Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Pemeriksaan Gratis dan Pendidikan Kesehatan Tentang Efektivitas Kacang Hijau dan Kacang Kedelai dalam Meningkatkan Kadar Hemoglobin dalam Darah Iis Sopiah Suryani
JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia) Vol 2, No 2: Mei (2021)
Publisher : ICSE (Institute of Computer Science and Engineering)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36596/jpkmi.v2i2.77

Abstract

Abstrak: Pada era 4.0 terjadi persaingan yang ketat diberbagai aspek, diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam menghasilkan SDM yang berkualitas dapat terhambat karena kesehatan dan status gizi. Angka Kejadian anemia masih tinggi.Terutama pada wanita remaja, remaja rentanmengalami anemia karena sedang dalammasa transisi dan juga karena menstruasi. Anemia dapat disebabkan oleh beberapa faktordiantara nya kurang nya asupan gizi, selain itu pola menstruasi, pengetahuantentang anemia, anemia kekurangan zat besi bisa dipenuhi dengan mengkonsumsi zat fe, akan tetapimengkonsumsi suplemen yang mengandung zat besi dalam jumlah banyak dapatmerusak lapisan usus. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis bahwa kacang hijau dan kacang kedelai dapat meningkatkan kadar hemoglobin dan saturasi oksigen dalam darah, maka tujuan pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang anemia. Metode pelaksanaan adalah dengan melakukan pemeriksaan gratis tekanan darah, pemeriksaan HB dan pemeriksaan saturasi oksigen, kemudian memlakukan pendidikan kesehatan sesuai hasilpenelitian yang telah dilakukan. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat pre test pengetahuan remaja 60.98% dalam kategori baik, 34.15% kategori cukup, 4.87% kategori kurang, post test 82.93% kategori baik, 17.07% kategori cukup. Terdapat perubahan pengatahuan remaja sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan. Pengetahuan remaja setelah dilakukan pengabdian masyarakat menjadi lebih tahu tentang efektivitas kacang hijau dan kacang kedelai. Yang lebih efektif dalam meningkatkan kadar hemoglobin dan saturasi oksigen adalah kacang hijau.Abstract: In the era of 4.0, there was intense competition in various aspects, it required quality human resources. In producing quality human resources, it can be hampered by health and nutritional status. The incidence of anemia is still high. Especially in adolescent women, adolescents are prone to experiencing anemia because they are in a transitional period and menstruation. Anemia can be caused by several factors, including lack of nutritional intake, besides menstrual patterns, knowledge of anemia, iron deficiency anemia can be met by consuming iron, but taking supplements that contain large amounts of iron can damage the intestinal lining. Based on the results of research conducted by the author that green beans and soybeans can increase hemoglobin levels and oxygen saturation in the blood, this community service aims to increase adolescent knowledge about anemia. The research method is to do a free blood pressure check, HB examination, and oxygen saturation check, then apply health education according to the research results. The results of community service activities pretest adolescent knowledge 60.98% in the excellent category, 34.15% in enough category, 4.87% in the low category, 82.93% in the outstanding category, 17.07% in the excellent category. There were changes in adolescent knowledge before and after health education. Community service becomes more aware of the effectiveness of green beans and soybeans. Mung beans are more effective at increasing hemoglobin levels and oxygen saturation.
RELATIONSHIPS WITH EATING EVENTS IN HYPERTENSION IN WOMEN MENOPAUSE POSBINDU "M" SUKARAME KECAMATAN VILLAGE DISTRICT TASIKMALAYA Eneng Daryanti; Iis Sopiah Suryani; Meti Sulastri; Nani Purnama Fajriani
Journal of Midwifery Vol 4, No 2 (2019): Published on December 2019
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.682 KB) | DOI: 10.25077/jom.4.2.15-20.2019

