Articles
Faktor Determinan Ketidakterlaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok SMK Se-Kota Pekalongan
Faizah, Sakinah;
Suharso, Suharso;
Nusantoro, Eko
Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application Vol 2 No 2 (2013): Juni 2013
Publisher : Universitas Negeri Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15294/ijgc.v2i2.3183
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang menjadi determinan dalam ketidakterlaksanaan layanan bimbingan kelompok. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian survai. Populasi dalam penelitian ini adalah konselor di SMK se-Kota Pekalongan. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik purposive sampling, karena ada sekolah yang tidak terdapat subjek penelitian dalam hal ini konselor dan sekolah yang tidak memungkinkan untuk dilakukan penelitian. Metode pengumpulan data menggunakan angket yang diberikan kepada konselor. Teknik analisis data menggunakan analisis faktor dan deskriptif presentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor internal berpengaruh lebih besar dari faktor eksternal, sehingga menjadi determinan dalam ketidakterlaksanaan layanan bimbingan kelompok. Faktor internal yang menjadi determinan adalah kompetensi profesional, kemudian untuk faktor ekternal komponen yang menjadi determinan dalam ketidakterlaksanaan layanan bimbingan kelompok adalah beban tugas konselor. Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor internal menjadi determinan dalam ketidakterlaksanaan layanan bimbingan kelompok. Dengan kata lain komponen dari faktor internal dan eksternal yang menjadi determinan dalam ketidakterlaksanaan layanan bimbingan kelompok adalah kompetensi profesional dan beban tugas konselor. The purpose of this research was to describe the determine factor of the undone guidance group services. This research is included in type of survey research. The population in this study are all of counselors in SMK Pekalongan. The sampling technique used in this research is purposive sampling techniques, because there school didn’t have a subject research it mean a counselor and there a school may not to let in this research. Methods for collecting data using questionnaires given to counselors respondents. The analysis techniques using factor analysis and descriptive percentage. The results showed that internal factor more influence than the external factor it’s mean that the internal factor being a determine in the undone guidance group services. the most contribute in the internal factor component is professional factor, then in the external factor the most contribute component in the undone guidance groups service is high task level of couselor. So the conclution in this research is internal factor being a determine in the undone guidance groups service,in the other side the internal factor and external being determine in the undone group services are profesional factor and the high task of couselor.
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Underachiever Melalui Layanan Bimbingan Kelompok
Khasanah, Ayu Umazaroh;
Sutoyo, Anwar;
Nusantoro, Eko
Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application Vol 2 No 3 (2013): September 2013
Publisher : Universitas Negeri Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15294/ijgc.v2i3.3194
___________________________________________________________________ Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa underachiever pada siswa kelas VA melalui layanan bimbingan kelompok. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan bimbingan konseling. Desain yang digunakan adalah model penelitian Kemmis dan Me Taggart. Partisipan dalam penelitian adalah 10 siswa kelas VA yang terdiri dari 7 siswa underachiever dan 3 siswa yang memiliki motivasi belajar tertinggi di kelas VA. Teknik pengambilan partisipan menggunakan purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan skala motivasi belajar yang digunakan pada saat sebelum dan sesudah pemberian bimbingan kelompok. Teknik analisis data menggunakan deskriptif persentase. Pada hasil pre-test diperoleh rata-rata motivasi belajar sebesar 48,71% setelah diberikan layanan bimbingan kelompok pada siklus 1 (post-test 1) diperoleh rata-rata sebesar 60,71% dan setelah diberikan layanan bimbingan kelompok pada siklus 2 (post-test 2) diperoleh rata-rata sebesar 79%. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan motivasi belajar pada siswa underachiever sebesar 18,29% setelah pemberian layanan bimbingan kelompok selama 2 siklus. Dengan demikian, motivasi belajar siswa underachiever dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok yang tepat. The purpose of this research is to improve motivation of underachiever student in class VA through group guidance services. This study was included in the counseling action research. The design used was a model research Kemmis and Taggart Me. Participants in the study were 10 students of class VA consisting of 7 students underachiever and 3 students who have the highest motivation to learn in the classroom VA. Participants taking technique using purposive sampling. Methods of data collection using learning motivation scale used both before and after the group guidance service. Descriptive data analysis techniques using percentages. In the pre-test results obtained on average by 48.71% motivation after being given guidance services group in cycle 1 (post-test 1) obtained an average of 60.71% and after a given group counseling services in Cycle 2 (post -test 2) obtained an average of 79%. The results showed an increase in underachiever students' motivation by 18.29% after the group guidance services for 2 cycles. Thus, underachiever student motivation can be enhanced through proper guidance services group.
