam Nutrition Journal Vol 3, No 2 (2019): Darussalam Nutrition Journal
Publisher : University of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/dnj.v3i2.3108

Abstract

Latar belakang: Dehidrasi adalah kondisi dimana pengeluaran cairan lebih tinggi dari pada asupan cairan kedalam tubuh. The Indonesian Regional Hydration Study (THIRST) telah menyatakan bahwa banyak dari remaja yang mengalami dehidrasi ringan dengan persentase yang tinggi yaitu 49,5%. Banyak dari manusia hanya minum ketika mereka mereka merasa kehausan, sedangkan rasa haus itu adalah tanda dari dehidrasi ringan. Salah satu faktor yang mempengaruhi total asupan cairan adalah pengetahuan tentang hidrasi. Tujuan: Menganalisis hubungan antara pengetahuan tentang hidrasi dengan total asupan cairan pada remaja putri. Metode:penelitian ini adalah study observasional menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross-sectional, penelitian ini menggunakan kuesioner untuk pengukur pengetahuan, 24-h food recorddan 24-h fluid recorduntuk menentukan total asupan cairan, diuji menggunakan Uji Chi-square. Hasil:Rata-rata dari total asupan cairan adalah 1971,06 ml per hari, remaja putri yang berisiko mengalami dehidrasi sebanyak 56% dan rata-rata pengetahuan hidrasi adalah 61,32% dan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang hidrasi dengan total asupan cairan pada remaja putri dengan p value0,000 < α 0,05. Kesimpulan:Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang hidrasi dengan total asupan cairan pada remaja putri.
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Modifikasi pada Balita Gizi Kurang dan Peningkatan Pengetahuan Ibu Kartika Pibriyanti; Agus Tri Ariefianto; Loviana Maria Santoso; Rifda Hanifa At-Tamami; Khofifah Harahap; Nur Farida Rahmawati; Mitha Airina Findiyani; Safna Khoirunnisaa; Terang Ayudani; Lulu Luthfiya; Susi Nurohmi
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v5i1.7956

Abstract

Masalah stunting merupakan permasalahan gizi yang dihadapi negara-negara miskin dan berkembang. Stunting merupakan kegagalan pertumbuhan akibat akumulasi ketidakcukupan nutrisi yang berlangsung lama mulai dari kehamilan sampai dengan usia 24 bulan. Banyak faktor yang menyebabkan tingginya kejadian stunting pada balita. Masyarakat belum menyadari stunting sebagai suatu masalah di bandingkan dengan permasalahan kurang gizi lainnya. Salah satu cara untuk mengurangi resiko kejadian stunting yaitu dengan pemenuhan asupan zat gizi melalui pemberian PMT (Pemberian Makanan Tambahan) dari bahan pangan lokal. Tujuan kegiatan yaitu pemberian PMT modifikasi dan edukasi melalui media video dan booklet untuk meningkatkan pengetahuan ibu balita. Sehingga diharapkan ibu balita dapat memenuhi kebutuhan asupan gizi balita dengan pemanfaatan bahan pangan lokal yang mudah didapatkan, terjangkau dan tentunya memiliki nilai gizi yang tinggi. Metode yang digunakan adalah edukasi menggunakan media video, booklet dan pemberian PMT modifikasi pada dua kelompok ibu balita. Setiap kelompok terdapat 15 ibu balita. Pengukuran tingkat pengetahuan dengan kuesioner berisi 15 pertanyaan. Pretest diberikan sebelum kegiatan edukasi guna mengukur pengetahuan sebelum edukasi, dan setelahnya diberikan posttest guna mengukur perubahan pengetahuan. Pemberian PMT dari empat bahan lokal telur, ayam, lele dan patin. Hasil yang diperoleh tidak terdapat perbedaan rerata hasil pengetahuan antara kelompok yang diberikan intervensi menggunakan media edukasi video dan booklet. Akan tetapi, terdapat perbedaan signifikan pengetahuan sebelum dan setelah pemberian media edukasi dengan media booklet dan juga media video. Untuk hasil dari pemberian PMT bahwa tidak terdapat perbedaan antara PMT bahan pangan lokal dengan 4 sampel. Simpulan terdapat cara untuk mengurangi resiko terjadinya stunting yaitu dengan meningkatkan pengetahuan melalui media dan pemenuhan zat gizi balita dengan pembuatan PMT dari bahan pangan lokal.
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Modifikasi pada Balita Gizi Kurang dan Peningkatan Pengetahuan Ibu Kartika Pibriyanti; Agus Tri Ariefianto; Loviana Maria Santoso; Rifda Hanifa At-Tamami; Khofifah Harahap; Nur Farida Rahmawati; Mitha Airina Findiyani; Safna Khoirunnisaa; Terang Ayudani; Lulu Luthfiya; Susi Nurohmi
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v5i1.7956