Abstract

Abstract-Objective: In women, blood pressure generally increases after menopause. Those who have menopause have a higher risk of hypertension compared to premenopausal. One of the risk factors that can lead to hypertension is diet. Diet in the form of lots of fatty foods, sodium, and cholesterol. Prevention of hypertension can be done by arranging a balanced diet. The purpose of this study to determine the relationship of diet with the incidence of Hypertension in Women. Method: This research uses a correlation analytic method with a cross-sectional approach. The population in this study are all women with menopause as much as 114 people, with the number of respondents in this study were 114 postmenopausal women using total sampling. Retrieving data using the chi-square formula. Result and discussion: It was found that 60.6% of respondents have no good diet also has hypertension, with 0,559 value ρ (> 0.05), the Ha rejected the conclusion shows no relationship between diet respondents with hypertension in menopausal women. Advice for respondents for blood pressure checked regularly and adjust your diet appropriately so that the amount of food consumed by the recommended dietary allowance figures
HUBUNGAN JUMLAH ANAK (PARITAS) DAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN USIA MENOPAUSE DI KELURAHAN “K” iis sopiah suryani; Meti Sulastri; Maria Ulfah jamil; Selvy Wahyu Nur Utami
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 11, No 2 (2020): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v11i2.833

Abstract

Masalah kesehatan wanita salah satunya sistem reproduksi kini menjadi perhatian dunia tidak hanya menyangkut kehamilan dan persalinan namun lebih luas yaitu dari menarche sampai menopause. Menopause menandai akhir masa reproduksi seorang wanita dan biasanya terjadi pada wanita berusia antara 45-54 tahun hal ini disebabkan faktor reproduksi salah satunya jumlah paritas dan riwayat pemakaian KB hormonal. Hasil studi pendahuluan di Kelurahan “K” dari 6 responden 2 diantaranya mengalami menopause pada usia >45 tahun dimana Ibu tidak ber KB hormonal dan memiliki 1 anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jumlah anak (Paritas) dan penggunaan kontrasepsi hormonal dengan usia menopause. Rancangan penelitian ini adalah korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita usia 45-54 tahun sebanyak 710 orang, pengambilan sampel dengan menggunakan teknik quota sampling sebanyak 71 orang. Data dalam penelitian ini data primer penelitian langsung terhadap ibu menopause. Analisa data yang digunakan adalah univariat dan bivariat. Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa terdapat hubungan jumlah anak (paritas) dengan usia menopause  dengan nilai p-value 0,003<0,05. Terdapat hubungan pemakaian KB hormonal dengan usia menopause dengan nilai p-value  0,004<0,05. Oleh karena itu bagi masyarakat (ibu menopause) dalam menghadapi menopause pemahaman ibu tentang menopause mengingat kontrasepsi KB hormonal dan jumlah paritas mempengaruhi usia menopause.Kata Kunci          :               Paritas, KB Hormonal, Usia Menopause.
GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN DAN SATURASI OKSIGEN PADA REMAJA DI SMK B Iis Sopiah Suryani; Meti Sulastri
JURNAL MITRA KENCANA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN Vol 3, No 2 (2019): JURNAL MITRA KENCANA
Publisher : LPPM Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54440/jmk.v3i2.83

Abstract

ABSTRAK Background: Masa era globalisasi terjadi persaingan yang ketat diberbagai aspek, diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas. SDM yang berkualitas dapat terhambat karena kesehatan dan status gizi. Terutama pada wanita, remaja cenderung mengalami anemia karena sedang dalam masa transisi dan juga karena menstruasi. Penyebab anemia ada beberapa factor diantaranya kurangnya asupangizi, selain itu pola menstruasi, pengetahuan tentang anemia, zat besi bias dipenuhi dengan mengkonsumsi zat fe, akan tetapi mengkonsumsi suplemen yang mengandung zat besi dalam jumlah banyak dapat merusak lapisan usus. Cara agar dapat memenuhi kebutuhan zat besi dalam tubuh yaitu dengan cara mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi misalnya kacang hijau dan kacang kedelai. Kacang hijau dan kacang kedelai dapat diolah menjadi makanan serta minuman segar. Jugabanyak terdapat dipasaran sehingga lebih gampang diperoleh. Aim: Untuk mengetahui gambaran kadar Hemoglobin dan Saturasi Oksigenpada remaja di SMK B.Method: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan metode purpossive sampling yang memenuhi criteria inklusi dan ekslusi. Instrumen pada penelitian ini menggunakan Hemoglobin Testing System Quick Check set dan Oxymetri. Sample pada penelitian ini terdiri dari 32siswi di SMK B. Result: Hasil penelitian pada pemeriksaan kadar hemoglobin dalam darah remaja putri di SMK B menunjukan nilai minimum sebesar 9,30 gr/dl dan kadar Hb maksimum sebesar 16,90 gr/dl dengan rerata 12,7676 dan standar deviasi sebesar 1,66200. Dan hasil penelitian pemeriksaan saturasi oksigen dalam darah remaja di SMKB memiliki nilai minimum saturasi oksigen sebesar 93% dan nilai maksimum sebesar 99% dengan rerata97,6176 dan standar deviasi sebesar 1,39294. Conclusion: Gambaran kadar hemoglobin dalam darah dan saturasi oksigen dalam darah pada remaja siswi di SMK B dalam kategori normal.hanya ada beberapa siswa yang kadar hemoglobin nya kurang. Kata Kunci: Remaja, Hemoglobin, Saturasi Oksigen
HUBUNGAN KONSUMSI JUNK FOOD DENGAN STATUS GIZI Iis Sopiah Suryani; Meti Sulastri; Hasrinurhidayat Hasrinurhidayat
JURNAL MITRA KENCANA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Mitra Kencana
Publisher : LPPM Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54440/jmk.v4i1.101

