Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

PERBANDINGAN NILAI KUAT TARIK LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG PADA BETON YANG MENGGUNAKAN FLY ASH Kosakoy, Merry N. M.; Wallah, Steenie E.; Pandaleke, Ronny
JURNAL SIPIL STATIK Vol 5, No 7 (2017): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beton dapat didefinisikan sebagai bahan bangunan dan konstruksi yang sifat-sifatnya dapat ditentukan terlebih dahulu dengan mengadakan perencanaan dan pengawasan yang teliti terhadap bahan-bahan yang dipilih. Kuat tarik beton bervariasi antara 9% sampai 15% dari kuat tekannya, Kuat tarik merupakan sifat penting yang mempengaruhi ukuran beton dan seberapa besar retak yang terjadi. Selain itu, kuat tarik dari batang beton diketahui selalu akan mengurangi jumlah lendutan.Pengujian kuat tarik beton dapat dilakukan dengan tiga cara, pertama uji tarik langsung dimana sebuah batang beton diberi gaya aksial tarik sampai batang beton runtuh, cara yang kedua dikenal dengan istilah tarik Brazilien, yaitu pembelahan silinder oleh suatu desakan kearah diameternya untuk mendapatkan apa yang disebut kuat tarik belah,cara yang ketiga ialah melalui percobaan lentur yang paling sering digunakan dalam menentukan kekuatan tarik beton dimana beban diterapkan yang selanjutnya dapat dihitung dengan rumus balok biasa. Komposisi campuran ditambahkan  Abu terbang (Fly Ash) sebesar 15% dari berat semen. Dari hasil penelitian dihasilkan beton dengan berat volume 2517 kg/m³ dan dapat diklasifikasikan dalam jenis beton normal, dari penelitian didapat kuat tekan beton 41.28 MPa, dengan kuat tarik langsung 3.15 MPa, kuat tarik belah 3.67 MPa, dan kuat tarik lentur 7.30 MPa. Kata kunci : tarik langsung, tarik tidak langsung, Fly Ash.
RESPONS DINAMIK STRUKTUR RANGKA BAJA MENARA AIR DENGAN VARIASI ELEMEN PENGAKU LATERAL Poluan, Danny Steven; Pandaleke, Ronny; Dapas, Servie O.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 3 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Struktur rangka baja menara air dengan bresing pada dasarnya di buat untuk menahan tekanan dari atas tampungan air di dalam tangki. Struktur rangka baja yang di desain pun rentan terhadap adanya gempa yang bisa terjadi kapan saja sehingga menimbulkan simpangan pada struktur. SNI 1726:2012 mengatur tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung serta metode analisis dinamik respons spektrum yang dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu struktur yang diberikan beban dinamik.Dalam penelitian ini dilakukan dengan membuat berbagai variasi penggunaan bresing pada rangka baja dan variasi berdasarkan kemiringan menara untuk kemudian membandingan hasil simpangan struktur yang terjadi pada setiap variasi yang dibuat serta melakukan evaluasi hasil simpangan struktur terhadap simpangan antar lantai tingkat ijin.Hasil penelitian menunjukan bahwa simpangan yang terjadi pada elemen pengaku lateral inverted v bracing menghasilkan simpangan struktur paling kecil dan penelitian ini juga menunjukan bahwa kemiringan struktur rangka baja menara air sangat berpengaruh pada besarnya simpangan struktur. Semakin besar kemiringan menara maka semakin kecil simpangan struktur yang terjadi. Kata Kunci : SNI 1726:2012, Menara Air, Bresing, Analisis Ragam Respons Spektrum, Simpangan
