Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PEMANFAATAN QR CODE SEBAGAI MEDIA PEMBUATAN INSTRUMEN EVALUASI BAHASA JEPANG Poppy Rahayu; Fadhil Ghufran Anwari Rachman; Muhamad Zulfikar Arafat; Tegar Rifqiaulian
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2021: 1. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Publik
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.851 KB) | DOI: 10.18196/ppm.41.820

Abstract

Kapasitas kemitraan perlu ditingkatkan melalui keterlibatan setiap individu maupun kelompok yang akan menjadi penggerak perubahan pada pembangunan berkelanjutan sebagai sarana dalam mencapai seluruh tujuan dan target SDGs. Dalam kaitannya dengan bidang pembelajaran, instrumen evaluasi memiliki peranan yang sangat penting. Banyak media yang dapat digunakan untuk membuat instrumen evaluasi pembelajaran bahasa Jepang, salah satunya adalah kode QR. Kondisi ini mendorong penulis untuk menjadikan QR code sebagai media evaluasi bahasa Jepang, dan mensosialisasikannya dalam kegiatan pengabdian masyarakat bagi guru-guru SMA. Metode pengabdian yang digunakan berupa pelatihan kepada guru-guru bahasa asing di SMA Negeri 15 Bekasi, dalam bentuk training of trainers. Metode pelaksanaan pelatihan ini dimulai dengan pembuatan media panduan. Setelah itu, dilaksanakan workshop secara luring dengan memperhatikan protokol kesehatan, serta disiapkan sebagai training of trainers. Melalui strategi training of trainers ini, diharapkan dapat tersosialisasi dengan baik dan banyak digunakan dalam pembelajaran. Dari kegiatan pengabdian ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini mendapat respon yang positif. Para guru diharapkan dapat menerapkannya dalam kegiatan belajar mengajar di kelas secara efektif serta menanamkan jiwa kreativitas dalam pembuatan media untuk evaluasi. Jika kode QR dimanfaatkan sebagai media instrumen evaluasi bahasa Jepang, maka dapat memperkaya media instrumen dan meningkatkan kemampuan guru di bidang teknologi.
Pelatihan Kemampuan Bahasa Jepang Level 5 di SMKN 2 Depok Nur Saadah Fitri Asih; Poppy Rahayu; Robihim; Rhino Mantovani
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract The high unemployment rate in Indonesia is widely discussed. One solution that can be offered is to provide information about work opportunities abroad, especially in Japan. There are many benefits, in addition to wages that are much higher than wages in the country, the experience of living and getting to know the local culture is an added value if you have the opportunity to work in Japan. The abundant productive age in Indonesia, including high school graduates, is the initial phase that allows them to enter the workforce. However, one of the obstacles to being able to work in Japan is mastery of Japanese. To be able to work in Japan, language skills must be at least level 5 JLPT. Community Service Activities (P2M) in the Faculty's Outstanding Guidance Area (WBUF FBS) scheme are present as a form of contribution to handling problems in society according to needs. This P2M activity was carried out from July 26 to August 30, 2024. The training was carried out both offline and online. The results of the training had a positive impact, as shown by the increase in students' JLPT Level 5 ability scores, and the results of the questionnaire showed that the implementation of the training motivated and helped understand the test preparation material. In addition, problems faced by students in mastering kana reading were identified. This is input for the implementation of the next community service activities.Keywords: Training, JLPT Level 5, Career, JapaneseAbstrakTingginya angka pengangguran di Indonesia banyak dibahas. Salah satu solusi yang dapat ditawarkan adalah dengan menginformasikan peluang bekerja di luar negeri khususnya di Jepang. Banyak keuntungan yang didapat, selain upah jauh lebih tinggi dibanding upah di dalam negeri, pengalaman tinggal dan mengenal budaya setempat menjadi nilai tambah bila berkesempatan bekerja di Jepang. Usia produktif di Indonesia yang melimpah, diantaranya lulusan SLTA merupakan fase awal yang dimungkinkan dapat memasuki dunia kerja. Tetapi salah satu hambatan untuk dapat bekerja di Jepang diantaranya adalah penguasaan bahasa Jepang. Untuk dapat bekerja di Jepang, kemampuan berbahasa minimal pada level 5 JLPT. Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (P2M) dalam skema wilayah Bianaan Unggulan Fakultas (WBUF FBS) ini hadir sebagai bentuk kontribusi penanganan permasalahan di masyarakat sesuai kebutuhan. Kegiatan P2M ini dilaksanakan dari tanggal 26 Juli sampai 30 Agustus 2024. Pelatihan dilaksanakan baik secara luring maupun Daring. Hasil pelatihan berdampak positif ditunjukan dengan peningkatan skor kemampuan JLPT Level 5 siswa, dan hasil angket diketahui bahwa pelaksanaan pelatihan memotivasi dan membantu pemahaman materi persiapan tes. Selain itu teridentifikasi permasalahan yang dihadapi siswa dalam penguasaan membaca kana. Hal ini menjadi masukan untuk pelaksanaan kegiatan pengabdian berikutnya.Kata Kunci: Pelatihan, JLPT Level 5, Berkarier, Jepang
Korelasi Penguasaan Bunpou III dan Kemampuan Dokkai I Pada Mahasiswa Semester III Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Jakarta Mia, Adinda; Nia Setiawati; Poppy Rahayu
Kagami : Jurnal Pendidikan dan Bahasa Jepang Vol. 16 No. 2 (2025): Kagami: Jurnal Pendidikan dan Bahasa Jepang
Publisher : Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/kagami.162.03

