Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

EVALUASI FASILITAS PARKIR DI STASIUN KOTA BARU MALANG Birka, Ahmam; Admaja, Ilham Adam; Djakfar, Lutfi; Suharyanto, Agus
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (837.944 KB)

Abstract

Stasiun Kota Baru Malang merupakan salah satu stasiun yang berada di Provinsi Jawa Timur dengan tingkat pertumbuhan penumpang yang semakin bertambah tiap tahun. Sejalan dengan tingkat pertumbuhan penumpang, penggunaan kendaraan pribadi ataupun umum yang masuk wilayah stasiun semakin bertambah. Hal ini mengakibatkan perlu adanya penanganan terhadap fasilitas parkir untuk memberikan kenyamanan dan keamanan yang layak kepada para penumpang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kapasitas parkir dan kebutuhan parkir yang dapat memberikan penilaian terhadap kebutuhan ruang  parkir yang ada.. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu meliputi analisis karakteristik parkir, ekonometrika, dan studi pelayanan perparkiran. Di dalam penelitian ini dilakukan survai yaitu survey plat kendaraan untuk mengetahui karakteristik parkir di wilayah studi, selain itu dilakukan pula survai lahan parkir guna mengetahui kapasitas tempat parkir dalam kondisi eksisting, dan untuk memperoleh data mengenai jumlah penumpang tiap kendaraan maka dilakukan survei kebutuhan pengguna parkir. Dalam perhitungan ekonometri dengan memanfaatkan data statistik yang telah diterbitkan BPS dan dianalisa dengan menggunakan perhitungan regresi linear. Untuk perhitungan kebutuhan parkir digunakan metode studi perencanaan parkir dengan menganalisa data yang telah diketahui dari hasil perhitungan karakteristik parkir dan ekonometri. Hasil penelitian menunjukkan kapasitas lahan parkir Stasiun Kota Baru Malang dalam kondisi eksisting tidak mencukupi kebutuhan parkir, hal ini dibuktikan bahwa ketersediaan lahan parkir sepeda motor 288 (150 kendaraan parkir inap dan 78 kendaraan parkir sementara), 13 mobil dan 8 taksi sedangkan akumulasi parkir sepeda motor inap 210 kendaran, Akumulasi sepeda motor sementara 135 kendaraan, Akumulasi angkutan umum (taksi) 13 kendaraan dan mobil 37 kendaraan. Prediksi 10 tahun mendatang, luas kebutuhan lahan parkir Stasiun Kota Baru Malang seluas 557,20 m2 (224 SRP) untuk sepeda motor sementara, 2689,79 m2  (1081 SRP) untuk sepeda motor inap dan 899 m2 (58 SRP) untuk mobil. Total kebutuhan lahan parkir adalah 4145.99 m2. Sehubungan dengan kebijakan PT.KAI Malang tentang pembangunan stasiun di tempat lahan baru, maka tempat parkir akan di tempatkan pada lahan baru sebelah timur lokasi stasiun saat ini. Karena ketersediaan lahan parkir baru (3610 m2) tidak memenuhi kebutuhan parkir 10 tahun mendatang (4145,99 2) maka dapat dilakukan dengan alternatif pembangunan gedung parkir.   Kata kunci:     parkir, Stasiun Kota Baru Malang, ekonometri, karakteristik parkir, studi perencanaan parkir.
KAJIAN TARIF KERETA API PENATARAN JURUSAN BLITAR-SURABAYA Hartasantoso, Fakhrul; Wahyuningaji, Rina Puspita; Arifin, M. Zainul; Suharyanto, Agus
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.548 KB)

