Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pembuatan Zat Warna Alami dalam Bentuk Serbuk untuk Mendukung Industri Batik di Indonesia Paryanto; Agus Purwanto; Endang Kwartiningsih; Endang Mastuti
Jurnal Rekayasa Proses Vol 6, No 1 (2012)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.772 KB) | DOI: 10.22146/jrekpros.2454

Abstract

Zat warna sintetis sangat praktis digunakan serta dapat menimbulkan warna yang mencolok pada produk. Namun limbah buangan zat warna sintetis dapat mencemari lingkungan. Saat ini zat warna alami mulai digunakan kembali. Untuk memudahkan pemakaian, zat warna alami berbentuk cair dikeringkan menjadi serbuk. Ekstrak zat warna alami dari biji kesumba dalam penelitian ini dikeringkan menggunakan spray dryer sehingga terbentuk serbuk. Zat warna kesumba diekstraksi dengan pelarut larutan NaOH dan Ca(OH)2. Pengeringan dilakukan dengan laju umpan rata – rata 0,13 ml/detik dengan suhu umpan 70°C dan suhu pengering 120°C. Pelarut NaOH memberikan hasil yang lebih baik dibanding pelarut Ca(OH)2. Kondisi yang relatif baik dicapai pada penggunaan pelarut NaOH 0,4 M, suhu 90C dan waktu 180 men. Serbuk yang dihasilkan 19,6 g/L larutan ekstrak. Kata Kunci : zat warna alam, serbuk, biji kesumba, pengering sembur, batik. Synthetic dyes are very practical to use and can lead to a striking color on the products. However, synthetic dye effluent may pollute the environment. For this reason, currently natural dyes have been used again for coloring. In order to ease the use of natural dyes, the liquid form of the dyes is dried into powder. In the present study, natural dyes extracted from kesumba seeds were dried using a spray dryer to form a powder. The Kesumba dye was extracted in an alkaline solutions of NaOH and Ca(OH)2. Drying was carried out with a feed having an average rate of 0.13 ml/sec at a temperature of 70°C. Meanwhile, dryer temperature was 120C. Experimental results showed that extraction using NaOH solution offered better results than that using Ca(OH)2 solution. The extraction using NaOH solution was optimum at NaOH concentration of 0.4 M, temperature of 90C and duration of 180 min. With this condition, the resulting powder was 19.6 g/L extract solution. Keywords : natural dye, powder, kesumba seed, spray dryer, batik.
Pembuatan Zat Warna Alami dalam Bentuk Serbuk untuk Mendukung Industri Batik di Indonesia Paryanto; Agus Purwanto; Endang Kwartiningsih; Endang Mastuti
Jurnal Rekayasa Proses Vol 6, No 1 (2012)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jrekpros.2454

Abstract

Zat warna sintetis sangat praktis digunakan serta dapat menimbulkan warna yang mencolok pada produk. Namun limbah buangan zat warna sintetis dapat mencemari lingkungan. Saat ini zat warna alami mulai digunakan kembali. Untuk memudahkan pemakaian, zat warna alami berbentuk cair dikeringkan menjadi serbuk. Ekstrak zat warna alami dari biji kesumba dalam penelitian ini dikeringkan menggunakan spray dryer sehingga terbentuk serbuk. Zat warna kesumba diekstraksi dengan pelarut larutan NaOH dan Ca(OH)2. Pengeringan dilakukan dengan laju umpan rata – rata 0,13 ml/detik dengan suhu umpan 70°C dan suhu pengering 120°C. Pelarut NaOH memberikan hasil yang lebih baik dibanding pelarut Ca(OH)2. Kondisi yang relatif baik dicapai pada penggunaan pelarut NaOH 0,4 M, suhu 90C dan waktu 180 men. Serbuk yang dihasilkan 19,6 g/L larutan ekstrak. Kata Kunci : zat warna alam, serbuk, biji kesumba, pengering sembur, batik. Synthetic dyes are very practical to use and can lead to a striking color on the products. However, synthetic dye effluent may pollute the environment. For this reason, currently natural dyes have been used again for coloring. In order to ease the use of natural dyes, the liquid form of the dyes is dried into powder. In the present study, natural dyes extracted from kesumba seeds were dried using a spray dryer to form a powder. The Kesumba dye was extracted in an alkaline solutions of NaOH and Ca(OH)2. Drying was carried out with a feed having an average rate of 0.13 ml/sec at a temperature of 70°C. Meanwhile, dryer temperature was 120C. Experimental results showed that extraction using NaOH solution offered better results than that using Ca(OH)2 solution. The extraction using NaOH solution was optimum at NaOH concentration of 0.4 M, temperature of 90C and duration of 180 min. With this condition, the resulting powder was 19.6 g/L extract solution. Keywords : natural dye, powder, kesumba seed, spray dryer, batik.
4. ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA PELAKSANAAN PELAT BETON DENGAN METODE BONDEX DAN KONVENSIONAL Paryanto; Lely Hendarti
Surakarta Civil Engineering Review Vol 1 No 1 (2021): Surakarta Civil Engineering Review
Publisher : Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.902 KB)