Abstract

ABSTRAK Remaja pada usia 10-18 tahun mengalami fase pertumbuhan dan perkembangan pesat dalam hal fisiologis, psikologis, dan sosial. Periode yang rentan gizi karena berbagai sebab ada di masa remaja . Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Gaya hidup modern cenderung menyebabkan status gizi anak di atas normal, sehingga anak menjadi gemuk atau obesitas. Junk food dideskripsikan sebagai makanan yang tidak sehat atau memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang. Untuk mengetahui hubungan konsumsi junk food dengan status gizi dengan gizi lebih Jenis penelitian yang digunakan adalah non eksperimen dengan desain penelitian korelasional. Populasi penelitian adalah siswa kelas VII, VIII, dan IX di Sekolah Menengah Pertama S yang berjumlah 90 siswa dengan tenik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Analisa data yang digunakan adalah Uji Chi-square. Penelitian memperlihatkan hubungan antara konsumsi junk food dengan status gizi dapat dijabarkan bahwa dengan menggunakan hasil p value sebesar 0,867. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara konsumsi junk food dengan status gizi di Sekolah Menengah Pertama S. Dari hasil penelitian yang diperoleh, dapat dilihat dan disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi junk food dengan status gizi pada siswa di Sekolah Menengah Pertama S.Kata Kunci : Junk food, Status gizi
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SULIT MAKAN PADA BALITA DI POSYANDU SALAKOSA KECAMATAN TAMANSARI KOTA TASIKMALAYA Lina Marlina; Meti Sulastri; Iis Sopiah Suryani
JURNAL MITRA KENCANA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN Vol 4, No 2 (2020): JURNAL MITRA KENCANA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : LPPM Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54440/jmk.v4i2.108

Abstract

Gangguan pola makan pada balita jika tidak segera diatasi dapat menjadi masalah kesulitan makan, sehingga berakibat buruk bagi tumbuh kembang anak. Faktor yang mempengaruhi sulit makan pada anak diantaranya pengetahuan, sikap, dan perilaku. Hasil survei pendahuluan pada bulan Maret tahun 2020 di Posyandu Salakaso Kecamatan Tamansari diperoleh jumlah balita yang mengalami gizi buruk sebanyak 22 orang, yang mengalami gizi kurang sebanyak 32 orang pada bulan Pebruari 2020. Selain diperoleh data, masih banyak orang tua/ibu yang mengeluh anaknya sulit makan. Dari 10 orang yang diwawancarai sebanyak 8 orang ibu mengeluh anaknya sulit makan, sedangkan sebanyak 2 orang mengatakan anaknya makan sesuai dengan keinginannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi sulit makan pada balita. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita sulit makan di Posyandu Salakaso sebanyak 87 orang. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik Total sampling sebanyak 87 orang. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dengan rumus persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang cara dan variasi makanan pada anak ada pada kategori kurang yaitu sebanyak 43 orang (49,4%), sikap ibu dalam memberikan makan pada anak terbesar ada pada kategori positif yaitu sebanyak 49 orang (56,3%), dan perilaku ibu ada pada kategori kurang yaitu sebanyak 45 orang (51,8%). Hendaknya ibu dan keluarga yang memiliki anak usia balita mampu memperbaiki pola makan, kebiasaan makan anak, meningkatkan pengetahuannya mengenai gizi pada anak balita, dan ibu bisa memperbaiki pola asuh pada anak usia balita.Kata Kunci : Sulit makan, balita, pengetahuan, sikap, perilaku
GAMBARAN PENGETAHUAN KADER POSYANDU TENTANG VITAMIN A DAN CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA DI POSYANDU S Meti Sulastri; Iis Sopiah Suryani; Baharudin Lutfi
JURNAL MITRA KENCANA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Mitra Kencana
Publisher : LPPM Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54440/jmk.v4i1.95