Abstract

Dicabutnya subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang dilakukan pemerintah menyebabkan terjadinya fluktuasi harga BBM yang mengikuti harga minyak dunia. Hal ini mengakibatkan berubahnya biaya operasional kereta api sebelum dicabut dan setelah dicabutnya subsidi, sehingga nanti akan berpengaruh pada penetapan tarif kereta api. Oleh karena itu, kajian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian tarif berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan (BOK), kesesuaian tarif berdasarkan kemampuan (ATP) dan kemauan (WTP) penumpang dalam membayarkan jasa transportasi KA, dan mengetahui tingkat pelayanan KA Penataran saat ini. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian tarif berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan dengan tarif yang berlaku saat ini, untuk mengetahui kesesuaian tarif berdasarkan kemampuan (Ability To Pay) dan kemauan (Willingness To Pay) membayar jasa transportasi massal kereta api dengan tarif yang berlaku saat ini dan tarif berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan, untuk mengetahui tingkat pelayanan Kereta Api Penataran saat ini ditinjau dari sisi penumpang. Kajian ini menggunakan metode survei wawancara. Jumlah populasi penelitian ini sebanyak 809 penumpang dengan jumlah sampel sebanyak 300 dengan menggunakan bantuan rumus Slovin. Digunakan asumsi tingkat keterandalan 95% sehingga nilai galat pendugaan sebesar 5% (0,05). Data dikumpulkan dengan metode angket. Dilakukan di Stasiun Blitar, kota Blitar dengan penumpang yang bertujuan dari Blitar ke Surabaya lewat Malang. Metode analisis dalam kajian ini menggunakan metode Importance-Performance Analysis (IPA), Ability to Pay (ATP) dan Willingness to Pay (WTP). Metode IPA digunakan untuk melihat bagaimana kinerja kendaraan ditinjau dari tingkat kinerja dan tingkat kepentingannya. Metode ATP digunakan untuk menentukan besaran tarif yang mampu dibayar oleh responden, sementara metode WTP digunakan untuk menentukan besaran tarif yang bersedia dibayar oleh responden untuk menggunakan jasa. Berdasarkan analisis IPA didapatkan nilai rata-rata kepentingan dari keseluruhan atribut pelayanan sebesar 4,435 dan nilai rata-rata kinerjanya sebesar 3,213. Berdasarkan analisis BOKA yang didapatkan dari perhitungan PT.KAI sebesar Rp43.918,- jauh lebih besar dari tarif yang berlaku saat ini yaitu Rp15.000,- yang artinya untuk menurunkan besaran tarif dari perhitungan BOKA menjadi tarif yang berlaku saat ini sudah dialokasikan subsidi sebesar Rp28.918,-. Berdasarkan analisis Ability to Paydidaptakan persamaan regresi Y=0,0007X+444,1 dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp4.435.074,- sehingga diperoleh nilai ATP sebesar Rp7.459,-. Persentase responden yang mampu membayar tarif yang berlaku saat ini sebanyak 25,33%. Berdasarkan analisis Willingness to Paydidapatkan persamaan regresi Y=0,0003X+9954,7 dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp4.435.074,- sehingga diperoleh nilai WTP sebesar Rp11.285,-. Persentase responden yang bersedia membayar sesuai tarif yang berlaku saat ini sebanyak 53,67%. Selanjutnya berdasarkan kesesuaian ATP dan WTP diperoleh nilai tarif yang memenuhi keduanya sebesar Rp10.500,-   Kata kunci : Pelayanan, Tarif, KA Penataran, Blitar-Surabaya, BOKA, ATP, WTP, IPA
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Ketersediaan Air Baku Di Kabupaten Mojokerto Pujiraharjo, Alwafi; Rachmansyah, Arief; Wijatmiko, Indradi; Suharyanto, Agus; Zaika, Yulvi; Pudyono, Pudyono; Hasyim, M. Hamzah
Rekayasa Sipil Vol 8, No 1 (2014)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.72 KB)