Abstract

Pembangunan dalam bidang konstruksi di Indonesia dari tahun ke tahun semakin berkembang, baik dari segi desain maupun metode/sistem konstruksi yang dilakukan. Pekerjaan pelat lantai merupahkan salah satu bagian dari konstruksi yang membutuhkan waktu lama dan biaya besar dalam proses pembuatanya. Kemudahan yang umumnya menjadi tuntutan masyarakat adalah konstruksi bangunan yang murah, cepat dan mudah dilakukan tetapi tetap terjamin kekuatannya. Beberapa sistem tersebut antara lain sistemkonvensional dan bondek.Pada penelitian ini akan dilakukan perbandingan biaya pelaksanaan pelat beton dengan metode bondek dan konvensional pada pembangunan gedung kuliah UNISRI Surakarta. Metode yang dilakukan di proyek tersebut adalah sistem konvensional, kemudian direncanakan alternatif berupa metode bondek untuk perbandingan biaya. Data analisa yang diperlukan untuk perbandingan dua metode ini adalah data primer yaitu berupa RAB, gambar kerja, pengamatan dan survey lapangan. Sedangkan untuk perencanaan biayamenggunakan perhitungan analisa dari data lapangan, survey, maupun AHS Surakarta tahun 2020.Adapun analisis perbandingan biaya metode bondek dengan pelat konvensional didapatkan hasil untuk metode konvensional dengan biaya sebesar Rp 632.042.965,65 sedangkan untuk metode bondek sebesar Rp 504.001.741,13 dengan selisih biaya pelaksanaan sebesar Rp 128.041.224,52. Hasil ini menunjukan bahwa terdapat penghematan biaya sebesar 20,26 % dengan perbandingan biaya pelat bondek sebesar79,74 % terhadap biaya pelat konvensional
Peningkatan Produktivitas dan Efisiensi UMKM Kelorida melalui Penggunaan Mesin Penepung Daun Kelor Widyianto, Agus; Paryanto; Winarto; Orlanda Arya Hidayat; RR Laksistya Rania Nur Prita Maira
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v6i1.11144

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilatarbelakangi oleh tantangan yang dihadapi UMKM Kelorida dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi tepung daun kelor, mengingat sebelumnya produksi dilakukan secara manual dengan blender yang hanya mampu menghasilkan 2 kg tepung per hari. Keterbatasan ini menghambat UMKM Kelorida dalam memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk mengevaluasi dampak penggunaan mesin penepung daun kelor terhadap peningkatan produktivitas dan efisiensi operasional di UMKM Kelorida. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan langkah-langkah meliputi identifikasi masalah, pemilihan dan implementasi mesin penepung baru, serta pengukuran produktivitas sebelum dan sesudah penggunaan mesin. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa setelah implementasi mesin penepung, kapasitas produksi meningkat signifikan hingga 15 kg per hari, dengan kualitas tepung yang lebih konsisten dan sesuai standar food grade. Simpulan dari kegiatan ini adalah bahwa penggunaan mesin penepung daun kelor terbukti efektif dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi UMKM Kelorida, serta membuka peluang bagi diversifikasi produk dan ekspansi pasar yang lebih luas. Teknologi ini menjadi faktor kunci dalam mendorong pertumbuhan dan keberlanjutan usaha di sektor UMKM.
DESAIN DAN ANALISIS TELESKOPIK SILINDER HIDROLIK PADA MESIN PRES HIDROLIK MOBILE Arrozi, Wahyu; Widyianto, Agus; Sampurno, Yoga Guntur; Paryanto; Widowati, Asri; Aminatun, Tien; Sunarta
Jurnal Pendidikan Vokasi Otomotif Vol. 7 No. 2 (2025): (Mei)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jpvo.v7i2.84015

