Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

PEMBUATAN APLIKASI DENGAN MENGGUNAKAN RUMUS EMPIRIS UNTUK MEMPREDIKSI LEMPARAN BATU (FLYING ROCK) DARI KEGIATAN PELEDAKAN Eko Santoso; Kartini Kartini; Rizky Wanaldi
Geosapta Vol 6, No 1 (2020): Januari 2020
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.424 KB) | DOI: 10.20527/jg.v6i1.7825

Abstract

Salah satu dampak lingkungan yang disebabkan dari kegiatan peledakan yaitu adanya flyrock. Flyrock merupakan fragmentasi batuan (ukuran bongkahan batuan) yang terlempar akibat hasil peledakan. Fragmentasi batuan ini jika terlempar melebihi batas radius aman dapat mengakibatkan kerusakan untuk alat mekanis dan dapat mengakibatkan cidera untuk manusia. Salah satu pendekatan yang efektif untuk mengontrol dan mencegah kecelakaan akibat flyrock adalah prediksi lemparan flyrock.Metode yang  digunakan dalam perhitungan prediksi lemparan flyrock pada penelitian kali ini adalah dengan menggunakan pendekatan teori empris dari Richard and moore, Lundburg, Swedish model dan American model. Untuk menunjang dalam kecepatan perhitungan prediksi lemparan flyrock, maka dibuatlah program aplikasi perhitungan prediksi flyrock yang berbasis visual basic access. Berdasarkan perbandingan hasil perhitungan aplikasi dengan hasil lemparan flyrock aktual di lapangan didapatkan persentase error sebesar 14.58% untuk face burst, 26.49% untuk cratering, 58.76% untuk lundburg, 35.05% untuk Swedish model, 26.39% untuk American model. Keunggulan dari adanya aplikasi komputasi ini yaitu kemudahan dalam pengoperasian program yang secara garis besar hanya menginput parameter geometri peledakan sesuai teori, dan melakukan eksekusi program akan menunjang efisiensi waktu dan tenaga, serta keakuratan hasil perhitungannya akan lebih tinggi dibandingkan dengan melakukan perhitungan secara manual. Namun aplikasi yang dibuat ini masih memiliki keterbatasan fitur rangkaian interface/menu aplikasi dan aplikasi belum dapat melakukan pencetakan hasil dari output program. Kata-kata kunci: Flyrock Prediction, visual basic, Persamaan empirik, komputasi
EVALUASI PENAMBANGAN DI PIT 3 BERDASARKAN PENGUKURAN SURVEY KEMAJUAN TAMBANG TERHADAP RITASE ALAT ANGKUT (TRUCK ACOUNT) PADA PT TANJUNG ALAM JAYA KECAMATAN PENGARON, KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN Mahfudz Ade Kurnia; Uyu Saismana; Riswan Riswan; Eko Santoso; Gusti Yunizar
Geosapta Vol 1, No 01 (2015): Juli 2015
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jg.v1i01.733

Abstract

PT Tanjung Alam Jaya yang bergerak di bidang pertambangan batubara menggunakan kegiatan survey dan perhitungan ritase alat angkut untuk mengetahui volume bahan galian yang terbongkar/dipindahkan. Kedua metode ini memberikan hasil yang berbeda namun keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan kedua metode tersebut dalam mengontrol dan mengevaluasi kemajuan tambang.Kegiatan survey memberikan selisih volume antara dua model permukaan yang diperoleh dari pengambilan titik-titik koordinat di dalam pit. Volume OB (overburden) yang terbongkar dapat diperkirakan dari perhitungan ritase alat angkut yang mengangkut OB ke luar pit. Data faktor-faktor yang mempengaruhi produksi pada bulan Februari 2012 berupa bucket fill factor (BFF) alat, swell factor (SF) material, cycle time (CT) alat, produksi alat dan efisiensi kerja (EU) alat diambil untuk menghitung produksi OB yang selanjutnya dianggap sebagai volume pembongkaran OB yang sebenarnya.Berdasarkan data faktor-faktor produksi alat angkut yang diambil pada bulan Februari 2011, didapat volume OB yang terbongkar sebesar 257,136.86 BCM. Volume OB dari hasil survey sebesar 216,252.21 BCM dan dari hasil pendataan ritase alat angkut diperoleh 230,885.00 BCM, atau dikatakan terdapat perbedaan 6.77%.
STUDI KORELASI NILAI UNCONFINED COMPRESSION STRENGTH DENGAN NILAI SCHMIDT HAMMER PADA BETON Isma Nurrahim; Uyu Saismana; Romla Noor Hakim; Eko Santoso
Geosapta Vol 3, No 1 (2017): Januari 2017
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jg.v3i1.2923

