Alwafi Pujiraharjo
Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang.

Published : 36 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

EVALUASI DAN PERENCANAAN DRAINASE DI JALAN SOEKARNO HATTA MALANG Faisal, Muhammad; Pujiraharjo, Alwafi; Wijatmiko, Indradi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (662.544 KB)

Abstract

Kota Malang adalah salah satu kota yang berkembang dan sering terkena banjir, salah satu titiknya adalah Jl.Soekarno Hatta. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi saluran eksisting untuk mengetahui kondisi dan debit kapasitas saluran yang ada. Setelah itu menghitung debit rancangan dengan kala ulang 5, 10, 25, 50 dan 100 tahun. Hasil penelitian ini adalah saluran existing sudah tidak mampu menampung debit rancangan. Oleh karena itu direncanakan saluran baru di bawah permukaan tanah dengan 80% debit rancangan kala ulang 25 tahun sebesar 13,7795 m3/dt.. Kata kunci : evaluasi , drainase, banjir
Model Numerik 2-Dimensi Perambatan Gelombang pada Perairan Dalam Sampai Peraiaran Dangkal Menggunakan Persamaan Boussinesq Cahyono, M.; Pujiraharjo, Alwafi
Jurnal Teknik Sipil Vol 12, No 4 (2005)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.032 KB)

Abstract

Abstrak. Pada penelitian ini telah dikembangkan suatu model numerik 2-dimensi perambatan gelombang pada perairan relatif dalam sampai perairan dangkal. Model numerik didasarkan pada persamaan Boussinesq yang diturunkan oleh Nwogu [1993]. Persamaan Boussinesq diselesaikan dengan teknik pemisahan operator untuk menyederhakan penyelesaian masalah perambatan gelombang yang kompleks menjadi lebih sederhana dengan beberapa nilai awal yang meliputi masalah konveksi, propagasi, dan dispersi satu dimensi. Persamaan konveksi dan propagasi diselesaikan dengan skema beda hingga eksplisit MacCormack, sedangkan untuk suku-suku dispersi diselesaikan dengan skema beda hingga terpusat orde empat. Model diujikan untuk beberapa simulasi transformasi gelombang yaitu shoaling, refraksi, dan difraksi gelombang reguler pada beberapa kondisi batimetri hasil percobaan laboratorium oleh peneliti sebelumnya, seperti percobaan pengaruh perubahan kedalam terhadap refraksi-difraksi gelombang oleh Berkhoff dkk pada tahun 1982 [lihat Wei dan Kirby, 1998], percobaan refraksi-difraksi oleh Whalin pada tahun 1971 [lihat Wei dan Kirby, 1998] dan percobaan shoaling oleh Chawla [1995]. Perbandingan antara hasil-hasil simulasi model dengan data percobaan menunjukkan kemiripan. Hal ini membuktikan bahwa model yang dikembangkan mampu memprediksi transformasi gelombang akibat pengaruh pendangkalan dengan baik.Abstract. Two-Dimensional model of wave propagation from relatively deep water to shallow water has been developed in this study. The model was based on the extended Boussinesq equations derived by Nwogu [1993]. The Equations were solved using a time splitting technique in which the two-dimensional Boussinesq equations were split into several one-dimensional initial value problems including convection, propagation and dispersion problems respectively. The convection and propagation problems were solved using Explicit MacCormack scheme while dispersion problems were solved using fourth order central scheme. The model has been used to simulate shoaling, refraction and diffraction of regular wave setup in laboratories by previous authors, including, effect of bathymetric variation to wave refraction-diffraction by Berkhoff et al in 1982 [Wei and Kirby, 1998], wave refraction-diffraction by Whalin in 1971 [Wei and Kirby, 1998] and shoaling experiment by Chawla [1995].  omparisons between the model predictions and data show good agreement. Thus, the model is capable of predicting wave transformation due to varying bathymetry.
EVALUASI KINERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN UMUM GRESIK Raekhan, M. Rum; Djakfar, Ludfi; Pujiraharjo, Alwafi
Jurnal Transportasi Vol 17, No 2 (2017)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (698.717 KB) | DOI: 10.26593/jt.v17i2.2726.%p

