Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

PENGARUH PELAPUKAN TERHADAP SIFAT MEKANIK BATUAN DAN TANAH RESIDUAL BREKSI VULKANIK FORMASI PITANAK DI KECAMATAN KARANG INTAN KABUPATEN BANJAR Adip Mustofa; Agus Triantoro; Irham Nurhafidz; Eko Santoso
Jurnal Himasapta Vol 2, No 01 (2017): Jurnal Himasapta Volume 02 Nomor 01 April 2017
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jhs.v2i01.935

Abstract

Formasi Pitanak merupakan salah satu Formasi batuan yang tersusun oleh beberapa jenis batuan vulkanik seperti andesit, breksi vulkanik dan jenis batuan konglomerat. Pada batuan batuan tersebut sering di temukan jebakan mineral logam, sehingga pada Formasi ini berkemungkinan terbentuk cebakan endapan logam ekonomis untuk dilakukan kegiatan penambangan.Pada tahapan awal penambangan, prasarana jalan sangat penting dalam kegiatan pembangunan (mine development). Pembuatan jalan tambang memerlukan perhitungan dan perancangan material perkerasan jalan baik itu subgrade jalan maupun material perlapisannya. Penelitian perlapisan batuan hasil pelapukan batuan vulkanik di Formasi Pitanak memberikan 6 kelas pelapukan batuan dengan tingkat kekerasan material rata rata 0.03-0.6 MPa untuk tanah residual dan 2-30 MPa untuk material lapuk hingga batuan. Klaster pelapukan pada batuan hasil pelapukan batuan vulkanik di Formasi Pitanak diketahui dengan menggolongkannya berdasarkan 3 sistem klasifikasi  yaitu menurut Sadisun dkk. 1998, ISRM 1981 dan NEH 601.03.
APLIKASI TYRE DROP STRUCTURE PADA RANCANGAN DRAINASE DISPOSAL PIT NANGKA CV CINTA PURI PRATAMA Gogor Sanu Pamungkas; Eko Santoso; Annisa Annisa
Jurnal Himasapta Vol 5, No 3 (2020): Jurnal Himasapta Volume 5 Nomor 03 Desember 2020
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jhs.v5i3.2897

Abstract

Disposal Pit Nangka merupakan area yang terindikasi mengalami erosi karena pengaruh kecuraman lereng, area timbunan dan tingginya intensitas hujan. Laju erosi menyebabkan terkikisnya tanah secara terus-menerus dan jika tanah tidak dapat menampung air maka akan menimbulkan longsor. Oleh karena itu diperlukan adanya perkuatan saluran.Pada penelitian ini, metode perhitungan curah hujan rencana menggunakan 4 (empat) distribusi dan dilakukan uji chi kuadrat untuk memilih distribusi yang cocok. Curah hujan rencana yang terpilih adalah sebesar 85,07 mm. Untuk penentuan catchment area menggunakan software didapat total catchment area sebesar 0,1438 km2, pada area 1 sebesar 0,0618 km2,area 2 sebesar 0,0446 km2 dan area 3 sebesar 0,0374 km2. Perhitungan debit limpasan menggunakan metode rasional pada Area 1 sebesar 2,65 m3/s, Area 2 sebesar            2,10 m3/s, dan Area 3 sebesar 1,89 m3/s. Terdapat dua dimensi saluran terbuka yaitu saluran tanpa ban dan saluran menggunakan ban. Dimana penempatan dimensi ban dipengaruhi oleh bilangan Froude sedangkan untuk mengetahui laju erosi menggunakan metode USLE.Hasil perhitungan menunjukan bahwa pada segmen-segmen dengan slope yang besar memiliki kecepatan aliran super kritis, sehingga segmen tersebut memerlukan perkuatan. Pendugaan erosi berdasarkan metode USLE pada tahun 2018 adalah sebesar 32.358,02 m3. Hal ini menyebabkan butuhnya perkuatan saluran dengan tyre drop structure agar kecepatan aliran dapat diminimalkan. Kata Kunci : catchment area, USLE, drop structure, laju erosi
EVALUASI PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA PEMINDAHAN OVERBURDEN PIT 10 DI PT BERKAT TAMBANG SEJAHTERA, KECAMATAN LOKPAIKAT, KABUPATEN TAPIN, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Agung Yulianto; Eko Santoso; Karina Shella Putri
Jurnal Himasapta Vol 6, No 1 (2021): Jurnal Himasapta Volume 6 Nomor 01 April 2021
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jhs.v6i1.3438

