Emma Yuniarrahmah, Emma
Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru

Published : 17 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, KETERSEDIAAN FASILITAS, DAN DORONGAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP TINDAKAN MASYARAKAT UNTUK MENAMBAL GIGI Nanda Heta, Fransisca Viesta; Adhani, Rosihan; Yuniarrahmah, Emma
Dentino Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : FKG Unlam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Background: Caries which receives no immediate treatment by filling will lead to more severe damage on teeth; the cavity will expand and eventually reach pulp. As prevention, filling is used as standard attempt to restore oral cavity normal function. Individual behavior to seek for dental treatment (filling) is affected by three factors: knowledge, facilities availability, and health services staffs’ motivation. Purpose: The purpose of this study is to assess the association of knowledge level, facilities availability and health services staffs’ motivation with public’s behavior to have their teeth filled in Puskesmas Pemurus Dalam, Puskesmas Karang Mekar, Puskesmas Banjar Indah, Puskesmas Sungai Jingah, and Puskesmas S. Parman. Methods: This study was analytic survey using cross-sectional approach. Samples were chosen by consecutive sampling amounting to 100 patients. Data was obtained by handing out questionnaires to patients. Result: Data was analyzed using chi square test which presented the value of X2=5,351; p=0,023 for knowledge level, X2=2,693; p=0,101 for facilities availability, and X2=0,676; p=0,174 for health services staff’s motivation of teeth filling. Conclusion: In conclusion, there was a significant association between knowledge level with teeth filling behavior and there was none between facilities availability and health services staff’s motivation with teeth filling behavior. ABSTRAK Latar Belakang: Karies gigi yang tidak segera dilakukan perawatan dengan tambalan akan berlanjut menghancurkan gigi, lubang gigi akan membesar dan karies akan sampai pulpa. Sebagai upaya penanggulangan karies agar tidak meluas adalah melakukan penambalan pada gigi untuk mengembalikan fungsi rongga mulut. Terbentuknya perilaku individu untuk mencari pengobatan gigi (tambal gigi) dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu pengetahuan, ketersediaan fasilitas, dan dorongan petugas kesehatan. Tujuan: Tujuanpenelitian ini adalah mengetahui hubungan dari tingkat pengetahuan, ketersediaan fasilitas, dan dorongan petugas kesehatan terhadap tindakan masyarakat untuk menambal gigi di Puskesmas Pemurus Dalam, Puskesmas Karang Mekar, Puskesmas Banjar Indah, Puskesmas Sungai Jingah, dan Puskesmas S. Parman. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel diambil dengan metode consecutive sampling sebanyak 100 orang pasien. Pengambilan data diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada pasien. Hasil: Data dianalisis menggunakan uji chi square dan di peroleh nilai X2=5,351; p=0,023 untuk hubungan tingkat pengetahuan, nilai X2=2,693; p=0,101 untuk hubungan ketersediaan fasilitas, dan nilai X2=0,676; p=0,174 untuk hubungan dorongan petugas kesehatan terhadap tindakan menambal gigi. Kesimpulan: Kesimpulannya terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan terhadap tindakan menambal gigi dan tidak ada hubungan bermakna antara ketersediaan fasilitas dan dorongan petugas kesehatan terhadap tindakan menambal gigi.
EFEKTIVITAS KOMBINASI DEMONSTRASI AUDIOVISUAL KEPADA IBU TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT TERHADAP PENURUNAN INDEKS PLAK ANAK Perbandingan dengan Metode Demonstrasi Tunggal pada Murid Taman Kanak – Kanak Br Siahaan, Maria Angelina Tiurma; Adhani, Rosihan; Yuniarrahmah, Emma
