Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

RESPONS IMUN PADA KARIES DAN PERAN ODONTOBLAST DALAM RESPONS IMUN Octiara, Essie
Dentika: Dental Journal Vol. 19 No. 1 (2016): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.771 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v19i1.158

Abstract

Karies yang tidak dirawat akan dapat berlanjut ke dentin, dan mayoritas ditemukan bakteri gram positif dan gram negatif pada kavitas gigi. Difusi bakteri patogen melalui produk toksin bakteri akan masuk ke dalam tubulus dentin sehingga menyebabkan inflamasi pulpa dan reaksi imun pada pulpa gigi. Kompleks pulpa-dentin mampu menginisiasi respons imun alamiah (innate) dan adaptif, yang bekerja pada proses awal invasi karies moderat.Tujuan ulasan ini adalah untuk membicarakan tentang respons imun terhadap karies dan peran odontoblast dalam respons imun pulpa gigi. Literatur menunjukkan peran odontoblasts dalam meregulasi respons imun pulpa gigi dan respons inflamasi terhadap bakteri kariogenik. Odontoblast berpartisipasi dalam sensing patogen oleh toll-like receptors (TLR 2 mendeteksi LTA; TLR 4 mendeteksi LPS), memproduksi kemokin (contoh CCL2 dan CXCL10), dan sitokin (TNF-α, IFN-γ, IL-1β and IL-6). Odontoblast juga memproduksi peptida antimikroba (β-defensin), dan juga mengekspresikan berbagai integrin yang berfungsi sebagai signaling dalam meregulasi proses perbaikan pada saat mendapatkan injuri. Disimpulkan bahwa odontoblast berperan dalam mendeteksi patogen yang masuk ke tubuli dentin selama proses karies dan sebagai pemicu imun respons pada jaringan pulpa.
EFEK PSIKOSOSIAL KARIES GIGI PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN DI UJUNG RAMBUNG PANTAI CERMIN SUMATERA UTARA: PSYCHOSOSIAL EFFECT OF CARIES ON 3-5 YEARS OLD CHILDREN IN UJUNG RAMBUNG PANTAI CERMIN SUMATERA UTARA Dalia Harun; Essie Octiara
Dentika: Dental Journal Vol. 17 No. 2 (2012): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.491 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v17i2.1760

Abstract

Dampak karies dapat menyebabkan berbagai masalah pada anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efekpsikososial yang dapat terjadi pada anak usia 3-5 tahun dengan pengalaman karies tinggi dan rendah. Penelitian ini adalahpenelitian analitik observasional secara cross sectional yang dilakukan pada anak-anak usia 3-5 tahun di Desa UjungRambung Kabupaten Serdang Bedagai, dengan jumlah responden sebesar 49 orang anak beserta orang tua (25 orang anakdengan pengalaman karies tinggi dan 24 orang anak dengan pengalaman karies rendah). Sampel dipilih dengan metodepurposive sampling.Orang tua anak diwawancara menggunakan kuesioner dan kepada anak ditanya satu soal mengenaiperasaan mereka terhadap giginya.Uji analisis yang digunakan adalah uji Chi-square dan Multivariate LogisticRegression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak dengan karies tinggi lebih cenderung mengalami efek psikososialakibat karies gigi dibanding anak dengan karies rendah. Dijumpai hubungan bermakna antara tingkat karies denganpengalaman sakit gigi, pengalaman sakit gigi sewaktu makan yang dingin atau panas, keras dan manis, gangguan fonetik,diejek oleh teman atau keluarga, kesulitan tidur waktu malam serta orang tua tidak masuk kerja akibat kondisi gigi anak.Sebagai kesimpulan, anak kurang atau berhenti bermain merupakan efek psikososial yang paling berpengaruh akibatkaries gigi.
DENTIN REPARATIF DAN GROWTH FACTOR YANG BERPERAN DALAM DENTINOGENESIS REPARATIF: REPARATIVE DENTIN AND THE ROLE OF GROWTH FACTOR IN REPARATIVE DENTINOGENESIS Essie Octiara
Dentika: Dental Journal Vol. 18 No. 3 (2015): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.549 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v18i3.1979

