Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Integer 1/0 Knapsack Problem Dynamic Programming Approach in Building Maintenance Optimization Viska Dewi Fawzy; Senot Sangadji; Sholihin As’ad
International Journal of Science and Applied Science: Conference Series Vol 2, No 1 (2018): International Journal of Science and Applied Science: Conference Series
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1196.926 KB) | DOI: 10.20961/ijsascs.v2i1.16762

Abstract

The most common problem in urban areas is the high public demand and the limited provision of housing. In meeting the needs of affordable housing for low income communities, the Government of Indonesia implements Rusunawa Project. Object of this research is Pandanarang Rusunawa. Rusunawa Pandanarang is one of the vertical housing in Cilacap that is facing deterioration issue and needs good maintenance management. This study aims at insetting priority and optimizing maintenance plan due to limited funds (limited budget) and the amount of damage that must be repaired.This study uses one of the optimization methods of Dynamic Programing on the application of Integer 1/0 Knapsack Problem, to determine an schedule the maintenance activities. The Criteria that are used such as: the level of building components damage and the level of occupants participation. In the first criterion, the benefit (p) is the percentage of damage that is fixed with the cost (w). While on the second criterion, the benefit (p) is the percentage of occupant participation rate on the maintenance activities with the cost (w). For the budget of Rp 125.000.000, 00, it was obtained from the simulation that the value of the optimum solution on the first criterion at the 7th stage of 71.88% with total cost Rp 106.000.000, 00. At the second criterion, the value of the optimum solution at the 7th stage of 89.29% with total cost Rp 124.000.000, 00.
KAJIAN UJI KUAT LEKAT BAJA PADA BETON HIGH VOLUME FLY ASH MEMADAT SENDIRI DAN BETON NORMAL Karin Sebastia Lintang; Agus Setiya Budi; Senot Sangadji
Matriks Teknik Sipil Vol 7, No 4 (2019): DESEMBER
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v7i4.38478

Abstract

Fly ash berasal dari abu sisa pembakaran batu bara yang mengandung sifat kimia berupa silika dan alumina mencapai 80%. Senyawa silika yang terdapat di dalam fly ash akan mengeliminir keberadaan Ca(OH)2 di dalam mortar yang sifatnya merugikan dan menurunkan kuat tekan dengan cara bereaksi membentuk CSH atau tubermorite yang membangun kekuatan beton. Konsep penggunaan fly ash yang sering digunakan dalam jumlah besar (35-65%) sebagai subtituen semen dikenal dengan High Volume Fly Ash Concrete (HVFAC). Penggunaan konsep HVFAC dipadukan dengan Self Compacting Concrete (SCC) untuk mengatasi permasalahan terbentuknya rongga pada beton bertulang. Penelitian ini mengkaji kuat lekat pada beton HVFA-SCC dan beton normal. Metode penelitian ini ialah eksperimen menggunakan 2 variasi kadar fly ash pada beton HVFA-SCC yaitu 50%, 60%, serta beton normal yang digunakan sebagai pembanding. Tiap variasi terdiri dari 3 sampel kubus berukuran 150 mm x 150 mm x 150 mm. Mutu untuk sampel tersebut diseragamkan yaitu 30 MPa. Hasil yg didapatkan dari pengujian sampel yang ada berupa kurva hubungan load-displacement beton HVFA-SCC yang dibandingkan dengan beton normal usia 28 hari. Hasil yang didapatkan dari hubungan load-displacement adalah besarnya gaya cabut maksimal, displacement saat terjadi gaya cabut maksimal serta dipergunakan untuk menganalisis kuat lekat dari sampel beton HVFA-SCC dan beton normal. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa kuat lekat pada beton HVFA-SCC dengan kadar fly ash 50% lebih besar 328,22 % dibandingkan dengan kuat lekat pada pada beton normal dan pada beton HVFA-SCC dengan kadar fly ash 60% kuat lekat lebih besar 218,84 % dibandingkan dengan kuat lekat pada pada beton normal. Tipe keruntuhan yang terjadi pada pengujian sampel HVFA-SCC maupun beton normal dengan pada pengujian pull out ialah pull out failure.
Analisis Perbandingan Efisiensi Penggunaan Hollow Core Slab (HCS) Dibandingkan Dengan Pelat Konvensonal In Situ Pada Proyek Pembangunan Gudang Ciwastra Bandung Fakhri Firdaus; Senot Sangadji; Widi Hartono
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 4 (2017): Desember 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v5i4.36920