Dentino Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : FKG Unlam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Background: Caries prevalence in Indonesia according to age groups is described as 60% for 3 years old group, 85% for 4 years old group, and 86,4% for 5 years old group, portraying the high caries prevalence in pre-school children. The etiology of caries is plaque. Plaque can be removed by brushing teeth. Brushing teeth is a habit that can be taught in early childhood because children’s cognitive and motor skills are still developing. In development phase, children need parental participation, especially maternal one, as guidance in maintaining dental health. Purpose: The aim of this study was to assess the effectiveness of audiovisual demonstration method given to mothers on their children’s plaque index reduction. Methods: This study used quasi experimental method with randomized pretest-posttest control group design. Samples of this study were mothers and their children aged 5-6 years in TK Aisyiyah and Mawaddah Banjarmasin. Samples were divided into two groups, audiovisual demonstration group as treatment group and demonstration group as control group. Study was performed by examining children’s plaque index before and after demonstration to their mothers in both treatment group and control group. Result: The result showed there was a different plaque index reduction before and after demonstration with t value=9.990 and significance value of 0,001 and a different plaque index reduction between treatment group and control group with t value=7.156 and significance value of 0,001. Conclusion: In conclusion, combined audiovisual demonstration was more effective given to mothers compared to demonstration only in reducing children’s plaque index. ABSTRAK Latar Belakang: Prevalensi karies gigi di Indonesia menurut kelompok usianya adalah usia 3 tahun 60%, usia 4 tahun 85% dan usia 5 tahun 86,4%, hal ini menunjukan bahwa prevalensi karies anak usia pra sekolah masih cukup tinggi. Penyebab terjadinya karies adalah plak. Plak dapat dibersihkan dengan cara menyikat gigi. Menyikat gigi sebagai salah satu kebiasaan dapat diajarkan pada awal masa kanak – kanak karena kemampuan kognitif dan motorik anak mengalami perkembangan. Dalam masa perkembangan anak perlu peran serta dari orangtua terutama ibu sebagai pendamping dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari metode demonstrasi audiovisual yang diberikan kepada ibu terhadap penurunan indeks plak anak. Metode: Rancangan penelitian ini adalah quasi experimental. Sampel penelitian ini adalah ibu dan anak - anak usia 5-6 tahun di TK Aisyiyah dan Mawaddah Banjarmasin. Sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok demonstrasi audiovisual sebagai kelompok perlakuan dan kelompok demonstrasi tunggal sebagai kontrol. Pengambilan data dilakukan secara randomized pretest-posttest control group design. Prosedur penelitian dilakukan dengan pemeriksaan indeks plak anak sebelum dan sesudah penyuluhan kepada ibu pada kelompok perlakuan dan kontrol. Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya perbedaan penurunan indeks plak sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan dengan nilai t= 9.990 dengan nilai signifikansi p=0,001 dan ada perbedaan penurunan indeks plak antar kelompok perlakuan dan kontrol dengan nilai t=7.156 dengan nilai signifikansi p=0,001. Kesimpulan: Metode kombinasi demonstrasi audiovisual lebih efektif dibandingkan metode demonstrasi tunggal diberikan kepada ibu dalam menurunkan indeks plak anak.
HUBUNGAN KONFLIK PERAN GANDA IBU BEKERJA DENGAN KEHARMONISAN KELUARGA YANG MEMILIKI ANAK PENYANDANG AUTIS Rahnitusi, Erma Lidiya; Akbar, Sukma Noor; Yuniarrahmah, Emma
Jurnal Ecopsy Vol 3, No 1 (2016): JURNAL ECOPSY : JURNAL ILMU PSIKOLOGI
Publisher : Psychology Study Program, Medical Faculty, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.278 KB) | DOI: 10.20527/ecopsy.v3i1.1940

