Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

KARAKTERISTIK UNSUR JEJAK DALAM DISKRIMINASI MAGMATISME GRANITOID PULAU BANGKA Widana, Kurnia Setiawan; Priadi, Bambang
Eksplorium Buletin Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir Vol 36, No 1 (2015): Vol 35, No 1 (2015): Mei 2015
Publisher : Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (30.019 KB)

Abstract

Geologi Pulau Bangka disusun oleh variasi granit sebagai Granitoid Klabat yang tersebar di berbagai lokasi. Unsur jejak dapat diaplikasikan dalam diskriminasi magmatisme dalam pembentukan granitoid tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik granitoid yang tersebar di Pulau Bangka berdasarkan geokimia unsur jejak untuk diaplikasikan dalam mempelajari magmatisme, sumber dan situasi tektoniknya. Metode analisis geokimia yang diaplikasikan dengan menggunakan Analisis Aktivasi Neutron (AAN) dan portable X-Ray Fluorescence (pXRF) untuk analisis kualitatif dan kuantitatif pada 27 sampel dari Granitoid Klabat di Pulau Bangka. Hasil penelitian ini menyimpulkan Granitoid Bangka Utara (Belinyu) dan Bangka Tengah sebagai percampuran kerak-mantel dengan afinitas Calc-Alkaline, karakteristik Tipe I sedangkan Granitoid Bangka Selatan dan Barat asal kerak dengan afinitas High-K Calc-Alkaline sebagai Tipe S. Diharapkan diskrimasi magmatisme granitoid bermanfaat dalam memberikan panduan eksplorasi bahan galian nuklir di Pulau Bangka.Kata kunci: Pulau Bangka, granitoid, unsur jejak, magmatisme, Tipe I dan S
KARAKTERISTIK ALTERASI DAN MINERALISASI EMAS PADA ZONA OKSIDASI DI DAERAH PANGAPIT, KABUPATEN SAMBAS, PROVINSI KALIMANTAN BARAT Fahmi, Reza; Wicaksono, Hartaja Hatta; Priadi, Bambang
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 14, No 1 (2019): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3007.683 KB)

Abstract

Penelitian dilakukan di Dusun Pangapit, Desa Madak, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat. Daerah tersebut memiliki tambang emas yang dikelola oleh masyarakat sekitar. Daerah di sekitar tambang telah mengalami oksidasi intensif yang ditandai oleh kondisi lapangan yang berwarna kemerahan dan banyaknya mineral oksida besi. Penelitian dilakukan guna mengetahui karakter dari alterasi dan mineralisasi di sekitar tambang dengan menggunakan metode analisis petrografi, mineragrafi, spektra dan geokimia. Zona alterasi di daerah penelitian terdiri dari tiga zona, yaitu kaolinit, serisit-ilit dan klorit-epidot-kalsit. Alterasi di daerah penelitian terjadi dalam dua tahap, tahap pertama terjadi setelah Eosen dan sebelum Pliosen, sementara tahap kedua terjadi setelah Pliosen-Pleistosen. Alterasi pertama ter-overprint sebagian oleh alterasi kedua. Mineralisasi emas di daerah penelitian berupa urat dengan arah umum baratlaut-tenggara yang terdiri dari mineral kuarsa, hematit, goetit, pirolusit, pirit, dan kalkopirit. Emas pada mineralisasi primer berasosiasi sedang dengan unsur Pb. Mineralisasi primer terpusat pada daerah tambang rakyat Pangapit di baratlaut Bukit Batubelah dengan hostrock tuf dan batulempung. Mineralisasi primer terjadi bersamaan dengan terjadinya alterasi pertama.
Konsumsi Oksigen Ikan Uceng Nemacheilus fasciatus (Valenciennes, 1846) pada Kondisi Padat Tebar yang Berbeda Iswantari, Aliati; Kurniawan, Kurniawan; Priadi, Bambang; Prakoso, Vitas Atmadi; Kristanto, Anang Hari
OLDI (Oseanologi dan Limnologi di Indonesia) Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (622.488 KB) | DOI: 10.14203/oldi.2019.v4i2.245