Abstract

Hasil sampel Schmidt hammer test dapat digunakan kembali untuk tes kekuatan lain sehingga prosedur ini membantu mengurangi efek dari variasi data sampel uji. Hal itu dikarenakan nilai indeks yang diperoleh adalah rebound number (RL) yang merupakan indikator kekerasan permukaan sampel. Secara empiris, antara nilai UCS dengan nilai pantul atau rebound number (RL) pada Schmidt hammer dapat dinyatakan dalam bentuk linier, eksponensial dan fungsi kekuatan. Hasil dari penentuan nilai persamaan regresi linier pada korelasi antara nilai UCS dan rebound number (RL) ini dapat untuk memprediksi nilai besar tegangan atau kuat tekan sampel yang lebih mendekati dengan kondisi sampel yang ada serta untuk menyelidi keakuratan korelasinya yang dibandingkan dengan hasil korelasi pada referensi penelitian sebelumnya.Sampel inti beton untuk uji UCS dan Schmidt hammer masing-masing sebanyak 10 sampel. Pengujian UCS dilakukan pada sampel khusus uji UCS dan bekas sampel dari uji Schmidt hammer. Sampel beton diolah menggunakan 2 type semen berbeda. Kekuatan rencana sampel diolah berdasarkan klasifikasi kuat tekan dan skala Mohs menurut Tamrock yaitu sebesar 22 MPa. Ukuran pembuatan sampel diolah berdasarkan ISRM (1981) dengan ukuran L/D = 12/5.7 cm menggunakan pipa silinder sebagai wadah cetak. Metode analisis regresi sederhana menentukan prediksi nilai, relasi hubungan dan pengaruh variasi nilai Rebound (RL) terhadap nilai UCS. Metode analisis korelasi linier sederhana menentukan koefisien determinasi dan koefisien korelasi sebagai penentu kekuatan hubungan yang terjadi antara Rebound Number (RL) dan UCS.Hasil penelitian antara nilai UCS dengan Rebound Number (RL) pada sampel beton uji secara empiris dalam bentuk linier. Berdasarkan metode analisis regresi linier sederhana hasil nilai persamaan yang didapatkan yaitu σc(G) = 0.92RL - 8.61, σc(C) = 0.43RL - 1.92, σc(GC) = 1.04RL - 11.06 menunjukkan nilai relasi yang positif dan pola atau estimasi sebaran data sangat rapat. Hasil nilai regresi (R2) yang didapatkan yaitu R2(G) = 0.99, R2(C) = 0.98, R2(GC) = 0.99. Berdasarkan metode analisis korelasi linier sederhana hasil nilai korelasi (R) yang didapatkan yaitu R(G) = 1.00, R(C) =  0.99, R(GC) = 1.00 menunjukkan kekuatan hubungan korelasi yang besar dan erat-kuat sempurna. Hubungan grafik antara density terhadap rebound number dan nilai kuat tekan telah menunjukkan adanya pengaruh yang positif (berbanding lurus). Kata-kata kunci: Beton, korelasi, rebound number, schmidt hammer, UCS.
STUDI DAYA DUKUNG BATUAN VULKANIK FORMASI PITANAK UNTUK PEMANFAATAN JALAN TAMBANG M. Arif Jaka Sutirja; Nurhakim Nurhakim; Adip Mustofa; Eko Santoso
Geosapta Vol 3, No 1 (2017): Januari 2017
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jg.v3i1.2928