Abstract

Masalah stunting merupakan permasalahan gizi yang dihadapi negara-negara miskin dan berkembang. Stunting merupakan kegagalan pertumbuhan akibat akumulasi ketidakcukupan nutrisi yang berlangsung lama mulai dari kehamilan sampai dengan usia 24 bulan. Banyak faktor yang menyebabkan tingginya kejadian stunting pada balita. Masyarakat belum menyadari stunting sebagai suatu masalah di bandingkan dengan permasalahan kurang gizi lainnya. Salah satu cara untuk mengurangi resiko kejadian stunting yaitu dengan pemenuhan asupan zat gizi melalui pemberian PMT (Pemberian Makanan Tambahan) dari bahan pangan lokal. Tujuan kegiatan yaitu pemberian PMT modifikasi dan edukasi melalui media video dan booklet untuk meningkatkan pengetahuan ibu balita. Sehingga diharapkan ibu balita dapat memenuhi kebutuhan asupan gizi balita dengan pemanfaatan bahan pangan lokal yang mudah didapatkan, terjangkau dan tentunya memiliki nilai gizi yang tinggi. Metode yang digunakan adalah edukasi menggunakan media video, booklet dan pemberian PMT modifikasi pada dua kelompok ibu balita. Setiap kelompok terdapat 15 ibu balita. Pengukuran tingkat pengetahuan dengan kuesioner berisi 15 pertanyaan. Pretest diberikan sebelum kegiatan edukasi guna mengukur pengetahuan sebelum edukasi, dan setelahnya diberikan posttest guna mengukur perubahan pengetahuan. Pemberian PMT dari empat bahan lokal telur, ayam, lele dan patin. Hasil yang diperoleh tidak terdapat perbedaan rerata hasil pengetahuan antara kelompok yang diberikan intervensi menggunakan media edukasi video dan booklet. Akan tetapi, terdapat perbedaan signifikan pengetahuan sebelum dan setelah pemberian media edukasi dengan media booklet dan juga media video. Untuk hasil dari pemberian PMT bahwa tidak terdapat perbedaan antara PMT bahan pangan lokal dengan 4 sampel. Simpulan terdapat cara untuk mengurangi resiko terjadinya stunting yaitu dengan meningkatkan pengetahuan melalui media dan pemenuhan zat gizi balita dengan pembuatan PMT dari bahan pangan lokal.
Hubungan Obesitas Sentral dengan Kejadian Hipertensi pada Wanita Usia Produktif : The Relationship between Central Obesity and Hypertension among Woman of Productive Age Nurohmi, Susi; Purbowati; Widyan Aisya, Rizki
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol. 16 No. 1 (2024): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Overweight or obesity occurs due to the imbalance between energy intake and expenditure. Several degenerative diseases such as hypertension and cardiovascular disease are associated with obesity. The development of these diseases does not only occur in the elderly but also in the productive age. This study aims to analyse the relationship between central obesity and the incidence of hypertension in women of productive age. Cross sectional design was used in this study involving 343 respondents selected through purposive sampling. The data were obtained by direct interview, anthropometric assessment, and blood pressure measurement. The data analysis used chi-square test to determine the relationship between variables. The result of the study showed that the total of 69.4% of respondents had an age range of 50-59 years. Most of respondents had an education level of elementary school (50.7%). There were 28.0% of respondents who had family history of hypertension. Most of respondents had central obesity status as assessed by waist circumference. The incidence of hypertension based on systolic and diastolic blood pressure was 33.5% and 32.7% respectively. There was a significant relationship between waist circumference and family history of hypertension with systolic and diastolic blood pressure (p-value <0.05). The conclusion of the study is that women with central obesity and family history of hypertension are at risk of having high blood pressure.   ABSTRAK Ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran energi adalah penyebab utama kelebihan berat badan dan obesitas. Beberapa penyakit degeneratif seperti hipertensi dan penyakit kardiovaskular memiliki kaitan dengan adanya obesitas pada seseorang. Perkembangan penyakit ini tidak hanya terjadi pada lansia saja tetapi juga pada usia produktif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara obesitas sentral dengan kejadian hipertensi pada wanita usia produktif. Desain Cross Sectional digunakan dalam penelitian ini dengan melibatkan sebanyak 343 responden yang dipilih melalui purposive sampling. Data didapatkan melalui wawancara secara langsung, penilaian antropometri, dan pengukuran tekanan darah. Analisis data menggunakan uji chi-square untuk mengetahui hubungan antar variabel. Sebanyak 69.4% responden memiliki rentang usia 50-59 tahun. Sebagian besar responden memiliki  Tingkat Pendidikan setara SD (50.7%). Terdapat 28.0% responden yang memiliki riwayat penyakit hipertensi dari orang tua. Sebagian besar responden mengalami obesitas sentral yang dinilai melalui lingkar pinggang. Kejadian hipertensi pada responden berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik adalah 33.5% dan 32.7%. Terdapat hubungan yang signifikan antara lingkar pinggang dan riwayat hipertensi dengan tekanan darah sistolik dan diastolik (p-value < 0.05). Kesimpulan penelitian adalah wanita dengan obesitas  sentral dan riwayat hipertensi dari orang tua berisiko memiliki tekanan darah yang tinggi.