Abstract

Air merupakan kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia dimana merupakan sumber daya alam yang harus dijaga ketersediaannya. Perubahan dan penggunaan lahan serta perubahan cuaca dapat menimbulkan perubahan pada kondisi sumber air. Perubahan tersebut dapat mempengaruhi ketersediaan air. Kondisi saat ini di Kabupaten Mojokerto, terdapat beberapa mata air dan sumur yang mengalami penurunan kuantitas. Apabila tidak dilakukan usaha perlindungan dan perbaikan mata air, maka dapat menimbulkan kondisi dimana tidak ada sumber air yang dapat diambil lagi. Untuk lebih memahami masalah kesediaan air di Kabupaten Mojokerto, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kondisi kesediaan air di Kabupaten Mojokerto. Penelitian akan dilakukan dengan mengumpulkan data-data dan informasi yang dapat digunakan dalam analisis keterssediaan air. Data yang diperoleh dapat berupa data primer dan sekunder. Data-data tersebut kemudian juga akan dianalisis dengan adanya pengaruh perubahan iklim. Akibat perubahan iklim debit banjir andalan dari aliran permukaan (run off) diperkirakan menurun drastis, begitu pula air hujan yang akan meresap menjadi air tanah. 
Desain Street Inlet Berdasarkan Geometri Jalan Raya Suharyanto, Agus
Rekayasa Sipil Vol 7, No 3 (2013)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.168 KB)

Abstract

Pada saat musim hujan sering terjadi genangan di jalan raya. Salah satu penyebabnya ialah desain inlet saluran drainase jalan raya yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan. Seharusnya jarak antar inlet, dimensi, dan jenis inlet yang digunakan disesuaikan dengan debit air hujan dan lebar jalan yang ada. Dalam penelitian ini telah dilakukan analisis jarak antar inlet, dimensi, dan jenis inlet yang sesuai dengan kondisi lebar jalan dan curah hujan yang ada. Penelitian dilakukan pada sebuah ruas jalan dengan panjang 3,8 km. Metode analisis debit limpasan permukaan digunakan metode rasional, analisis dimensi inlet digunakan kaidah hidrolika yang berlaku. Data input yang digunakan ialah data curah hujan, penggunaan lahan, lebar jalan, geometri jalan, dan jenis lapisan atas jalan. Hasil analisis menunjukkan bahwa jenis inlet yang digunakan ialah inlet curb opening inlet dan grate opening inlet. Untuk curb opening inlet dimensi yang dihasilkan ialah lebar 10 cm dan tinggi 8 cm dengan jarak 25 m. Pada grate opening inlet dihasilkan ukuran lubang 8 cm x 3 cm sebanyak 3 lubang dengan interval 25 cm. 
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN POMPA HIDRAM DI DESA RANDUGADING, KECAMATAN TAJINAN, KABUPATEN MALANG Pamungkas, Harya; Suharyanto, Agus; Anwar, M. Ruslin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.938 KB)

Abstract

Air merupakan salah satu komponen yang sangat penting bagi kehidupan di bumi.  Keberadaan air dapat dijumpai di berbagai tempat seperti laut, sungai, di dalam tanah, bahkan di langit dalam bentuk uap (awan). Seluruh makhluk hidup yang tinggal di bumi sangat bergantung pada air. Dan Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, termasuk salah satunya adalah air.Banyak gunung yang menghasilkan sumber mata air. Banyak sungai mengalir yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber air. Banyak waduk yang menyimpan air dalam jumlah yang sangat besar. Musim hujan pun terjadi kurang lebih selama enam bulan tiap tahunnya. Namun sering kali dijumpai pada beberapa daerah masih kesulitan mendapat air, utamanya air bersih. Salah satu penyebab sulitnya mendapat air bersih adalah pendistribusian air yang tidak merata, utamanya pada daerah yang jauh atau tidak memiliki sumber air. Di Desa Randugading, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang terdapat sumber air yang belum terkelola dengan baik.  Dikarenakan lokasi sumber air yang berada pada elevasi yang lebih rendah dibanding pemukiman, maka dibutuhkan pompa untuk mendistribusikan air dari sumber air ke tandon milik warga. Namun warga Desa Randugading masih mengalami keterbatasan dalam menyediakan dana untuk operasional pompa dengan motor listrik atau bahan bakar lain. Maka dibutuhkan teknologi tepat guna pompa yang hemat biaya operasional, yaitu pompa hidram.Hasil penelitian diperoleh data debit sumber sebesar 7,31 liter/detik dan debit kebutuhan sebesar 1,4 liter/detik pada kondisi normal dan 3 liter/detik pada kondisi puncak. Dari data tersebut direncanakan head pemasukan 3 meter dan head pemompaan 25 meter menggunakan pompa PHD 3 dengan diameter pipa pemasukan sebesar 3 inch dan diameter pipa pengantar 1 inch. Pada hilir saluran terdapat head tekanan sebesar 3,639 meter. Perencanaan ini menjadi pertimbangan dalam pembangunan sistem penyediaan air bersih. Kata Kunci: Air, Distribusi, Malang, Tajinan, Randugading, Pompa Hidram.
ANALISIS AREA BANJIR SERTA KERUGIAN DI KABUPATEN GRESIK AKIBAT LUAPAN SUNGAI KALI LAMONG Anandia, Reza; Suharyanto, Agus; Pudjiraharjo, Alwafi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.223 KB)

