Kurnia Setiawan Widana
Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir-BATAN

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

POTENSI THORIUM DAN URANIUM DI KABUPATEN BANGKA BARAT Ngadenin, Ngadenin; Syaeful, Hery; Widana, Kurnia Setiawan; Nurdin, Muhammad
Eksplorium Buletin Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir Vol 35, No 2 (2014): November 2014
Publisher : Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (30.019 KB)

Abstract

Thorium dan uranium di Pulau Bangka terdapat di dalam mineral monasit. Secara geologi monasit terbentuk pada  granit tipe S, batupasir serta endapan aluvium.  Di daerah Bangka Barat terdapat beberapa granit tipe S dan aluvium hasil rombakannya sehingga wilayah ini dianggap sebagai wilayah potensial untuk terbentuk cebakan monasit tipe plaser. Granit tipe S dianggap sebagai sumber monasit sedangkan aluvium hasil rombakannya dianggap sebagai tempat berakumulasinya monasit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi geologi dan potensi sumber daya thorium dan uranium pada endapan aluvium di Bangka Barat. Metoda yang digunakan adalah pemetaan geologi, pengukuran kadar thorium dan uranium batuan, pengambilan sampel batuan granit untuk analisis petrografi, pengambilan sampel mineral berat pada aluvium untuk analisis butir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa litologi di wilayah Bangka Barat tersusun oleh satuan sekis, satuan metabatupasir, terobosan granit, terobosan diabas, satuan batupasir dan aluvium. Monasit dijumpai pada terobosan granit, satuan batupasir dan aluvium. Sesar yang berkembang adalah sesar-sesar yang berarah relatif barat laut–tenggara, timur laut–barat daya dan barat–timur. Hasil analisis butiran mineral berat menunjukkan persentase monasit rata-rata dalam mineral berat adalah sebesar 6,34%. Mineral lain yang terdapat dalam cebakan plaser dan cukup potensial adalah zirkon 36,65 %, ilmenit 19,67%, dan kasiterit 14,75%.Kata kunci: endapan plaser, aluvium, thorium, uranium, granit, Bangka Barat
STUDI KEBERADAAN MINERALISASI URANIUM DI DAERAH BIAK NUMFOR, PROVINSI PAPUA BARAT Suharji, Suharji; Subiantoro, Lilik; Syaeful, Heri; Widana, Kurnia Setiawan; Prabowo, Hery
Eksplorium Buletin Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir Vol 35, No 2 (2014): November 2014
Publisher : Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (30.019 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan berdasarkan adanya temuan indikasi mineral radioaktif berupa anomali laju dosis radiasi bernilai relatif tinggi. Hipotesis yang mendasari keberadaan laju dosis radiasi tinggi adalah pengendapan uranium yang berasal dari batuan basal Formasi Auwea, pengkayaan uranium yang berasal dari batugamping pada tanah permukaan, dan pengendapan uranium yang berasal dari penggunaan pupuk pertanian. Penelitian yang  dilakukan bertujuan untuk mendapatkan kesimpulan dari beberapa hipotesis tersebut. Metode penelitian yang diterapkan adalah pemetaan geologi, pengukuran radiometri, kadar uranium (U), thorium (Th), dan potassium (K) di lapangan dengan menggunakan RS 125 untuk mengetahui kadar unsur secara insitu, pengukuran radiometri pupuk tanaman, pengambilan contoh, dan analisis kadar unsur di laboratorium. Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi data survei diketahui bahwa di daerah sekitar Maryendi, Darmapis, dan Denafi, terindikasi adanya zona anomali uranium (U) yang dicirikan oleh keberadaan tanah berwarna coklat tua – coklat kemerahan, dengan nilai dosis radiasi 1,9 sampai 4.032,3 nSv/jam dan kadar uranium (U) berkisar antara 20,27 – 325 ppm eU. Berdasarkan hasil analisis batuan sumber uranium, disimpulkan batugamping merupakan batuan sumber uranium di lokasi penelitian. Hasil pengamatan lapangan terhadap pupuk dan batuan basal Formasi Auwea tidak ditemukan anomali yang dapat mengindikasikan material/batuan tersebut bertindak sebagai sumber uranium. Kata kunci: anomali, radioaktivitas, uranium, Biak, Papua
KARAKTERISTIK UNSUR JEJAK DALAM DISKRIMINASI MAGMATISME GRANITOID PULAU BANGKA Widana, Kurnia Setiawan; Priadi, Bambang
Eksplorium Buletin Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir Vol 36, No 1 (2015): Vol 35, No 1 (2015): Mei 2015
Publisher : Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (30.019 KB)