Abstract

ABSTRAKKehadiran anak penyandang autis memberikan tantangan tersendiri bagi keluarga, khususnya ibu. Hal ini berhubungan dengan masalah pengasuhan anak dengan gangguan autis tidak semudah mengasuh anak tanpa gangguan perkembangan yang menyebabkan ibu harus ekstra 24 jam mengawasi anaknya yang berpengaruh pada pekerjaan dan waktu istirahat ibu sehingga diperlukan hubungan harmonis antar keluarga untuk bekerjasama dengan baik dalam hal pengasuhan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konflik peran ganda ibu yang bekerja dengan keharmonisan keluarga yang memiliki anak penyandang autis di Kota Banjarmasin dan Banjarbaru. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 30 orang ibu bekerja yang memiliki anak penyandang autis. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Hasil analisa data menggunakan korelasi tata jenjang Spearman’s rho yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dari konflik peran ganda terhadap keharmonisan keluarga. Konflik peran ganda memiliki hubungan terhadap keharmonisan keluarga sebesar 42,6% sedangkan 57,4% memiliki hubungan dari variabel-variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan konflik peran ganda ibu bekerja memiliki hubungan negatif dengan keharmonisan keluarga yang memiliki anak penyandang autis. Kata Kunci: konflik peran ganda, keharmonisan keluarga, ibu bekerja. ABSTRACT The presence of children with autism provides a challenge for the family, especially the mothers. It is related to parenting issues of children with autism that are not as easy to take care as children without a developmental disorder that takes the mothers 24 hours to look after their children with autism, which affects the mothers’ work period and rest time. It is, therefore, necessary to keep a harmonious relationship among family members to work well together in terms of child care. The objective of this study was to find out the relationship between the dual role conflict of working mothers and the harmony of family having children with autism in Banjarmasin and Banjarbaru. Subjects in this study were 30 working mothers who had children with autism. The method used in this study was a quantitative method. The results of data analysis using Spearman's rho correlation indicated that there was a significant relationship between dual role conflict and family harmony. The dual role conflict had a relationship with the family harmony by 42.6%, while the remaining 57.4% with other variables not examined in this study. Based on the results of the study, it can be concluded that the dual role conflict of working mothers possessed a negative relationshigffffvvvvvv    3p with the harmony of family having children with autism.  Keywords: dual role conflict, family harmony, working mothers
HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KONFORMITAS PADA REMAJA Mayara, Bismy Hafizha; Yuniarrahmah, Emma; Mayangsari, Marina Dwi
Jurnal Ecopsy Vol 2, No 2 (2015): Jurnal Ecopsy : Jurnal Ilmu Psikologi
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ecopsy.v2i2.542

Abstract

Kepercayaan diri memiliki keterkaitan dalam mempengaruhi konformitas. Adanya kepercayaan diri dalam diri seseorang membuatnya tidak mudah terpengaruh oleh orang lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kepercayaan diri dengan konformitas pada remaja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII di SMP Negeri 1 Banjarmasin sebanyak 196 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala kepercayaan diri dan skala konformitas. Berdasarkan hasil korelasi pearson product moment diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan konformitas pada remaja. Kata Kunci: kepercayaan diri, konformitas, remaja Self-confidence has a relevant influence in conformity. Self-confidence in a person will make the person not easily influenced by others. The purpose of this study was to find out the relationship between self-confidence and conformity in adolescents. The method used in the study were quantitative reasearch method. The subjects were 196 eighth grade students of SMP Negeri 1 Banjarmasin, and the instruments used in the study were the scales of self-confidence and conformity. The results of pearson product moment correlation indicated that there was a significant relationship between self-confidence and conformity in adolescents. Keywords: self-confidence, conformity, adolescents
Psikoedukasi “Quarter Life Crisis : Choose The Right Path, What Should I Do Next?” Rika Vira Zwagery; Emma Yuniarrahmah
To Maega : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4, No 3 (2021): Oktober 2021
Publisher : Universitas Andi Djemma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35914/tomaega.v4i3.819