Abstract

PT Berkat Tambang Sejahtera memiliki target produktivitas overburden yang telah ditentukan yaitu sebesar 200 BCM/jam. Tidak tercapainya target perusahaan sehingga perlu adanya analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas alat gali muat dan alat angkut di lapangan antara lain waktu siklus kerja dan waktu hambatan kerja.Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis faktor-faktor pendukung produktivitas seperti cycle time, delay time dan geometri jalan, sehingga dapat dilakukan upaya peningkatan produktivitas agar target perusahaan dapat tercapai.Pada hasil penelitian didapatkan rata-rata produktivitas aktual Hitachi ZX470LC-5G sebesar 175 BCM/jam dan jumlah alat angkut sebanyak 6 unit didapatkan rata-rata total produktivitas aktual Hino 500 FM260JD sebesar 173,44 BCM/Jam. Upaya yang dilakukan agar target tercapai yaitu dengan melakukan simulasi perbaikan cycle time dilakukan dengan cara peningkatan kecepatan dump truck Hino 500 FM260JD pada waktu bermuatan sebesar 23 km/jam dan pada saat kosongan 28 km/jam. Perbaikan yang dapat dilakukan agar kecepatan tempuh yang ditargetkan dapat terpenuhi yaitu dengan memperhatikan kondisi jalan angkut yang dilalui pada saat muatan berisi ataupun muatan kosong. Dalam penelitian ini rekomendasi yang diberikan berupa perbaikan geometri jalan angkut seperti lebar jalan dan grade jalan. Kata kunci: produktivitas, cycle time, delay time, geometri jalan
ANALISIS PENGARUH TINGKAT PELAPUKAN TERHADAP KEKUATAN BATUAN (STUDI KASUS PADA BATULEMPUNG DARI FORMASI WARUKIN) Dini Ayu Hanifah; Eko Santoso; Kartini Kartini
Jurnal Himasapta Vol 5, No 3 (2020): Jurnal Himasapta Volume 5 Nomor 03 Desember 2020
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jhs.v5i3.2898

Abstract

Penentuan tingkat pelapukan yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode yang lebih sederhana dan sering digunakan serta dengan biaya yang terjangkau yaitu dengan pengamatan lapangan secara visual deskriptif dan pengujian di laboratorium berdasarkan uji UCS (Uniaxial Compressive Strength), Schmidt Hammer, dan PLI (Point Load Index). Metodologi yang dilakukan dan digunakan pada penelitian ini meliputi, data tingkat pelapukan berdasarkan pengamatan secara deskripsi visual yang mengacu pada penelitian terdahulu, data uji sifat fisik batulempung, dimensi batulempung, nilai rebound dari alat schmidt hammer, dan nilai kuat tekan batulempung menggunakan alat UCS (uniaxial compressive strength) dari 10 sampel batulempung, serta nilai PLI. Berdasarkan pengamatan lapangan secara visual deskriptif adapun tingkat pelapukan batulempung dalam penelitian ini termasuk ke dalam tingkat pelapukan III (lapuk sedang), IV (lapuk kuat), dan V (lapuk sempurna) yang mewakili 10 sampel ( mengacu pada penelitian Sadisun dkk, 1998 ). Sedangkan berdasarkan nilai UCS yang didapatkan dari nilai kuat tekan tertinggi sampai terendah dari 10 sampel yaitu sebesar 3,39 MPa masuk ke dalam tingkat pelapukan III (lapuk sedang), 1,98 MPa masuk ke dalam tingkat pelapukan IV (lapuk kuat), serta 0,63 MPa masuk ke dalam tingkat pelapukan V (lapuk sempurna). Berdasarkan hasil dari nilai rebound yang didukung dengan penelitian menurut ahli Hencer dan Martin (1982), tingkat pelapukan batulempung dalam penelitian ini masuk ke dalam highly weathered (lapuk kuat) dengan nilai rebound rata-rata sebesar N<25. Dan berdasarkan dari nilai PLI tingkat pelapukan pada penelitian ini masuk ke dalam tingkat pelapukan III dan IV. Kata-kata kunci: tingkat pelapukan, uniaxial compressive strength, schmidt hammer, point load index
Kajian teknis pengeboran miring pada perlapisan claystone dan sandstone: studi kasus peledakan di PT Saptaindra Sejati Abdi Humaidi; Uyu Saismana; Eko Santoso
Jurnal Himasapta Vol 6, No 3 (2021): Jurnal Himasapta Volume 6 Nomor 03 Desember 2021
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jhs.v6i3.4683