PENERAPAN METODE SCHMIDT HAMMER TEST DAN CORE DRILLED TEST UNTUK EVALUASI KUAT TEKAN BETON PADA RUANG IGD RSGM UNSRAT GUNA ALIH FUNGSI BANGUNAN Karundeng, Vilty Stilvan; Wallah, Steenie E.; Pandaleke, Ronny
JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 4 (2015): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Balai pengobatan Rumah Sakit Gigi dan Mulut sebelumnya digunakan sebagai tempat perkuliahan. Gedung perkuliahan ini sudah sangat tua dan tidak memiliki data awal perencanaan. Sesuai dengan PP No.36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No.28 tahun 2002 mengenai Bangunan Gedung, bahwa setiap bangunan yang beralih fungsi sudah selayaknya untuk dilakukan pemeriksaan dan mendapatkan rekomendasi bahwa gedung yang ada masih layak untuk beroperasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton dengan menggunakan metode Schmidt Hammer Test pada balok, kolom dan plat serta Core Drilled Test hanya pada plat lantai. Benda uji hasil coring kemudian diuji kuat tekan beton di laboratorium Konstruksi dan Material Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi. Hasil pengujian kuat tekan rata-rata sampel Core Drilled Test pada plat lantai sebesar 24.76 MPa, sedangkan Schmidt Hammer Test pada kolom 25.45 MPa, balok 26.35 MPa dan plat 25.84 MPa dengan koefisien variasi pada kolom 23.82%, balok 16.37 % dan plat 39.60%. Perhitungan 85% dari kuat tekan rata-rata benda uji lebih dari 17 MPa dan memenuhi persyaratan beton struktural. Koefisien variasi hasil pengujian Schmidt Hammer Test > 6% yang menunjukkan tingkat keseragaman yang kurang baik. Hasil pengujian ini dapat dievaluasi berdasarkan peraturan yang ada dan bisa dijadikan data awal untuk evaluasi struktur selanjutnya. Kata kunci : Kuat Tekan, Schmidt Hammer Test, Core Drilled Test.
OPTIMALISASI KONSENTRASI TAILING SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN BETON BERAGREGAT HALUS PECAHAN KACA DAN PASIR Tampenawas, Refi Judea; Manalip, Hierico; Pandaleke, Ronny; Khosama, L. K.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 2 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tailing dan kaca sisa umumnya belum dimanfaatkan secara optimal sehingga hanya menjadi limbah.Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemungkinan pemanfaatan limbah tailing dan kaca sebagai bahan campuran beton. Pemeriksaan material beton yang meliputi pemeriksaan gradasi, berat jenis, absorpsi, kadar air, keausan, kadar lumpur, dan berat volume menggunakan standar ASTM. Perencanaan campuran beton menggunakan metode ACI 211.1-91 yang dimodifikasi. Dibuat variasi konsentrasi campuran tailing sebesar 5%,10%, 15%, 20%, dan 25% untuk mendapatkan konsentrasi optimum, dengan pecahan kaca sebesar 10% dari pasir. Benda uji dibuat berbentuk silinder dengan dimensi 10/20 cm. Pengujian terhadap berat volume dan kuat tekan dilakukan pada beton umur 3, 14 dan 28 hari. Hasil penelitian menunjukan berat volume beton berkisar antara 2144 kg/m³ sampai 2185 kg/m³ dan termasuk dalam kategori beton normal. Kuat tekan yang paling optimum terjadi pada konsentrasi tailing sebesar5% sebesar 32,35 MPa. Kata kunci: Berat volume, Kaca, Kuat tekan, Tailing
PEMERIKSAAN KUAT TARIK BELAH BETON DENGAN VARIASI AGREGAT YANG BERASAL DARI BEBERAPA TEMPAT DI SULAWESI UTARA Supit, Fransiska Verrent; Pandaleke, Ronny; Dapas, Servie O.
