- Pramonowibowo
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Published : 32 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

ANALISIS PERBEDAAN JENIS UMPAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN PADA PANCING GURITA (JIGGER) DI PERAIRAN KARIMUNJAWA, JAWA TENGAH Nurdiansyah, Luthfian; Pramonowibowo, -; Fitri, Aristi Dian Purnama
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 4, No 4: Oktober, 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.393 KB)

Abstract

Kawasan Kepulauan Karimunjawa merupakan salah satu taman nasional laut yang ada di Indonesia. Letak geografis kepulauan Karimunjawa 5°40’39" – 5°55’00″ LS dan 110°31’15″ BT. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis perbedaan hasil tangkapan pada pancing gurita dengan menggunakan umpan tiruan A (Umpan nelayan) dan  umpan tiruan B (Umpan menyerupai kepiting). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan oktober 2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental fishing. Hasil yang didapatkan yaitu menunjukan bahwa dalam 9 hari operasi penangkapan, Pancing dengan umpan nelayan/kontrol menghasilkan tangkapan gurita 17 ekor sedangkan umpan kepiting tiruan 23 ekor. Hasil dari analisa didapatkan bahwa penggunaan pancing gurita ada perbedaan nyata terhadap hasil tangkapan. Berdasarkan analisis efektifitas diperoleh hasil tangkapan umpan tiruan B lebih efektif untuk menangkap gurita, dimana nilai efektifitasnya 57,5% dan 42,5% untuk umpan tiruan A. The territory of karimunjawa islands is either  of Indonesia national park. It’s located 5°40’39” - 5°55’00” LS and 110°31’15 BT. The aim of this research are to know and analyze different octopus fishing using artificial octopus jigs lures as type A lures (fisherman bait) and Crab jig lures or type B lures (lures seems crabs). The research has done at October 2014. This research use experimental method. The result shown in 9 days, type A lures gets 17 octopus while type B lures gets 23 octopus. According to analyze of effectivity  the catch results artificial lures B is more effective for catching octopus with effectivity value is 57,5% and 42,5% for the artificial lures A.
ANALISIS PERBEDAAN KECEPATAN PERAHU DENGAN PENAMBAHAN MESIN INBOARD DAN MESIN OUTBOARD PADA PERAHU SOPEK DI PERAIRAN TAMBAK LOROK SEMARANG Rosyida, Irma Nur; Pramonowibowo, -; Sardiyatmo, -
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 4, No 4: Oktober, 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.251 KB)