Abstract

Penggunaan produk beton precast sebagai pelat lantai, relatif sudah banyak dijumpai di sekitar kita, dengan digunakan precast maka pemakaian bekisting dan perancah akan berkurang drastis bahkan dapat dihilangkan sehingga dapat menghemat waktu pelaksanaan. Salah satu produk precast untuk lantai adalah hollow coreslab (HCS). Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menganalisis dan membandingkan pengaruh antara penggunaan pelat konvensional cast in situ dengan pelat pracetak Hollow Core Slab (HCS) terhadap sistem struktur, waktu pelaksanaan, dan kebutuhan anggaran biaya pada proyek pembangunan ruko dan gudang dua lantai di daerah Ciwastra Bandung. Adapun pelat konvensional didesain dengan ukuran, mutu beton, dan pembebanan yang sama dengan pelat pracetak. Hasil analisis menunjukkan bahwa bangunan dengan system Hollow Core Slab lebih efisien karena dapat mereduksi kebutuhan balok sebesar 11% dan volume pondasi sebesar 29,1%, selain itu biaya konstruksi dengan metode konvensional membutuhkan biaya lebih besar yaitu Rp. 1.246.320.727 sedangkan HCS hanya membutuhkan biaya sebesar Rp. 1.135.716.752 sehingga lebih efisien sebesar 9%, Hal ini dikarenakan biaya upah pengerjaan HCS lebih murah yaitu sebesar Rp.2.460.520lebih efisien sebesar 74%, dibandingkan dengan pelat konvensional yang menghabiskan Rp.11.912.469, selain itu juga waktu pengerjaanya lebih hemat 12 hari dibandingkan pelat konvensional.
Kajian Kuat Geser Langsung Beton Memadat Sendiri dengan Kadar Fly Ash 50% dan 60% Favian Gustav Mulya; Agus Setiya Budi; Senot Sangadji
Matriks Teknik Sipil Vol 8, No 3 (2020): September
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (690.342 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v8i3.46728

Abstract

AbstrakBeton adalah bahan konstruksi yang banyak dipakai dalam pembangunan infrastruktur. Akan tetapi, proses produksi semen menimbulkan adanya CO2 yang cukup besar yaitu pada satu ton semen menghasilkan 0,55 ton CO2 serta membutuhkan bahan bakar karbon yang dapat mengeluarkan emisi CO2 setara 0,45 ton serta menyebabkan Global Warming (Davidovits, 1994). Fly Ash merupakan material substitusi semen yang saat ini sering dilakukan penelitian serta digunakan. Fly ash merupakan limbah industri berasal dari pembakaran batubara, dengan ukuran diameter 1-150 µm (Siddique, 2004). Fly Ash memiliki kandungan SiO2 yang relatif tinggi, sehingga bisa digunakan sebagai material pozzolan substitusi semen yang bersifat mengikat dalam pembuatan beton. Fly Ash dengan kandungan >50% disertai dengan tambahan material superplastictizer akan dapat menjadikan struktur beton yang bersifat daktail dapat menggalir serta memadat mandiri, campuran ini disebut sebagai High Volume Fly Ash - Self Compacting Concrete (HVFA – SCC). Dalam penelitian ini akan dibahas besar kuat geser langsung beton HVFA – SCC pada kandungan fly ash 50% dan 60% kemudian hasil tersebut akan dikomparasikan dengan balok beton normal. Digunakan balok dobel L bertulang dengan penampang 10x 20x36 cm terdiri atas 5 balok beton normal dan 5 balok HVFA-SCC dengan kandungan fly ash 50% serta 5 balok HVFA-SCC dengan kandungan fly ash 60%. Pada uji kuat geser langsung digunakkan alat yaitu LVDT, dari pengujian ini akan diperoleh grafik hubungan Load-Displacement dengan tegangan geser maksimum beton HVFA-SCC 50%, 60% serta balok beton normal. Berdasarkan hasil penelitian benda uji dobel L HVFA-SCC memiliki kuat geser maksimum lebih besar daripada beton normal.Kata Kunci : fly ash, HVFA-SCC, kuat geser
Pengaplikasian Building Information Modeling (BIM) Dalam Desain Bangunan Gedung Senot Sangadji; Stefanus Adi Kristiawan; Inton Kurniawan Saputra
Matriks Teknik Sipil Vol 7, No 4 (2019): DESEMBER
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v7i4.38475