Abstract

Oxygen Consumption of Barred Loach Nemacheilus fasciatus (Valenciennes, 1846) under Different Stocking Densities. In aquaculture system, fish growth is affected by stocking densities. One way to predict the effect of stocking density on growth is to determine fish metabolic rate through oxygen consumption measurements. In Barred loach Nemacheilus fasciatus (Valenciennes, 1846), the information was scarce on oxygen consumption. This study was to analyze the effect of stocking density on oxygen consumption in Barred loach conducted at Research Institute for Freshwater Aquaculture and Fisheries Extension, Bogor in May 2018. Barred loach (total length: 5.79 ± 0.47 cm, weight: 1.32 ± 0.34 g) was observed its oxygen consumption on three different stocking densities (5, 10, and 15 fish/L) by using closed respirometers (volume: 1.4 L) with three replications of each treatment. Measurement of oxygen consumption was carried out under normoxia and hypoxia conditions. In addition, fish behavior and ventilation rate were also observed and recorded according to treatment. The results showed that the highest oxygen consumption of barred loach was found in the stocking density of 5 fish/L (1250.6 ± 128.4 mg O2/kg/h) which was significantly different from the stocking density of 10 fish/L (626.9 ± 46.7 mg O2/kg/h) and 15 fish/L (596.9 ± 48.9 mg O2/kg/h). Meanwhile, oxygen consumption of barred loach under hypoxic conditions decreased significantly compared to normoxic conditions, which was marked by a decrease in their swimming activities. Although the ventilation rate in hypoxic conditions has decreased, the value was not significantly different from those of normoxia condition. Results of this study provide information that an increase in stocking density and hypoxic conditions in barred loach caused a decrease in oxygen consumption rates. In addition, this study showed that the critical oxygen level for barred loach was around 3.1 mg/L
STUDI GEOKIMIA ENDAPAN SUNGAI AKTIF UNTUK MENDELINEASI AREA PROSPEK MINERALISASI LOGAM DI BAGIAN SELATAN KABUPATEN BLITAR, PROVINSI JAWA TIMUR Suratman, Calvin Nanda; Priadi, Bambang; Sulaeman, Sulaeman; Wicaksono, Hartaja Hatta
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 14, No 3 (2019): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1800.3 KB)

Abstract

Daerah penelitian secara administratif terletak di Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur. Secara geografis, daerah penelitian terletak pada koordinat 112°05?09?- 112°15?45? Bujur Timur dan 8°11?53?- 8°18?47? Lintang Selatan atau 619625 ? 639039 mT dan 9080860 ? 9093645 mU zona 49S datum WGS1984 dengan luas 248,5 km2. Menurut pembagian zona fisiografi Jawa Timur, daerah penelitian termasuk ke dalam Zona Pegunungan Selatan yang memiliki potensi mineral logam mulia dan logam dasar. Stratigrafi daerah penelitian berdasarkan literatur dari tua ke muda terdiri dari 6 satuan batuan, yaitu Formasi Mandalika, Formasi Campurdarat, Batuan Terobosan, Formasi Nampol, Formasi Wonosari, dan Aluvium. Penelitian bertujuan untuk mendelineasi area prospek mineralisasi logam dengan menganalisis hubungan antara geologi dengan geokimia daerah penelitian. Data geokimia yang dianalisis pada penelitian ini berupa data kandungan unsur Ag, Mo, Pb, Zn, Mn, Cu, Au, dan As dari contoh endapan sungai aktif. Analisis Geokimia dilakukan ke dalam dua tahap yaitu analisis univariat yang bertujuan untuk menentukan nilai ambang unsur dan analisis multivariat yang bertujuan untuk menentukan kelompok asosiasi unsur. Analisis univariat yang dilakukan menghasilkan nilai ambang unsur sebagai berikut; Ag 0,06 ppm, Mo 5,89 ppm, Pb 17,8 ppm, Zn 232 ppm, Mn 2.883 ppm, Cu 77 ppm, Au 0,0733 ppm, dan As 31 ppm. Sedangkan hasil analisis multivariat menunjukkan menunjukkan terdapat dua kelompok asosiasi unsur pada daerah penelitian, yaitu; Ag-Mo-Pb dan Zn-Mn-Cu-Au- As. Tipe mineralisasi pada daerah penelitian yang diperoleh dari asosiasi unsur tersebut adalah tipe Carlin dan tipe epitermal. Hasil analisis geokimia kemudian dihubungkan dengan kondisi geologi daerah penelitian sehingga dapat ditentukan area prospek. Area prospek pada daerah penelitian ini terbagi ke dalam tiga kelompok yaitu, area prospek Ag-Mo-Pb yang terletak di hulu sungai pada daerah Ngrejo, Pasiraman, Kalibawang, Centung, Besole, dan Sumberglagah; area prospek Zn-Mn-Au-As yang terletak di hulu sungai pada daerah Sumberboto, Kepek, dan Sumberwringin; serta area prospek Cu yang terletak pada sungai di daerah Centung.
KARAKTERISTIK ALTERASI DAN MINERALISASI EMAS PADA ZONA OKSIDASI DI DAERAH PANGAPIT, KABUPATEN SAMBAS, PROVINSI KALIMANTAN BARAT Fahmi, Reza; Wicaksono, Hartaja Hatta; Priadi, Bambang
Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 14 No. 1 (2019): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3007.683 KB) | DOI: 10.47599/bsdg.v14i1.237

