Articles
PEMBUATAN ALAT MONITORINGMESIN PENUKAR PANAS (HEAT EXCHANGER)UNTUK MENGANALISIS UNJUK KERJA DAN KARAKTERISTIKNYA
Poernomo, Heroe
Kapal: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan Vol 10, No 3 (2013): Oktober
Publisher : Department of Naval Architecture - Diponegoro University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (303.648 KB)
|
DOI: 10.14710/kpl.v10i3.5638
Heat Exchanger test adalah alat yang digunakan untuk mengetahui karakteristik dan performa dari suatu mesin penukar panas dengan jalanmengatur beban kerjanya. Data yang dikeluarkan dari Heat Exchanger test ini berupa beberapa temperatur yang dipasang pada komponen peralatan mesin penukar kalor yang nantinya akan digunakan dalam perhitungan untuk menentukan prestasi kerja dan mendapatkan karakteristik dari mesin penukar panas tersebut. Permasalahan yang ada adalah dalam pengambilan data dan pengolahan data selama ini dilakukan secara manual yang akan berpengaruh pada ketepatan hasil perhitungan dan analisis unjuk kerja dari sistem penukar panas tersebut. Untuk mengatasi permasalahan diatas, maka pada penelitian ini dibuat suatu sistem monitoring pembacaan data dan pengolahan data dengan bantuan komputer dengan jalan pembuatan alat interface, sehingga data dari mesin penukar kalor yang berupa data analog dapat dirubah menjadi data digital. Data yang telah berbentuk digital baru dapat dilakukan proses perhitungan dan analisa dengan bantuan software tertentu dalam komputer. Dari hasil percobaan didapatkan hasil pengukuran dengan alat monitoring ini cukup akurat mendekati sama dengan alat indikator mesin dengan selisih sekitar 0.30C. Dari hasil perhitungan dan analisis data didapatkan beberapa karakteristik dari mesin penukar kalor yang diukur, antara lain semakin besar beban pada mesin penukar kalor dan laju aliran air pendingin tetap maka panas yang dibebaskan akan semakin naik pula, sehingga menyebabkan nilai efisiensi mesin akan semakin turun. Sedangkan saat variasi laju aliran air pendingin dan laju aliran oli yang didinginkan konstan, panas yang dibebaskan dan efisiensi semakin naik, sedangkan LMTD semakin turun
PENGUKURAN GETARAN TORSIONAL PADA POROS BERPUTAR DENGAN METODE DIGITAL IMAGE PROCESSING
Poernomo, Heroe
Kapal: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan Vol 12, No 2 (2015): Juni
Publisher : Department of Naval Architecture - Diponegoro University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (172.648 KB)
|
DOI: 10.14710/kpl.v12i2.8943
Getaran yang terjadi pada peralatan yang bergerak atau berputar pada umumnya adalah getaran lateral dan getaran torsional. Kedua getaran tersebut sangatlah berpengaruh terhadap umur/ life time alat tersebut. Pada penelitian ini yang dibahas adalah getaran torsional pada poros jenis cantilever yang berputar. Getaran ini jika terjadi telalu besar maka akan berdampak pada terjadinya puntiran pada poros yang berakibat pada patahnya poros tersebut. Berdasarkan kondisi tersebut maka pengamatan getaran torsional berlebih yang terjadi pada setiap peralatan perlu dilakukan untuk mengetahui besarnya getaran sehingga dapat dilakukan langkah antisipasinya. Percobaan untuk pengambilan data getaran adalah pada poros kantilever yang diputar. Pengukuran dilakukan dengan dua metode yaitu analisa dengan digital image processing dan sudut torsi yang sebenarnya sebagai pembandingnya. Poros diputar dengan mesin pemutar dengan variasi kecepatan yaitu 55 rpm dan 90 rpm serta diameter poros yaitu 10 mm. Berdasarkan hasil pengambilan data getaran dan hasil analisis dari kedua metode diatas maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pengukuran getaran dengan metode Digital Image Processing setelah validasi dan dibandingkan dengan alat vibration meter ternyata memiliki selisih nilai yang kecil cenderung sama yaitu selisih kenyataan sebesar 1.0220 pada 55 rpm sedangkan pada putaran poros 90 rpm menghasilkan selisih sudut puntir dari kenyataan sebesar 50, sehingga disimpulkan metode ini dapat digunakan sebagai metode alternatif dalam pengukuran getaran torsional pada poros kantilever yang berputar.