Pengaruh Substitusi Tepung Talas dan Sari Buah Naga terhadap Sifat Sensori, Kadar Serat, Antioksidan dan Tingkat Kesukaan pada Produk Mi Mustika, Annisa Surya; Purbowati, P; Nurohmi, Susi
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 20th University Research Colloquium 2025: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu akibat dari gaya hidup masyarakat yang mulai berubah, memberikan dampak negatif terhadap kesehatan seperti pola makan yang tidak seimbang, kurang berolahraga dan beraktivitas yang mengakibatkan indeks massa tubuh berlebih hingga mengalami obesitas. Talas sebagai modifikasi pangan yang diharapkan dapat mengurangi kandungan gluten pada mi, memiliki indeks glikemiks yang lebih rendah, kadar serat dan antioksidan yang lebih tinggi daripada mi konvensional, sedangkan buah naga merah digunakan sebagai pewarna alami, memiliki kandungan serat larut, rendah kalori dan kaya akan antioksidan berperan dalam mengurangi obesitas. Berdasarkan uraian tersebut perlu dilakukan penelitian "Pengaruh Substitusi Tepung Talas dan Sari Buah Naga Merah Terhadap Sifat Sensori, Kadar Serat, Antikosidan, Tingkat Kesukaan pada Produk Mi". Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sifat sensori, kadar serat, antioksidan dan tingkat kesukaan pada formula mi talas dan buah naga. Menggunakan desain eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) menentukan formula terbaik dan desain deskriptif yang digunakan untuk mendiskripsikan sifat-sifat produk akhir seperti sifat sensori, kandungan serat, dan antioksidan. Penelitian ini menunjukkan bahwa substitusi tepung talas dan sari buah naga berpengaruh terhadap sifat sensori, kadar serat, aktivitas antioksidan, dan tingkat kesukaan pada produk mi. Formulasi F3 memperoleh skor tertinggi dalam uji sensori menunjukkan tingkat kesukaan terbaik dengan warna merah muda keunguan, beraroma lemah, gurih dan kenyal. F2 memiliki kadar serat tertinggi (5,60%) dan aktivitas antioksidan tertinggi (22.706,15 ppm), sementara Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan tepung talas dan sari buah naga dapat meningkatkan nilai fungsional mi tanpa mengurangi daya terima konsumen. Kesimpulannya penelitian substitusi tepung talas dan sari buah naga ini dapat meningkatkan kadar serat dan antioksidan pada mi, dengan formulasi yang optimal bergantung pada keseimbangan antara karakteristik fungsional dan tingkat penerimaan sensori. Penelitian ini menunjukkan potensi mi berbasis talas dan sari buah naga sebagai alternatif pangan fungsional yang lebih sehat.
EDUKASI PANGAN SUMBER ANTIOKSIDAN DAN OPTIMALISASI SKINCARE UNTUK PENCEGAHAN PENUAAN DINI Septiani, Septiani; Nurohmi, Susi; Widyan Aisya, Rizki; Tri Sukoharjanti, Bintari; Inas Salsabila, Zumaila; Hartanto, Fitria Syarifa
Jurnal Abdi Insani Vol 11 No 4 (2024): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v11i4.2061

Abstract

Young women are at risk of experiencing premature aging. Early aging can be influenced by various factors such as an unhealthy diet, irregular sleep patterns, lack of hydration, and exposure to free radicals. In addition, the selection of skincare products can also affect skin health. Pimpinan Ranting Nasyiatul Aisyiyah Pasuruhan is experiencing various skin health issues such as dry skin, the appearance of fine wrinkles, and dark spots on the face. This community service aims to provide education on food sources of antioxidants and the optimization of skincare to prevent premature aging. The methods of activities include preparation, implementation, and evaluation. The activities are divided into two sessions: the first session focuses on nutritious food sources of antioxidants and introduces the development of a product in the form of an anti-aging salad booster that is high in antioxidants. The second session is about optimizing skincare to prevent premature aging. The result of this activity is a change in nutritional knowledge values based on the average scores before and after the counseling, which also shows a significant difference. The results of the statistical test indicate that there is an increase in nutrition knowledge from 74.5 to 83.1 (p-value<0.05). This finding suggests that nutrition education utilizing technology can help enhance nutrition knowledge and antioxidant awareness among training participants. In conclusion, there has been an increase in the knowledge of PRNA Pasuruhan members about food sources of antioxidants and the optimization of skincare to prevent premature aging.