Abstract

Berbagai macam konflk dalam proses konstruksi, umumnya terjadi karena ketidakpahaman, kurang koordinasi, kekurangan biaya, kekurangan waktu, dan sebagainya. Untuk menyelesaikan konfik-konflik tersebut perlu pendekatan teknologi. Setelah berbagai percobaan, maka munculah sebuah inovasi dengan pendekatan teknologi bernama Building Information Modeling atau disebut BIM. Dengan BIM, pekerjaan konstruksi dapat dikerjakan dengan lebih mudah, efesien, dan tepat sasaran. BIM terdiri beberapa klasifikasi menurut fungsinya. Metode studi ini dilakukan dengan membuat perencanaan model bangunan. Kemudian ada komponen dari model tersebut yang diganti guna mendapatkan kelebihan dari cara kerja BIM. Dari hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa sistem kerja BIM adalah sistem kerja yang berintegrasi dan perubahan suatu komponen dapat dilakukan secara otomatis pada seluruh bangunan.
KAJIAN TEGANGAN-REGANGAN DAN KUAT TEKAN HVFA KADAR 50% MEMADAT SENDIRI TERHADAP BETON NORMAL DENGAN KEKANGAN TEFLON DAN GREASE Riswanda Binta Ichsan; Agus Setiya Budi; Senot Sangadji
Matriks Teknik Sipil Vol 7, No 4 (2019): DESEMBER
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (588.572 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v7i4.38484

Abstract

Dalam beberapa penelitian terakhir, terdapat inovasi baru yaitu dengan menggabungkan beton yang berjenis scc dengan fly ash berkadar tinggi. Inovasi tersebut dikenal dengan High Volume Fly Ash -Self Compacting Concrete (HVFA-SCC). Pada saat pengujian kuat tekan beton dengan menggunakan mesin uji tekan, terjadi gaya friction pada permukaan atas dan bawah beton. Hal tersebut mengakibatkan pengaruh terhadap perilaku tegangan-regangan pada beton. Untuk mengurangi gaya friksi yang terjadi, pada permukaan atas dan bawah beton pada saat pengujian diberikan media yang bersifat menghilangkan gaya friksi. Dalam penelitian ini mengkaji pengaruh media untuk menghilangkan gaya friksi yang terjadi pada saat pengujian kuat desak yaitu dengan teflon dan grease. Metode penelitian ini adalah eksperimen dengan kadar fly ash 50% yang berbentuk silinder berukuran 150mm x 300mm. Pengujian dilakukan dengan Universal Testing Machine (UTM). Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan rata-rata kuat desak yang dihasilkan oleh HVFA-SCC 50% sebesar 28,35 MPa sedangkan Beton Normal sebesar 26,31 MPa.
Uji Tarik Beton Memadat Sendiri High Volume Fly Ash 60% Senot Sangadji; Agus Setiya Budi; Kevin Ferdinand Pratama
Matriks Teknik Sipil Vol 8, No 3 (2020): September
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1237.227 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v8i3.45550