Abstract

Abstract This study aims to determine the performance of the ship loading and unloading in the Port of Gresik especially on Pier 265, Bulk Dry Pier and Pier 70. The analysis method used in this research is descriptive analysis method, Importance Performance Analysis and Quality Function Deployment. Based on the results of descriptive analysis is known that the problems that cause idle time are: waiting trucks, loading and unloading equipment failures, labor disputes, waiting for a load and due to the weather. Based on the Importance Performance Analysis, there are variables deemed important but the performance is still low are: the speed of loading and unloading process, readiness of truck, stacking yard capacity, the cleanliness of the harbor and lighting problems. Based on the analysis of QFD there are several priority issues handling the loading and unloading of which ensure the readiness of cargo to be loaded, the use of warehouses in an optimal, ensuring readiness of loading and unloading equipment, providing fresh gang in order to operate 24 hours, expansion of the yard, speeding up the transport of goods in yard, the ship that will carry out loading and unloading must determine transportation management services, add lighting and improve the cleanliness of the harbor area. Keywords: loading and unloading, performance, IPA, QFD  Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja bongkar-muat di Pelabuhan Umum Gresik khususnya pada Dermaga 265, Dermaga Curah Kering, dan Dermaga 70. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, Importance Performance Analysis (IPA) dan Quality Function Deployment (QFD). Dari hasil analisis, kinerja bongkar-muat diketahui bahwa produktivitas bongkar-muat rata-rata baik sedangkan ET:BT (efektif time:berthing time) masih kurang baik. Selain itu, masalah yang banyak menyebabkan idle time diantaranya: penting namun kinerjanya masih rendah, yaitu kecepatan dalam proses bongkar-muat, kesiapan truck, kapasitas lapangan penumpukan, kebersihan area pelabuhan dan masalah penerangan. Berdasarkan hasil analisis QFD ada beberapa prioritas dan urutan prioritas dalam penanganan permasalahan bongkar-muat diantaranya memastikan kesiapan muatan yang akan dimuat, penggunaan gudang secara optimal, memastikan kesiapan alat bongkar-muat, penyediaan fresh gang untuk tenaga bongkar-muat agar bisa beroperasi 24 jam, perluasan lapangan penumpukan, mempercepat pengangkutan barang yang ada di lapangan penumpukan, kapal yang akan melakukan bongkar-muat harus menentukan jasa pengurusan transportasi dengan jumlah truk yang cukup, menambah lampu penerangan, dan meningkatkan kebersihan area pelabuhan. Kata-kata kunci: bongkar-muat, kinerja, IPA, QFD
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Ketersediaan Air Baku Di Kabupaten Mojokerto Pujiraharjo, Alwafi; Rachmansyah, Arief; Wijatmiko, Indradi; Suharyanto, Agus; Zaika, Yulvi; Pudyono, Pudyono; Hasyim, M. Hamzah
Rekayasa Sipil Vol 8, No 1 (2014)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.72 KB)

Abstract

Air merupakan kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia dimana merupakan sumber daya alam yang harus dijaga ketersediaannya. Perubahan dan penggunaan lahan serta perubahan cuaca dapat menimbulkan perubahan pada kondisi sumber air. Perubahan tersebut dapat mempengaruhi ketersediaan air. Kondisi saat ini di Kabupaten Mojokerto, terdapat beberapa mata air dan sumur yang mengalami penurunan kuantitas. Apabila tidak dilakukan usaha perlindungan dan perbaikan mata air, maka dapat menimbulkan kondisi dimana tidak ada sumber air yang dapat diambil lagi. Untuk lebih memahami masalah kesediaan air di Kabupaten Mojokerto, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kondisi kesediaan air di Kabupaten Mojokerto. Penelitian akan dilakukan dengan mengumpulkan data-data dan informasi yang dapat digunakan dalam analisis keterssediaan air. Data yang diperoleh dapat berupa data primer dan sekunder. Data-data tersebut kemudian juga akan dianalisis dengan adanya pengaruh perubahan iklim. Akibat perubahan iklim debit banjir andalan dari aliran permukaan (run off) diperkirakan menurun drastis, begitu pula air hujan yang akan meresap menjadi air tanah. 
Kajian Pengembangan Pelabuhan Makassar Dalam Menunjang Arus Bongkar Muat Di Pelabuhan Makassar Firmansyah, Sy.; Anwar, M. Ruslin; Pujiraharjo, Alwafi
Rekayasa Sipil Vol 10, No 1 (2016)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (755.492 KB)