Abstract

AbstrakUsia Dewasa Awal merupakan usia rentan mengalami krisis karena terdapat tuntutan sosial yang harus dicapai seperti menikah, bekerja dan memiliki masa depan yang jelas. Tuntutan yang ada seringkali membuat seseorang merasa khawatir akan masa depannya sehingga berdampak pada psikologisnya sehingga dibutuhkan suatu usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi perasaan khawatir tersebut agar dapat menjalani hidup secara optimal. Topik pengabdian masyarakat ini adalah masalah yang terjadi pada masa dewasa awal yaitu (QLC) Quarter Life Crisis, yakni perasaan khawatir yang hadir atas ketidakpastian kehidupan mendatang seputar relasi, karier, dan kehidupan sosial yang terjadi sekitar usia 20-an). Tujuan kegiatan ini adalah memberikan gambaran terkait QLC (tanda-tanda, kategori, cara menghadapi rintangan, dan meningkatkan pemahaman). Metode kegiatan berupa seminar online (diskusi panel) melalui aplikasi Zoom Meetings dengan tema “Quarter Life Crisis : Choose the Right Path, What Should I Do Next?” terbagi menjadi 2 sesi penyampaian materi. Peserta berasal dari masyarakat umum berjumlah 116 orang. Hasil dari kegiatan ini adalah peserta memahami konsep QLC dan aplikasinya dalam realita kehidupan.. Kegiatan ini penting dilaksanakan karena QLC pada setiap orang berbeda-beda dan dinamis sehingga perlu pemahaman konsep dan penerapan QLC yang tepat.Kata Kunci: QLC, dewasa awal ,perkembangan.AbstractAdulthood is an emerging age because the challenges of social norms must be achieved, such as getting married and having a bright future. Sometimes, someone worried about his future and has an impact on the psychological. Its takes an effort to reduce the feeling. .The topic of community service is Quarter Life Crisis, which’s the worriness that’s present over the uncertainty of future life (relationships, careers, and social life) occurs around the age of 20. The purpose is to provide an overview of QLC (signs, categories, how to deal with obstacles, and increase understanding). The method used online seminar (panel discussion) through the Zoom Meetings application with the theme "Quarter Life Crisis: Choose the Right Path, What Should I Do Next?" divided into 2 sessions. The participants came from the general public (116 people). The results are the participants understand the concept of QLC and its application. This activity is important to carry out because everyone's QLC is different and dynamiC. It’s necessary to understand the concept and apply the correct QLC.Key Word: QLC, adult, development
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESISTENSI PSIKOLOGIS TERHADAP PERUBAHAN MATA PENCAHARIAN DI KALANGAN PENDULANG INTAN TRADISIONAL DI CEMPAKA, BANJARBARU, KALIMANTAN SELATAN Silvia Kristanti Tri Febriana; Dwi Nurrachmah; Emma Yuniarrahmah
Sosio Konsepsia Vol 2 No 3 (2013): Sosio Konsepsia (Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Publisher : Puslitbangkesos Kementerian Sosial RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/ska.v2i3.781

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi resistensi psikologis terhadap perubahan mata pencahariaan di kalangan pendulang intan di Cempaka, Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Subjek penelitian ini berjumlah 31 orang dengan rentang usia antara 18-50 tahun yang dipilih secara purposive sampling. Instrumen penelitian terdiri dari skala kepercayaan diri, persepsi, dan skala resistensi psikologis. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan diri memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap resistensi psikologis (μ=2,9). Sedangkan persepsi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap terjadinya resistensi psikologis pendulang intan pada perubahan mata pencaharian mereka (μ= 59,6). Jadi, penelitian ini menyimpulkan bahwapersepsi adalah variabel paling signifikan yang mempengaruhi resistensi psikologis terhadap perubahan mata pencahariaan di kalangan pendulang intan tradisional. Kata kunci: Resistensi psikologis, kepercayaan diri, persepsi.
Pola asuh dan penalaran moral pada remaja yang sekolah di madrasah dan sekolah umum di Banjarmasin Emma Yuniarrahmah; Dwi Nur Rachmah
Jurnal Ecopsy Vol 1, No 2 (2014): JURNAL ECOPSY
Publisher : Psychology Study Program, Faculty of Medicine, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ecopsy.v1i2.486