Abstract

ABSTRAKGenerasi yang sehat, cerdas, dan produktif berawal dari kesehatan masa pertumbuhan saat masih bayi dan balita. Oleh karena itu, setiap tahunnya pemerintah melalui Departemen Kesehatan meluncurkan Program Pemberian Kapsul Vitamin A untuk bayi dan balita. Upaya pencapaian target pemberian Vitamin A, tentunya akan berhasil apabila melibatkan seluruh unsur yang berkepentingan baik unsur pemerintahan maupun unsur masyarakat dalam hal ini adalah kader. Wilayah Kerja Puskesmas S terdiri dari tiga kelurahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan kader posyandu tentang Vitamin A dan cakupan pemberian Vitamin A pada balita. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan crossectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader posyandu sebanyak 191 orang. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik quota Sampling sebanyak 38 orang. Analisa data yang digunakan adalah Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan kader posyandu tentang vitamin A di Wilayah Kerja Puskesmas S ada pada kategori kurang baik (60,5%), dan cakupan pemberian vitamin A sebesar 86,1%. Puskesmas dalam hal ini adalah petugas kesehatan, agar lebih dapat memberikan pendidikan kesehatan atau penyuluhan dan motivasi kepada masyarakat tentang pentingan vitamin A, sehingga setiap balita mendapatkan vitamin A dan cakupan pemberian vitamin A akan tercapai sesuai dengan target.Kata Kunci : Pengetahuan dan Vitamin A
The Effectiveness of Fried Catfish Cake In Increasing Hemoglobin Levels And Oxygen Saturation In Blood In Pregnant Women Iis Sopiah Suryani; Maria Ulah Jamil; Novianti Rizki Amalia; Ajeng Maharani Pratiwi
Placentum: Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya Vol 9, No 3 (2021): Special Issue
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/placentum.v9i3.54828

Abstract

Iron deficiency anemia mainly affects pregnant women, lactating women and women of childbearing age in general. Many things change in pregnant women in the third trimester of pregnancy. In the third trimester, blood volume is still increasing so pregnant women need foods rich in iron and vitamin C for good iron absorption. Catfish is one of the foodstuffs that is easy to serve and the price is cheaper than other fish. The nutritional content of catfish will increase with the right way of processing. Fresh catfish contains 1.0 mg of iron. After frying, it becomes 1.2 mg. With the condition of pregnant women who are prone to anemia, pregnant women must fulfill their nutrition by adding additional food, which can be in the form of snacks made from catfish so that their fe needs will be met. Catfish, apart from being processed into meatballs, can also be processed into the fried catfish cake. Quasi-experimental research type non randomized pre test post test. The research subjects were pregnant women in the third trimester. The analysis of this study used the Paired t test. Results: the results of research that has been conducted regarding differences in Hb levels in pregnant women in the third trimester before and after being given fried catfish cake, it was found that there were differences in Hb levels before and after treatment, this result was evidenced by the results of the t statistical test where the tcount was 10,816 with a significance level of ρvalue of 0.000, there is a significant difference because ρvalue is smaller than α (0.05). Meanwhile, for oxygen saturation with the Wilcoxon test statistic, the Z value is -3.345 with a significance level of ρvalue of 0.001, Thus before and after treatment there is a significant difference because the value is smaller than α (0.05). The brain of fried catfish cake is effective in increasing hemoglobin levels and oxygen saturation in the blood in third trimester pregnant women.  
PERBEDAAN POLA ASUH DEMOKRATIS DAN OTORITER TERHADAP KEMANDIRIAN ANAK TUNAGRAHITA DI SLB YAYASAN “B” KOTA TASIKMALAYA Asep Mulyana; Iis Sopiah Suryani; Heni Nurakillah; Septiandi Eka Darusman; Faisal Kurnia
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 13, No 2 (2022): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v13i2.1532