Abstract

Dentin reparatif adalah matriks dentin tersier yang disekresikan oleh sel odontoblast-like cell baru, untuk meresponsstimulus yang kuat setelah terjadinya kematian odontoblast postmitotic. Dentinogenesis reparatif melibatkan selprogenitor dan adanya induksi diferensiasi dari odontoblast-like cell sebelum terjadinya sekresi matrix dentin reparatif.Salah satu yang berperan dalam dentinogenesis reparatif adalah growth factor, yang bertindak sebagai regulasi beberapafungsi sel seperti proliferasi, diferensiasi dan sintesis matriks. Berbagai jenis growth factor yang berperan dalamregenerasi kompleks pulpa antara lain, Transforming Growth Factor-β (TGFS-β), Bone Morphogenetic Protein (BMPs),Platelet Derived Growth Factor (PDGF), Insuline Like Growth Factor (IGF) dan Fibroblast Growth Factor (FGFs).
HUBUNGAN EKONOMI KELUARGA DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN EARLY CHILDHOOD CARIES (ECC) ANAK USIA 12-36 BULAN DI KECAMATAN MEDAN DENAI: RELATIONSHIP OF FAMILY ECONOMIC AND MOTHER EDUCATION WITH EARLY CHILDHOOD CARIES (ECC) AMONG CHILDREN 12-36 MONTHS AGED IN DISTRICT MEDAN DENAI Essie Octiara; Evi Ance Tamba
Dentika: Dental Journal Vol. 17 No. 1 (2012): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.875 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v17i1.1988

Abstract

Early Childhood Caries (ECC) menggambarkan kerusakan gigi yang terjadi pada gigi desidui. Di negara berkembang ECCmerupakan masalah yang signifikan, karena diperburuk oleh rendahnya status sosial ekonomi dan malnutrisi. Penelitian inibertujuan untuk melihat hubungan ekonomi keluarga dan pendidikan ibu dengan prevalensi ECC, prevalensi Severe EarlyChildhood Caries (S-ECC) dan pengalaman ECC. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional. Populasi penelitian yaituseluruh anak usia 12-36 bulan beserta ibunya di Kecamatan Medan Denai. Jumlah sampel adalah 163 sampel, diambil dengancara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara pada ibu dan pemeriksaan klinis pada ronggamulut anak. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Chi-square, Mann-whitney, dan one way Annova. Hasilpenelitian menunjukkan prevalensi ECC 57,7 %, prevalensi S-ECC 16 %, dan rerata pengalaman ECC 3,11 + 4,38. Adahubungan yang bermakna antara ekonomi keluarga dengan prevalensi ECC dan S-ECC serta pengalaman ECC dan adahubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan prevalensi ECC dan pengalaman ECC tetapi tidak dengan prevalensiS-ECC. Kesimpulannya, bahwa prevalensi ECC dan S-ECC serta pengalaman ECC lebih tinggi pada anak dengan ekonomikeluarga rendah dan pendidikan ibu yang rendah.
PERSENTASE MALOKLUSI PADA ANAK AUTIS DAN ANAK NORMAL DI KOTA MEDAN: PERCENTAGE OF MALOCCLUSION IN AUTIS AND NORMAL CHILDREN IN MEDAN Essie Octiara; Zilda Fahnia
Dentika: Dental Journal Vol. 18 No. 2 (2014): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.689 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v18i2.2019