ANALISIS KARAKTERISTIK UNJUK KERJA SISTEM PENDINGIN (AIR CONDITIONING) YANG MENGGUNAKAN FREON R-22 BERDASARKAN PADA VARIASI PUTARAN KIPAS PENDINGIN KONDENSOR
Poernomo, Heroe
Kapal: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan Vol 12, No 1 (2015): Februari
Publisher : Department of Naval Architecture - Diponegoro University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (227.518 KB)
|
DOI: 10.14710/kpl.v12i1.8175
Pengkondisian udara pada ruangan berfungsi untuk mengatur kelembaban, pemanasan dan pendinginan udara di dalam ruangan tersebut. Pengkondisian ini bertujuan memberikan kenyamanan, sehingga mampu mengurangi keletihan. Untuk mendapatkan suhu udara yang sesuai dengan yang diinginkan banyak alternative yang dapat diterapkan, diantaranya adalah dengan menaikkan koefisien perpindahan kalor kondensasi dan dengan menambahkan kecepatan udara pendingin pada kondensor sehingga akan diperoleh harga koefisien prestasi yang lebih besar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan dengan menggunakan peralatan dari mesin refrigerasi sistem pendingin udara di laboratorium Fluida, Data-data yang dicatat yaitu suhu, tekanan dan perbedaan tekanan di kompresor. Untuk membuat variasi putaran poros fan kondensor dilakukan dengan melakukan beberapa perubahan frequensi motor listrik yang menggerakkannya. Variasi putaran motor listrik fan kondensor yang digunakan adalah 50 rpm sampai dengan 150 rpm. Data hasil pencatatan berupa tekanan dan temperatur selanjutnya diplot pada diagram P-h untuk refrigeran R-22. Berdasarkan pembahasan dan perhitungan data yang diperoleh, dapat ditarik beberapa kesimpulan karakteristik dan unjuk kerja sistem pendingin, Semakin besar laju aliran udara untuk mendinginkan kondensor maka besarnya koefisien prestasi semakin meningkat. Karena laju pelepasan kalor yang besar akan berimbas pada temperature kondensor yang semakin rendah, sehingga dapat mencapai temperatur yang lebih rendah lagi pada keluaran evaporator. Jadi kerja kompresor lebih ringan pada variasi laju pelepasan kalor yang paling besar.
