Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGAJARAN BAHASA DAN BUDAYA INDONESIA UNTUK MAHASISWA KANDA UNIVERSITY JAPAN Komara Mulya; Frida Philiyanti; Viana Meilani Prasetio; Nia Setiawati; Eva Jeniar Noverisa; Asep Supriyana; Dian Herdiati; Muhammad Ali Hamdi
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract This Community Service (P2M) has the title: Teaching Indonesian Language and Culture for Kanda University Japan Students. The implementation of this service activity is a collaboration between the teaching staff of the Japanese Language, Indonesian Language and Music Education Study Program, Faculty of Languages ​​and Arts, Jakarta State University who collaborate with teaching staff at Kanda University International Studies (KUIS), especially those who teach in the expertise program Indonesian. The aim of P2M is to provide an understanding of the development and dynamics of the Indonesian language as well as the development of Indonesian culture. The methods used in this PPM are online seminars and direct face-to-face learning with Kanda University students. The results obtained from P2M are that in learning Indonesian, Kanda University students seem enthusiastic about learning Indonesian, but still seem to have difficulty understanding Indonesian language material in a song. This can be seen from the fact that there are still many who have not been able to fill in or answer the gap questions given. Meanwhile, when the traditional musical instrument angklung was introduced, the students were very enthusiastic about playing it and managed to play several songs with the angklung. During the first song, they couldn't realize the sound of the angklung he was playing because the song was in regional Indonesian. However, when playing Japanese songs, they began to realize that angklung could be played for Japanese songs. Abstrak Pengabadian pada Masyarakat (P2M) ini mengangkat judul: Pengajaran Bahasa dan Budaya Indonesia untuk Mahasiswa Kanda University Japan. Pelaksana kegiatan pengabdian ini adalah kolaborasi antara staf pengajar Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang, Bahasa Indonesia dan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta yang bekerja sama dengan staf pengajar di Kanda University International Studies (KUIS), khususnya yang mengajar pada program keahlian bahasa Indonesia. Adapun tujuan dari P2M ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang perkembangan dan dinamika bahasa Indonesia serta perkembangan budaya Indonesia. Metode yang digunakan dalam P2M ini adalah seminar online dan pembelajaran tatap muka langsung dengan mahasiswa Kanda University. Hasil yang didapat dari P2M ini adalah dalam pembelajaran bahasa Indonesia, para mahasiswa Kanda University terlihat antusian mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia, namun masih terlihat kesulitan memahami materi Bahasa Indonesia dalam sebuah lagu. Hal ini terlihat dari masih banyak yang belum bisa mengisi atau menjawab soal rumpang yang diberikan. Sementara itu, saat diperkenalkan alat musik tradisional angklung, para mahasiswa pun sangat antusias memperagakannya dan berhasil memainkan beberapa lagu dengan angklung. Pada saat lagu pertama, mereka belum bisa menyadari bunyi angklung yang dimainkannya karena lagu berbahasa daerah di Indonesia. Akan tetapi, pada saat memainkan lagu Jepang, mereka mulai menyadari bahwa angklung dapat dimainkan untuk lagu Jepang.
Pelanggaran Prinsip Kesantunan Pada Tindak Tutur Ilokusi Karakter Tsundere Mikoshiba Dalam Anime Gekkan Shoujo Nozaki-Kun: The Violation of the Principle of Politeness in the Illocutionary Speech Acts of the Tsundere Character Mikoshiba in the Anime Gekkan Shoujo Nozaki-Kun Dewi Salsabilla; Ruri Fadhillah Hakim; Muhammad Ali Hamdi
Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang Undiksha Vol. 11 No. 1 (2025): Japanese culture and language
Publisher : Undiksha Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbj.v11i1.74601

Abstract

Forms of speech that violate the principles of civility can be found in everyday life and in literary works, one of which is anime which is a typical Japanese animated cartoon. This research aimed to find out the speech that violates the principles of civility in illocutionary speech spoken by Mikoshiba, a tsundere character. This research used descriptive qualitative method with data collection technique in the form of listening technique by using advanced technique in the form of note-taking technique, and the analysis technique is contextual analysis method. Violation of the principle of politeness of illocutionary speech spoken by Mikoshiba, a tsundere character, was found as much as 23 data, dominated by the maxim of modesty, but no illocutionary speech was found that violated the maxim of sympathy. There are 16 meanings in Mikoshiba's illocutionary speech that violate the principle of courtesy, namely the meaning of prohibiting, refusing, inviting, ordering, complaining, ordering, regretting, insulting, underestimating, stating, promising, boasting, praising, denying, suggesting, and accepting.