Abstract

Self-Compacting Concrete (SCC) merupakan salah satu inovasi konstruksi yang ada pada saat ini untuk mengatasi permasalahan pengecoran dan pemadatan. SCC mampu mengalir melalui tulangan yang kompleks dan memenuhi ruangan atau cetakan tanpa bantuan alat penggetar mekanik. Konsep SCC ini dipadukan dengan konsep High Volume Fly Ash, yaitu penggunaan fly ash dalam jumlah lebih besar dari 50 %. Fly ash merupakan partikel halus yang terbuat dari sisa-sisa pembakaran batu bara, yang dimanfaatkan untuk mengganti penggunaan semen pada pembuatan beton. Pada penelitian ini akan menganalisis kuat tarik langsung beton pada penggunaan fly ash dengan kadar 60% berdimensi 10 x 10 x 25 cm dengan coakan berbentuk segitiga di tengah bentang dengan dimensi alas 2 cm dan tinggi 1,5 cm. Hasil dari penelitian ini, disimpulkan bahwa beton HVFA – SCC kadar fly ash 60% memiliki nilai kuat tarik sebesar 2,429 MPa. Kata kunci: High Volume Fly Ash – Self Compacting Concrete (HVFA -SCC), Kuat Tarik Langsung, Self-Compacting Concrete, Fly Ash
Kajian Kuat Tekan Uniaksial Beton Memadat Sendiri dengan Kadar Fly Ash 50% Agus Setiya Budi; Senot Sangadji; Ridlo Dwi Kurniawan
Matriks Teknik Sipil Vol 8, No 3 (2020): September
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v8i3.45468

Abstract

AbstrakMeningkatnya permintaan terhadap semen sebagai salah satu material pokok dalam pembuatan beton. Sedangkan gas karbondioksida yang dihasilkan dari proses produksi semen cukup tinggi dan memberikan dampak buruk terhadap lingkungan. Oleh karena itu, dibutuhkan inovasi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dalam beberapa penelitian terakhir, terdapat inovasi baru yaitu dengan menggabungkan beton yang berjenis scc dengan fly ash berkadar tinggi. Inovasi tersebut dikenal dengan High Volume Fly Ash -Self Compacting Concrete (HVFA-SCC). Fly ash menggandung senyawa pozzolan silika dan alumina yang cukup tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pengganti semen. Untuk memperoleh hasil kepadatan yang maksimum, maka dibutuhkan hasil beton segar yang mempunyai daya alir tinggi dan dapat memadat sendiri. Penggunaan fly ash dan agregat yang kecil akan menciptakan daya alir beton yang tinggi, karena gesekan yang terjadi antar partikel material semakin kecil. Hal tersebut dapat mengurangi kadar air pada formula beton dan dapat menghasikan beton dengan kuat tekan tinggi. Pada penelitian ini, kadar fly ash yang digunakan adalah 50% dari total volume semen pada beton. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh yang dihasilkan dari penggunaan fly ash kadar 50% sebagai pengganti semen pada beton SCC. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu secara ekperimental, dimana pembuatan rancang campur beton menggunakan fly ash sebagai pengganti 50% dari volume semen. Benda uji yang digunakan berbentuk silinder dengan ukuran 30cm x 15cm. Pengujian terhadap beton Produksi segar dilakukan dengan 3 metode pengujian, yaitu pengujian flow table, pengujian l-box, dan pengujian v-funnel. Pengujian terhadap beton keras dilakukan dengan memberikan tekanan pada benda uji menggunakan alat uji kuat tekan beton pada umur 28 hari. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan fly ash sebagai pengganti sebagian semen menghasilkan beberapa pengaruh terhadap karakteristik beton. Penelitian ini mengindikasikan bahwa HVFA-SCC kadar 50% menghasilkan beton segar yang memiliki tingkat kelecakan yang baik dan dapat diaplikasikan pada pembuatan rancang campur beton. Nilai dari hasil kuat tekan setiap benda uji sebagai berikut, HVFA.50.A = 44,1390 MPa ; HVFA.50.B = 32,8200 MPa.Kata Kunci : Fly Ash, High Volume Fly Ash, Self Compacting Concrete, Kuat Tekan.
PENGARUH PERSENTASE FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN HIGH VOLUME FLY ASH SELF COMPACTING CONCRETE SPESIMEN SILINDER 150 MM X 300 MM USIA 90 HARI Sonny Bhaksono Aji; Agus Setiya Budi; Senot Sangadji
Matriks Teknik Sipil Vol 6, No 3 (2018): September 2018
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.416 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v6i3.36556

