Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN 2021-2030 akan dibangun PLTS dengan kapasitas 5 MW di Pulau Bawean pada tahun 2024. Dalam instalasi sistem PV grid tied perlu diperhatikan pemilihan tempat dan kapasitas optimal untuk mengurangi losses sistem. Namun, implementasi PV grid tied berpotensi menghasilkan distorsi harmonik akibat penggunaan inverter. Penelitian ini berkontribusi dengan melakukan optimasi dengan Symbiotic Organism Search (SOS) untuk menentukan lokasi dan kapasitas optimum pemasangan PV di Pulau Bawean. Hasil yang diperoleh dilakukan assessment harmonisa secara simulasi menggunakan software ETAP Power Station untuk mengetahui dampaknya ke sistem. Simulasi akan dilakukan dengan manufaktur inverter yang dioperasikan pada faktor daya 1 dan 0,85. Penentuan kapasitas dan lokasi optimum PV diperoleh sebesar 300kW di Penyulang Kota serta 250kW dan 350kW di Penyulang Sangkapura. Hasil yang diperoleh mampu meningkatkan tegangan rata-rata sistem dari 94,9% menjadi 95,9% serta mengurangi rugi-rugi daya dari 187kW menjadi 169kW. Semakin tinggi iradiasi, THDi pada sistem semakin tinggi dan sebaliknya pada sisi saluran yang terhubung langsung ke inverter akan semakin rendah. Nilai THDi di sistem Bawean masih di bawah standar IEEE 519 2014 dengan nilai batas aman adalah 15% kecuali THDi pada saluran output inverter masih melebihi standar IEEE 519 2014 dengan batas 5%. THDv sistem memiliki nilai yang masih di bawah standar IEEE 519 2014 yaitu kurang dari 8% untuk tegangan rendah dan kurang dari 5% untuk tegangan menengah. Pengoperasian inverter dengan faktor daya 0,85 lebih baik dalam memperbaiki tegangan dan mengurangi rugi-rugi jaringan namun menghasilkan distorsi harmonik lebih besar daripada pengoperasian faktor daya 1. Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN 2021-2030 akan dibangun PLTS dengan kapasitas 5 MW di Pulau Bawean pada tahun 2024. Dalam instalasi sistem PV grid tied perlu diperhatikan pemilihan tempat dan kapasitas optimal untuk mengurangi losses sistem. Namun, implementasi PV grid tied berpotensi menghasilkan distorsi harmonik akibat penggunaan inverter. Penelitian ini berkontribusi dengan melakukan optimasi dengan Symbiotic Organism Search (SOS) untuk menentukan lokasi dan kapasitas optimum pemasangan PV di Pulau Bawean. Hasil yang diperoleh dilakukan assessment harmonisa secara simulasi menggunakan software ETAP Power Station untuk mengetahui dampaknya ke sistem. Simulasi akan dilakukan dengan manufaktur inverter yang dioperasikan pada faktor daya 1 dan 0,85. Penentuan kapasitas dan lokasi optimum PV diperoleh sebesar 300kW di Penyulang Kota serta 250kW dan 350kW di Penyulang Sangkapura. Hasil yang diperoleh mampu meningkatkan tegangan rata-rata sistem dari 94,9% menjadi 95,9% serta mengurangi rugi-rugi daya dari 187kW menjadi 169kW. Semakin tinggi iradiasi, THDi pada sistem semakin tinggi dan sebaliknya pada sisi saluran yang terhubung langsung ke inverter akan semakin rendah. Nilai THDi di sistem Bawean masih di bawah standar IEEE 519 2014 dengan nilai batas aman adalah 15% kecuali THDi pada saluran output inverter masih melebihi standar IEEE 519 2014 dengan batas 5%. THDv sistem memiliki nilai yang masih di bawah standar IEEE 519 2014 yaitu kurang dari 8% untuk tegangan rendah dan kurang dari 5% untuk tegangan menengah. Pengoperasian inverter dengan faktor daya 0,85 lebih baik dalam memperbaiki tegangan dan mengurangi rugi-rugi jaringan namun menghasilkan distorsi harmonik lebih besar daripada pengoperasian faktor daya 1.