JURNAL ILMIAH MEDIA ENGINEERING Vol 6, No 2 (2016): JURNAL ILMIAH MEDIA ENGINEERING
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kekuatan beton menjadi tinjauan yang penting untuk kebutuhan perencanaan desain struktur. Kekuatan beton yang menjadi salah satu parameter utama dalam perencanaan adalah kuat tarik belah beton. Dengan memanfaatkan material yang bisa dijangkau dari beberapa tempat yang berbeda khususnya Sulawesi Utara menjadi alternatif untuk dijadikan sebagai bahan pembentuk beton. Nilai kuat tarik belah diteliti dalam penelitian ini. Dengan agregat kasar yaitu kerikil pecah dan kerikil alam, dan agregat halus pasir Ranoyapo, pasir Girian, pasir Sawangan dan pasir Klabat,  menjadi 8 komposisi campuran dengan 4 benda uji tiap campuran. Pengujian dilakukan dengan menggunakan mesin uji “Semiautomatic Concrete Compression Testing 400 kN Cap. Controls – Italy 50-C6632”. Hasil-hasil pengujian menunjukkan ternyata beton yang menggunakan kerikil pecah dan pasir girian yang mendapatkan nilai kuat tarik belah tertinggi dari semua kombinasi agregat pada umur 28 hari. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan kerikil alam sebagai agregat kasar pada beton lebih kecil dari kerikil pecah. Kata kunci : agregat kasar, agregat halus, asal material.
ANALISIS KUAT LENTUR BAJA RINGAN DENGAN VARIASI BENTUK SAYAP DAN BADAN PENAMPANG Sumampow, Gabriela S.; Handono, Banu Dwi; Pandaleke, Ronny
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 10 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Baja ringan (Cold Formed Steel) sudah mulai banyak digunakan sebagai struktur bangunan sekarang ini. Secara signifikan mulai tampak beberapa inovasi bentuk profil baja ringan yang bervariasi seiring perkembangan dan terobosan teknologi manufaktur pabrik produsen. Pembentukan bentuk baja ringan adalah dengan proses penggilingan dingin, jadi profil dapat dibentuk dengan bentukan yang memiliki optimasi yang lebih. Maka perlu adanya tinjauan mengenai nilai kuat lentur dari modifikasi bentuk  baja ringan tersebut .Penelitian diuji pada profil kanal C dengan dua bentuk variasi sayap dan badan profil yang bermutu G550 (AS1397). Pengujian menggunakan Finite Elemen Method dengan ANSYS Workbench dan menghasilkan parameter: Total Deformation, Equivalent Stress dan Equivalent Elastic Strain.Hasil penelitian menunjukkan Profil C2 memiliki nominal kuat lentur terbesar yaitu 170258.8 (N/mm2) dikarenakan memiliki inersia yang lebih besar dari C1 dan C3 Kata Kunci: Baja Ringan, Finite Element Method, ANSYS, Total Deformation, Equivalent Stress, Equivalent Elastic Strain
KAJIAN KUAT TEKAN BETON DAN KUAT TARIK BAJA TULANGAN GEDUNG TEKNIK ARSITEKTUR DAN ELEKTRO UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO PASCA KEBAKARAN Wior, Christian Eko; Wallah, Steenie E.; Pandaleke, Ronny
JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 4 (2015): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gedung perkuliahan Teknik Arsitektur dan Elektro yang ada di Universitas Sam Ratulangi Manado mengalami kebakaran pada hari Rabu, 05 Maret 2014. Temperatur yang tinggi saat terjadi kebakaran memiliki pengaruh yang besar terhadap material beton maupun baja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan sisa dari beton dan baja tulangan serta mengidentifikasi kerusakan yang terjadi. Data yang diperlukan untuk mengetahui kekuatan sisa dari beton dan baja tulangan didapat melalui survei lapangan, uji lapangan dan uji laboratorium, ada  4 (empat) macam pengujian yang dilakukan yakni Pengamatan Visual Struktur, pengujian Palu Beton (Schmidt Hammer Test), Kuat Tekan Beton Inti (Core Drill Test) dan uji kuat tarik Baja Tulangan. Hasil Evaluasi Schmidt Hammer Test memperlihatkan telah terjadi degradasi kekuatan beton dan suhu panas kebakaran yang tidak merata pada semua tempat menyebabkan ketidakseragaman kekuatan sisa beton pasca kebakaran serta berkurangnya kuat tekan  yang sangat signifikan sampai 74% dibandingkan dengan kuat tekan hasil Hammer Test pada kolom yang tidak terbakar, sedangkan hasil tes tekan beton benda uji Core Drill menunjukan mutu beton (fc’) berkisar antara 5,99 - 26,10 MPa, selain itu dari pengujian tarik baja tulangan memperlihatkan tegangan leleh baja tulangan berkisar antara 450 – 530 MPa untuk tulangan polos berdiameter 10, sedangkan untuk tulangan polos berdiameter 16 berkisar antara 390 – 484 MPa dan berdasarkan hasil pemeriksaan dilapangan maupun di laboratorium dapat disimpulkan tingkat kerusakan yang terjadi tergolong Kerusakan Sedang. Kata kunci: pasca kebakaran, pengujian, kekuatan sisa