PENGGUNAAN KAMERA VIDEO SEBAGAI ALTERNATIF ALAT UKUR GETARAN LATERAL PADA PERMESINAN DI KAPAL
Poernomo, Heroe
Kapal: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan Vol 9, No 2 (2012): Juni
Publisher : Department of Naval Architecture - Diponegoro University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (737.903 KB)
|
DOI: 10.14710/kpl.v9i2.4397
General method which often used in measuring lateral vibration in the ship is vibration-meter. This method has some limitation like complicated, high cost, just can measure vibration at house of bearing and cannot measure vibration at shaft which rotated. Other limitation is the optimum censor at high rotation up to 600 rpm. Based on the above condition, this research conduct the vibration measurement with the alternative method, that is Digital Image Processing. This Method is simple and expense required cheaper if compared to previous method. Vibration which can be measured not limited at house of bearing but it can at all of shaft and can be used at object with the lower rotation. This method just use camera to record vibration object and then analyse all frames of picture to know displacement value by matlab software. Experiments to get vibration data at berputar shaft with use 2 method, there are digital image processing and vibration-meter as validation. The shaft with diameter 5 mm and 10 mm rotate at drilling machine with 280 rpm and 550 rpm. The vibration data take by two methods together in the spanning same time. Based on result of analysis vibration data from second methods can be pulled a conclusion that vibration measurement with the Digital Image Processing after validation and compared to vibration-meter have tend the same value, so the Digital Image Processing method can be used as alternative method in measurement of vibration at berputar shaft rotate
Desain Ulang Pemilihan Pompa Pelumasan Pada Main Engine Kapal MT Pagerungan Di PT. PAL Indonesia
Moh Zainal Abidin, Heroe Poernomo ST.,MT
Techno Bahari Vol 3 No 1 (2016)
Publisher : Politeknik Negeri Madura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Pompa untuk sistem pelumasan main engine digunakan untuk memindahkan minyak pelumas dari sump tank menuju ke dalam main engine dengan tekanan tertentu. Tekanan yang dihasilkan oleh pompa harus mampu memenuhi tekanan yang di butuhkan oleh main engine untuk pelumasan. Turunya tekanan pelumasan untuk main engine, dapat menimbulkan gesekan yang besar terhadap komponen. Gesekan tersebut dapat menimbulkan panas yang menyebabkan temperature dari main engine menjadi naik. Sehingga main engine mengalami overheating yang berpengaruh pada kinerja dari main engine dan menyebabkan kecepatan kapal menjadi menurun. Untuk mendapatkan daya pompa dan memilih sebuah pompa perlu dilakukan perhitungan nilai pressure drop pada L. O Cooler, perhitungan head perbedaan kecepatan, head statis, head perbedaan tekanan, dan head loss. Perhitungan tersebut digunakan untuk mengetahui head pompa dan mendapatkan daya pompa yang sesuai. Diharapkan tekanan yang dihasilkan oleh pompa untuk mendistribusikan pelumas masuk main engine dapat terpenuhi sesuai spesifikasi. Dari hasil perhitungan di dapatkan nilai pressure drop pada L. O Cooler pada kapal MT. Pegerungan dengan tipe Heat Plate Exchanger sebesar 0,8641 bar. Memilih dan mendapatkan pompa screw untuk sistem pelumasan main engine dengan daya sebesar 17.8 kW. Pompa tersebut dapat memenuhi tekanan yang dibutuhkan untuk melumasi komponen main engine.
Analisa Kekuatan Flange Jalur Perpipaan Dari Output Choke Valve (Hv-563301-01) Akibat Tekanan Dan Temperatur Desain Dengan Metode Flange Leakage Analysis Di Proyek Banyu Urip Epc
Imam Sudiri Al Barqi, Heroe Poernomo ST,. MT.
Techno Bahari Vol 4 No 2 (2017)
Publisher : Politeknik Negeri Madura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Sambungan flange merupakan bagian critical point untuk terjadinya kegagalan pada sistem perpipaan. Pada penelitian ini, dilakukan analisa pada jalur perpipaan dari output choke valve sampai pig launcher. Jalur perpipaan ini dipilih karena memiliki pressure dan temperature desain sebesar 1989,4 psi dan 284oF yang memiliki potensi besar untuk terjadinya kegagalan pada sambungan flange-nya. Analisa perlu dilakukan untuk mengetahui nilai stress yang terjadi pada flange, apakah menyebabkan terjadinya kegagalan pada sambungan flange tersebut atau tidak. Flange leakage analysis ini dilakukan dengan perhitungan menggunakan metode ASME sec VIII div 1 appx 2. Untuk mengatasi kegagalan akibat overstress dapat dilakukan routing sistem perpipaan dan menaikkan rating flange. Hasil yang didapatkan dari analisa ini yaitu perbandingan antara nilai stress pada flange dengan allowable stress-nya. Nilai longitudinal hub stress tertinggi yang terjadi pada flange nomor 14 masih berada dalam batasan allowable stress sebesar 31992 psi. Nilai radial flange stress tertinggi yang terjadi pada flange nomor 17 masih berada dalam batasan allowable stress sebesar 21328 psi. Nilai tangensial flange stress tertinggi yang terjadi pada flange nomor 3 masih berada dalam batasan allowable stress sebesar 21328 psi. Nilai bolting stress tertinggi yang terjadi pada flange nomor 3 masih berada dalam batasan allowable stress sebesar 40000 psi.