Studi Pengembangan Diri (Bakat Minat) pada Siswa Komunitas Sastra di Sekolah Alternatif Qoryah Thoyyibah Salatiga
Antika, Bregita Rindy;
Suharso, Suharso;
Nusantoro, Eko
Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application Vol 2 No 3 (2013): September 2013
Publisher : Universitas Negeri Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15294/ijgc.v2i3.3195
Penelitian ini berdasarkan fenomena yang ada di sekolah alternatif qoryah thoyyibah bahwa sekolah tersebut merupakan sekolah alam yang berlandaskan konsep kemandirian siswa, tidak ada proses belajar mengajar, tidak ada guru tetap dan tidak ada konselor sekolah yang membantu siswa untuk mengembangkan diri. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui proses pengembangan diri siswa dari raw input-proses-output. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Sampel penelitiannya yaitu 13 orang siswa, 2 guru pendamping dan kepala sekolah. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menyebutkan bahwa Proses pengembangan diri di sekolah alternatif qoryah thoyyibah berdasarkan kemandirian siswa. Sesuai dengan teori belajar humanistik, Siswa didorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukan apa yang akan diinginkan dan menanggung resiko dari perilaku yang dtunjukkan. Peran guru dan siswa dalam proses pengembangan diri sangat penting, karena guru adalah sebagai fasilitator dan juga guru memberikan motivasi. Dalam proses pengembangan diri bergantung pada kreatifitas guru, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan lain dalam mengelola dan mengembangkan program-program sekolahnya. Siswa dapat mengembangkan bakat minatnya karena mereka melaksanakan komitment awal belajar dengan baik dan disiplin sehingga tercapai target dan keinginan masing-masing siswa. The research was based on the phenomenon that is in an alternative school Qoryah Thoyyibah which is based on the concept of self-sufficiency of nature students, no teaching and learning, there is no permanent teacher and no school counselor helps students in self development. The purpose of this study is to determine the student development process from raw input-process-output. The Type of the research is descriptive research with a case research approach. The Research takes samples at 13 students, 2 teachers and an Headmaster. the Methods of data collecting is using interview, observation and documentation. The study says that the process of self-development in alternative schools Qoryah Thoyyibah is by students it selves. According to humanistic learning theory. The role of teachers and students in the process of self-development is very important. In the process of self-development is depends on the creativity of the teachers, principals, and other education personnel in managing and developing school programs. Students can develop their talents because they pay attention to their commitment and discipline as they carry out their interest to learn in order to reach goals and desires of each student.
Faktor Determinan Kemampuan Perencanaan Karier Siswa SMA Negeri Se-Kabupaten Tegal
Miskiya, Lu'luatun;
Suharso, Suharso;
Nusantoro, Eko
Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application Vol 3 No 1 (2014): Maret 2014
Publisher : Universitas Negeri Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15294/ijgc.v3i1.3748
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor determinan kemampuan perencanaan karier siswa. Jenis penelitian adalah penelitian survey. Populasi penelitian ini yaitu siswa kelas XI SMA Negeri se-Kabupaten Tegal. Teknik sampling yang digunakan Cluster Sampling Proporsional. Metode pengumpulan data menggunakan angket tertutup. Analisis datanya menggunakan deskriptif persentase. Hasil penelitian menunjukkan faktor keluarga menjadi faktor determinan terhadap kemampuan perencanaan karier siswa dengan perolehan persentase sebesar 80% yang berada dalam kategori tinggi. Sedangkan faktor belajar menjadi faktor yang kurang determinan terhadap kemampuan perencanaan karier siswa dengan perolehan persentase sebesar 67% yang berada dalam kategori sedang. Simpulan dari penelitian ini, faktor keluarga menjadi faktor determinan terhadap kemampuan perencanaan karier siswa. The purpose of the study was to find out the determinant factor of students career planning ability. This research was using survey research with XI grades students of State Senior High Schools in Tegal regency as the population. Proportionate cluster sampling technique was used in this study. Method for collecting data was used close questionnaire. The data analysis used descriptive percentages.The results showed family factor become the determinant factor of students career planning ability with the percentage of 80 % which is in the high category while learning factor become less determinant factor of the ability of students career planning with a percentage of 67% in the medium category . It can concluded that family factor become determinant factor in the ability of students career planning.