Abstract

Kabupaten Gresik merupakan kabupaten yang terletak di provinsi Jawa Timur. Terletak di sebelah barat laut Kota Surabaya yang merupakan Ibu Kota Provinsi Jawa Timur. Luas dari Kabupaten gresik adalah 1.191,25 km2, yang terdiri dari 18 kecamatan.  Di dalamnya, terdapat 26 kelurahan dan 330 desa. Kabupaten Gresik merupakan wilayah dataran rendah dengan ketinggian antara 2-12 meter di atas permukaan laut. Sungai Kali Lamong merupakan Sungai utama yang mengalir melewati Kabupaten Gresik. Sungai Kali Lamong merupakan anak dari Sungai Bengawan Solo.  Sungai Kali Lamong memiliki luas Daerah Aliran Sungai (DAS) ± 720 km2 dengan panjang alur sungai ± 103 km serta memiliki 7 anak sungai. Pada musim penghujan, sungai Kali Lamong tidak bisa menampung semua debit yang masuk, akibatnya terjadi banjir di sekitar sungai Kali Lamong.  Penyebab banjir yang utama adalah curah hujan yang tinggi namun tidak diimbangi oleh kapasitas sungai. Oleh karena itu, banyak pemukiman yang terkena luapan dari Sungai Kali Lamong sehingga mengalami kebanjiran. Selain dari pemukiman, banyak dari persawahan yang terendam banjir. Karena banyaknya pemukiman dan persawahan yang terendam banjir, Kabupaten Gresik mengalami kerugian yang cukup besar. Dengan kondisi dari sungai Kali Lamong yang hampir setiap musim penghujan selalu meluap, maka dibutuhkan prediksi yang akurat untuk mengetahui Lokasi mana saja yang terkena banjir akibat luapan sungai Kali Lamong. Sehingga, bisa dilakukan pencegahan sebelum banjir datang. Dan kerugian yang akan terjadi selanjutnya, dapat terminimalisir. Hasil debit banjir rencana yang digunakan untuk menentukan lokasi banjir dan kerugian yang diterima, yaitu  335,512 m3/dt. Luapan dari sungai Kali Lamong mengakibatkan terendamnya 3,259 km2 persawahan dan terendamnya 201 unit rumah. Kerugian yang didapatkan akibat meluapnya sungai Kali Lamong yaitu sebesar Rp. 17.503.256.500. Kata Kunci : Banjir, Gresik, Kali Lamong, Debit, Lokasi, Kerugian
STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DEBIT SUMBER AIR KALI REMU UNTUK KEBUTUHAN AIR BERSIH KOTA SORONG Rumatarai, Marthina Hermina; Suharyanto, Agus; Devia, Yatnanta Padma
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (772.952 KB)

