Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Pemberdayaan Masyarakat melalui Edukasi GEMA CERMAT: Penggunaan Antibiotik Menggunakan Media Booklet dengan Metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif) Musdalipah Musdalipah; Nur Saadah Daud; Eny Nurhikma; Karmilah Karmilah; Nirwati Rusli; Reymon Reymon; Selfyana Austin Tee; Muhammad Azdar Setiawan; Yulianti Fauziah; Rifcha Selviana Puput; Muh. Ilyas Yusuf; Nurhikma Nurhikma
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 4 (2022): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v6i4.9431

Abstract

The high use of inappropriate antibiotics in the community is due to a lack of knowledge about antibiotics, thereby increasing the problem of antibiotic resistance. These problems can be overcome through community empowerment with Gema Cermat education through booklet media using the CBIA method. The Smart Society Using Drugs (Gema Cermat) is one of the educational efforts to increase public awareness, concern and understanding about how to use drugs properly and correctly. The purpose of the activity is to increase knowledge about the use of antibiotics using booklet media in the Punggolaka village, Puuwatu district, Kendari City. The method of activity is through Gema Cermat education with the CBIA method, pre and posttest questionnaires, booklets, pocket books, and power point presented by the pharmacist. The results show that an increase in knowledge in the good category of 100%. This is shown in the knowledge of the community at the pretest of 10.25% and increased by 100% after the posttest. Based on the results of the activity, it was concluded that Gema Cermat activities could increase public knowledge
FORMULASI SEDIAAN MASKER GEL PEEL OFF EKSTRAK DAUN WALAY (MEISTERA CHINENSIS) ASAL SULAWESI TENGGARA Eny Nurhikma; Randa Wulaisfan; Musdalipah Musdalipah; Yulianti Fauziah; Nirwati Rusli
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Vol 10, No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/JKK.V10I2.19864