Abstract

Formasi Pitanak merupakan salah satu Formasi batuan yang tersusun oleh beberapa jenis batuan vulkanik seperti andesit, breksi vulkanik dan jenis batuan konglomerat. Pada batuan batuan tersebut sering di temukan jebakan mineral logam, sehingga pada Formasi ini berkemungkinan terbentuk cebakan endapan logam ekonomis untuk dilakukan kegiatan penambangan.Pada tahapan awal penambangan, prasarana jalan sangat penting dalam kegiatan pembangunan (Development). Dalam pembuatan jalan tambang diperlukan perhitungan dan perancangan material perkerasan jalan baik itu subgrade jalan maupun material perlapisannya. Dalam perancangan dan perhitungan kemamputahanan material jalan terhadap beban alat angkut diperlukan perlapisan batuan hasil pelapukan batuan vulkanik di Formasi Pitanak dan didapatkan 6 kelas pelapukan batuan dengan tingkat kekerasan material rata rata 0,03-0,6 Mpa untuk tanah residual dan 2-30 Mpa untuk material lapuk hingga batuan.                Jenis alat angkut yang disimulasikan beratnya adalah alat angkut merk Komatsu dan Caterpillar dengan spesifikasi berat yang di perhitungkan adalah < 240 ton, > 240 ton dan > 360 ton. Dari hasil perhitungan di dapatkan nilai daya dukung material yang di berikan alat, sehingga didapatkan analisa kemamputahanan jalan dengan beban maksimum alat.Hasil analisa perhitungan daya dukung material diperoleh pada lapisan 4 material lapukan mampu menahan berat maksimum alat sehingga pada lapisan ini material lapukan dapat di gunakan sebagai tanah dasar (subgrade) jalan. Kata Kunci : Batuan Vulkanik, Formasi Pitanak, Kelas Pelapukan, Komatsu, Caterpillar, Daya Dukung, Subgrade 
PENGARUH BENTUK DAN UKURAN TERHADAP KUAT TEKAN UNIAKSIAL BATUAN UTUH Romla Noor Hakim; Tommy Trides; Eko Santoso; Hajar Bintara; Sari Melati
Geosapta Vol 2, No 1 (2016): Januari 2016
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jg.v2i1.4201