PEMERIKSAAN KUAT TARIK BELAH & KUAT TARIK LENTUR BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR BATU APE DARI KEPULAUAN TALAUD Rengkeng, Verra Deivy; Manalip, H.; Pandaleke, Ronny; Tamboto, Winny J.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 7 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Batu Ape merupakan potensi alam yang dimiliki oleh kabupaten Talaud yang sampai saat ini masih kurang dimanfaatkan oleh warga kabupaten Talaud sebagai bahan bangunan. Batu Ape dominan tersebar di setiap sungai yang ada di kabupaten Talaud. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian mengenai pemanfaatan batu Ape sebagai agregat kasar dalam campuran beton dan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh batu Ape terhadap kuat tarik beton yang menggunakan pasir Bune Talaud dan pasir Girian Bitung.Material yang digunakan dalam penelitian adalah agregat kasar yaitu batu Ape berukuran 10–20mm, agregat halus yaitu pasir dari sungai Bune Talaud dan pasir dari Girian Bitung, semen Portland Type I dan air bersih. Benda uji yang digunakan adalah silinder 10/20cm dan balok 10x10x50cm, dan di uji pada umur beton 7, 14, 21, dan 28 hari.Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa campuran beton yang menggunakan pasir dari Girian Bitung memiliki nilai Kuat Tarik yang lebih tinggi. Berat volume beton rata-rata umur 28 hari pasir Bune Talaud 2055,012 kg/m3, pasir Girian Bitung 2038,777 kg/m3. Nilai optimum Kuat Tarik Belah pasir Bune Talaud 1,894 MPa, pasir Girian Bitung 2,451 MPa, untuk Kuat Tarik Lentur pasir Bune Talaud 3,200 MPa, pasir Girian Bitung 4,667 MPa.Berdasarkan berat volume beton, beton beragregat kasar batu Ape dapat dikatakan berada pada daerah transisi antara Beton Ringan dan Beton Normal.Kata kunci : Batu Ape, Beton Ringan, Kuat Tarik
KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN Wenno, Rudolvo; Wallah, Steenie E.; Pandaleke, Ronny
JURNAL SIPIL STATIK Vol 2, No 5 (2014): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mortar merupakan campuran yang digunakan dalam pekerjaan bangunan non structural. Semen digunakan sebagai bahan ikat utama dalam pembuatan mortar. Pada proporsi tertentu nilai kuat tekan mortar justru menunjukkan penurunan kuat tekan. Salah satu cara memperbaiki kekuatan tekan mortar adalah dengan mensubstitusikan suatu bahan ke dalam semen. Dalam penelitian ini digunakan abu terbang (fly ash) sebagai bahan substitusi parsial semen pada mortar. Metodologi penelitian menggunakan metode eksperimental di laboratorium. Benda uji yang digunakan untuk pemeriksaan kuat tekan adalah kubus 5cm x 5cm x 5cm dengan proporsi campuran 1Pc:3Ps, 1Pc:4Ps dan 1Pc:5Ps. Dari proporsi campuran ini masing-masing benda uji disubstitusikan abu terbang (fly ash) sebanyak 0%, 5%, 10%, 15%, 20% dan 25% sebagai parsial semen, dan proporsi campuran 1Pc:8Ps benda uji disubstitusikan abu terbang (fly ash) pada kadar optimum dari ketiga proporsi campuran sebelumnya. Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur perawatan mortar 7, 14 dan 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kuat tekan optimum proporsi 1Pc:3Ps, 1Pc:4Ps dan 1Pc:5Ps berturut-turut sebesar 27,71 MPa, 21,98 MPa dan 14,91 MPa, didapat dari campuran dengan substitusi parsial semen menggunakan abu terbang (fly ash) sebanyak 15%, 5% dan 15%. Pada proporsi 1Pc:8Ps didapat kuat tekan optimum dari campuran dengan substitusi parsial semen dengan abu terbang (fly ash) sebanyak 15%. Kuat tekan mortar yang menggunakan abu terbang (fly ash) sebagai substitusi parsial semen diperoleh f’c optimum = 6,18 MPa dibandingkan dengan yang tidak menggunakan abu terbang (fly ash) f’c minimum = 4,6 MPa. Kuat tekan kondisi optimum mengalami kenaikan sebesar 25,57% dari kuat tekan tanpa menggunakan abu terbang (fly ash) sebagai substitusi parsial semen. Kata kunci: mortar, kuat tekan, abu terbang (fly ash), substitusi parsial.
PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN AKSIAL MAKSIMUM KOLOM BETON BERPENAMPANG LINGKARAN DAN SEGI EMPAT Kumaseh, Febrianti; Wallah, Steenie E.; Pandaleke, Ronny
JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 9 (2015): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kolom beton bertulang merupakan elemen penting dalam suatu struktur bangunan. Karena kolom merupakan batang tekan vertikal yang meneruskan beban dari struktur atas bangunan (balok, pelat, dll) ke bagian sturuktur bawah, yaitu pondasi. Sengkang didistribusikan merata terhadap panjang total tulangan longitudinal kolom dengan jarak tertentu. Jarak sengkang maksimum dibatasi oleh diameter tulangan longitudinal, & diameter tulangan sengkang. Sedangkan jarak sengkang minimum dibatasi oleh ukuran agregat kasar maksimum. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi & mengetahui pengaruh jarak sengkang terhadap kapasitas beban aksial maksimum kolom beton berpenampag lingkaran & segi empat dengan melakukan studi eksperimental di Laboratorium. Pengujian dilakukan pada benda uji kolom berpenampang lingkaran dengan diameter 150 mm, & tinggi 500 mm, dan kolom berpenampang segi empat dengan panjang 150 mm, lebar 150 mm, dan tinggi 500 mm dengan 3 tipe jarak sengkang yaitu 55 mm, 100 mm, dan 145 mm. Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada beton polos silinder 150 x 300 mm. Tulangan longitudinal yang digunakan adalah , dan tulangan sengkang . Hasil pengujian pada umur beton 28 hari untuk kolom berpenampang segi empat pada jarak sengkang 55 mm diperoleh nilai rata-rata kapasitas beban aksial kolom, P1 sebesar 639,9 kN, dan kuat tekan beton, sebesar 27,74 MPa. Kemudian pada jarak sengkang 100 mm terjadi pertambahan sebesar 16,06% dan pertambahan sebesar 1,98%. Selanjutnya pada jarak sengkang 145 mm terjadi penurunan sebesar 19,32% dan sebesar 14,89%. Kemudian untuk hasil pengujian kolom berpenampang lingkaran diperoleh nilai rata-rata kapasitas beban aksial kolom, P4 sebesar 442,867 kN, dan kuat tekan beton, f’c4 sebesar 24,53 MPa. Selanjutnya pada jarak 100 mm terjadi pertambahan sebesar 0,94%, dan pertambahan sebesar 9,11%. Pada jarak sengkang 145 mm terjadi pertambahan sebesar 2,54%, dan penurunan sebesar 1,13%. Sehingga untuk penelitian ini belum diperoleh pengaruh yang signifikan dari jarak sengkang terhadap kapasitas beban aksial maksimum kolom berpenampang lingkaran dan segi empat. Kata Kunci: jarak sengkang, kapasitas beban aksial maksimum kolom, kuat tekan beton