Abstract

Masker gel peel off merupakan salah satu jenis masker praktis yang bermanfaat untuk merawat kulit wajah, melembabkan kulit serta membersihkan, dan memberi nutrisi sehingga kulit menjadi lebih bersih. Daun walay (Meistera chinensis) merupakan salah satu tumbuhan termaksud dalam famili Zingiberacea yang memiliki kandungan kimia yaitu senyawa alkaloid, terpenoid, flavonoid, fenol, tanin, steroid dan saponin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak daun Walay dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan masker gel peel off yang memenuhi syarat evaluasi fisik dan uji stabilitas sediaan. Ekstraksi daun Walay dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol ekstrak daun Walay diformulasi ke dalam tiga formula yaitu formula F1 konsentrasi 1%, F2 konsentrasi 3%, dan F3 konsentrasi 5%. Uji evaluasi fisik terhadap sediaan dilakukan dengan beberapa parameter pengujian yaitu uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji waktu mengering, uji iritasi dan uji cycling test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun Walay pada konsentrasi 1%, 3% dan 5% dapat dibuat dalam bentuk sediaan masker gel peel off  dan  memenuhi syarat evaluasi fisik sediaan, namun tidak stabil pada pengujian cycling test uji organoleptik bentuk sediaan dan uji daya sebar.
Apotek Hidup: Upaya Pelestarian Penggunaan Obat Tradisional di Masyarakat melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga Idin Sahidin; Gusti Ray Sadimantara; Muhammad Hajrul Malaka; Muhammad Azdar Setiawan; Nur Saadah Daud; Adryan Fristiohady; Yulianti Fauziah; Sernita Sernita; Musdalipah Musdalipah; Agung Wibawa Mahatva Yodha; Wahyuni Wahyuni
Jurnal Abdi dan Dedikasi kepada Masyarakat Indonesia Vol 1 No 1 (2023): NADIKAMI: Januari 2023
Publisher : POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penduduk Desa Lamomea Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara sebagian besar masyarakatnya berpendidikan minimal rata-rata lulusan SMA, sehingga pengetahuan tentang budidaya dan pemanfaatan tanaman obat masih sangat kurang. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk membantu pelaksanaan program pemerintah terkait pemanfaatan tanaman obat. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk menyampaikan informasi tentang tanaman obat melalui sosialisasi, diskusi, dan praktik langsung budidaya tanaman obat keluarga di pekarangan rumah. Evaluasi peningkatan pengetahuan masyarakat dilakukan dengan pre-test dan post-test. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dasar tentang jenis, manfaat, dan cara membuat ramuan. Kegiatan pengabdian ini menunjukkan adanya keberhasilan dan sangat bermanfaat, karena adanya peningkatan pengetahuan dengan skor rata-rata lebih dari 60 yaitu skor rata-rata post-test 86.11 dibandingkan saat sebelum kegiatan dari nilai rata-rata pre-test 59.72. Masyarakat menunjukkan keterampilan yang memadai saat melakukan praktik langsung mulai dari penanaman, hingga pemeliharaan tanaman. Hasil budidaya tanaman obat ini, selain merupakan upaya pelestarian tanaman obat tradisional, juga mampu menghasilkan produk kosmetik yang kemudian dapat di manfaatkan sebagai produk herbal atau dijual untuk menambah nilai ekonomi.
Swamedikasi “Dagusibu” Obat Bebas, Multivitamin Dan Jamu Pada Masyarakat Di Kecamatan Nambo Kota Kendari Karmilah Karmilah; Selfyana Austin Tee; Muhammad Azdar Setiawan; Esti Badia; Syaiful Saehu; Nur Saadah Daud; Yulianti Fauziah; Hasnawati Hasnawati; Inggit Suryaningsih; Musdalipah Musdalipah
Jurnal Abdi dan Dedikasi kepada Masyarakat Indonesia Vol 1 No 2 (2023): NADIKAMI: Juli 2023
Publisher : POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di era new normal peningkatan imunitas tubuh sangat diperlukan untuk menunjang kesehatan yang optimal. Pemulihan Kesehatan Selama pandemi COVID-19 memerlukan situasi adaptasi kebiasaan baru untuk menjaga sistem imun tubuh. Upaya yang dapat dilakukan melalui penerapan protokol kesehatan, konsumsi makanan dan minuman yang sehat, multivitamin dan herbal (jamu). Swamedikasi merupakan upaya awal yang dilakukan diri sendiri untuk pencegahan dan pengobatan gejala penyakit ringan menggunakan obat-obatan golongan obat bebas, bebas terbatas dan multivitamin. Tujuan kegiatan edukasi ini ialah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang DAGUSIBU (dapatkan, gunakan, simpan dan buang) obat dan jamu pada masyarakat di Kel. Tondonggeu, Kec. Nambo, Kota Kendari. Metode edukasi dilaksanakan dengan metode ceramah dan diskusi interaktif disertai alat peraga obat dan jamu. Kegiatan edukasi terlaksana dengan baik dengan antusias masyarakat memberikan pertanyaan dan aktif membangun komunikasi yang efektif dua arah mengenai cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang obat dengan benar. Kegiatan edukasi dirangkaikan dengan pembagian multivitamin, obat bebas, handsanitizer dan jamu (herbal).
Standarisasi Ekstrak Rimpang Wundu Watu (Alpinia monopleura) dan Aktivitasnya sebagai Antiinflamasi Secara In Vitro Musdalipah Musdalipah; Agung Wibawa Mahatva Yodha; Muh. Azdar Setiawan; Selfyana Austin Tee; Reymon Reymon; Randa Wulaisfan; Muh. Arnas; Lisa Wulansari Siregar; Eny Nurhikma; Yulianti Fauziah
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v9i2.414