Abstract

Penelitian dilakukan di Dusun Pangapit, Desa Madak, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat. Daerah tersebut memiliki tambang emas yang dikelola oleh masyarakat sekitar. Daerah di sekitar tambang telah mengalami oksidasi intensif yang ditandai oleh kondisi lapangan yang berwarna kemerahan dan banyaknya mineral oksida besi. Penelitian dilakukan guna mengetahui karakter dari alterasi dan mineralisasi di sekitar tambang dengan menggunakan metode analisis petrografi, mineragrafi, spektra dan geokimia. Zona alterasi di daerah penelitian terdiri dari tiga zona, yaitu kaolinit, serisit-ilit dan klorit-epidot-kalsit. Alterasi di daerah penelitian terjadi dalam dua tahap, tahap pertama terjadi setelah Eosen dan sebelum Pliosen, sementara tahap kedua terjadi setelah Pliosen-Pleistosen. Alterasi pertama ter-overprint sebagian oleh alterasi kedua. Mineralisasi emas di daerah penelitian berupa urat dengan arah umum baratlaut-tenggara yang terdiri dari mineral kuarsa, hematit, goetit, pirolusit, pirit, dan kalkopirit. Emas pada mineralisasi primer berasosiasi sedang dengan unsur Pb. Mineralisasi primer terpusat pada daerah tambang rakyat Pangapit di baratlaut Bukit Batubelah dengan hostrock tuf dan batulempung. Mineralisasi primer terjadi bersamaan dengan terjadinya alterasi pertama.
ANALISIS UNIVARIAT DAN MULTIVARIAT CONTO SEDIMEN SUNGAI DALAM PENENTUAN POTENSI MINERALISASI LOGAM DI HALMAHERA BAGIAN TIMUR, PROVINSI MALUKU UTARA: UNIVARIATE AND MULTIVARIATE ANALYSIS OF STREAM SEDIMENT SAMPLE FOR DETERMINATION OF METAL MINERALIZATION POTENTIAL IN THE EASTERN PART OF HALMAHERA, NORTH MALUKU Faisal, Reza Mochammad; Nugroho, Irfan Budiaji; Priadi, Bambang
Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 15 No. 1 (2020): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4075.249 KB) | DOI: 10.47599/bsdg.v15i1.285

Abstract

Geochemical research used the analysis method of -80 mesh of active stream sediment samples is one of the early phase exploration specially in finding out metallic mineral deposits. Easternpart of Halmahera with its complex geologic setting and a metallogenic region is being potential to form metallic deposits, which create some variation and interesting geochemical performances. The geochemistry of stream sediment data by means in the form of elements distribution maps represent the basic important information of mineralization indications, which enable for detail follow up research, specifically nickel mineralization associated with the Ultrabasa Complex lithology. Interpretation of geochemical data in the study area with univariate and multivariate statistical analysis approaches consisting of elements of Cu, Pb, Zn, Co, Ni, Mn, Ag, Fe, Cr, and Au, the process of enrichment of geochemical elements in the surface environment is shown by the spatial association of Co, Ni, Fe and Mn, namely the enrichment of elements due to chemical binding (scavenging) by Fe and Mn oxides. Based on the kindship of elements or relations between elements obtained two groups of elements, namely the bonding elements of Cu-Pb-Zn-Ag-Cr and Co-Ni-Mn-Fe-Au, but not all groups of element associations can be related to the lithology that develops in the study area.
STUDI GEOKIMIA ENDAPAN SUNGAI AKTIF UNTUK MENDELINEASI AREA PROSPEK MINERALISASI LOGAM DI BAGIAN SELATAN KABUPATEN BLITAR, PROVINSI JAWA TIMUR Suratman, Calvin Nanda; Priadi, Bambang; Sulaeman, Sulaeman; Wicaksono, Hartaja Hatta
Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 14 No. 3 (2019): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1800.3 KB) | DOI: 10.47599/bsdg.v14i3.287