Abstract

Pelabuhan Makassar merupakan salah satu Pelabuhan pintu gerbang di Indonesia. Sebagai Pelabuhan pintu gerbang, maka Pelabuhan Makassar telah menjadi pusat kolektor dan distributor barang ke Kawasan Timur Indonesia, khususnya untuk Propinsi Sulawesi selatan. Seringkali, waktu tunggu untuk berlabuh jauh lebih lama ketimbang waktu untuk berlayar. Melihat buruknya kondisi kinerja pelabuhan tersebut akibatnya distribusi barang antarpulau maupun ekspor-impor tersendat. Dari uraian tersebut maka dapat dilihat perlunya kajian pengembangan pelabuhan makassar dalam menunjang arus bongkar muat barang di Pelabuhan Makassar. Dalam penelitian ini Metode yang digunakan untuk mengukur kinerja Pelabuhan Makassar adalah analisis metode Important Performance Analysis (IPA) dan metode analisis SWOT untuk strategi pengembangan. Beberapa rekomendasi perbaikan seperti : pembangunan dermaga baru serta Eksisting Pelabuhan Makassar saat ini perlu dilakukan penataan pola operasional kapal dan barang, rekonfigurasi tata ruang sisi darat, pengoptimalan peralatan handling yang ada dan juga mendistribusikan sebagian kegiatan di pelabuhan Makassar ke kawasan pelabuhan lain (Garongkong dan Takalar) untuk membagi beban kepadatan transportasi pelabuhan Makassar dan kawasan di sekitarnya. 
STUDI PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK DESAUMBULAN KECAMATAN WINONGAN KABUPATEN PASURUAN Heryono, Cahyo Adhi; Wijatmiko, Indradi; Pujiraharjo, Alwafi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1241.683 KB)

Abstract

Permasalahan yang banyak ditemukan dalam lingkup keairan adalah kendala kurang maupun belum tercukupinya kebutuhan air bersih. Kondisi yang ada pada Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan sebagaian besar daerahnya mengalami kekeringan dan ketersediaan air bersih masih belum mencukupi.Faktor topografi yang berupa bukit menyebabkan masyarakat masih terkendala dalam pelayanan kebutuhan air untuk kehidupan sehari-hari.Pada penelitian kali ini dilakukan perencanaan penyediaan air bersih untuk Kecamatan Winongan yang meliputi tiga desa yakni Desa Karangtengah, Kedungrejo dan Umbulan. Tahap awal dalam penelitian ini adalah menetukan jumlah kebutuhan air bersih pada daerah pelayanan air bersih dan kemudian dibandingkan dengan debit ketersediaan air untuk mencukupi kebutuhan air tersebut. Untuk penyediaan air bersih pada tugas akhir ini digunakan air pada mata air Umbulan untuk mencukupi kebutuhan air daerah penyediaan air bersih. Dari hasil penelitian ini didapatkan jumlah kebutuhan air bersih sebesar 451.504 liter/hari sedangkan jumlah debit sumber mata air Umbulan sebesar 168.453.181,4 liter/hari. Dengan demikian maka sumber mata air Umbulan dapat digunakan untuk melayani jumlah kebutuhan air bersih pada tugas akhir ini. Kemudian untuk sistem distribusi air bersih ditempatkan pompa dan reservoir yang sesuai dengan beberapa pertimbangan teknis.Perencanaan penyediaan air bersih dilakukan pembagian daerah pengaliran menjadi 2 wilayah, wilayah pertama merupakan Desa Karangtengah, sedangkan wilayah kedua merupakan Desa kedungrejo dan Desa Umbulan. Pada daerah pengaliran 1 digunakan pompa dengan debit 5 m3/jam dan tampungan reservoir sebesar 40 m3, sedangkan pada daerah pengaliran 2 digunakan pompa dengan debit 10 m3/jam dengan kapasitas reservoir sebesar 40 m3. Kata kunci: mata air Umbulan, sistem penyediaan air bersih, pompa air, reservoir
UJI TARIK DAN PENGARUH VARIASI POLA PILINAN BAMBU TERHADAP KUAT LEKAT BALOK BETON Jahuranto, Maria Veronika; Nuralinah, Devi; Pujiraharjo, Alwafi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (630.909 KB)