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris tentang perbedaan penalaran moral remaja yang sekolah di madrasah dan sekolah umum. Selain itu juga ingin mengetahui pengaruh pola asuh terhadap penalaran moral remaja, serta perbedaan penalaran moral ditinjau dari jenis kelamin dan usia. Subjek penelitian ini adalah remaja yang bersekolah di sekolah madrasah dan sekolah umum, yaitu sebanyak 253 orang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode skala, yaitu skala pola asuh dan skala penalaran moral. Skala pola asuh digunakan untuk mengetahui jenis pola asuh (pola asuh otoriter, permissif, dan otoritatif) yang diterapkan oleh orangtua terhadap subjek penelitian. Skala penalaran moral digunakan untuk mengetahui tingkatan penalaran moral subjek penelitian.  Teknik analisa data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah teknik Independent Samples T Test dan teknik Analisis Regresi (Anareg) Linier Sederhana untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada perbedaan penalaran moral antara remaja yang bersekolah di madrasah dan sekolah umum; (2) tidak ada pengaruh jenis pola asuh terhadap penalaran moral remaja; (3) tidak ada perbedaan penalaran moral antara remaja laki-laki dan perempuan; dan (4) tidak ada perbedaan penalaran moral berdasarkan usia, tingkat penalaran moral antara usia remaja awal dengan usia remaja tengah relatif sama. This research is aimed at empirically testing differences between moral reasoning of adolescent in Madrasah School and Public School. Besides that, this research is also attempting to identify influences of parenting towards moral reasoning of adolescent and its differences in terms of gender and age. Subject of this research is 253 adolescents who attend Madrasah School and Public School. This research uses quantitative method and the data will be collected using scale method, more specifically parenting scale and moral reasoning scale. Parenting scale will be utilized to identify parenting type (authoritarian, permissive, and authoritative parenting) applied by parents to research subject. Moral reasoning scale is utilized to identify subject’s moral reasoning level. This research uses Independent Samples T-Test and Simple Linear Regression Analysis to test the hypotheses. The results show that: (1) there are differences on moral reasoning between adolescent who attend Madrasah School and adolescent who attend Public School; (2) there is no influences on parenting type to moral reasoning of adolescent in those schools; (3) there is no differences on moral reasoning between male and female adolescents; and (4) there is no differences on moral reasoning based on age, moral reasoning level between early age adolescent and middle age adolescent is relatively equal.
Hubungan konflik peran ganda ibu bekerja dengan keharmonisan keluarga yang memiliki anak penyandang autis Erma Lidiya Rahnitusi; Sukma Noor Akbar; Emma Yuniarrahmah
Jurnal Ecopsy Vol 3, No 2 (2016): JURNAL ECOPSY
Publisher : Psychology Study Program, Faculty of Medicine, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ecopsy.v3i2.2656

Abstract

ABSTRAK Kehadiran anak penyandang autis memberikan tantangan tersendiri bagi keluarga, khususnya ibu. Hal ini berhubungan dengan masalah pengasuhan anak dengan gangguan autis tidak semudah mengasuh anak tanpa gangguan perkembangan yang menyebabkan ibu harus ekstra 24 jam mengawasi anaknya yang berpengaruh pada pekerjaan dan waktu istirahat ibu sehingga diperlukan hubungan harmonis antar keluarga untuk bekerjasama dengan baik dalam hal pengasuhan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konflik peran ganda ibu yang bekerja dengan keharmonisan keluarga yang memiliki anak penyandang autis di Kota Banjarmasin dan Banjarbaru. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 30 orang ibu bekerja yang memiliki anak penyandang autis. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Hasil analisa data menggunakan korelasi tata jenjang Spearman’s rho yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dari konflik peran ganda terhadap keharmonisan keluarga. Konflik peran ganda memiliki hubungan terhadap keharmonisan keluarga sebesar 42,6% sedangkan 57,4% memiliki hubungan dari variabel-variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan konflik peran ganda ibu bekerja memiliki hubungan negatif dengan keharmonisan keluarga yang memiliki anak penyandang autis. Kata Kunci: Konflik Peran Ganda, Keharmonisan Keluarga, Ibu Bekerja. ABSTRACT  The presence of children with autism provides a challenge for the family, especially the mothers. It is related to parenting issues of children with autism that are not as easy to take care as children without a developmental disorder that takes the mothers 24 hours to look after their children with autism, which affects the mothers’ work period and rest time. It is, therefore, necessary to keep a harmonious relationship among family members to work well together in terms of child care. The objective of this study was to find out the relationship between the dual role conflict of working mothers and the harmony of family having children with autism in Banjarmasin and Banjarbaru. Subjects in this study were 30 working mothers who had children with autism. The method used in this study was a quantitative method. The results of data analysis using Spearman's rho correlation indicated that there was a significant relationship between dual role conflict and family harmony. The dual role conflict had a relationship with the family harmony by 42.6%, while the remaining 57.4% with other variables not examined in this study. Based on the results of the study, it can be concluded that the dual role conflict of working mothers possessed a negative relationship with the harmony of family having children with autism.  Keywords: dual role conflict, family harmony, working mothers 
Hubungan antara regulasi emosi dengan hardiness pada atlet mahasiswa di Banjarbaru Ribka Charina Dawenan; Sukma Noor Akbar; Emma Yuniarrahmah
Jurnal Ecopsy Vol 1, No 4 (2014): JURNAL ECOPSY
Publisher : Psychology Study Program, Faculty of Medicine, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.465 KB) | DOI: 10.20527/ecopsy.v1i4.505