Abstract

Daerah penelitian secara administratif terletak di Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur. Secara geografis, daerah penelitian terletak pada koordinat 112°05’09”- 112°15’45” Bujur Timur dan 8°11’53”- 8°18’47” Lintang Selatan atau 619625 – 639039 mT dan 9080860 – 9093645 mU zona 49S datum WGS1984 dengan luas 248,5 km2. Menurut pembagian zona fisiografi Jawa Timur, daerah penelitian termasuk ke dalam Zona Pegunungan Selatan yang memiliki potensi mineral logam mulia dan logam dasar. Stratigrafi daerah penelitian berdasarkan literatur dari tua ke muda terdiri dari 6 satuan batuan, yaitu Formasi Mandalika, Formasi Campurdarat, Batuan Terobosan, Formasi Nampol, Formasi Wonosari, dan Aluvium. Penelitian bertujuan untuk mendelineasi area prospek mineralisasi logam dengan menganalisis hubungan antara geologi dengan geokimia daerah penelitian. Data geokimia yang dianalisis pada penelitian ini berupa data kandungan unsur Ag, Mo, Pb, Zn, Mn, Cu, Au, dan As dari contoh endapan sungai aktif. Analisis Geokimia dilakukan ke dalam dua tahap yaitu analisis univariat yang bertujuan untuk menentukan nilai ambang unsur dan analisis multivariat yang bertujuan untuk menentukan kelompok asosiasi unsur. Analisis univariat yang dilakukan menghasilkan nilai ambang unsur sebagai berikut; Ag 0,06 ppm, Mo 5,89 ppm, Pb 17,8 ppm, Zn 232 ppm, Mn 2.883 ppm, Cu 77 ppm, Au 0,0733 ppm, dan As 31 ppm. Sedangkan hasil analisis multivariat menunjukkan menunjukkan terdapat dua kelompok asosiasi unsur pada daerah penelitian, yaitu; Ag-Mo-Pb dan Zn-Mn-Cu-Au- As. Tipe mineralisasi pada daerah penelitian yang diperoleh dari asosiasi unsur tersebut adalah tipe Carlin dan tipe epitermal. Hasil analisis geokimia kemudian dihubungkan dengan kondisi geologi daerah penelitian sehingga dapat ditentukan area prospek. Area prospek pada daerah penelitian ini terbagi ke dalam tiga kelompok yaitu, area prospek Ag-Mo-Pb yang terletak di hulu sungai pada daerah Ngrejo, Pasiraman, Kalibawang, Centung, Besole, dan Sumberglagah; area prospek Zn-Mn-Au-As yang terletak di hulu sungai pada daerah Sumberboto, Kepek, dan Sumberwringin; serta area prospek Cu yang terletak pada sungai di daerah Centung.
Faktor yang Mempengaruhi Psychological Well Being Pada Orang Tua yang Memiliki Anak dengan Thalasemia: A Scoping Review Priadi, Bambang; Mardhiyah, Ai; Rakhmawati, Windy
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 5, No 6 (2025): Volume 5 Nomor 6 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v5i6.18048