Abstract

Morisco (1999) menyelidiki bahwa bambu dapat digunakan sebagai pengganti tulangan baja karena mempunyai kekuatan tarik yang tinggi mendekati baja struktur. Bambu memiliki kelemahan yaitu pada sifat kembang susutnya karena sifatnya yang higroskopis yang menyebabkan berkurangnya kuat lekat dengan beton sehingga sangat rentan terjadi slip. Untuk itu bambu perlu diberikan perlakuan khusus untuk meningkatkan daya lekat antara tulangan dengan beton dengan cara dipilin. Pada penelitian ini akan diteliti lebih lanjut tentang kuat tarik bambu dan pengaruh variasi pola pilinan terhadap kuat lekat beton bertulangan bambu. Dicoba 3 pola pilinan untuk mengetahui pola pilinan mana yang dapat memberikan kuat lekat terbaik. Sebagai kontrol digunakan tulangan bambu polos berukuran 0,7cm x 0,7 cm. Hasil pengujian hasil kuat tarik bambu sebesar 48,90 Mpa dan berdasarkan hasil pengujian pull out bambu didapatkan hasil kuat lekat bambu sebesar 1,18 MPa yang berasal dari tulangan bambu polos. Pada tulangan bambu pilin didapatkan tegangan tarik maksimum sebesar 85,85 Mpa yang berasal dari pola 1. Tulangan bambu pilin belum memperlihatkan perilaku cabut saat pengujian pull out sehingga belum dapat diketahui besarnya lekatan antara bambu pilin dengan beton. Namun, lekatan antara tulangan bambu pilin dengan beton yang terjadi cukup bagus jika dilihat dari mutu beton yang melebihi rencana. Dimana pada beton dengan mutu diatas rencana tulangantidak mengalami pergeseran atau tercabut saat dilakukan uji pull out karena adanya ikatan yang kuat antara beton dengan tulangan bambu pilin. Kata Kunci: Bambu Pilin, Uji Tarik, Uji Pull Out, Kuat Tarik, Kuat Lekat.
PERBANDINGAN KAPASITAS KUAT LENTUR PADA BALOK TULANGAN BAMBU PILIN DENGAN KULIT DAN TANPA KULIT Chamidah, Lina Laila; Simatupang, Roland Martin; Pujiraharjo, Alwafi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (842.43 KB)

Abstract

Pembangunan konstruksi semakin mengalami peningkatan, begitu pula penggunaan beton bertulang dan baja sebagai tulangannya. Baja merupakan mineral,yang tidak dapat diperbaharui, sehingga perlu adanya alternatif pengganti baja sebagai tulangan. Bambu dapat digunakan sebagai tulanganLbeton pengganti baja, karena bambu mempunyai kuat tarik yang tinggi yang mendekati kekuatan baja.Pemakaian bambu pada tulangan beton perlu dilakukan perlakuan khusus, seperti permasalahan pada lekatan antara bambu dan semen yang kurang baik, kemudian sifat bambu yang higroskopis. Sehingga perlu dilakukan perlakuan khusus dengan menggunakan bambu yang sudah tua usianya,:memanfaatkan bagian kulit sehingga sifat higroskopiknya:rendah, danJmelakukan pilinan untuk memperbaiki lekatan:antara bambu dan beton.Tulangan yang digunakan pada penelitian ini untuk uji kuat lentur dengan membelah bambu  menjadi dua bagian, bagian luar dengan kulit dan bagian dalam tanpa kulit. Tulangan bambu memiliki ukuran 18 cm x 25 cm x 160 cm dengan pola pilinan ukuran 0,4 x 0,4 cm dengan”variasi kulit dan tanpa kulit. Hasil pengujian kuat lentur pada variasi kulit didapatkan nilai P Maks:rata-rata:3400 kg dengan lendutan rata-rata 9.25 mm sedangkan pada variasi tanpakulit P Maks rata-rata yang dihasilkan 2400 kg dengan nilai lendutan 1.92 mm. Hasil variasi pada penelitian ini menunjukkan perbedaan yang:signifikan pada P maks dan lendutan, sehingga dapat?disimpulkan kulit berpengaruh pada kuat lentur balok bertulangan}bambu pilin. Namun, hasil pola retak, lebar retak, dan panjang retak menunjukkan hasil yang hampir sama pada setiap benda uji, baik dengan kulit maupun tanpa kulit. Kata Kunci : Kulit Bambu, Variasi Kulit, Kuat Lentur, P Maks, Pola Retak
PENGARUH VARIASI RASIO TULANGAN TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BERTULANGAN BAMBU PILIN Fahlevi, Reza; Simatupang, R. Martin; Pujiraharjo, Alwafi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (768.646 KB)