Abstract

Air merupakan salah satu komponen yang sangat penting bagi makhluk hidup termasuk manusia. Keberadaan air dalam bentuk sumber air dapat berupa mata air, air tanah, air  permukaan (sungai, rawa, danau) yang mana perlu diperhatikan sisi kuantitas, kualitas, dan kontinuitas. Untuk sumber air permukaan khususnya sungai umumnya memenuhi syarat kuantitas dan kontinuitas namun perlu penyelidikan lebih lanjut.  Demikian pula hanya dengan kota Sorong, dengan meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan air bersih tentu saja akan semakin meningkat. Untuk itu perlu melihat keberadaan potensi sumber air yang digunakan untuk kebutuhan air bersihnya. Berdasarkan latar belakang diatas, Kota Sorong memerlukan perhitungan kembali kebutuhan air bersih, jumlah penduduk, serta jaringan pipa yang digunakan agar pemenuhan kebutuhan air bersih sesuai dengan potensi yang ada. Kebutuhan air bersih dihitung dari kebutuhan air domestik, kebutuhan air non domestik, kebutuhan harian maksimum dan kebutuhan jam puncak.Untuk memperkirakan jumlah penduduk pada tahun 2026, digunakan data sensus penduduk tahun-tahun sebelumnya yaitu data penduduk tahun 2009-2013.Selanjutnya, perhitungan proyeksi penduduk dihitung dengan tiga metode yaitu metode geometrik, metode aritmatik, metode least square, kemudian dipilih salah satu yang mendekati bentuk kurva dari data penduduk Kota Sorong. Perhitungan debit andalan dimaksudkan untuk menentukan besarnya debit yang tersedia untuk kebutuhan penyedia air bersih sepanjang tahun dengan resiko kegagalan yang telah diperhitungkan. Debit andalan ini akan dibandingkan dengan kebutuhan air bersih, apakah bisa mencukupi atau tidak. Selanjutnya dilakukan perencanaan jaringan distribusi air bersih Kota Sorong dengan bantuan program Epanet 2.0. Hasil penelitian jumlah penduduk Kota Sorong sampai dengan tahun 2026 sebesar 138.950 jiwa sedangkan debit kebutuhan air bersih jaringan pipa distribusi untuk Kota Sorong domestik = 159,29 L/det, kebutuhan non domestik = 23,74 L/det, kebutuhan harian rata-rata = 218,38L/det, kebutuhan harian maksimum = 251,137L/det, kebutuhan pada jam puncak = 262,056L/det. Besarnya potensi sumber air baku untuk pemenuhan kebutuhan air bersih berkisar 251 L/det-310 L/det atau 21.686,4 m³/hari – 26.784 m³/hari sedangkan untuk total kebutuhan air bersih setelah dilakukan proyeksi hingga tahun 2026 adalah 22.641,64 m³/hari atau 262,056L/det.Untuk memenuhi kebutuhan air tahun 2026 diperlukan penggantian pipa yakni pipa 3, pipa 5, pipa 6, pipa 7, pipa 8, pipa 9, pipa 11, pipa 12, pipa 14, dan pipa 15 dimana kondisi eksisting diameter pipa antara 25 mm – 300 mm menjadi 100 mm – 300 mm. Kecepatan pengaliran jaringan pipa umumnya memenuhi syarat yaitu 0,2 – 2 m/det, serta headloss yang memenuhi kriteria yaitu maksimal 10 m/km. Kata kunci :Air Bersih, Epanet, Jaringan Pipa
UPAYA PENANGGULANGAN BANJIR DENGAN PERBAIKAN ALUR SUNGAI KALI LAMONG DI KABUPATEN GRESIK Gustianto, Garindra; Suharyanto, Agus; ,, Pudyono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1137.857 KB)