Abstract

Kecepatan merupakan jarak yang ditempuh dalam kurun waktu tertentu, begitu juga dengan kecepatan perahu. Beberapa perahu terdapat tiga mesin yaitu satu mesin utama (mesin inboard) dan dua mesin tambahan (mesin inboard dan mesin outboard). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kecepatan perahu pada penambahan mesin inboard dan mesin outboard berdasarkan pengukuran rpm, kecepatan angin dan konsumsi bahan bakar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dan metode deskriptif. Metode eksperimental yang dilakukan yaitu uji coba perbedaan kecepatan perahu berdasarkan penambahan mesin inboard maupun outboard guna memperoleh data primer, sedangkan metode deskriptif yang digunakan yaitu mendeskripsikan hasil uji coba. Analisis data diolah menggunakan Ms. Excel dengan uji Z dan regresi. Hasil analisa data menunjukkan bahwa penambahan mesin inboard dan mesin outboard berpengaruh terhadap kecepatan perahu. Hubungan dan pengaruh rpm terhadap kecepatan perahu yaitu saat putaran rpm rendah, transmisi rendah, momen torsinya tinggi sehingga tenaganya lebih kuat karena tidak mengusahakan gigi transisi, suara mesin kasar dan laju perahu lambat. Saat gas besar pada posisi gigi tinggi, putaran lebih tinggi tetapi momen torsinya rendah sehingga laju perahu cepat dan suara mesin lebih lembut. Hasil kecepatan pada penambahan mesin inboard sebesar 11,84 knot, pada penambahan mesin outboard sebesar 12,49 knot dan penambahan mesin outboard sekaligus inboard yang paling cepat yaitu 12,75 knot. Prosentase efisiensi konsumsi bahan bakar terhadap waktu tempuh 30 menit yang paling efisien sebesar 79,30% pada penambahan mesin inboard. Hal ini berarti bahwa pada penambahan mesin inboard paling hemat dibandingkan dengan penambahan mesin outboard dan penambahan mesin outboard sekaligus inboard. The speed is distance in a certain period of time, as well as the speed of boat. There are three engines on several boat, the one engine is main engine (inboard engines) and the two engines are the additional engine (inboard engine and outboard engine). This study aims to determine the differences in the speed of the boat on the addition of inboard engine and outboard engine based on the measurement of rpm, wind speed and fuel consumption. This study method used is experimental method and descriptive method. Experimental method were conducted to test the differences in the speed of the based on the addition of the engine inboard and engine outboard to get the primary data, while descriptive methods used describing the test results. Analysis of the data is processed using Ms. Excel with the test Z and regression. The results of the data analysis showed that the addition of inboard engine and outboard engine affected the speed of the boat. Relation and influence of the rpm of the boat's speed during low rpm rotation, low transmission, high moment torsi so the energy is stronger because it does not animate the transition gear, rough engine noise and the rate of the slow boat. When the gas on high gear position higher rounds but moments torsi low so the pace fast boat and engine noise is softer. The result from additional comparison inboard engine was 11,84 knot. And the additional comparison outboard engines result was 12,49 knot. While the additional adding of outboard engine as well as inboard creates the fastest speeds, the speed reached 12,75 knots. The percentages of the fuel efficiency from 30 minutes travel are the most efficient by 79,30%, on the addition of inboard engines. That means that the addition of inboard engines is the most economical compare with the addition of outboard engines and additions as well combination inboard outboard engine.
ANALISIS PERBEDAAN JENIS UMPAN DAN LAMA PERENDAMAN PADA ALAT TANGKAP BUBU LIPAT TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN BETUTU (Oxyeleotris marmorata) DI PERAIRAN RAWAPENING Aldita, Intan; Fitri, Aristi Dian Purnama; Pramonowibowo, -
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 3, No 3: Agustus, 2014
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.864 KB)

Abstract

Perairan Rawapening memiliki salah satu spesies introduksi bernilai ekonomis tinggi yaitu ikan betutu (Oxyeleotris marmorata). Produksi Ikan betutu di perairan Rawapening dapat mencapai 6.200 kg/th.Nelayan setempat biasa menangkap ikan betutu menggunakan jaring (gill net), bubu kawat, dan bagan (branjang). Diperlukan teknologi penangkapan ikan yang lebih mengarah pada penggunaan teknologi penangkapan ikan yang efektif dan efisien, ramah lingkungan, dan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi, yaitu lewat uji coba alat tangkap baru menggunakan bubu lipat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh perbedaan jenis umpan dan lama perendaman alat tangkap bubu lipat terhadap hasil tangkapan ikan betutu (Oxyeleotris marmorata), serta mengetahui ada tidaknya interaksi antara kedua faktor tersebut. Metode eksperimental digunakan dalam penelitian ini. Bubu lipat memiliki panjang 45 cm, lebar 31 cm, dan tinggi 17 cm. Umpan yang digunakan pada bubu lipat ini yaitu keong mas dan ikan rucah, serta tanpa umpan sebagai kontrol. Lama perendaman bubu lipat dibagi menjadi dua yaitu 18 jam dan 24 jam. Penelitian ini dilakukan pada perairan Rawapening, Desa Asinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Maret 2014. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan jenis umpan yang berbeda tidak berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan (Sign=0,224), (Sign=0,744). Lama perendaman yang berbeda pada bubu lipat tidak berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan (Sign=0,939), (Sign=0,637). Tidak terdapat interaksi antara penggunaan perbedaan umpan serta lama perendaman bubu lipat. Rawapening waters has freshwater fish, Oxyeleotris marmorata is one of the introduced  species that have high economic value. The production of Oxyeleotris marmorata in Rawapening waters can reach 6.200 Kg/Th. Local fisherman usually catch this fish using gill net, wire trap, and fishing platform . It is necessary to improve catching technology lead to the use of technology fishing that is effective and efficient, environmentally friendly, and produce a high quality product with a new kind of fishing gear trial,using traps. The purpose of the study is to analyze between the use of different bait and duration of soaking time towards Oxyeleotris marmorata catches,and to know whether or not there is an interaction between these factors. Experimental method used  in this study. This traps has 45 cm in length, 31 cm in width, and 17 cm in height. Bait which is used in those gears are apple snail, trash fish ,and without bait as a control. The duration of soaking time of traps divided into two namely 18 hours and 24 hours.  This study was conducted in Rawapening Waterbound, Asinan Village, Bawen District, Semarang Regency, Central Java Province. This sudy was conducted on February-March 2014. The result shown that the use of different bait is not effected on catches (Sign=0,224), (Sign=0,744). Using two duration of soaking time in traps also didn’t have an effect on catches (Sign=0,939), (Sign=0,637). There is no interaction between types of bait and the duration of soaking time.
PENGARUH PERBEDAAN UKURAN MESH SIZE DAN HANGING RATIO SERTA LAMA PERENDAMAN JARING INSANG (GILL NET) TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN RED DEVIL (Amphilophus labiatus) DI WADUK SERMO, KULONPROGO Widiyanto, Andy Tri; Pramonowibowo, -; Setiyanto, Indradi
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 5, No 2: April, 2016
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.746 KB)