Abstract

Penambangan batubara di Kalimantan akan menggunakan sistem tambang bawah tanah setelah sistem tambang terbuka tidak memungkinkan lagi diterapkan untuk mengeksploitasi batubara cadangan batubara yang lebih dalam. Salah satu metode tambang bawah tanah untuk batubara adalah metode room and pillar. Rancangan pilar sangat dipengaruhi oleh beban batuan penutup dan kekuatan batubara itu sendiri. Pengukuran kekuatan contoh berukuran kecil di laboratorium kerap dilakukan untuk memprediksi kekuatan batuan skala lapangan dengan beberapa penyesuaian. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam beberapa tahap dengan sampel uji yang terdiri dari overburden (batulanau dan batupasir), batubara, serta material homogen sebagai pembanding berupa beton. Penelitian tahap pertama bertujuan untuk melakukan uji kuat tekan uniaksial menggunakan tiga rasio tinggi (H) dan lebar (W) contoh batulempung yaitu , , 1 dengan beberapa variasi luas permukaan sampel; menemukan persamaan yang menunjukkan hubungan antara rasio tinggi dan lebar serta luas permukaan sampel yang ditekan terhadap kuat tekan uniaksialnya.Pada penelitian tahap awal ini dilaksanakan uji sifat fisik dan uji kuat tekan uniaksial di laboratorium pada contoh batulempung yang dipotong dari spesimen lapangan berukuran bongkah. Pemotongan contoh dilakukan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan variasi bentuk dan ukuran yang direncanakan dalam rancangan pengujian. Data hasil uji kuat tekan uniaksial pada berbagai rasio tinggi dan lebar contoh (H/W) serta variasi luas permukaan diolah hingga diperoleh persamaan yang menjelaskan bagaimana pengaruh kedua parameter tersebut.Hasil penelitian sampai saat ini menunjukkan bahwa pada rentang nilai 1/3 -  1,  kuat tekan uniaksial batulempung (dalam satuan MPa) berbanding lurus dengan rasio H/W dan berbanding terbalik dengan luas permukaan contoh (dalam satuan cm2) yang ditekan. Persamaan yang diperoleh :Kuat tekan uniaksial = 9.55(Rasio H/W) + 3.55                                     ³ H/W £1Kuat tekan uniaksial = -2.91 ln (luas permukaan) + 20.52                     H/W =Kuat tekan uniaksial = -4.41 ln (luas permukaan) + 25.72                     H/W = 1Selanjutnya perlu dilakukan penelitian pada sampel batulanau, batupasir dan batubara dengan rasio H/W>1. Kata-kata kunci: Batuan utuh, kuat tekan uniaksial, pengaruh bentuk
Alternatif Penentuan Nilai Unconfined Compression Strength Pada Batulempung Berdasarkan Hasil Estimasi Dari Nilai Pengujian Point Load Strength Index dan Schmidt Hammer Norfikriatul Hasanah; Romla Noor Hakim; Eko Santoso; Sari Melati
Geosapta Vol 5, No 2 (2019): Juli 2019
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.334 KB) | DOI: 10.20527/jg.v5i2.5950

Abstract

Kekuatan batuan utuh umumnya dinyatakan dengan UCS (Uniaxial Compressive Strength), yang didapatkan dari uji kuat tekan uniaksial. Uji ini memerlukan setidaknya lima conto dan harus dipreparasi sedemikian rupa agar memenuhi syarat yang telah ditetapkan dalam standar pengujian. Pada kondisi contoh batuan yang akan diuji tidak memenuhi syarat standar uji UCS, misalnya panjang inti bor yang utuh tanpa diskontinuitas kurang dari 2,5 kali diameternya, maka PLI (Point Load Index) atau rebound number (RL) Schmidt Hammer dapat menjadi alternatif untuk menyatakan kekuatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan persamaan yang mengekpresikan korelasi antara rebound value Schmidt Hammer dan PLI dengan nilai UCS pada batulempung.Uji UCS, PLI, dan Schmitd Hammer dilakukan pada masing-masing 10 contoh batulempung. Data hasil pengujian selanjutnya dianalisis korelasinya untuk mendapatkan persamaan yang menyatakan hubungan ketiganya. Persamaan yang diperoleh oleh peneliti terdahulu juga diujicobakan sebagai pembanding.Dari penelitian ini diperoleh korelasi persamaan empiris batulempung antara UCS dan Schmidt Hammer yaitu UCS = 0,9035.SH – 17,0160 ; UCS (MPa) & SH (RL). Sedangkan korelasi persamaan empiris batulempung antara UCS dan PLI yaitu UCS = 1,4868.PLI + 0,7573. Persamaan tersebut bisa digunakan untuk memprediksi nilai UCS batulempung di formasi yang sama dengan perbedaan relatif 9,28% dan 5,06%.Kata kunci: Point Load Index, Schmidt Hammer, Uniaxial Compressive Strength.
OPTIMALISASI KEBUTUHAN ALAT ANGKUT PADA TAMBANG TERBUKA MENGGUNAKAN SIMULASI PROGRAM TALPAC Eko Santoso
Geosapta Vol 2, No 2 (2016): Juli 2016
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jg.v2i2.4219