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi desain dan analisis dari silinder teleskopik hidrolik yang digunakan pada mesin press hidrolik mobile, yang memfokuskan pada peningkatan mobilitas dan efisiensi operasional. Melalui penerapan Analisis Elemen Hingga (FEA), studi ini mengidentifikasi parameter kritis seperti tegangan, regangan, dan faktor keamanan dalam kondisi operasional yang beragam. Penelitian ini mendemonstrasikan bagaimana desain teleskopik dapat mengatasi tantangan khusus dalam operasi mesin press hidrolik, termasuk peningkatan jangkauan operasi dan penyesuaian terhadap beban kerja yang dinamis. Dari analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa silinder mengalami tegangan maksimum 599,51 MPa dan regangan maksimum 0,0030939 mm/mm di bagian tengah, yang menyarankan adanya kebutuhan untuk modifikasi desain atau peningkatan material untuk meningkatkan keandalan dan durabilitas. Sementara itu, faktor keamanan yang tinggi di sebagian besar area menunjukkan bahwa desain keseluruhan memiliki keandalan yang baik. Studi ini memberikan wawasan yang bermanfaat bagi insinyur dan desainer mesin dalam mengoptimalkan desain silinder hidrolik teleskopik dan menyarankan area-area penelitian yang dapat dijelajahi untuk pengembangan lebih lanjut, seperti penggunaan material inovatif dan teknik manufaktur canggih. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk memandu pengembangan mesin press hidrolik mobile yang lebih efisien dan adaptif dalam menghadapi kebutuhan industri modern.
Pendampingan implementasi e-marketing untuk peningkatan daya saing UMKM di Kampung Emas Bumijo, Jetis, Kota Yogyakarta Dewangga, Andrian Wisnu; Paryanto; Febrianto Amri Ristadi
INOTEKS: Jurnal Inovasi Ilmu Pengetahuan,Teknologi, dan Seni Vol 29, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/ino.v29i2.90496

Abstract

Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan signifikan dalam strategi pemasaran dan daya saing usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Namun, sebagian besar pelaku UMKM masih menghadapi kendala dalam pemanfaatan teknologi digital secara optimal. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi digital dan kemampuan implementasi e-marketing bagi pelaku UMKM di Kampung Emas Bumijo, Jetis, Kota Yogyakarta. Metode pelaksanaan menggunakan pendekatan partisipatif melalui tahapan pelatihan konseptual, praktik langsung, dan pendampingan teknis. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan rata-rata sebesar 35–40% pada kemampuan peserta dalam membuat akun bisnis digital, menyusun konten promosi, dan memahami strategi branding online. Dukungan fisik berupa bantuan tenda jualan juga diberikan untuk menunjang aktivitas pemasaran langsung. Implementasi e-marketing telah memperluas jangkauan pasar hingga 15% serta meningkatkan interaksi pelanggan (engagement) sekitar 20%. Selain itu, terbentuk komunitas digital “Pusat Digital UMKM Bumijo (PDU Bumijo)” sebagai wadah promosi dan kolaborasi berkelanjutan antar pelaku usaha. Kegiatan ini membuktikan bahwa kombinasi antara pelatihan berbasis praktik, pendampingan berkelanjutan, dan dukungan sarana fisik efektif dalam meningkatkan kapasitas digital UMKM, sekaligus memperkuat ekosistem ekonomi kreatif berbasis teknologi di tingkat komunitas. Model kegiatan ini dapat direplikasi pada wilayah lain dengan karakter sosial ekonomi serupa sebagai strategi pemberdayaan ekonomi digital berkelanjutan.