Kebijakan Kepala Sekolah Terhadap Pelayanan Bimbingan Konseling di SMA Negeri Se-Kabupaten Purbalingga
Mahanggi, Dinka Rizki Apriliana;
Nusantoro, Eko;
Kurniawan, Kusnarto
Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application Vol 3 No 1 (2014): Maret 2014
Publisher : Universitas Negeri Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15294/ijgc.v3i1.3753
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kebijakan kepala sekolah terhadap pelayanan BK di SMA Negeri se-Kabupaten Purbalingga. Penelitian ini adalah penelitian kualitatifdengan pendekatan penelitian kebijakan, sumber dataprimer dan sekunder. Subyek penelitian yaitu seluruh kepala SMA Negeri se-Kabupaten Purbalingga. Instrumen yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan sarpras untuk BK sudah cukup lengkap walaupun belum maksimal karena minimnya anggaran dana. Kebijakan alokasi jam BK, prosentasenya 20% sama sekali tidak ada jam BK, 40% semua kelas ada jam BK, sedangkan 40% lainnya hanya sebagian kelas yang ada. Kebijakan mengenai kualifikasi akademik konselor, 50% dari jumlah seluruh guru BK yang berlatarbelakang pendidikan BK, dan 50% lainnya non BK. Hampir semua guru BK sudah memenuhi kriteria beban kerja guru BK yaitu minimal mengampu 150 siswa.Supervisi BK oleh kepala sekolah masih belum optimal. Anggapan BK sebagai polisi sekolah sudah mulai hilang karena kebijakan kepala sekolah yang menetapkan guru BK tidak boleh menghukum siswa. Simpulan penelitiannya yaitu secara umum kepala sekolah sudah mengetahui peran serta tanggungjawab kepala sekolah terhadap pelayanan BK, tetapi dalam pelaksanaannya kepala sekolah kurang menerapkan pemahamannya serta kurang melihat kebutuhan dari guru BK dan siswa. The purpose of this study is to find out how the application of headmaster’ policytowards guidance and counseling service in state high schools. It used qualitative research with policy research analysis approach, primary and secondary data sources. The subjects of this research are all headmasters of state high schools throughout Purbalingga district. Observation, interview, documentation are the instruments used in this research. Result of this study shows that in providing the infrastructureis generally appropriate. There are 20% of which haven’t any time allocation, 40% have time allocation, and 40% have time allocation for some classes. Policy related to counselor academic qualification shows that 50% have guidance and counselingacademic background, and 50% the others haven’t background of guidance and counseling. Almost all counselor are fulfillingthe task qualification of counselor. Headmaster supervision of counseling program isn’t optimal. The policy from headmaster in forbidding counselor give punishment for students makes the idea that counselor is like school police is disappeared. The conclusion of this study is, generally headmasters have already known and understood about their role and responsibility towards counseling service. In fact, the headmasters couldn’t apply their understanding well.
Meningkatkan Harga Diri (Self Esteem) pada Siswa SMK Muhammadiyah 01 Pati
Sholihah, Nur;
Sugiyo, Sugiyo;
Nusantoro, Eko
Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application Vol 3 No 2 (2014): Juni 2014
Publisher : Universitas Negeri Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15294/ijgc.v3i2.3758
Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi atau temuan empiris tentang meningkatkan harga diri melalui konseling realita pada siswa SMK Muhammadiyah 01 Pati. Populasi penelitian yaitu 23 siswa yang terjaring melalui hasil analisis DCM dan sampel yang berjumlah 6 siswa menggunakan purposive sampling. Alat pengumpulan data menggunakan skala psikologi harga diri. Instrumen tersebut telah diujicobakan untuk digunakan dalam penelitian menggunakan validitas dengan rumus product moment oleh Pearson dan reabilitas instrument dengan rumus Alpha.Teknik analisis data yang digunakan yakni analisis deskriptif persentase dan Uji wilcoxon. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat peningkatan harga diri pada siswa melalui layanan konseling realita, dengan nilai Zhitung = 2,20 ≥ Ztabel = 0 pada n = 6, dengan taraf signifikansi 5%. Simpulan dari penelitian ini yakni harga diri dapat ditingkatkan melalui layanan konseling realita. Oleh karena itu, diharapkan guru pembimbing dapat lebih mengintensifkan konseling realita sebagai alternative untuk membantu meningkatkan harga diri siswa. The purpose of the research was to get the information or empirical finding about developing self esteem through reality counseling to the students of SMK Muhammadiyah 01 Pati. The population was 23 students that taken from DCM analyse result and sample total was 6 students used sampling purposive. Data collecting instrument used psychological scale of self esteem The instrument has been tested that used in research with validity and product moment formula by Pearson and instrument reliability with alpha formula. Data analysis technique used percentage descriptive and wilcoxon test. The result of research showed there was development of self esteem to students through reality counseling with Zhitung = 2,20 ≥ Ztabel = 0 , n = 6, with significance level 5%. The conclusion of research was self esteem could be developed through reality counseling. Therefore, it was expected that the counselor can be more intensively do reality counseling as an alternative for developing self esteem of the students.