Abstract

Kabupaten Gresik merupakan kabupaten yang terletak di provinsi Jawa Timur.   Luas dari Kabupaten gresik adalah 1.191,25 km2, yang terdiri dari 18 kecamatan.  Secara administratif, terdapat 26 kelurahan dan 330 desa. Kabupaten Gresik merupakan wilayah dataran rendah dengan ketinggian antara 2-12 meter di atas permukaan laut. Sungai Kali Lamong adalah salah satu sungai yang mengalir melewati Kabupaten Gresik.  Sungai Kali Lamong memiliki luas Daerah Aliran Sungai (DAS) ± 720 km2 dengan panjang alur sungai ± 103 km serta memiliki 7 anak sungai. Pada musim penghujan, sungai Kali Lamong tidak bisa menampung semua debit yang masuk, akibatnya terjadi banjir di daerah DAS Kali Lamong.  Penyebab banjir yang utama adalah curah hujan yang tinggi, namun kapasitas sungai tidak mampu menampung debit yang terjadi.  Kapasitas sungai menjadi berkurang dikarenakan erosi yang terjadi di hulu dan gerusan di tebing kanan dan kiri sungai Kali Lamong. Akibat erosi yang terjadi, maka partikel tanah jatuh ke dasar sungai, dan menimbulkan sedimentasi pada dasar sungai Kali Lamong.  Apabila sedimentasi terus-menerus terjadi, akibatnya akan terjadi pendangkalan pada dasar sungai. Pendangkalan dasar sungai akan mempengaruhi kapasitas aliran sungai.  Berkurangnya kapasitas aliran sungai inilah merupakan salah satu penyebab banjir pada DAS Kali Lamong. Agar kapasitas sungai mampu menampung debit yang terjadi, diperlukan normalisasi sungai Kali Lamong. Dalam penelitian ini dilakukan analisis besarnya dimensi sungai Kali Lamong agar mampu menampung debit yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa debit banjir kala ulang 10 tahun, yaitu 804,227 m3/dt terjadi banjir. Dari data tersebut direncanakan dimensi sungai yang mampu menunjang debit tersebut. Nilai erosi yang terjadi adalah 2,943 ton/ha/tahun dan nilai nisbah pelepasan sedimen adalah 17,991%, kali ini menjadi pertimbangan dalam pemeliharaan sungai.     Kata Kunci : banjir, Gresik, Kali Lamong, erosi, sedimentasi, normalisasi  
SIMULASI NUMERIS PERUBAHAN MORFOLOGI DASAR LAUT PADA DESAIN PELABUHAN DI KABUPATEN GRESIK, INDONESIA Beselly Putra, Sebrian Mirdeklis; Suharyanto, Agus; Pujiraharjo, Alwafi
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 8, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (708.996 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtp.2017.008.01.13