Abstract

Tanaman Alpinia, khususnya Alpinia monopleura, merupakan tanaman endemik yang dapat ditemukan dengan mudah di Sulawesi Tenggara, sebarannya luas dan melimpah. Tanaman ini merupakan tanaman endemik dan dikenal dengan nama wundu watu. Secara empiris, rimpang wundu watu digunakan untuk mengurangi pegal-pegal dan sebagai bumbu masakan. Studi pendahuluan pada minyak atsiri daun dan buah wundu watu menunjukkan sifat antibakteri, antioksidan dan antiinflamasi. Komposisi dan studi farmakologi tanaman ini belum diketahui sepenuhnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan standarisasi untuk menjamin mutu dan keamanan esktrak dan khasiatnya sebagai antiinflamasi. Tujuan penelitian ialah melakukan standarisasi ekstrak wundu watu (Alpinia monopleura) dengan parameter spesifik dan non spesifik sesuai persyaratan Farmakope Indonesia serta aktivitas antiinflamasinya terhadap penghambatan denaturasi protein. Jenis penelitian ialah eksperimen. Rimpang wundu watu di ekstraksi dengan pelarut metanol menggunakan metode maserasi. Hasil penelitian menunjukkan standarisasi dengan parameter spesifik diperoleh yaitu berbentuk ekstrak kental, berwarna coklat, dan berbau khas, senyawa larut air yaitu 6,7%, senyawa larut metanol yaitu 10,35%. Kandungan metabolit sekunder positif mengandung senyawa alkaloid, flavanoid, saponin, tanin dan steroid. Pada parameter non spesifik diperoleh susut pengeringan 68,30%, kadar air 23%, kadar abu  total 11,94%, kadar abu tidak larut asam 0,327% dan cemaran logam Pb 0,00076 mg/L, logam Cd 0,00052 mg/L, dan logam Hg 0,00062 mg/L. Ekstrak etanol rimpang Alpinia menopleura memiliki aktivitas antiinflamasi dengan nilai IC50 sebesar 8.47 mg/L dan natrium diklofenak (kontrol) dengan nilai IC50 sebesar 8,46 mg/L. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan standarisasi ekstrak rimpang wundu watu secara spesifik dan non spesifik memenuhi persyaratan sesuai Farmakope Herbal Indonesia serta memiliki khasiat sebagai antiinflamasi.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI LENDIR BEKICOT (Achatina fulica) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus epidermidis Yulianti Fauziah
Jurnal Analis Kesehatan Kendari Vol. 4 No. 1 (2021): Jurnal Analis Kesehatan Kendari (JAKK : Vol. 4 (1) Desember 2021)
Publisher : Program Study of Medical Laboratory Technology , Politeknik Bina Husada Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46356/jakk.v4i1.172

Abstract

ABSTRAK Bekicot merupakan sumber protein yang berkualitas baik. Lendir bekicot mengandung zat beta aglutinin sebagai antibodi di dalam plasma (serum), glikokonjugat, acharan sulfat dan protein achasin sebagai peptida antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui zona hambat serta efektivitas lendir bekicot (Achatina fulica) pada pertumbuhan bakteri S. epidermidis. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen yang terdiri atas lima perlakuan dan tiga kali pengulangan. Sampel uji yang diteliti adalah lendir bekicot (Achatina fulica) yang dilarutkan dalam aquadest hingga didapatkan varian konsentrasi 10%, 20%, dan 30%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lendir bekicot menghambat pertumbuhan bakteri S. epidermidis masing-masing konsentrasi 10%, 20% dan 30% yakni 2,66 mm, 6,9 mm dan 7,6 mm. Berdasarkan uji Anova mendapatkan hasil F hitung yaitu 37,16 lebih besar dibandingkan dengan F tabel 3,47 kemudian dilanjutkan dengan uji BNT untuk mengetahui konsentrasi lendir bekicot (Achatina fulica) yang efektif dalam menghambat pertumbuhan S. epidermidis. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lendir bekicot (Achatina fulica) dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. epidermidis. Dari hasil uji Anova dan uji lanjutan BNT konsentrasi lendir bekicot yang lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. epidermidis yaitu pada konsentrasi 30%.Kata Kunci : Bekicot, Lendir Bekicot, Achatina fulica, Antibakteri ABSTRACTSnails are the high quality source of protein. snail mucous contains beta-aglutinin as an antibody in plasma (serum), glykokonjugate, acharan sulfate and achasin protein as antibacterial peptide. This study aims to determine the inhibition zone and the effectiveness of snail mucous (Achatina fulica) on the growth of S. Epidermidis bacteria. This examination used experimental research consisting of five treatments and three repetitions. The samples test examined were snail mucous (Achatina fulica) dissolved in aquadest to obtain the concentation variation of 10%, 20% and 30%. The result of this examination shows that snail mucous inhibits the growth of S. Epidermidis bacteria respectively concentrations of 10%, 20% and 30% are 2,66 mm, 6,9 mm dan 7,6 mm. Based on Anova test the researcher got the result of F count 37,16 is bigger than F table 3.47 then proceed with BNT test to know the concentration of the effective snail mucous (Achatina fulica) to the growth of S. Epidermidis bacteria. Based on the result, it can be concluded that snail mocous (Achatina fulica) can inhibit the growth of S. Epidermidis bacteria from the result of Anova and then proceed with BNT test on snail mucous consentration is more effective in inhibiting the growth of S. Epidermidis bacteria that is in concentration of 30 %. Keywords : Snail, Snail Mucous, Achatina Fulica, Antibacterial.
UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL BINTANG LAUT BERTANDUK (Protoreaster nodosus) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus yulianti fauziah; Randa Wulaisfan
Jurnal Analis Kesehatan Kendari Vol. 3 No. 2 (2021): Jurnal Analis Kesehatan Kendari (JAKK) : Vol. 3 (2) Juni 2021)
Publisher : Program Study of Medical Laboratory Technology , Politeknik Bina Husada Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46356/jakk.v3i2.182