Abstract

Mayoritas nelayan waduk Sermo menggunakan alat tangkap gill net dalam operasi penangkapannya, namun masih menggunakan gill net dengan ukuran mesh size dan hanging ratio yang belum spesifik untuk menangkap satu spesies tertentu. Sehingga untuk menangkap ikan red devil dengan gill net secara efektif dapat ditentukan ukuran mesh size dan hanging rationya. Untuk itu penyusun melakukan penelitian menggunakan ukuran mesh size 2 inchi dan 3,5 inchi serta hanging ratio 0,47 dan 0,68 dan lama perendaman 6 jam dan 12 jam. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan 12 kali pengulangan pada tiap variabel. Analisa data menggunakan metode uji ANOVA untuk mesh size dan hanging ratio serta uji t independen untuk lama perendaman. Hasil analisa data diperoleh p-value 0,03 untuk hubungan antara hanging ratio dengan lingkar tubuh, hasil tersebut menunjukkan H0 diterima (<0,05) sehingga lingkar tubuh berpengaruh terhadap hanging ratio. Hubungan lingkar tubuh dengan mesh size didapatkan hasil p-value 0,04 yang menunjukkan H0 diterima (<0,05) sehingga lingkar tubuh berpengaruh terhadap mesh size. Dan hasil untuk perbedaan lama perendaman 6 jam adalah 23,29 dan 12 jam adalah 37,71. The majority of fisherman in Sermo reservoir using a gill net fishing gear in this operation, but still using gill net with mesh size and hanging ratio which have not specific to catch one of certain species. So, to catch red devil with gill net effectively can specified size on mesh size and hanging ratio. For that the author of conduct research  using 2 inches and 3,5 inches mesh size and 0,47 and 0,68 hanging ratio and soaking time 6 hours and 12 hours. The method used is experiment with 12 repetitions on each variable. Data were analyzed using ANOVA for mesh size and hanging ratio and independent t test for soaking time. Result of analysis of data obtained 0,03 for the relationship between hanging ratio and circumference of the body, these result indicate H0 accepted (<0,05) so the circumference of the body affect of the hanging ratio. The relationship circumference of the body with mesh size get result 0,04 that indicate H0 accepted (<0,05) so the circumference of the body affect of the mesh size. And the result for difference long immersion 6 hours is 23,29 and 12 hours is 37,71.
Analisis Perbedaan Umpan dan Kedalaman Pada Pancing Kalar terhadap Hasil Tangkapan Ikan Gabus (Ophiocepalus striatus) di Perairan Rawapening, Kabupaten Semarang Kurniawan, Septian Adi; Pramonowibowo, -; Boesono, Herry
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 4, No 2: April, 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.74 KB)