Abstract

ABSTRACT Thalassemia is a chronic condition that burdens the entire family. Parents with children with thalassemia experience critical psychological impacts, which cause deep anxiety, isolation, and self-neglect. To identify the description of PWB of parents with thalassemia children and the factors that influence it. Scoping review with Arksey & O’Malley framework. A literature search was conducted using three primary databases: EbscoHost: Medline Ultimate, Pubmed, Scopus, and one search engine, Google Scholar. The keywords were “Psychological Well-being OR PWB AND Parent OR Parental OR Family AND Thalassemia”. A total of 9 articles were analyzed. Several studies reported that there are still quite a lot of parents with thalassemia children who tend to have low PWB. Factors influencing the level of PWB are social activities, education, knowledge, economic status, self-acceptance, gratitude, religious practices, and effective coping strategies. Many parents experience psychological problems due to their child's illness. Psychological support for them is critical as part of comprehensive medical care along with clinical management for parents with children with thalassemia. Keywords: Psychological well being, Thalasemia, Parents  ABSTRAK Talasemia merupakan kondisi kronis yang membebani kehidupan seluruh keluarga. Orang tua dengan anak penderita talasemia mengalami dampak psikologis yang kritis, yang menyebabkan kecemasan mendalam, isolasi, dan pengabaian diri. Untuk mengidentifikasi gambaran PWB orang tua dengan anak thalassemia dan faktor yang memengaruhinya. Scoping review dengan framework Arksey & O’Malley. Pencarian literatur dari tiga database utama: EbscoHost: Medline Ultimate, Pubmed, Scopus, dan satu search engine yaitu Google Scholar. Kata kunci yang digunakan adalah “Psychological Well-being OR PWB AND Parent OR Parental OR Family AND Thalassemia”. Sebanyak 9 artikel yang dianalisis. Beberapa studi melaporkan masih cukup banyak orang tua dengan anak thalassemia memiliki PWB yang cenderung rendah. Faktor yang dinilai memengaruhi tingkat PWB adalah aktivitas sosial, Pendidikan, pengetahuan, status ekonomi, penerimaan diri, rasa syukur, praktik keagamaan, dan strategi koping efektif. Banyak orang tua yang mengalami masalah psikologis akibat penyakit yang diderita anaknya. Dukungan psikologis bagi mereka sangat penting sebagai bagian dari perawatan medis yang komprehensif beserta manajemen klinis bagi orang tua dengan anak penderita thalassemia. Kata Kunci: Orang tua, Psychological well Being, Talasemia.
LATERITISASI PADA KOMPLEKS MELANGE AREA WAILUKUM, KABUPATEN HALMAHERA TIMUR Ramadhan, Aditya Rizki; Basuki, Nurcahyo Indro; Priadi, Bambang; Sutopo, Bronto; Bari, Abdul
Bulletin of Geology Vol 4 No 1 (2020): Bulletin of Geology
Publisher : Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB), Institut Teknologi Bandung (ITB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/bull.geol.2020.4.1.3

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya endapan laterit yang berasal dari litologi yang berbeda pada Area Wailukum, Daerah Buli, Kabupaten Halmahera Timur. Daerah penelitian merupakan bagian dari IUP PT. Antam UBPN Maluku Utara. Koordinat area penelitian berada di 412.369-413.763mT dan 89.304-88.384mU zona 52N, dengan luas area penelitian sebesar 1,4km2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik endapan laterit dan batuan dasar di Area Wailukum. Data yang digunakan berupa DEM, data lapangan, sertadata bor. Analisis DEM dan data lapangan digunakan untuk penentuan satuan topografi. Analisis data lapangan bertujuan untukpeta danpenampang geologi. Analisisgeostatistik pada data bor yang terdiri dari data assay (470 sampel) dan deskripsi bor bertujuan untuk menentukan karakteristik endapan laterit dan batuan dasar dari area penelitian.Berdasarkan hasil analisis petrografi sayatan tipis, didapatkan jenis batuan dasar berupa serpentinit, orthopiroksenit terserpentinisasi sedang dan olivin gabbronorit terserpentinisasi lemah. Kompleks melange berupa serpentinit, orthopiroksenit dan olivin gabbronorit dalam bentuk boudinage yang dilingkupi oleh serpentinit berfoliasi. Keberadaan melange ini diperkirakan hasil dariproses kolisi. Berdasarkan analisis diagram terner SiO2-MgO-Fe2O3, tipe lateritisasi berupa dry laterites dengan pengendapan silika. Endapan laterit terbagi menjadi limonit dan saprolit. Satuan topografi dibagi menjadi hill slope dan lowland basin. Pada area hill slope, terdapat proses longsor yang menyebabkan lebih tipisnya endapan laterit yang terbentuk.Litologi dapat dibagi menjadi litologi yang didominasi gabbrodan litologi yang didominasi serpentinit. Pada litologi yang didominasi gabbro, lateritisasitidak berlangsung dengan baik dan tidak ditemukan zona bijih. Pada litologi yang didominasi serpentinit,lateritisasiberlangsung dengan baik dan ditemukan zona bijih pada bagian saprolit dan bagian bawah limonit. Ni berada dalam serpentin kaya nikel sehingga Ni berkorelasi positif kuat dengan Co, Fe, MnO, dan Cr2O3. Pada area lowland basin, terdapat akumulasi hasil longsor yang menyebabkan endapan laterit tebal danzona bijih berada di limonit. Kata kunci: Endapan Laterit, Batuan Dasar, Melange, Wailukum, Halmahera Timur