Abstract

ABSTRAK Bintang laut bertanduk merupakan salah satu biota laut yang digunakan sebagai obat tradisional. Salah satunya adalah pengobatan infeksi. Infeksi merupakan salah satu penyebab penyakit yang sering terjadi di daerah yang beriklim tropis khususnya Indonesia. Salah satu infeksi yang sering terjadi adalah infeksi pada kulit yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol bintang laut bertanduk dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental yang terdiri atas lima perlakuan dan tiga kali pengulangan dengan menggunakan metode pengujian paper disk. Sampel uji yang diteliti adalah bintang laut bertanduk (Protoreaster nodosus) yang dilarutkan dalam DMSO 10% hingga didapatkan varian konsentrasi 5%, 10%, dan15% kemudian dilakukan uji daya hambat terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak bintang laut bertanduk menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus masing-masing konsentrasi 5%, 10% dan 15% yakni 5,99mm, 6,69mm dan7,64mm. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol bintang laut bertanduk (Protoreaster nodosus) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus secara signifikan. Kata kunci :Zonahambat, Bintang Laut Bertanduk, Staphylococcus aureus. ABSTRACT Horned starfish are one of the marine biota used as traditional medicine. One of them is the treatment of infections. Infection is one of the causes of diseases that often occur in the tropics, especially Indonesia. One infection that often occurs is an infection of the skin caused by Staphylococcus aureus. This study aims to determine whether the horned starfish ethanol extract can inhibit the growth of Staphylococcus aureus bacteria. This type of research used in this study is an experimental study consisting of five treatments and three repetitions using a diskette testing method. The test sample studied was a horned starfish (Protoreasternodosus) dissolved in DMSO 10% to 5%, 10%, and 15% of the variant of concentration was obtained then the inhibitory test was performed on Staphylococcus aureus bacteria. The results showed that the horned starfish extract inhibited the growth of Staphylococcus aureus, each concentrations of 5%, 10% and 15% respectively 5.99 mm, 6.69 mm and 7.64 mm. Based on these results it can be concluded that the ethanol extract of the horned starfish (Protoreasternodosus) can significantly inhibit the growth of Staphylococcus aureus bacteria. Keywords: Inhibited zone, Horn Star, Staphylococcus aureus.
FORMULASI LOTION EKSTRAK DAUN Meistera chinensis SEBAGAI TABIR SURYA Meistera chinensis LEAF EXTRACT LOTION FORMULATION AS SUNSCREEN Nirwati rusli; yulianti fauziah; Elviyanti Yusdin
Jurnal Analis Kesehatan Kendari Vol. 4 No. 2 (2022): Jurnal Analis Kesehatan Kendari (JAKK : Vol. 4 (2) Juni 2022)
Publisher : Program Study of Medical Laboratory Technology , Politeknik Bina Husada Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46356/jakk.v4i2.189