Abstract

Masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan Rawapening banyak yang berprofesi sebagai nelayan. Salah satu ikan hasil tangkapan yang memiliki nilai ekonomis tinggi adalah ikan gabus, dimana ikan gabus (Ophiochepalus striatus) ini cukup banyak ditangkap di perairan Rawapening dengan hasil tangkapan sekitar 72.182 kg/th. Pancing Kalar merupakan alat tangkap pasif yang dioperasikan di perairan Rawapening, umpan yang biasa digunakan pada alat tangkap tersebut adalah katak/precil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh perbedaan jenis umpan dan kedalaman alat tangkap pancing kalar terhadap hasil tangkapan ikan gabus (Ophiochepalus striatus), serta mengetahui ada tidaknya interaksi antara kedua faktor tersebut. Metode eksperimental pada penelitian ini menggunakan 2 variabel atau 2 faktor yaitu perbedaan umpan dan kedalaman. Analisis data yang dilakukan adalah uji normalitas, uji homogenitas dan analisis One Way Anova dengan bantuan program SPSS 16. Hasil penelitian dengan menggunakan uji Anova menunjukan penggunaan jenis umpan yang berbeda berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan, dimana nilai sig untuk umpan anakan katak/precil (0,00) dan umpan katak palsu (0,00) < 0,05. Sedangkan kedalaman penangkapan baik 1 m maupun kedalaman 3 m juga berpengaruh terhadap hasil tangkapan dengan nilai sig (0,00) dan (0,00) < 0,05. Selain itu tidak ada interaksi antara jenis umpan dengan waktu penangkapan dibuktikan dengan nilai sig 0,394 > 0,05. The people of Rawapening area mostly worked as a fisherman. One of the most valuable species that utilized is snakehead fish (Ophiocepalus striata). This species is commonly catched in the area with production rate reaches 72.182 kg/year. Pancing Kalar” is a passive fishing gear that used small frogs as it bait. The aim of the research was to revealed the effect of bait giving and operation depth variations to snakehead fish (Ophiochepalus striatus) catches and also knowing the interaction between both factors. The research used experiment method with two kind of variables. Data was analyzed by normality test, homogeny test and One Way Anova with SPSS 16 software support. The Anova test showed that variations of bait giving were significantly effected the total catch of snakehead fish, with sig value for original small frogs was (0,00) an the imitation was (0,00) < 0,05. while the depth variation were also significantly effected the totl catch with sig value for 1 m and 3 m depth were (0,00) < 0,05. The result also showed that there’re no interaction between bait and time variation proofed with sig value 0,394 > 0,05.
ANALISIS PERBEDAAN JENIS UMPAN DAN KEDALAMAN PADA PANCING RAWAI DASAR TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN MANYUNG (Arius thalassinus) DI PERAIRAN BANYUTOWO, KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH Marom, Khoirul; Pramonowibowo, -; Dewi, Dian Ayunita NN
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 4, No 4: Oktober, 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.908 KB)