Abstract

Anak tunagrahita merupakan anak yang mengalami kelemahan psikis dan fisik, kelemahan tersebut dapat menyebabkan gangguan dan hambatan dalam perawatan diri sehingga mengakibatkan anak menjadi kurang mandiri. Salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kemandirian anak adalah dengan memberikan pola asuh yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pola asuh demokratis dan otoriter terhadap kemandirian anak tunagrahita di SLB Yayasan Bahagia Kota Tasikmalaya. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitaif dengan metode komparatif dan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak tunagrahita ringan sebanyak 63 orang. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan uji chi square. Hasil penelitian didapatkan pola asuh demokratis pada anak tunagrahita sebagian besar demokratis (60.3%), dan sebagian besar bukan otoriter (60.3%). Kemandirian anak tunagrahita di SLB Yayasan Bahagia Kota Tasikmalaya sebagian besar kurang mandiri (54.0%). Terdapat perbedaan pola asuh demokratis dan otoriter terhadap kemandirian anak tunagrahita di SLB Yayasan Bahagia Kota Tasikmalaya dengan p value 0,002. Simpulan dari penelitian ini terdapat perbedaan pola asuh demokratis dan otoriter terhadap kemandirian anak tunagrahita sehingga disarankan orang tua dapat mengoptimalkan kemandirian anak tunagrahita melalui penerapan pola asuh demokratis, orang tua hendaknya tidak memaksakan kendak kepada anak tunagrahita, sehingga proses kemandirian berkembang secara optimal. 
EFEKTIVITAS MENGGENDONG DENGAN METODE M SAVE DAN J SAVE TERHADAP KUALITAS TIDUR BAYI USIA 2-6 BULAN Iis Sopiah Suryani; Rikky Gita Hilmawan; Heni Nurakillah
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 14, No 1 (2023): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v14i1.1518

Abstract

Kegiatan menggendong bayi dapat mempengaruhi pertumbuhan bayi terutama tulang panggul dan tulang belakang. Kegiatan menggendong bayi terlihat sepele, namun alangkah baiknya orang tua mengetahui posisi menggendong bayi yang mana yang benar dan aman, Dengan mengetahui posisi menggendong yangbaik sangat bermanfaat bagi ibu dan pertumbuhan perkembangan bayi. Teknim M save masih jarang digunakan oleh para ibu di Indonesia padahalmetode ini merupakan metode yang aman dan nyaman untuk menggendong bayi serta dapat memperbaiki kualitas tidur bayi. Sedangkan teknik menggendong dengan metode J save sudah sering digunakan oleh para ibu. Tujuanpenelitian ini mengetahui efektifitas menggendong dengan metode M save dan J save pada bayi usia 2-6 bulan terada kualitas tidur nya. Metode penelitian quasi esperimen. Penelitian ini sesuai dengan road map prodi dan dosen serta sesuai dengankeunggulan prodi D3 kebidanan Tasikmalaya. Sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan metode purpossive sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi sebanyak 36 bayi. Instrument dengan menggunakan wawancara dan kuesioner kualitas tidur. Analisis menggunakan uji paired t test. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai kualitas tidur bayi usia 2-6 bulan sebelum dan setelah perlakuan dengan digendong menggunakan metode M shape dan J shape diperoleh bahwa kedua kelompok memiliki perbedaan, hal ini dibuktikan dengan hasil uji statistik t dimana pada M shape memiliki tingkat signifikansi ρvalue sebesar 0,000, dan pada kelompok J shape memiliki tingkat signifikansi ρvalue sebesar 0,043. Dengan demikian kedua variabel tersebut sebelum dan setelah perlakuan memiliki perbedaan yang berarti karena masing-masing memiliki ρvalue lebih kecil dari α (0,05).