Abstract

Kegiatan peledakan merupakan salah satu aktivitas utama dalam kegiata pemberaiaan batuan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil peledakan tersebut, salah satunya kondisi geologi batuan setempat. Kondisi material yang berlapis antara claystone dan sandstone menyebabkan hasil peledakan kurang optimum karena tidak tersebarnya energi secara merata pada kondisi batuan yang memiliki material berlapis, hal tersebutlah yang menyebabkan fragmentasi yang kurang optimal atau tidak memenuhi target perusahaan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menganalisa faktor-faktor yang menyebabkan hasil dari peledakan kurang optimal seperti akurasi pengeboran, fragmentasi serta digging time aktual dilapangan.Berdasarkan data aktual dilapangan didapat nilai digging time alat gali muat PC 4000 class di atas target perusahan yaitu 13,55 detik/pass dan memiliki ukuran fragmentasi rata-rata material 80 cm >20%. Berdasarkan pengolahan data aktual maka perlu dilakukan simulasi untuk mengoptimalkan atau menurunkan nilai digging time alat mekanis sesuai dengan target perusahaan. Perlu dilakukannya bor miring pada area yang memiliki material berlapis antara claystone dan sandstone. Hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan hasil ukuran fragmentasi rata-rata material 80 cm <20% dan digging time <12 detik/pass. Setelah dilakukan simulasi didapat penurunan ukuran fragmentasi menjadi 13,22% dan nilai digging time untuk PC 4000 class 11,70 detik/pass.
Perencanaan tambang batubara di Blok Nangka CV Cinta Puri Pratama Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan Fajar Djihad; Uyu Saismana; Eko Santoso
Jurnal Himasapta Vol 7, No 1 (2022): Jurnal Himasapta Volume 7 Nomor 01 April 2022
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jhs.v7i1.5347

Abstract

CV Cinta Puri Pratama melakukan pemboran eksplorasi yang masih terdapat penyebaran batubara di area Blok Nangka untuk membuka pit yang baru. Diperlukan kegiatan permodelan dan perhitungan cadangan serta perencanaan teknis penambangan.Permodelan dan perhitungan cadangan pada penelitian ini menggunakan aplikasi pertambangan Minescape 4.11.9. Penyajian peta menggunakan software ArcGIS 10.5. Stripping ratio maksimal sebesar 3. Target produksi batubara pertriwulan adalah 150.000 Ton. Rancangan pit dan timbunan berdasarkan rekomendasi geoteknik perusahaan.Dari hasil permodelan batubara, terdapat tiga seam yaitu seam A (N 198-200oE/19o) dengan ketebalan 2-3 m, Seam B (N 198-200oE/19o) dengan ketebalan 2-3 m, Seam C (198-200oE/25o) dengan ketebalan 9-12 m. Jumlah cadangan terbukti hasil desain final pit adalah 2.642.305 ton dengan jumah overburden 7.682.961 BCM. Stripping Ratio penambangan 2,9. Umur tambang Pit Nangka Selatan berdasarkan desain pit pertriwulan adalah 4 tahun. Kapasitas waste dump  Pit Nangka Utara  4.98787.162 LCM. Kapasitas waste dump   Blok I 2.513.872 LCM. Kapasitas waste dump  Blok II 2.650.750 LCM. Lebar minimal jalan angkut pada keadaan lurus 9 meter dan tikungan 16 meter. Penggalian dan pengangkutan batubara diperlukan  1 unit Excavator Komatsu PC300 dan 12 unit dump truck Hino FM260. Penggalian dan pengangkutan Overburden diperlukan  3 unit Excavator Komatsu PC300 dan 12 unit dumptruck Scania P380.
STUDI PENGARUH KADAR AIR TERHADAP KUAT GESER TANAH PADA AREA BEKAS TAMBANG DI KOTA BANJARBARU Romla Noor Hakim; Eko Santoso; Gusti Teguh Juang Prihatino
Geosapta Vol 6, No 1 (2020): Januari 2020
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.197 KB) | DOI: 10.20527/jg.v6i1.7744