Abstract

Rawai merupakan alat tangkap yang sederhana, yang biasa digunakan oleh nelayan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Banyutowo. Salah satu ikan hasil tangkapan di perairan Banyutowo yang memiliki nilai ekonomis tinggi adalah ikan manyung dengan hasil tangkapan sekitar 256.398 kg/th.  Rawai yang terdapat di PPI Banyutowo adalah rawai dasar dengan umpan cumi-cumi segar yang biasa di operasikan pada kedalaman 5 m. Peneliti menggunakan rawai dasar dengan umpan cumi-cumi segar, cumi-cumi awetan, ikan rucah segar dan ikan rucah awetan dan di operasikan pada kedalaman 5 m dan 10 m. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis umpan yang paling efektif dan jumlah hasil tangkapan paling banyak antara kedalaman 5 m dan 10 m dalam operasi penangkapan Ikan Manyung (Arius thalassinus). Penelitian  ini dilaksanakan pada bulan April - Mei 2014 yang bertempat di Perairan Pati, Desa Banyutowo, Kecamatan Dukuh seti, Kabupaten Pati. Metode eksperimental pada penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu perbedaan umpan dan kedalaman operasi penangkapan. Analisis data yang dilakukan adalah uji normalitas, uji homogenitas, analisis One Way Anova pada perlakuan perbedaan umpan pada masing-masing kedalaman dan analisis T Paired-Sample T Test pada perlakuan dengan perbedaan kedalaman. Hasil uji F (One Way Anova) perbedaan perlakuan umpan pada kedalaman 5m dan 10m didapatkan hasil bahwa nilai Fhitung<Ftabel , maka H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian perbedaan perlakuan umpan penangkapan tidak memberikan perbedaan rata- rata jumlah tangkapan Ikan Manyung (Arius thalassinus) yang signifikan. Sedangkan jumlah rata-rata hasil tangkapan Ikan Manyung (Arius thalassinus) dengan perbedaan perlakuan kedalaman didapatkan hasil nilai Thitung>Ttabel , maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian perbedaan perlakuan kedalaman penangkapan memberikan perbedaan rata – rata jumlah tangkapan  Ikan Manyung (Arius thalassinus) pada kedalaman 10 m lebih besar daripada jumlah rata-rata hasil tangkapan ada kedalaman 5 m. Kesimpulan dari penelitian ini adalah rawai dasar menggunakan beda umpan tidak memberikan perbedaan jumlah hasil tangkapan yang signifikan. Namun perbedaan kedalaman memberikan perbedaan jumlah rata-rata hasil tangkapan Ikan Manyung (Arius thalassinus) yang signifikan. Jumlah pada hasil tangkapan Ikan Manyung (Arius thalassinus) pada kedalaman 10 m lebih besar daripada jumlah rata-rata hasil tangkapan ada kedalaman 5 m. Rawai is a capture tool that is simple, commonly used by fishermen on the base of fish Landings (PPI) Banyutowo. One of the fish in the waters of Banyutowo that have high economic value is marine catfish with catches of approximately 256.398 kg/yr. Rawai in PPI Banyutowo is basic with bait rawai Squid in fresh running at a depth of 5 m. Researchers initiate using Basic with bait rawai squid fresh, squid preserved, fresh fish and fish preserved preservation and in running at a depth of 5 m and 10 m. The purpose of this research is to know the type of bait is the most effective and the most number of catches between 5 m and 10 m depth in the operation of Marine catfish (Arius thalassinus). This research was carried out in April-May 2014 in the waters of Starch, village Banyutowo, district Dukuh seti, Pati. Experimental research on the method of using two variables the where depth fishing operation and different fishing baits. The data analysis used normality test, homogeneity test, One Way Anova for bait in 5m and 10m  and analysis of Paired-Samples T Test for depth operation. F test results (One Way Anova) the difference in treatment of the bait at 5 m and 10 m, that H0 accepted. Thus the difference bait had no distinction average number of Marine catfish (Arius thalassinus). While the average number of Marine catfish (Arius thalassinus) and the difference in depth operation  get  result that H0. H means difference in depth gives the difference in average number of Marine catfish (Arius thalassinus) 10m depth has greater average captured than 5m depth. Conclusion of this research were the different baits of bottom long line had no distinction number of fishing captured. The difference in depth gives the difference in the average number of Marine catfish (Arius thalassinus). The number of Fish captured in Marine catfish (Arius thalassinus) at 10 m greater than 5 m depth.
PERBEDAAN UKURAN MATA PANCING ALAT TANGKAPRAWAI TERHADAP HASIL TANGKAPAN YANG DI TANGKAP DI PERAIRAN SRAU KABUPATEN PACITAN Amirulloh, Reza Putra; Pramonowibowo, -; Bambang, Azis Nur
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 3, No 2: April 2014
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.995 KB)