Abstract

Program TALPAC (Truck And Loader Productivity Analysis And Costing) merupakan sebuah simulasi komputerisasi yang ditujukan  dalam perencanaan jumlah kebutuhan alat angkut secara cepat dan tepat. Untuk mengetahui apakah perhitungan dengan program TALPAC telah tepat atau close dengan kondisi aktualnya, maka perlu dilakukan sebuah perbandingan produktivitas alat angkut antara kondisi aktual di lapangan dengan produktivitas alat angkut hasil dari program TALPAC serta analisa terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan pada simulasi program tersebut. Tingkat produktivitas aktual alat angkut sebesar 196.965 ton/bulan, sedangkan tingkat produktivitas alat angkut hasil program TALPAC dengan input parameter lama adalah sebesar 219.300 ton/bulan. Perbedaan tingkat produktivitas keduanya disebabkan oleh adanya perbedaan waktu edar (cycle time) alat angkut antara kondisi aktualnya dengan hasil program TALPAC.         Dilakukan analisis terhadap data input parameter lama untuk program TALPAC dimana melalui pendekatan berdasarkan kecepatan aktual alat angkut yang dibedakan atas musim hujan dan musim kering yang sebelumnya pada parameter lama belum dilakukan. Dengan input parameter kecepatan yang sesuai dengan kondisi aktual didapatkan tingkat produktivitas alat angkut sebesar 206.205 ton/bulan. Ini menunjukan bahwa tingkat produktivitas alat angkut hasil program TALPAC dengan input parameter yang baru lebih mendekati produktivitas alat angkut dengan kondisi aktualnya.         Berdasarkan penelitian ini, maka optimalisasi kebutuhan alat angkut pada tambang terbuka dengan program TALPAC guna mendapatkan jumlah alat angkut yang direncanakan mendekati kondisi aktualnya, input parameter yang ada sebaiknya selalu diperbaharui dan disesuaikan dengan kondisi aktual pada saat itu dan parameter kecepatan dibedakan atas kondisi musim hujan dan musim kering karena perbedaan musim sangat berpengaruh terhadap tingkat produktivitas alat angkut pada sistem tambang terbuka. Kata-kata kunci : TALPAC, alat angkut, produtivitas
Analisis prediksi jarak lemparan flyrock pada kegiatan peledakan di PT Darma Henwa Shanty V.A. Nababan; Eko Santoso; Kartini Kartini
Jurnal Himasapta Vol 7, No 2 (2022): Jurnal Himasapta Volume 7 Nomor 02 Agustus 2022
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jhs.v7i2.6436

Abstract

Risiko akibat kegiatan peledakan salah satunya adalah flyrock. Flyrock adalah fragmentasi batuan yang terlempar akibat hasil peledakan. Jika lemparan flyrock melebihi radius aman yang ditetapkan dapat mengakibatkan kerusakan alat mekanis dan cedera pada manusia. Salah satu pendekatan yang efektif untuk mengontrol dan mencegah kecelakaan akibat flyrock adalah prediksi lemparan flyrock. bertujuan untuk mengestimasi nilai flyrock berdasarkan pola dari data dengan menggunakan variabel parameter peledakan untuk memprediksikan hasil flyrock selanjutnya yang masih belum diketahui nilainya. Penentuan prediksi jarak lemparan flyrock yang digunakan pada penelitian ini menggunakan 2 metode. Metode empiris prediksi flyrock oleh Alan B. Richard dan Adrian J. Moore dan analisis dimensi  Ebrahim Ghasemi. Berdasarkan hasil perhitungan prediksi flyrock metode Richard & Moore nilai K cratering lapisan Claystone  10.35, lapisan Siltstone 6.95 dan Claystone dengan sisispan Sandstone 12.09. Nilai K faceburst lapisan Claystone  11.97,lapisan Siltstone 15.01 dan Claystone dengan sisispan Sandstone 11.64. Hasil prediksi analisis dimensi Ghasemi adalah  136.2889 (B-3.381. S4.927 .SH-2.094 . H1.043 .D1.044 (PF/Q )1.524).
Kajian fuel ratio pada alat gali muat overburden Komatsu PC800 SE dan Volvo EC700 Lc Rahmad Saleh; Uyu Saismana; Eko Santoso
Jurnal Himasapta Vol 7, No 2 (2022): Jurnal Himasapta Volume 7 Nomor 02 Agustus 2022
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jhs.v7i2.6441