Analisa Kekuatan Flange Jalur Perpipaan Dari Output Chokevalve (Hv-563301-01) Akibat Tekanan Dan Temperatur Desain Dengan Metode Flange Leakage Analysis Di Proyek Banyu Urip Epc
Imam Sudiri Al Barqi, Heroe Poernomo ST,. MT.
Techno Bahari Vol 6 No 1 (2019)
Publisher : Politeknik Negeri Madura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Sambungan flange merupakan bagian critical point untuk terjadinya kegagalan pada sistem perpipaan. Pada penelitian ini, dilakukan analisa pada jalur perpipaan dari output choke valve sampai pig launcher. Jalur perpipaan ini dipilih karena memiliki pressure dan temperature desain sebesar 1989,4 psi dan 284oF yang memiliki potensi besar untuk terjadinya kegagalan pada sambungan flange- nya. Analisa perlu dilakukan untuk mengetahui nilai stress yang terjadi pada flange, apakah menyebabkan terjadinya kegagalan pada sambungan flange tersebut atau tidak. Flange leakage analysis ini dilakukan dengan perhitungan menggunakan metode ASME sec VIII div 1 appx 2. Untuk mengatasi kegagalan akibat overstress dapat dilakukan routing sistem perpipaan dan menaikkan rating flange. Hasil yang didapatkan dari analisa ini yaitu perbandingan antara nilai stress pada flange dengan allowable stress-nya. Nilai longitudinal hub stress tertinggi yang terjadi pada flange nomor 14 masih berada dalam batasan allowable stress sebesar 31992 psi. Nilai radial flange stress tertinggi yang terjadi pada flange nomor 17 masih berada dalam batasan allowable stress sebesar 21328 psi. Nilai tangensial flange stress tertinggi yang terjadi pada flange nomor 3 masih berada dalam batasan allowable stress sebesar 21328 psi. Nilai bolting stress tertinggi yang terjadi pada flange nomor 3 masih berada dalam batasan allowable stress sebesar 40000 psi.
RANCANG BANGUN CLAMP PEMBUKA DAN PENUTUP MOLD KAPASITAS 1 TON DENGAN BANTUAN SYSTEM HYDRAULIC
Rizal Achmadi, Heroe Poernomo
Techno Bahari Vol 7 No 1 (2020)
Publisher : Politeknik Negeri Madura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
In mold manufacturing there are several processes including the assembly process. The assembly process is a process that combines the existing parts of the mold and also disassembles the mold. In the mold assembly process using a tool such as a manual clamp to combine the mold and hammer to disassemble the mold so it is not efficient. Then a clamp tool is made to open and close the mold with the help of a hydraulic system to save energy and time. The method used by the author to design mold clamp is Finite Element method through the selection of several design concepts, the design is assisted by CAD (Computer Aided Design) software for drawing, fabrication, assembly of component components and testing tools to determine the results of the tool clamp mold. Clamp mold tool is designed with dimensions that adjust the capacity of the clamp mold tool that is 1 ton per process. Based on the results of planning and design that has been done, it produces an opening and closing mold clamp tool with dimensions of hydraulic cylinder Ø40 mm x 200 mm. Then a trial was carried out, resulting in a process of opening and closing mold clamp tool with a capacity of 1 ton with the help of hydraulic cylinders and L plates. mold spills with a thickness of 30 mm and a mold gripping plate with a thickness of 25 mm.