Abstract

Mata pancing (hook) merupakan bagian yang paling penting dari suatu alat tangkap pancing. Pada penelitian ini digunakansatu unit rawai yang memiliki 120 buah mata pancing dengan tiga macam ukuran yaitu mata pancing nomor 7, 8 dan 9. Penelitian dilakukan dengan malakukan 10 kali setting yang dianggap sebagai ulagan dan dalam jangka waktu tujuh hari.Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifanmata pancing rawai nomer 7, 8, dan 9 terhadap hasil tangkapan, untuk mengetahui laju tangkap mata pancing (hook rate) tiap-tiap mata pancing, dan juga untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan rawai dengan nomer pancing yang berbeda.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode experimental fishing yaitu dengan melakukan kegiatan operasi penangkapan ikan langsung di lapangan.Dalam penelitian ini digunakan satu unit alat tangkap rawai dengan tiga mata pancing yang berbeda.Rawai dasar tersebut memiliki perbedaan pada konstruksi mata pancing.Hasil penelitian menunjukan bahwa perbedaan nomer mata pancing pada penelitian ini berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan alat tangkap rawai dasar. Dilihat dari hasil tangkapan mata pancing nomer 7 sebanyak  20 ekor, mata pancing nomer 8 sebanyak 12 ekor, dan mata pancing nomer 9 sebanyak 10 ekor. Uji pembedaan menggunakan ANOVA menunjukkan bahwa, mata pancing nomer 7 lebih baik dari pada nomer 8 dan 9. Hook is the most important part of the fishing gear. In this study used a longline that has 120 hooks with three kinds of sizes hook numbers 7, 8, and 9. The study was conducted as many as 10 times setting that considered as replicates within seven days.The purpose of this study was conducted to assess the effectiveness of longline hook number 7, 8, and 9 on the catch, to assess the rate of fishing hook (hook rate) of each hook, and also to examine the composition of longline catches by different number of hooks.The research was conducted by using experimental fishing is conducting fishing operations in the field. This study used a unit of longline gear with three different hooks. The basic longline coined the difference in the construction of the hook.The results showed the difference of hook numbers in this study affect the number of catches bottom logline. It is seen from the hook catches as many as 20 tail number 7, number 8 hook as many as 12 tails, and hook as many as 10 tail number 9. ANOVA test showed the difference in hooks and number 7 is better than the number 8 and 9.
PENGARUH PERBEDAAN UMPAN DAN WAKTU PENANGKAPAN BUBU LIPAT TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN GABUS (Ophiocephalus striatus) DI RAWA JOMBOR, KLATEN Putra, Bangga Beny; Pramonowibowo, -; Setiyanto, Indradi
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 4, No 1: Januari, 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.471 KB)

Abstract

Rawa Jombor merupakan waduk buatan yang difungsikan sebagai pemasok air untuk pengairan, perikanan dan daerah wisata. Jumlah luas waduk adalah 180 hektar. Salah satu ikan hasil tangkapan yang memiliki nilai ekonomis tinggi adalah ikan gabus, dimana ikan gabus ini cukup banyak ditangkap di perairan Rawa Jombor dengan hasil tangkapan sekitar 500 kg/th. Penelitian dilakukan dengan menggunakan alat tangkap bubu lipat dengan perlakuan umpan dan waktu penangkapan yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan jenis umpan  yaitu umpan anakan katak/precil dan tanpa umpan, perbedaan waktu penangkapan (siang dan malam), serta mengetahui ada tidaknya interaksi anatara jenis umpan dengan waktu penangkapan terhadap hasil tangkapan ikan gabus (Ophiocephalus striatus). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode experimental dan menggunakan SPSS 16. Hasil penelitian menunjukkan nilai Fhitung untuk perbedaan waktu penangkapan sebesar 2,149 dan nilai Ftabel 1,59. Sehingga Fhitung > Ftabel , maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian perbedaan waktu penangkapan yang berbeda memberikan rata- rata jumlah tangkapan ikan gabus (Ophiocephalus striatus ) yang tidak sama. Hasil uji F (ANOVA) perbedaan umpan pada bubu lipat menghasilkan nilai F hitung sebesar 0,774 dan nilai Ftabel 1,59. Sehingga Fhitung < Ftabel , maka H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian perbedaan waktu penangkapan yang berbeda memberikan rata – rata jumlah tangkapan ikan gabus (Ophiocephalus striatus ) yang sama. Rawa Jombor belong to one of  artificial basin with the functions to supply water for irrigation, fisheries and tourist place. Wide of areas basin about 180 ha. The most common fish catching with high economical in Rawa Jombor is Snakehead (Ophiocephalus striatus) with amounts 500 kg/year. This researched used traps/pots as gears with treatments different baits and used variation of times catching. This researched aim to analysis the influenced from difference baits was between frog's juvenile and without baits (no baits), and used variation times (day or night), also to analysis interactions both of differenced of baits and used variation of times toward fish catching snakehead. Experiment method in this researched used SPSS 16. The result of the research showed that Fcount value for variation of time operation among 2,149 and Ftable 1,59. Fcount > Ftable, it means that H0 rejected and H1 accepted. Based on the test result, variations of time operated gave different total catch average. F anova test result Fcount value of different baits among 0,744 and Ftable 1,59. Fcount < Ftable, it means that H1 rejected and H0 accepted. Based on the test result, different baits gave the same total catch average.
STRATEGI PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) KENDARI, KOTA KENDARI, SULAWESI TENGGARA Anggoro, Dhimaz Seta; Ismail, -; Pramonowibowo, -
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 4, No 4: Oktober, 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.223 KB)