Abstract

Tujuan penelitian survei deskriptif ini adalah untuk mengetahui persentase maloklusi berdasarkan klasifikasi Angle danDental Aesthetic Index pada 50 anak autis dan 50 anak normal usia 6-18 tahun. Sampel anak autis diambil dengan caratotal sampling pada 2 SLB dan 3 yayasan terapi, sedangkan anak normal diambil dari 2 buah sekolah umum di Medanyang dipadankan berdasarkan usia dan jenis kelamin anak autis. Metode pengumpulan data dilakukan denganpemeriksaan klinis. Hasil penelitian menunjukkan persentase maloklusi pada anak autis adalah 86% dan anak normal76%. Pada anak autis persentase maloklusi Klas I 48%, Klas II 26% dan Klas III 12%. Pada anak normal, maloklusi KlasI 60% dan Klas II 6 % dan Klas III 10 %. Gambaran umum maloklusi periode gigi bercampur pada anak autis adalahgigi berjejal 46,42%, sedangkan pada anak normal protrusi 41,37%. Komponen DAI periode gigi permanen yangterbanyak pada anak autis adalah gigi berjejal 81,81% dan anak normal 71,42%. Sebagai kesimpulan, persentasemaloklusi lebih banyak diderita anak autis dan anak normal dibanding oklusi normal.
Streptococcus mutans Antibacterial Activity of 0.1% Lysozyme Tooth Paste as an Alternative for Children Below 3 Years Old in Preventing Early Childhood Caries (ECC) (Experimental Laboratory Study): Aktivitas Antibakteri Streptococcus mutans dari Pasta Gigi Lisozim 0,1% Sebagai Alternatif Untuk Anak Di Bawah 3 Tahun Dalam Mencegah Karies Anak Usia Dini (PAUD) (Studi Laboratorium Eksperimental) Octiara, Essie; Sutadi, Heriandi; Siregar, Yahwardiah; Primasari, Ameta
Dentika: Dental Journal Vol. 24 No. 2 (2021): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/dentika.v24i2.6401

Abstract

One of many possible ways of preventing Early Childhood Caries (ECC) is by removing tooth debris. Fluoride tooth paste usage by children under 3 years old must follow recommended quantity, because of its possibility of being ingested which then might cause fluorosis. Lysozyme as an active element in a toothpaste is able to mediate bacterial aggregation and inhibit bacterial adhesion and also activate bacterial autolysin by destructing bacterial cell wall. This study aimed to compared Streptococcus mutans antimicrobial activity of non-fluoride lysozyme toothpaste of various concentration such as 0.025, 0.05, 0.1, and 0.2 %. This was an experimental research with post test only design. The tested tooth paste was lysozyme-contained with 0.025, 0.05, 0.1 and 0.2% concentrations. Children tooth paste containing fluoride, enzyme tooth paste and 0.2% chlorhexidine became the positive control. Test of S. mutans antibacterial activity used 3 methods: disc diffusion, well, and microtiter plate method. Analytical test used Anova one way with Bonferoni post hoc and p<0.05 significant level. The results showed that all concentrations of lysozyme tooth paste had inhibitory effect on the growth of S. mutans (p<0.05). The highest mean of S. mutans antibacterial activity in lysozyme tooth paste were on 0.1 and 0.2% concentrations. Conclusion stated that 0.1% concentration of lysozyme tooth paste can be used as an alternative tooth paste for children under 3 years old
Pengenalan Acquired Immunodeficiency Syndrome pada Pasien Anak Ditinjau dari Bidang Kedokteran Gigi Anak Essie Octiara; Miftakhul Cahyati; Virmala Indah Aulia
Sari Pediatri Vol 8, No 3 (2006)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp8.3.2006.231-7

Abstract

Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakityang disebabkan infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). 1 Di dunia pada tahun2002 sebanyak 3,2 juta anak telah terinfeksi HIV. Penularan HIV/AIDS pada anakdapat terjadi antara lain melalui tranfusi darah serta oleh ibu yang terinfeksi kepada bayiyang dikandungnya. Manifestasi pada rongga mulut merupakan salah satu gejala yangpertama kali timbul dan paling dapat dipercaya akan adanya infeksi HIV pada anak, danhal ini penting dalam mendiagnosis awal infeksi HIV serta dalam memberikan upayaintervensi dini. Manifestasi oral pada pasien anak dengan infeksi HIV berupa infeksijamur, virus, bakteri, neoplasma ataupun lesi idiopatik. Peran dokter gigi anak dalampreventif kesehatan mulut bagi pasien anak HIV antara lain melakukan supervisi semuapemberian makanan dengan botol, managemen medikasi yang kariogenik, sertamelakukan sealant dan pemberian fluor secara sistemik dan topikal.
Peningkatan Pengetahuan Orang Tua Siswa, Guru dan Siswa SD Tunas Harapan Islam Medan tentang Pencegahan Pandemi Covid-19 Nevi Yanti; Fitri Yunita Batubara; Essie Octiara; Darmayanti Siregar
Warta Pengabdian Andalas Vol 27 No 4 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jwa.27.4.254-262.2020