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara regulasi emosi dengan hardiness pada atlet mahasiswa di Banjarbaru. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif, sampel dalam penelitian ini adalah atlet mahasiswa pada cabang olahraga baseball dan softball sebanyak 47 orang yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan skala yang terdiri dari skala regulasi emosi dan skala hardiness. Berdasarkan hasil uji analisis korelasi product moment Pearson diketahui r = 0,397, yang berarti ada hubungan positif antara regulasi emosi dan hardiness pada atlet mahasiswa di banjarbaru. Sumbangan efektif regulasi emosi terhadap hardiness pada atlet mahasiswa di Banjarbaru sebesar 15,7%, sedangkan 84,3% dipengaruhi oleh faktor lain di luar regulasi emosi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan ada hubungan yang positif antara regulasi emosi dengan hardiness, sehingga semakin tinggi regulasi emosi maka semakin tinggi pula hardiness pada atlet mahasiswa di Banjarbaru. Kata kunci : Regulasi Emosi, Hardiness, Atlet Mahasiswa The purpose of the study was to find out the relationship between emotion regulation and hardiness in student athletes in Banjarbaru. The method used in the study was a quantitative research method. The samples were student athletes in baseball and softball as many as 47 persons taken with purposive sampling technique. The data were collected using emotion regulation scale and hardiness scale. The results of Pearson Product Moment correlation analysis indicated that r = 0.397, which meant that there was a positive relationship between emotion regulation and hardiness in student athletes in Banjarbaru. The effective contribution of hardiness to emotion regulation in student athletes in Banjarbaru was 15.7%, while 84.3% of it was influenced by other factors out of emotion regulation. It can be concluded that the higher the emotion regulation, the higher the hardiness in student athletes in Banjarbaru. Keywords : Emotion Regulation, Hardiness, Student Athlete
Hubungan kepercayaan diri dengan konformitas pada remaja Bismy Hafizha Mayara; Emma Yuniarrahmah; Marina Dwi Mayangsari
Jurnal Ecopsy Vol 3, No 2 (2016): JURNAL ECOPSY
Publisher : Psychology Study Program, Faculty of Medicine, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.554 KB) | DOI: 10.20527/ecopsy.v3i2.2652

Abstract

 ABSTRAKKepercayaan diri memiliki keterkaitan dalam mempengaruhi konformitas. Adanya kepercayaan diri dalam diri seseorang membuatnya tidak mudah terpengaruh oleh orang lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kepercayaan diri dengan konformitas pada remaja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII di SMP Negeri 1 Banjarmasin sebanyak 196 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala kepercayaan diri dan skala konformitas. Berdasarkan hasil korelasi pearson product moment diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan konformitas pada remaja. Kata Kunci: kepercayaan diri, konformitas, remaja ABSTRACT  Self-confidence has a relevant influence in conformity. Self-confidence in a person will make the person not easily influenced by others. The purpose of this study was to find out the relationship between self-confidence and conformity in adolescents. The method used in the study were quantitative reasearch method. The subjects were 196 eighth grade students of SMPNegeri 1 Banjarmasin, and the instruments used in the study were the scales of self-confidence and conformity. The results of pearson product moment correlation indicated that there was a significant relationship between self-confidence and conformity in adolescents. Keywords: self-confidence, conformity, adolescents