Abstract

Pengembangan pelabuhan adalah hasil komitmen bersama dari berbagai pihak untuk menjadikan Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari sebagai Pusat Pertumbuhan dan Pengembangan Ekonomi Terpadu pada Tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi fasilitas dasar, fasilitas fungsional, dan fasilitas penunjang, menganalisis tingkat pemanfaatan dan kebutuhan fasilitas dasar, fungsional serta melakukan menyusun strategi pengembangan PPS Kendari. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2015 di PPS Kendari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pengambilan sampel Purposive Sampling serta menggunakan analisa data yaitu tingkat pemanfaatan fasilitas dengan metode pemanfaatan, tingkat kebutuhan dengan metode analisa estimasi dan menentukan strategi kebijakan pengembangan dengan analisis SWOT. Hasil penelitian diperoleh menunjukkan bahwa fasilitas-fasilitas yang ada di PPS Kendari kondisi fisiknya masih baik dan lengkap sesuai dengan PERMEN NO 08/2012, dengan tingkat pemanfaatan alur pelayaran 76%, luas kolam pelabuhan 60,11%, dan dermaga 64%. Estimasi jumlah produksi ikan dan jumlah kapal meningkat dalam lima tahun mendatang dan mampu menjadi acuan untuk PPS Kendari menambah kualitas pelayanan. Hasil analisis SWOT didapatkan hasil penerapan strategi S-O (Strength-opportunity) yang artinya strategi dalam penerapannya menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan suatu peluang. Port development is the result of a joint commitment from stakeholders to make Kendari Ocean Fishing Port as a Center of Integrated Economic Growth and Development in 2015. This study aimed to analyze the condition of basic facilities, functional facilities and supporting facilities, to analyze the level of utilization and the need for basic facilities, functional and perform development strategy in PPS Kendari. This study was conducted in June 2015 in PPS Kendari. The methodology of this research is descriptive method with purposive sampling and using data analysis level of utilization of the facility with method of utilization, needs level of analysis estimation method and determine the policy strategy with the development of SWOT analysis. The results obtained show that the facilities that exist in the PPS Kendari still good physical condition and well maintained as well as the Ministry Regulation NO 08/2012, with a utilization rate of 76% shipping lanes, ports pond area 60.11%, and dock 64%. Estimation the number of fish production and number of ship is increase in the next five years, and able to be a reference for PPS Kendari to improve service. SWOT analysis results showed the application of S-O strategy (Strength-opportunity) which means that the strategy in its application to use force to take advantage of an opportunity.
PENGARUH PERBEDAAN JENIS UMPAN DAN LAMA PERENDAMAN BUBU TERHADAP HASIL TANGKAPAN LOBSTER (Panulirus sp.) DI PERAIRAN ARGOPENI KABUPATEN KEBUMEN Rahman, Fahrur; Asriyanto, -; Pramonowibowo, -
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 4, No 3: Agustus, 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.836 KB)