Peningkatan Aktualisasi Diri Sebagai Dampak Layanan Penguasaan Konten
Widayanti, Widayanti;
Nusantoro, Eko;
Kurniawan, Kusnarto
Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application Vol 3 No 2 (2014): Juni 2014
Publisher : Universitas Negeri Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15294/ijgc.v3i2.3762
Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi atau temuan empiris tentang meningkatkan aktualisasi diri melalui layanan penguasaan konten pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lebaksiu Tegal. Populasinya adalah seluruh kelas VII SMP Negeri 2 Lebaksiu Tegal yang berjumlah 286 siswa dan sampel yang berjumlah 28 siswa menggunakan purposeive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan skala aktualisasi diri. Instrumen tersebut telah diujicobakan untuk digunakan dalam penelitian menggunakan validitas dengan rumus product moment oleh Pearson dan reabilitas instrument dengan rumus Alpha. Teknik analisis data yang digunakan yakni analisis deskriptif persentase dan Uji t ( t-test). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat peningkatan aktualisasi diri melalui layanan penguasaan konten, dengan nilai thitung = 17,960 > ttabel = 2,052. Simpulan dari penelitian ini yakni aktualisasi diri dapat ditingkatkan melalui layanan penguasaan konten. Oleh karena itu, diharapkan guru pembimbing dapat lebih mengintensifkan layanan penguasaan konten kepada siswa sebagai strategi alternatif untuk membantu siswa meningkatkan aktualisasi diri. The aim for this research was to get information or empirical finding about increasing effect of self actualization as the result of content mastery. Population of this study was 7 grade students of the VII class in SMP Negeri 2 Lebaksiu Tegal which consist of 286 students. 28 students was selected using purposive sampling technique. Data collection techniques using self actualization scale. The instrument has been tested for validity using Pearson product moment and reliability of the instrument with alpha formula. Data analysis used pearson product moment, descriptive percentage, and t-test. The result showed there was increasment of self actualization through mastery of content service with tcount = 17,960> ttable = 2,052. From this reasearch it can be concluded that self actualization could be increased through mastery of content service. It is hoped that the teacher as a guide can be more intensively applicate mastery of content service to the students as an alternative strategy to help students increase self actualization.
Komunikasi Interpersonal Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Semarang
Firdausi, Aldilla;
Sri Hartati, Maria Theresia;
Nusantoro, Eko
Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application Vol 3 No 2 (2014): Juni 2014
Publisher : Universitas Negeri Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15294/ijgc.v3i2.3763
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat komunikasi interpersonal mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Semarang angkatan tahun 2011, 2012 dan 2013 serta mengetahui ada tidaknya perbedaan tingkat komunikasi interpersonal mahasiswa pada masing-masing angkatan. Skala psikologis diberikan kepada 109 mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif prosentase dan untuk melihat perbedaan pada tiap tingkat menggunakan rumus one way anava. Hasil penelitian menunjukan rata-rata tingkat komunikasi interpersonal pada angkatan 2011 sebesar 71, 2%, angkatan 2012 sebesar 70,4% dan angkatan 2013 sebesar 69,5%, ketiga angkatan berada dalam kategori tinggi. Setelah data melalui uji varian hasil yang diperoleh adalah tidak adanya perbedaan yang signifikan tingkat komunikasi interpersonal pada tiap angkatan. Indikator yang memperoleh skor tertinggi pada tiap angkatan adalah empati, sedangkan yang memperoleh skor terendah adalah keterbukaan. The purpose of this study is to determine the level of interpersonal communication of students Department of Guidance and Counseling Semarang State University in 2011 , 2012 and 2013 class and determine the existence of differences in the level of interpersonal communication of students in each class . Psychological scale was given to 109 students of the Department of Guidance and Counseling . The analytical method used is descriptive percentages and to see the differences in each level using the formula of one-way ANOVA . The results showed an average level of interpersonal communication in the class of 2011 by 71,2 % , class of 2012 of 70,4 % and force by 69,5 % in 2013 , the three branches are in the high category . After the data through the test results obtained variant is no significant difference in the level of interpersonal communication for each class . Indicator that the highest score in each class is empathy , while the lowest scores is openness.