Abstract

Pada kegiatan pertambangan dengan metode tambang terbuka umumnya dijumpai lereng yang terbentuk dari aktivitas penambangan. Keruntuhan pada lereng biasanya dikarenakan besarnya gaya pendorong pada tanah melebihi kuat geser tanah tersebut. Salah satu faktor yang mempengaruhi kekuatan geser suatu massa tanah adalah kadar air tanah tersebut. Identifikasi hubungan serta pengaruh kadar air terhadap parameter kuat geser tanah digunakan analisis regresi linier dan polinomial, sedangkan dalam menentukan kestabilan lereng digunakan metode Boshop yang disempurnakan. Berdasarkan klasifikasi USCS, jenis tanah sampel DS-S1 dan DS-S2 berupa pasir berlanau sedangkan DS-S3 pasir berlempung. Sampel GC-S2 dan GC-S3 lempung organik, sedangkan GC-S1, ST-S1 dan ST-S2 berupa lempung. Hasil pengujian menunjukan bahwa sampel tanah yang mengalami peningkatan kadar air akan diikuti oleh penurunan nilai kohesi (c). Sedangkan pada sudut gesek dalam mengalami peningkatan nilai pada kadar air 10%-20%, mencapai puncaknya pada kadar air 20%-32%, kemudian mengalami penurunan setelah melewati kadar air 32%. Kata kunci: lereng, kadar air, kuat geser, kohesi, sudut gesek dalam
KAJIAN AMBANG BATAS GETARAN PELEDAKAN DI AREAL DESA SEKITAR TAMBANG BATUBARA DENGAN METODE SCALE DISTANCE ANALYSIS Eko Santoso; Sari Melati; Muhammad Fiqri Ramadhan
Geosapta Vol 7, No 1 (2021): Januari 2021
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jg.v7i1.9323

Abstract

Getaran tanah merupakan bagian dari output operasi peledakan pada lingkungan. Ketika getaran tanah berada pada level yang tinggi, dapat menyebabkan gangguan pada manusia, ketidaknyamanan dan bahkan menyebabkan pada struktur bangunan di sekitarnya. Mengingat dekatnya jarak dari lokasi peledakan ke daerah pemukiman warga (zona crissis) yang berjarak sekitar ±1000 m. Berdasarkan kondisi lapangan yang terjadi pada bulan Agustus 2019 - Desember 2019 dimana tercatat ground vibration terbesar 3,06 mm/s. Kepmen LH No. 49 Tahun 1996 dan SNI 7571:2010 tentang Baku Tingkat Getaran Kejut menyebutkan batasan kecepatan getaran terhadap lingkungan sekitar yang berpengaruh terhadap keutuhan bangunan. Rekomendasi tersebut sebagai acuan penelitian untuk mengevaluasi nilai getaran tanah yang dihasilkan kegiatan peledakan tambang terbuka. Penulis melakukan evaluasi dari data hasil pengukuran ground vibration aktual berdasarkan pendekatan Teori Peak Particle Velocity yang dihubungkan dengan regresi power untuk memperoleh rumusan prediksi ground vibration, yang kedepannya bisa dijadikan acuan untuk menetukan jumlah isian bahan peledak agar ground vibration yang terjadi tidak melebihi batas aman. Hasil prediksi rumusan ground vibration pada jarak 900 m sampai 1500 m yang diperoleh nilai Peak Particle Velocity ≤ 1,5 mm/s menurut U.S Bureau Of Mines dengan isian bahan peledak maksimum 244,14 kg dimana nilai k = 698.54 dan β = -1.47, menurut Ambraseys-Hendorn dimana nilai k = 5787.19 dan β = -1.609 denagn isian bahan peledak maskimum 207,17 kg , sedangkan menurut Langefors Kihlstrom nilai k dan β yang dieproleh 101.46 dan 1.75 dengan isian bahan peledak maksimum 221.28 kg. Rumusan prediksi ini cukup baik dan dapat digunakan sebagai acuan prediksi getaran tanah agar dampak dari kegiatan peledakan terhadap lingkungan sekitar aman. Kata Kunci: Peledakan, Getaran Tanah, Peak Particle Velocity, Regresi Power
KAJIAN PREDIKSI FRAGMENTASI BATUAN HASIL KEGIATAN PELEDAKAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK Eko Santoso; Romla Noor Hakim; Fransisikus Agung Bimantoro
Geosapta Vol 7, No 2 (2021): Juli 2021
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jg.v7i2.11245