Abstract

The new corona virus epidemic (Covid-19) was declared a global pandemic on March 11, 2020 by the World Health Organization (WHO). The Covid-19 mortality rate in Indonesia of 8.9% is the highest number in Southeast Asia. Knowledge of the prevention of the Covid-19 pandemic is very important to prevent the transmission of Covid-19. The purpose of this study was to determine the level of knowledge of parents, teachers, and students of Taman Harapan Islam Medan Elementary School about the prevention of the Covid-19 pandemic. This study used a pretest questionnaire for initial data collection, then counseling was carried out on the prevention of Covid-19 and for the final data collection, a post test questionnaire was used. The results of the Mann Whitney test showed that there were differences in the level of knowledge of parents and children about Covid-19 before and after counseling (P value 0.022) and there were differences in the level of knowledge of parents and children about Covid-19 after counseling (P value 0.002). So it can be concluded that there was an influence on the level of knowledge of parents and children about the spread of Covid-19 infection. Education about preventing the spread of Covid-19 to parents of students, teachers and students of the Taman Harapan Islam Medan Elementary School can provide an understanding of the importance of preventing the spread of Covid-19 and can be passed on to their families and the surrounding environment.
Knowledge Level of Parents, Teachers, and Students of SD Taman Harapan Islam Medan About Covid-19 Pandemic Prevention Nevi Yanti; Fitri Yunita Batubara; Essie Octiara; Darmayanti Siregar
ABDIMAS TALENTA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2021): ABDIMAS TALENTA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (652.048 KB) | DOI: 10.32734/abdimastalenta.v6i2.4864

Abstract

The new corona virus epidemic (COVID-19) was declared a global pandemic on March 11, 2020 by the World Health Organization (WHO). The Covid-19 mortality rate in Indonesia of 8.9% is the highest number in Southeast Asia. Knowledge of the prevention of the Covid-19 pandemic is very important to prevent the transmission of Covid-19. The purpose of this study was to determine the level of knowledge of parents, teachers, and students of Taman Harapan Islam Medan Elementary School about the prevention of the Covid-19 pandemic. This study used a pretest questionnaire for initial data collection, then counseling was carried out on the prevention of Covid-19 and for the final data collection, a postest questionnaire was used. The results of the Mann Whitney test showed that there were differences in the level of knowledge of parents and children about Covid-19 before counseling (p: 0.022) and there were differences in the level of knowledge of parents and children about Covid-19 after counseling (p: 0.002). So it can be concluded that there is an influence on the level of knowledge of parents and children about the spread of Covid-19 infection. Education about preventing the spread of Covid-19 to parents of students, teachers and students of the Taman Harapan Islam Medan Elementary School can provide an understanding of the importance of preventing the spread of Covid-19 and can be passed on to their families and the surrounding environment.
Kebutuhan Perawatan Karies (Treatment Need Index) pada Anak Usia 6-12 Tahun di Klinik IKGA RSGM USU Tahun 2019-2020 Essie Octiara; Ruth Natalia
STOMATOGNATIC - Jurnal Kedokteran Gigi Vol 19 No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/stoma.v19i2.34734

Abstract

Treatment need index (TNI) is a tool used to determine treatment need for caries in a population, J Mann introduced this index in 1993. This study aims to determine the treatment need for caries in children aged 6-12 years at the Pediatric Clinic Universitas Sumatera Utara 2019-2020 based on gender and age. This research is an analytic study with a cross-sectional design. The research sample is secondary data from the patient examination sheet at the Pediatric Clinic University of Sumatera Utara in 2019-2020 and 396 samples meet the inclusion criteria. Caries treatment need based on the TNI are: no treatment required, preventive, sealent, initial, moderate, advanced, radical and extraction. These analytical tests used in this research are the Mann-Whitney and Kruskal-Wallis tests with a significance value of p<0.05. The results show the most need for caries treatment is initial treatment (score 3.89), followed by radical treatment (score 2.26), extraction (score 1.45), moderate (score 0.90), fissure sealant (score 0.67) and advanced (score 0.36). There was no difference in caries treatment need by gender and no difference in caries treatment need based on the child's age. In conclusion, the need for one surface filling is the most common case, and three surface fillings or crown is the least needed treatment.