Abstract

Lobster (Panulirus sp.) termasuk komoditas ekspor penting. Jumlah produksi tahun 2014 di Kabupaten Kebumen sebanyak 8.571 kg (Rp 3.397.000.000.00). Alat tangkap yang digunakan adalah jaring insang dan krendet. Penelitian dilaksanakan Januari 2015 di perairan Argopeni Kabupaten Kebumen dengan tujuan menganalisis pengaruh perbedaan umpan dan lama perendaman terhadap jumlah dan berat hasil tangkapan Lobster (Panulirus sp.) serta pengaruh kedua faktor tersebut terhadap hasil tangkapan. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental fishing dan metode deskriptif studi kasus. Metode systematic simple random digunakan untuk penentuan lokasi penelitian. Analisis data menggunakan SPSS 14 dan uji t-Test. Hasil penelitian menunjukkan lama perendaman 12 jam terhadap umpan krungken dan kulit sapi, nilai signifikan jumlah dan berat hasil tangkapan adalah 0,191 > α (0,05) dan 0,599 > α (0,05) Ho ditolak. Lama perendaman 18 jam terhadap umpan krungken dan kulit sapi, nilai signifikan jumlah dan berat hasil tangkapan adalah 0,792 > α (0,05) dan  0,834 > α (0,05) Ho ditolak. Lama perendaman antara 12 jam dan 18 jam menggunakan umpan krungken, nilai signifikan jumlah dan berat hasil tangkapan adalah 0,177 > α (0,05) Ho ditolak dan 0,049 < α (0,05) Ho diterima. Penggunaan umpan kulit sapi, nilai signifikan jumlah dan berat hasil tangkapan adalah 0,747 > α (0,05) dan 0,117 > α (0,05) Ho ditolak. Ho diterima menunjukkan kedua kelompok memiliki rata-rata yang sama, sedangkan Ho ditolak menunjukkan kedua kelompok memiliki rata-rata yang berbeda. Kesimpulannya adalah jenis umpan dan lama perendaman berpengaruh terhadap jumlah dan berat hasil tangkapan. Jenis umpan yang baik digunakan adalah krungken. Lama perendaman alat tangkap yang baik adalah 12 jam. Tidak terdapat interaksi antar jenis umpan dan perbedaan lama perendaman  terhadap hasil tangkapan Lobster (Panulirus sp.). Lobster (Panulirus sp.) including an important export commodity. Total production in 2014 in Kebumen much as 8,571 kg of Rp 3.397.000.000.00. Fishing gear used is a gill net and krendet.The experiment was conducted in January 2015 in the waters Argopeni Kebumen with the purpose to determine the effect of different feed and soaking on the number and weight of the catch lobster (Panulirus sp.) and  as well as the influence of these two factors on the catch. The method used is an experimental method of fishing and descriptive case study method. And the simple random method is used to study the location decision. Analysis of the data used is SPSS 14 and test t - Test.The results show for soaking 12 hours to feed and cowhide krungken significant amount of catches value and weight is 0.191 > α (0.05) and 0.599 > α (0.05) so that Ho rejected. For 18 hours soaking time to feed and cowhide krungken significant amount of catches value and weight is 0.792 > α (0.05) and 0.834 > α (0.05) so that Ho is rejected. Treatment soaking time between 12 hours and 18 hours using a significant amount of value krungken bait catches and weight is 0.177 > α (0.05) so Ho is rejected and 0.049 < α (0.05) Ho is accepted . To use bait cowhide significant number of catches value and weight is 0.747 > α (0.05) and 0.117 > α (0.05) so that Ho is rejected. Ho received showed both groups had the same average, while Ho is rejected showed both groups have different average.The conclusion is the kind of feedback effect on the number and weight of the catch, the type of bait to use is the old bait and soaking time krungken effect on the amount of heavy draft haul, long time immersion gear well done is 12 hours. There is no interaction between the type of bait and soaking time difference to catch lobster (Panulirus sp.).