Abstract

Kegiatan peledakan banyak digunakan sebagai cara pemberaian batuan yang ekonomis dalam proses penambangan, dan memegang perananan penting dalam kemajuan produksi tambang. Ledakan yang optimal mampu menghasilkan fragmentasi batuan yang diinginkan. Fragmentasi batuan sangat penting karena menentukan sebagian besar penggunakan peralatan dan produktivitas. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian prediksi fragmentasi batuan hasil kegiatan peledakan. Teknik artificial neural network lebih disukai daripada rumus empiris karena mampu menggabungkan berbagai faktor yang mempengaruhi hasil peledakan. Penelitian ini bertujuan membandingkan hasil prediksi menggunakan artificial neural network dengan rumus empiris Kuz-Ram untuk memprediksi fragmentasi batuan dengan memperhatikan nilai error dari data yang dihasilkan. Pengembangan model artificial neural network menggunakan sistem neural network tool berbasis MATLAB R2016a dengan metode backpropagation. Pelatihan, validasi dan pengujian dilakukan dengan 99 total data peledakan yang diambil dari lapangan. Seperti burden, spasi, kedalaman, relative weight strenght bahan peledak, faktor batuan, jumlah bahan peledak per lubang ledak, dan fragmentasi batuan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian, model artificial neural network dengan arsitektur 15-6-1 lebih optimal dalam memprediksi fragmentasi batuan dibandingkan dengan rumus empiris Kuz-Ram. Nilai error yang dihasilkan dari artificial neural network sum square error 422.60, mean square error 0.60, root mean square error 0.78. Kata-kata kunci: Peledakan, Fragmentasi Batuan, Artificial Neural Network, Rumus Empiris Kuz-Ram.
APLIKASI METODE EMPIRIS MINING ROCK MASS RATING DAN MATHEWS STABILITY GRAPH DALAM ANALISIS KESTABILAN OPEN STOPE PADA TAMBANG EMAS BAWAH TANAH Erick Alan Deratama; Romla Noor Hakim; Eko Santoso; Bayu Budi Santoso; Ashri Kurniawan
Geosapta Vol 2, No 2 (2016): Juli 2016
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jg.v2i2.4211

Abstract

PT. Natarang Mining merupakan tambang emas bawah tanah yang menerapkan metode sublevel open stoping. Untuk memaksimalkan kapasitas produksi akan dibuat open stope pada Drift West Level 4 di kedalaman 165 m. Penelitian ini dlakukan untuk mengevaluasi kestabilan sill drift dan optimalisasi dimensi stope pada lokasi Drift West Level 4 dengan menggunakan metode Mathews Stability Graph dan Mining Rock Mass Rating (Laubscher and Jacovec, 2001). Metode ini dipilih karena penentuan parameter disesuaikan dengan kondisi tambang bawah tanah seperti efek peledakan, tegangan terinduksi, tingkat pelapukan, kondisi air dan orientasi kekar. Dalam karaketerisasi massa batuan, terdapat tiga jenis batuan pada lokasi penelitian yaitu andesitic massive, prophylitic andesitic vulcanic breccia dan brecciated quartz vein. Berdasarkan pendekatan empiris MRMR dan Mathews Stability Graph lokasi drift west dalam kondisi stabil dengan nilai hydraulic radius 1.16 m. Optimalisasi dimensi pada perencanaan open stope dapat dilakukan dengan memaksimalkan nilai hydraulic radius dengan perencanaan tinggi stope adalah 50 m.  Berdasarkan pendekatan empiris MRMR panjang optimal stope dalam kondisi stabil adalah 39 m pada hanging wall dan 28 m pada vein. Sedangkan pada metode Mathews Stability Graph diperoleh nilai panjang optimal sebesar 15 m pada hangingwall dan 12.5 m pada vein. Kata-kata kunci : MRMR, Q System, Stability Graph, Hydraulic Radius