Abstract

ABSTRAK Pengembangan konstruksi Indonesia yang cepat akhir-akhir ini salah satunya dipicu dengan kebijakan tol laut dengan cara pembangunan pelabuhan baru. Salah satunya adalah di Kabupaten Gresik sebagai bongkar barang curah cair dan curah padat. Dibangunnya pelabuhan ini adalah mengurangi beban dan lama tunggu bongkar muat di Tanjung Perak sebagai pelabuhan utama. Besaran lahan reklamasi untuk pelabuhan dan panjang dermaga yang direncanakan akan berhubungan terhadap perubahan morfologi dasar laut. Untuk memahami kondisi tersebut studi dilakukan dengan menggunakan model numeris 2D Coastal Modeling System-Flow (CMS Flow). CMS-Flow menyelesaikannya dengan depth-integrated continuity dan persamaan momentum menggunakan metode volume-hingga. Formula transpor sedimen unified, van Rijn, dan formula transpor non-equilibrium (NET). Pemodelan jangka menengah dijalankan dengan waktu simulasi tiga bulan dengan 5 macam alternatif. Besaran sedimentasi yang minimum di dalam kolam pelabuhan adalah inti dari peninjauan studi. Alternatif yang ketiga dengan desain lolos air memberikan nilai erosi-sedimentasi yang paling kecil, sehingga membuat arus pasang surut dan sungai lebih stabil. Pengembangan dari reklamasi pelabuhan di masa depan disarankan maksimum pada jarak 2700m atau kurang dari garis pantai untuk mencegah turbulensi lebih lanjut. Key words: Perubahan morfologi, analsis hidrodinamik, alternatif pelabuhan, USACE CMS-Flow ABSTRACT The rapid development of Indonesia leads to Sea Toll Policy by Indonesian government. One of the potential locations is in Gresik Regency as solid and liquid bulk cargo. Purpose of the new harbor is to reduce dwelling time in Tanjung Perak harbor. The amount of land reclamation and the size of the port is strictly related with local sea bed morphological change. This study is conducted using the Coastal Modeling System-Flow (CMS-Flow) 2D numerical model. The unified sediment transport formula, the van Rijn, and a non-equilibrium transport formula (NET) were applied for the computation of sediment transport and morphology change. 5 alternatives medium-term CMS-Flow runs, with simulated times of three months. Minimum sedimentation rate inside harbor is key of the assessment. The chosen alternative model 3 with permeable design gives the lowest rate of erosion and sedimentation that makes tidal and river current are more stable. Development of port reclamation is suggested maximum 2700 m from the shoreline or less to prevent further turbulences. Key words: Morphological changes, hydrodynamic analysis, harbor alternatives, USACE CMS-Flow
EVALUASI KINERJA DAN PENENTUAN TARIF ANGKUTAN UMUM KOTA BATU (Studi Kasus Angkutan Trayek Batu – Bumiaji, Batu – Selecta – Sumberbrantas, dan Batu – Gunungsari) Panji Saputra, Cita Ahmat; Wiguna, Raynaldy Arya; Sulistio, Harnen; Suharyanto, Agus
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Batu adalah sebuah kota yang berada di Provinsi Jawa Timur yang sebagian besar mata pencaharian penduduk Kota Batu adalah petani dan dikenal oleh masyarakat sebagai kota wisata. Berbagai fasilitas dan sarana umum yang ada di Kecamatan Batu seperti, perkantoran, pasar, terminal, dan berbagai sarana pendidikan, maka Pemerintah Kota Batu menyediakan angkutan umum sebagai salah satu sarana transportasi yang dapat digunakan menjadi salah satu moda transportasi selain kendaraan pribadi. Kajian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui karakteristik kinerja angkutan berdasarkan headway, load factor, dan waktu perjalanan, mengetahui tarif angkutan yang sesuai berdasarkan Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP), dan mengetahui kinerja angkutan menggunakan metode IPA dan memberikan solusi perbaikan kinerja angkutan umum Kota Batu dengan trayek yang dikaji meliputi trayek BB (Batu-Bumiaji), BG (Batu-Gunung Sari), dan BSS (Batu-Sumber Brantas). Survei dilakukan pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu yang dibagi atas jam pagi pada pukul 06.00-08.00, jam siang pukul 11.00-13.00, dan jam sore pukul 15.00-17.00. Kajian yang dilakukan menggunakan metode survei statis, survei dinamis, dan survei wawancara. Survei statis dilakukan dengan mencatat selisih waktu antar angkutan(headway) pada masing-masing trayek. Sedangkan survei dinamis dilakukan dengan cara mengikuti satu perjalanan penuh angkutan sebanyak 3 angkutan pada setiap segmen waktu untuk masing-masing trayek untuk mendapatkan load factor dan waktu perjalanan. Survei wawancara dilakukan di terminal Kota Batu, di dalam angkutan, dan beberapa titik naiknya penumpang. Jumlah responden untuk trayek angkutan BB dan BG sebanyak 180 responden dan untuk trayek BSS sebanyak 300 responden. Hasil dari survei wawancara diolah menggunakan metode IPA untuk mengetahui tingkat kinerja angkutan dan metode ATP dan WTP untuk mengetahui tarif berdasarkan kemampuan dan kemauan penumpang. Dari hasil pengolahan data yang telah dilakuan didapatkan karakteristik kinerja berdasar menunjukan bahwa headway tidak memenuhi standar pada ketiga trayek tersebut yang melebihi 10 menit untuk menunggu calon penumpang.Hasil load factor pada ketiga trayek tersebut menunjukan bahwa masih dibawah standar kurang dari 70% dan untuk waktu perjalanan rata-rata yang memenuhi standar antara 1 – 1,5 jam untuk ketiga trayek tersebut. Dari kemampuan dan kemauan masyarakat, diketahui bahwa tarif yang berlaku lebih tinggi dibanding tarif yang sesuai dengan kemampuan dan kemauan masyarakat. Sehingga perlu adanya perbaikan dan peningkatan kinerja dari sisi operator. Dari analisa hasil metode IPA diperoleh bahwa perbaikan kinerja angkutan yang perlu diperbaiki untuk trayek BB yaitu kesesuaian rute angkutan yang beroperasi berdasarakan rute yang telah ditentukan agar penumpang dapat mengakses sesuai rute trayek. Untukketiga trayek BB, BSS, dan BG memiliki perbaikan kinerja yang harus diperbaiki yang sama yaitu lamanya kedatangan angkutan atau jarak antar kendaraan. Kata kunci : karakteristik angkutan, load factor, headway, waktu perjalanan, ATP, WTP, IPA, persepsi penumpang