Abstract

Penggunaan supplementary cementing material yang bersifat pozzolan seperti fly ash banyak dipertimbangkan karena selain efektif me-reduce penggunaan portland cement, fly ash juga merupakan limbah pembakaran batu bara yang kurang termanfaatkan. High volume fly ash self compacting concrete dapat menghasilkan sustainable concrete dengan mechanical strength yang tinggi dan workability yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh persentase fly ash terhadap kuat tekan HVFASCC. Penelitian menggunakan 1 mix design beton normal usia 28 hari dan 3 variasi mix design HVFASCC usia 90 hari dengan fly ash replacement ratio 50%, 60% dan 70% dengan total cementitious 500 kg/m3. Spesimen yang digunakan adalah silinder 150 x 300 mm sejumlah 3 buah untuk tiap mix design. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian beton segar dan hardened concrete. Untuk destructive test dilakukan sesuai standar ASTM C469 dengan compressive testing machine. Hasil pengujian beton segar menunjukkan workability semakin baik seiring peningkatan fly ash replacement ratio. Pengujian hardened concrete untuk NC.90, HVFA.90.50, HVFA.90.60, HVFA.90.70 menghasilkan kuat tekan 74,98 MPa, 74,60 MPa, 58,95 MPa, 46,50 MPa. Adanya perbedaan kuat tekan terjadi karena adanya evolusi dari reaksi yang terjadi pada fly ash-cement blends yang melibatkan degree of hydration dan degree of reaction.
PENGARUH KADAR FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN PADAHIGH VOLUME FLY ASH-SELFCOMPACTING CONCRETE (HVFA-SCC) BENDA UJI D 15 CM X 30 CM USIA 28 HARI. Isnadia Nurul Fatimah; Agus Setiya Budi; Senot Sangadji
Matriks Teknik Sipil Vol 6, No 3 (2018): September 2018
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v6i3.36559

Abstract

Dalam upaya mengurangi efek global warming akibat limbah CO2 hasil pembakaran semen ditelitilah fly ash sebagai bahan subtitusi semen. Kandungan senyawa silika ditambah alumina akan mengikat senyawa sisa hasil hidrasi semen (kalsium hidroksida,Ca(OH)2) yang tidak mempunyai kemampuan mengikat, menjadi senyawa baru yang mempunyai sifat cementitious (mengikat) sehingga meningkatkan kekuatan beton yang dihasilkan. Fly ash juga memiliki sifat ball bearing effect yang meningkatkan workability. Pada penelitian  ini akan dianalisis pengaruh kadar fly ash terhadap kuat tekan yang dihasilkan masing masing kadar High Volume Fly Ash Self Compacting Concrete (HVFA-SCC) Fly Ash sebagai subtitusi semen pada High Volume Fly Ash Self Compacting Concrete (HVFA SCC) memiliki kadar mulai dari 50%. Pengujian beton dilakukan dengan sample diameter 15 cm x 30 cm pada 28 hari. Pada penelitian ini dibandingkan 3 variasi kadar fly ash yaitu 50%, 60%, 70% dan beton normal. Hasil penelitian menunjukkan kuat tekan HVFA-SCC semakin besar kadar fly ash semakin rendah kuat tekan yang dihasilkan. Kuat tekan yang dihasilkan untuk kadar fly ash 50%, 60%, 70% dan beton normal adalah 60.58 MPa, 45.86 MPa, 38.21 MPa, 62.47 MPa.