Konsep Hidup Jepang Ikigai: Meningkatkan Kesadaran Diri Untuk Hidup Yang Lebih Bermakna Eky Kusuma Hapsari; Gres Grasia Azmin; Komara Mulya; Poppy Rahayu; Muhammad Ali Hamdi; Nadhira Shafa Humaira; Nuha Yus’ad Thalib; Anugrah Listanto Fadillah; Dea Puspitasari; Fildzah Izzuddin Syaifullah
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat (P2M) ini dilakukan untuk membangun kesadaran masyarakat terhadap diri sendiri dan lingkungannya sehingga tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs) terutama poin 1, 2, 3, 4, 8 bisa dicapai dalam skala yang lebih luas dengan mengenalkan konsep dan filosofi hidup Jepang yakni Ikigai dipandang sebagai kerangka reflektif yang mengintegrasikan passion, mission, vocation, dan profession sehingga mampu membantu individu menemukan makna hidup yang mendalam. Bekerja sama dengan TP PKK Kecamatan Pulo Gadung dimana permasalahan utama yang dihadapi masyarakat Pulo Gadung adalah tekanan psikososial, ketidakpastian ekonomi, dan minimnya ruang interaksi sosial lintas generasi. Metode pelaksanaan kegiatan meliputi pre-test, seminar, diskusi interaktif, tanya-jawab, serta post-test (sebagai evaluasi). Hasil yang dicapai adalah terjadinya peningkatan signifikan pada pemahaman peserta terhadap konsep Ikigai, peningkatan dalam kesadaran diri, penataan ulang prioritas hidup, serta semakin tumbuhnya rasa percaya diri dan lebih termotivasi. Temuan ini membuktikan bahwa Ikigai dapat diadaptasi menjadi strategi pemberdayaan masyarakat yang tidak hanya berdampak pada peningkatan kesehatan psikologis, tetapi juga mendorong partisipasi sosial dan potensi kesejahteraan ekonomi warga. Dengan demikian, kegiatan ini berkontribusi dalam penguatan kapasitas masyarakat menuju kehidupan yang lebih bermakna, berdaya, dan berkelanjutan.Abstract This Pengabdian kepada Masyarakat (P2M) program aimed to enhance public awareness of self and environment in support of the Sustainable Development Goals (SDGs), particularly points 1, 2, 3, 4, and 8. The program introduced the Japanese philosophy of Ikigai as a reflective framework integrating passion, mission, vocation, and profession to help individuals discover deeper meaning in life. Implemented in collaboration with Tim Penggerak PKK (TP PKK) Kecamatan Pulo Gadung, East Jakarta, Indonesia, the activity addressed key community issues such as psychosocial stress, economic uncertainty, and limited intergenerational social interaction. Methods included a pre-test, seminar, interactive discussion, Q&A session, and post-test evaluation. Results indicated a significant increase in participants’ understanding of Ikigai, heightened self-awareness, reorganization of life priorities, and improved confidence and motivation. These findings suggest that Ikigai can be effectively adapted as a community empowerment strategy, contributing not only to psychological well-being but also to social participation and economic potential. Overall, this program strengthens community capacity toward a more meaningful, empowered, and sustainable life.