Abstract

Excessive sunlight can have a negative impact on skin health, but the bad effects of sunlight can be overcome by using sunscreen preparations. One of the natural ingredients that can be used in the manufacture of lotion sunscreenisleaf Meistera chinensis. Meistera chinensis is a plant that belongs to the Zingiberaceae family. Previous research has stated that Zingiberaceae species such as Etlingera elatior (torch ginger) have one of the functions as antioxidants. This study aims to formulateleaves Meistera chinensis as sunscreen and determine the SPF value obtained. Leaf extract was Meistera chinensis extracted using maceration method using methanol as solvent. Physical evaluation tests, stability tests, and sunscreen activity were carried out at three concentrations, namely 1% (F1), 3% (F2) and 5% (F3) concentrations. The three formulations are pale green, green, and dark green in color, have a melon flavor and have a liquid and semi-solid texture, are homogeneous with an oil-in-water (W/A) emulsion type and meet the pH requirements of 6 and 7. The stability test results show that the three formulas do not stable because it is not homogeneous and there is a change in aroma after the cycling test. The SPF value increased along with the increase in extract concentration, namely 7.46 (extra protection), 14.12 (maximum protection), and 19.06 (ultra protection). Keywords: Extract, Leaf Meistera chinensis, Lotion, Sunscreen, SPF
PENGARUH KONSENTRASI ISOPROPIL MIRISTAT SEBAGAI PENGIKAT SEDIAAN BLUSH ON STICK EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) Nirwati rusli; yulianti fauziah; selfyana austin tee; esti badia; putri nabila
Jurnal Analis Kesehatan Kendari Vol. 6 No. 2 (2024): Jurnal Analis Kesehatan Kendari (JAKK) : Vol. 6 (2) Juni 2024)
Publisher : Program Study of Medical Laboratory Technology , Politeknik Bina Husada Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46356/jakk.v6i2.307

Abstract

ABSTRACT Isopropyl myristate is a binder that is commonly used for blush forms because of its adhesive properties, Isopropyl myristate can distribute the particle size of the final preparation evenly and produce a smooth skin appearance. The use of isopropyl myristate as a binder for blush stick preparations is also very good at distributing the color of the blush. Blush On is cosmetic to blush or make the shape of the cheeks perfect, solid in shape. The purpose of this research was to see the effect of isopropyl myristate as a binder and to determine the optimal concentration of isopropyl myristate as a binder on the physical properties of the preparation. This type of research is experimental research. Extraction of red dragon fruit skin using maceration method with ethanol solvent. Red dragon fruit peel extract is formulated with a concentration of 15%. The results of a physical evaluation of the red dragon fruit peel extract blush on stick showed that the blush stick had a dense texture, a distinctive aroma of strawberry oleum, pink in color, homogeneous and a pH of 6-7. The oiling power is quite good, and the cracking is good, but the stability is not good. The results of the study showed that of the three formulas A with a concentration of 3% isopropyl myristate, formula B with a concentration of 5% and formula C with a concentration of 7%, the best results were obtained from the physical properties test of the preparations and the most preferred hedonic test was formula C. Keywords : Isopropyl myristate, blush on stick ABSTRAK Isopropil miristat adalah pengikat yang lazim digunakan untuk perona pipi bentuk karena sifatnya yang dapat meningkatkan adhesivitas, Isopropil miristat dapat mendistribusikan ukuran partikel pada sediaan akhir secara merata dan menghasilkan tampilan kulit yang halus. Penggunaan isopropil miristat sebagai pengikat sediaan blush on stick juga sangat baik dalam mendistribusikan warna dari blush on. Blush On adalah kosmetik untuk meronai atau membuat bentuk pipi sempurna, berbentuk padat, Blush on berfungsi untuk memberikan rona segar pada pipi dan untuk memperjelas keindahan struktur wajah yang terfokus pada tonjolan tulang pipi. Tujuan penilitian ini adalah untuk melihat pengaruh isopropil miristat sebagai pengikat dan untuk menentukan konsentrasi isopropil miristat yang optimal sebagai pengikat sediaan terhadap sifat fisik sediaan. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Ekstraksi kulit buah naga merah menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol. Ekstrak kulit buah naga merah diformulasikan dengan konsentrasi 15%. Hasil evaluasi fisik terhadap sediaan blush on stick ekstrak kulit buah naga merah menunjukkan bahwa sediaan blush on stick bertekstur padat, aroma khas oleum strawberry, berwarna pink, homogen dan pH 6-7. Daya oles cukup baik, keretakan yang baik, namun stabilitasnya kurang baik. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ketiga formula A dengan konsentrasi isopropil miristat 3%, formula B dengan konsentrasi 5% dan formula C dengan konsentrasi 7%, didapatkan hasil uji sifat fisik sediaan yang paling baik dan uji hedonik yang paling disukai adalah formula C. Kata Kunci : Isopropil miristat, blush on stick