Abstract

Geologi Pulau Bangka disusun oleh variasi granit sebagai Granitoid Klabat yang tersebar di berbagai lokasi. Unsur jejak dapat diaplikasikan dalam diskriminasi magmatisme dalam pembentukan granitoid tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik granitoid yang tersebar di Pulau Bangka berdasarkan geokimia unsur jejak untuk diaplikasikan dalam mempelajari magmatisme, sumber dan situasi tektoniknya. Metode analisis geokimia yang diaplikasikan dengan menggunakan Analisis Aktivasi Neutron (AAN) dan portable X-Ray Fluorescence (pXRF) untuk analisis kualitatif dan kuantitatif pada 27 sampel dari Granitoid Klabat di Pulau Bangka. Hasil penelitian ini menyimpulkan Granitoid Bangka Utara (Belinyu) dan Bangka Tengah sebagai percampuran kerak-mantel dengan afinitas Calc-Alkaline, karakteristik Tipe I sedangkan Granitoid Bangka Selatan dan Barat asal kerak dengan afinitas High-K Calc-Alkaline sebagai Tipe S. Diharapkan diskrimasi magmatisme granitoid bermanfaat dalam memberikan panduan eksplorasi bahan galian nuklir di Pulau Bangka.Kata kunci: Pulau Bangka, granitoid, unsur jejak, magmatisme, Tipe I dan S
Analytical Method Validation of Thorium in Ore Sample Using UV-Vis Spectrophotometer Indryati, Suci; Hidayat, Amalia Ekaputri; Pratama, Afiq Azfar; Laksmana, Roza Indra; Widana, Kurnia Setiawan; Ramlan, Muhammad Alif; Purwanti, Tri; Prassanti, Riesna; Anggraini, Mutia; Rommy, Rommy
EKSPLORIUM Vol 44, No 2 (2023): November 2023
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/eksplorium.2023.6965

Abstract

Monazite contains several rare earth elements (REE) along with radioactive elements, i.e., thorium (Th) and uranium (U). Thorium content in monazite is several times higher than uranium. Monazite contains around 12% thorium oxide, but the thorium content in this mineral varies depending on location. To determine the thorium content in monazite, an appropriate and validated analytical method is needed so that the reliability of the test results can be trusted. Apart from that, method validation is one of the clauses in SNI ISO/IEC 17025:2017 that must be fulfilled by the laboratory to be certified and produce reliable data. This research aims to validate analytical methods for non-standard and modified methods that are likely to be used outside the scope. In this research, the method used to digest and analyze thorium in mineral samples refers to the ASTM E2941-14 method with several modifications. Therefore, the analysis method needs to be validated. Validation of the analytical method is carried out by testing several parameters such as linearity and working range tests, accuracy, precision (repeatability), Limit of Detection (LOD), and Limit of Quantitation (LOQ). The results of linearity, accuracy, and repeatability tests that meet the acceptance requirements can be used as a method of validation evaluation. The results of the method validation parameter test met the acceptance requirements, with the linearity test showing a coefficient of determination (R2) of 0.997, the accuracy test showing % a recovery value of 106.22%, and the precision (repeatability) test showing %RSD of 3.76% with LOD value is 0.650 mg/L, and LOQ is 0.724 mg/L. Based on the results of these parameter tests, the method for analyzing thorium in mineral samples was validated.
Validation of The Gravimetry Method for Determining Rare Earth Elements Oxides Pratama, Afiq Azfar; Hidayat, Amalia Ekaputri; Rommy, Rommy; Indryati, Suci; Laksmana, Roza Indra; Trinopiawan, Kurnia; Purwanti, Tri; Widana, Kurnia Setiawan; Putra, Aditya Widian; Anggraini, Mutia; Nasrullah, Dzaki Hasan
EKSPLORIUM Vol 45, No 1 (2024): May 2024
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/eksplorium.2024.6972

Abstract

The demand for minerals to meet technological developments is increasing, including minerals that contain rare earth elements (REE). The levels of REE in solids can be determined using conventional analysis methods (gravimetry) and instruments. Even though the instrument method provides more accurate results with a small amount of analyte, the cost is higher compared to the gravimetric method, which requires more analyte and provides good results. Therefore, the gravimetric method is a solution for areas with limited instruments and budgets. The study aims to validate the gravimetric method for determining REE oxides levels, evaluate its precision and accuracy, and assess its feasibility of use. In this study, two methods were used for REE analysis: the ASTM E2941-14 method with sample weight modification and the addition of acid to increase REE oxides recovery and a precipitation method using oxalic acid. The validation stages include sample dissolution, precipitation, filtration, and ash-making. The research results show that the RSD value is 0.3154, which is smaller than 2/3 of Horwitz's CV, namely 4.1727, which means it meets the precision acceptance requirements of ISO/IEC 17025:2017. The REE oxides recovery value, which indicates accuracy, also increased to 97.74%. Therefore, the gravimetric method can be used as an alternative for determining REE oxides levels.