Abstract

This study aims to examine the correlation between the mastery of Bunpou III and the ability of Dokkai I in the 3rd semester students of the Japanese Language Education Study Program, State University of Jakarta. This research is based on the results of a student questionnaire which states that the Dokkai test item on N3 is the most difficult part to do because of the complex sentence patterns. 20 students participating in the Dokkai I course were sampled, because Dokkai I was a beginner step in preparing students to enter reading material at the N3 level. This study uses the correlational method with the final exam test as the instrument that has been validity tested by an Expert Judgment, as well as a questionnaire to determine response of the most influenced components of Dokkai I ability. The data collection technique uses the UAS value documentation. The conclusion of this study is that the correlation value of the Bunpou III mastery with the Dokkai I ability is -0.091 and included in the category of a weak correlation level. This is because the characteristics of reading according to experts are not only based on the ability to master grammar. The results of student responses indicate that the the most influenced components of Dokkai I ability are kanji by 45% and vocabulary by 45%.
Konsep Hidup Jepang Ikigai: Meningkatkan Kesadaran Diri Untuk Hidup Yang Lebih Bermakna Eky Kusuma Hapsari; Gres Grasia Azmin; Komara Mulya; Poppy Rahayu; Muhammad Ali Hamdi; Nadhira Shafa Humaira; Nuha Yus’ad Thalib; Anugrah Listanto Fadillah; Dea Puspitasari; Fildzah Izzuddin Syaifullah
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat (P2M) ini dilakukan untuk membangun kesadaran masyarakat terhadap diri sendiri dan lingkungannya sehingga tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs) terutama poin 1, 2, 3, 4, 8 bisa dicapai dalam skala yang lebih luas dengan mengenalkan konsep dan filosofi hidup Jepang yakni Ikigai dipandang sebagai kerangka reflektif yang mengintegrasikan passion, mission, vocation, dan profession sehingga mampu membantu individu menemukan makna hidup yang mendalam. Bekerja sama dengan TP PKK Kecamatan Pulo Gadung dimana permasalahan utama yang dihadapi masyarakat Pulo Gadung adalah tekanan psikososial, ketidakpastian ekonomi, dan minimnya ruang interaksi sosial lintas generasi. Metode pelaksanaan kegiatan meliputi pre-test, seminar, diskusi interaktif, tanya-jawab, serta post-test (sebagai evaluasi). Hasil yang dicapai adalah terjadinya peningkatan signifikan pada pemahaman peserta terhadap konsep Ikigai, peningkatan dalam kesadaran diri, penataan ulang prioritas hidup, serta semakin tumbuhnya rasa percaya diri dan lebih termotivasi. Temuan ini membuktikan bahwa Ikigai dapat diadaptasi menjadi strategi pemberdayaan masyarakat yang tidak hanya berdampak pada peningkatan kesehatan psikologis, tetapi juga mendorong partisipasi sosial dan potensi kesejahteraan ekonomi warga. Dengan demikian, kegiatan ini berkontribusi dalam penguatan kapasitas masyarakat menuju kehidupan yang lebih bermakna, berdaya, dan berkelanjutan.Abstract This Pengabdian kepada Masyarakat (P2M) program aimed to enhance public awareness of self and environment in support of the Sustainable Development Goals (SDGs), particularly points 1, 2, 3, 4, and 8. The program introduced the Japanese philosophy of Ikigai as a reflective framework integrating passion, mission, vocation, and profession to help individuals discover deeper meaning in life. Implemented in collaboration with Tim Penggerak PKK (TP PKK) Kecamatan Pulo Gadung, East Jakarta, Indonesia, the activity addressed key community issues such as psychosocial stress, economic uncertainty, and limited intergenerational social interaction. Methods included a pre-test, seminar, interactive discussion, Q&A session, and post-test evaluation. Results indicated a significant increase in participants’ understanding of Ikigai, heightened self-awareness, reorganization of life priorities, and improved confidence and motivation. These findings suggest that Ikigai can be effectively adapted as a community empowerment strategy, contributing not only to psychological well-being but also to social participation and economic potential. Overall, this program strengthens community capacity toward a more meaningful, empowered, and sustainable life.