Abstract

Inovasi yang dikembangkan untuk mencari alternatif material penggan ti tulangan baja pada beton bertulang banyak dilakukan.Penelitian kali ini dilakukan untuk menguji pengaruh variasi rasio tulangan terhadap kuat lentur balok bertulangan bambu pilin. Digunakan perbandingan rasio tulangan sebesar 0,78% dan 1,05% dengan tulangan bambu berdimensi 0,4 x 0,4 cm dan 0,5 x 0,5 cm yang kemudian dipilin menjadi satu buah tulangan, lalu tulangan baja berdiameter Ø8 dan Ø10 cm. Desain balok yang diuji berdimensi 18 x 25 x 160 cm dengan dua titik pembebanan simetris. Hasil pengujian balok menunjukkan bahwa balok bertulangan bambu pilin memiliki respon kuat lentur yang berbeda dengan tulangan baja meliputi P maksimum dan lendutan.Pengaruh peningkatan rasio pada balok dengan tulangan bambu pilin menghasilkan persentase P maksimum sebesar 2,083%, sedangkan pada balok dengan tulangan baja sebesar 39,355%.Pengaruh peningkatan rasio terhadap lendutan yang dihasilkan balok dengan tulangan baja memiliki persentase hampir dua kali lendutan balok bertulangan bambu pilin.Pola retak akibat pembebanan yang terjadi pada kedua jenis tulangan adalah retak lentur.Sehingga pada penelitian kali ini pengaruh variasi rasio tulangan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kuat lentur dibandingkan balok bertulangan baja. Kata kunci: Tulangan Bambu Pilin, Tulangan Baja, Peningkatan Rasio Tulangan, Kuat Lentur, Pola Retak.
PENGARUH VARIASI JARAK SENGKANG BAMBU PILIN TERHADAP UJI GESER-LENTUR BALOK Saputra, Raka Agidio; Nuralinah, Devi; Pujiraharjo, Alwafi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1223.438 KB)

Abstract

Pada beberapa penelitian terdahulu bahan dasar bambu memiliki kuat tarik yang tinggi dan pada penelitian ini bahan dasar bambu digunakan sebagai sengkang dengan metode pilin. Pada penelitian ini akan dianalisis pengaruh tulangan geser bambu pilin terhadap kuat geser, lendutan lebar dan panjang retak. Untuk tulangan bambu pilin digunakan dimensi 0,4 cm x 0,4 cm yang dibentuk berdasarkan pola pilinan terbaik dari hasil uji pull out dari penelitian sebelumnya. Tulangan utama balok menggunakan tulangan baja dengan diameter 8 mm. Benda uji balok berdimensi 18 cm x 20 cm x 100 cm dengan 2 beban terpusat dan jarak antar tumpuan 80 cm. Jumlah benda uji pada penelitian ini sebanyak 6 buah dengan 3 variasi jarak sengkang yaitu 20 cm, 15 cm dan 10 cm dengan setiap variasi jarak sengkang sejumlah 2 buah benda uji.  Pengujian balok dilakukan setelah usia balok 30 hari. Pengujian kuat geser dengan mengamati pengaruh kapasitas geser, lendutan, lebar dan panjang retak. Berdasarkan pengamatan pengaruh kapasitas geser, lendutan, lebar dan panjang retak menghasilkan grafik berjenis Polynomial dan linier, grafik tersebut digunakan untuk memprediksi dan mengetahui pengaruh jarak sengkang dengan jarak sengkang antara 5 – 35 cm yang dibuat grafik pada penelitian ini. Hasil pengujian kuat geser yang dihasilkan oleh benda uji balok dengan menggunakan tulangan geser bambu pilin mencapai 15000 kg pada jarak sengkang 10 cm. Dapat disimpulkan bahwa tulangan geser bambu memiliki peran dalam meningkatkan nilai kuat geser selain dari kuat geser dari beton sendiri.. Kata kunci: Tulangan Geser Bambu, Variasi Jarak Sengkang Bambu Pilin, Kuat Geser, Pola Retak