Abstract

Fuel ratio didefinisikan sebagai perbandingan antara fuel consumption dan produktivitas. Berdasarkan pengamatan awal, didapatkan bahwa aktual fuel ratio adalah 0,239 liter/BCM untuk alat gali muat Komatsu PC800 SE dan untuk alat gali muat Volvo EC700 Lc yaitu 0,203 liter/BCM. Fuel ratio ini tidak boleh lebih tinggi dari target yang ditetapkan PT Senamas Energindo Mineral di akhir Juli 2017 yaitu 0,203 liter/BCM. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi pada kegiatan pemindahan overburden berupa waktu siklus, waktu tunda, dan bucket fill factor, serta sifat material berupa kepadatan dan swell factor. Berdasarkan pengamatan dan simulasi didapatkan bahwa peningkatan terbaik untuk alat gali muat dicapai jika perbaikan dilakukan pada peningkatan efisiensi kerja dengan cara meminimalkan waktu tunda yang dapat dihindari dan dapat diterapkan di lapangan serta meningkatkan nilai cycle time untuk masing-masing alat gali muat. Perbaikan ini akan meningkatkan efisiensi kerja menjadi 68% dan cycle time menjadi 25,2 detik untuk alat gali muat Komatsu PC800 SE, serta efisiensi kerja menjadi 70% dan cycle time menjadi 26,1 detik untuk alat gali muat Volvo EC700 Lc.
Kajian pengaruh arah peledakan terhadap fragmentasi batuan overburden hasil peledakan berdasarkan Model Kuz-Ram Ardi Kuswanto; Eko Santoso; Annisa Annisa
Jurnal Himasapta Vol 7, No 3 (2022): Jurnal Himasapta Volume 7 Nomor 03 Desember 2022
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jhs.v7i3.7497

Abstract

Distribusi fragmentasi hasil peledakan di daerah penelitian dipengaruhi oleh beberapa faktor ialah  jenis material, jenis bahan peledak, jumlah bahan peledak yang digunakan, faktor batuan, dan arah peledakan searah dengan orientasi bidang lemah atau searah dip atau arah peledakan berlawanan dengan orientasi bidang lemah atau berlawanan dip saat peledakkan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pengamatan secara langsung seperti keterdapatan join plane spacing (JPS), rock mass description (RMD), joint plane orientation (JPO), specific gravity (SGI), hardnes dan jenis material. Pada penelitian nilai faktor batuan hanya nilai JPO yang memiliki pengaruh sangat besar dalam peledakan. Berdasarkan analisis kajian arah peledakan terhadap fragmentasi batuan hasil peledakan  ditetapkan nilai fragmentasi  80 cm ≥ 80% dikatakan ideal, hasil fragmentasi pada 6 lokasi penelitian ialah  91,13%, 89,86%, 86,50% (searah dip) dan 75,43%, 73.82%, 76.82% (berlawanan dip) untuk perhitungan model Kuz-Ram sedangakan pada perhitungan split desktop memiliki hasil fragmentasi 87.06%, 86.67%, 83.40% (searah dip) dan 78.88%, 78.41%, 78.48% (berlawanan dip). Jadi pada 6 lokasi penelitian masih di jumpai hasl distribusi fragmentasi yang kurang bagus dengan ukuran saringan 80 cm ≤ 80%, yaitu pada peledakan yang berlawanan dip.