Persepsi Guru BK Tentang Kompetensi Konselor di Sekolah Dasar Swasta Kota Semarang
Setyoningtyas, Restu;
Mugiarso, Heru;
Nusantoro, Eko
Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application Vol 3 No 2 (2014): Juni 2014
Publisher : Universitas Negeri Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15294/ijgc.v3i2.3764
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang persepsi guru BK tentang kompetensi konselor di sekolah dasar swasta Kota Semarang. Penelitian ini bersifat kuantitatif, responden penelitian adalah guru BK sekolah dasar swasta, teknik pengumpulan data berupa skala psikologi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan Analisis Deskriptif Persentase. Hasil penelitian menunjukkan persepsi guru BK tentang kompetensi konselor mendapatkan hasil yang positif. Kompetensi pedagogik yaitu positif, kepribadian yaitu kurang positif, sosial yaitu kurang positif, profesional yaitu cukup positif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah persepsi guru BK tentang kompetensi konselor di sekolah dasar swasta Kota Semarang pada umumnya positif. The purpose of this research is determine perception guidance and counseling teacher about counselor competence in private elementary school on Semarang city. This research is quantitative. Respondens is guidance and counseling teacher from private elementary school, techniques of data collection are psychology scale and documentation. The data analysis using Analysis Descriptive Percentage. Result showed that research is perception guidance and counseling teacher about counselor competence is positive. Pedagogic competence is positive, personality is not positive enough, social is not positive enough, professional is positive enough. The conclusion of this research is perception guidance and counseling teacher about counselor competence in private elementary school on Semarang city in general is positive.
Pelaksanaan Kunjungan Rumah oleh Guru Bimbingan dan Konseling
Ermawan, Yan;
Saraswati, Sinta;
Nusantoro, Eko
Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application Vol 3 No 2 (2014): Juni 2014
Publisher : Universitas Negeri Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15294/ijgc.v3i2.3765
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pelaksanaan kunjungan rumah oleh guru bimbingan dan konseling. Angket tertutup diberikan kepada 19 orang guru bimbingan dan konseling SMA Negeri di Kabupaten Temanggung. Analisis data menggunakan analisis deskriptif persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan kunjungan rumah oleh guru bimbingan dan konseling di SMA Negeri se-Kabupaten Temanggung termasuk dalam kategori yang tinggi (72.26%) dengan perincian indikator variabel yaitu perencanaan sebesar (73.58%), pelaksanaan sebesar (78.78%), evaluasi sebesar (68.72%), analisis hasil sebesar (66.84%), tindak lanjut sebesar (69.12%), dan laporan sebesar (66.32%). Simpulan penelitian ini yakni guru bimbingan dan konseling SMA Negeri se-Kabupaten Temanggung telah dapat melaksanakan kunjungan rumah dengan kriteria tinggi. The purpose of this research is to describe the implementation of home visits doing by teachers of guidance and counseling. Sealed questionnaire was given to 19 teachers of guidance and counseling high schools at Temanggung Regency. It was analyzed by using descriptive percentages method. The results showed that the implementation of home visits by teachers of guidance and counseling in high schools at Temanggung Regency is included in the category of high (72.26%) with the details of variable indicator are the plan is equal to (73.58%), the implementation (78.78%), the evaluation (68.72%), analysis of the results (66.84%), follow-up was (69.12%), and report amounted to (66.32%). The conclusions of this research is guidance and counseling teachers of high schools at Temanggung Regency has been able to carry out home visits with high criteria.