Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika

Penerapan Model Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Ditinjau dari Self Efficacy Tasya Aulia; Novi Andri Nurcahyono; Nur Agustiani
Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika Vol 6 No 3 (2022): Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika Volume 6 Nomor 3 Tahun 2022
Publisher : Mathematics Education Study Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cendekia.v6i3.1618

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran menggunakan model pembelajaran TAPPS dan model pembelajaran langsung terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa ditinjau dari self-efficacy. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Quasi Experimental Design dengan desain Posttest-Only Group Design dan rancangan desain faktorial . Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sukabumi. Pengambilan sampel menggunakan Probability Sampling dan penentuan sampelnya Cluster Random Sampling. Intrumen yang digunakan diantaranya lima butir soal kemampuan pemecahan masalah matematis pada materi statistika, angket/kuesioner self-efficacy, dan lembar observasi. Teknik analisis data menggunakan anava dua jalur sel tak sama. Hasil penelitian menunjukkan: (1) model pembelajaran TAPPS lebih baik dari model pembelajaran langsung terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis, (2) kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan kategori self-efficacy tinggi lebih baik dari siswa dengan kategori self-efficacy sedang dan rendah, serta kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan kategori self-efficacy sedang lebih baik dari siswa dengan kategori self-efficacy rendah, (3) pada model pembelajaran TAPPS dan model pembelajaran langsung, kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan kategori self-efficacy tinggi lebih baik dari siswa dengan kategori self-efficacy sedang dan rendah, serta kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan kategori self-efficacy sedang lebih baik dari siswa dengan kategori self-efficacy rendah (4) pada masing-masing kategori self-efficacy, model pembelajaran TAPPS lebih baik dari model pembelajaran langsung terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi dalam perkembangan keilmuan khususnya mengenai model pembelajaran TAPPS dan kemampuan pemecahan masalah matematis.
Penerapan Model Pembelajaran LAPS-Heuristic Dengan Pendekatan RME Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP Aryanti Septiani; Hamidah Suryani Lukman; Nur Agustiani
Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika Vol 6 No 3 (2022): Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika Volume 6 Nomor 3 Tahun 2022
Publisher : Mathematics Education Study Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cendekia.v6i3.1638

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan dan model yang lebih baik antara model pembelajaran LAPS-Heuristic dengan pendekatan RME, model pembelajaran LAPS-Heuristic, dan model pembelajaran langsung terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa SMP. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif eksperimen dengan jenis eksperimen berupa quasi eksperiment. Populasi dari penelitian yaitu seluruh siswa kelas VII SMP Islam Terpadu Nurul Falah dengan menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu cluster random sampling. Sampel yang digunakan sebanyak tiga kelas dengan pembagian menjadi kelas eksperimen I, kelas eksperimen II, dan kelas kontrol. Instrumen yang digunakan berupa lima butir soal uraian dan lembar observasi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu nilai sehingga keputusan uji menolak . Sehingga, kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat perbedaan antara model pembelajaran LAPS-Heuristic dengan pendekatan RME, model pembelajaran LAPS-Heuristic dengan pendekatan RME dengan model pembelajaran langsung, dan model pembelajaran LAPS-Heuristic dengan model pembelajaran langsung terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa SMP. Sehingga diperoleh model yang lebih baik dari ketiga model yang diberikan yaitu model pembelajaran LAPS-Heuristic dengan pendekatan RME.
Eksperimentasi Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa SMP Ditinjau Dari Kecemasan Matematika Ida Wati; Novi Andri Nurcahyono; Nur Agustiani
Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika Vol 6 No 3 (2022): Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika Volume 6 Nomor 3 Tahun 2022
Publisher : Mathematics Education Study Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cendekia.v6i3.1767

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran menggunakan model pembelajaran TGT dan model pembelajaran langsung terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa ditinjau dari kecemasan matematika. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Quasi Experimental Design dengan desain penelitian Postest-Only Control Design dengan rancangan desain penelitian yang digunakan adalah rancangan desain faktorial . Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Kota Sukabumi. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan Probability Sampling, kemudian penentuan sampelnya menggunakan Cluster Random Sampling. Instrumen yang digunakan, yaitu tujuh butir soal kemampuan pemahaman matematis pada materi statistika, kuesioner kecemasan matematika dan lembar observasi. Teknik analisis data menggunakan anava dua jalur sel tak sama. Hasil penelitian menunjukkan: (1) model pembelajaran TGT lebih baik dari model pembelajaran langsung terhadap kemampuan pemahaman matematis, (2) kemampuan pemahaman matematis siswa dengan kategori kecemasan matematika rendah lebih baik dari siswa dengan kategori kecemasan matematika sedang dan tinggi, dan kemampuan pemahaman matematis siswa dengan kategori kecemasan matematika sedang lebih baik dari siswa dengan kategori kecemasan matematika tinggi, (3) pada model pembelajaran TGT dan model pembelajaran langsung, kemampuan pemahaman matematis siswa dengan kategori kecemasan matematika rendah lebih baik dari siswa dengan kategori kecemasan matematika sedang dan tinggi, dan kemampuan pemahaman matematis siswa dengan kategori kecemasan matematika sedang lebih baik dari siswa dengan kategori kecemasan matematika tinggi, (4) pada masing-masing kategori kecemasan matematika, model pembelajaran TGT lebih baik dari model pembelajaran langsung terhadap kemampuan pemahaman matematis.
Analisis Kemampuan Berpikir Komputasi Ditinjau dari Kemandirian Belajar Siswa Kelas X SMK Firni Nuraini; Nur Agustiani; Yanti Mulyanti
Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika Vol 7 No 3 (2023): Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika Volume 7 Nomor 3 Tahun 2023
Publisher : Mathematics Education Study Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cendekia.v7i3.2672

Abstract

Keterampilan berpikir komputasi adalah rangkaian pola seseorang dalam berpikir dalam memecahkan permasalahan dengan penggunaan proses yang sistematis serta didasari data yang telah didapati untuk mencapai tujuan dalam mendapatkan pemecahan maksimal. Penelitian yang dilakukan bertujuan mendeskripsikan kemampuan siswa yaitu berpikir komputasi yang ditintaju dari tinggi, sedang, dan rendahnya kemandirian belajar. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan yaitu studi kasus dengan jenis deskriptif kualitatif di SMK Pembangunan Cibadak Kelas X OTKP. Subyek penelitian meliputi 6 orang dari kelas X OTKP dimana setiap dua subjek mewakili setiap kategori. Instrument yang digunakan yaitu angket, tes, wawancara, dan dokumentasi sedangkan teknik dalam pengumpulan data yaitu angket, tes, wawancara, dan dokumentasi. Triangulasi yang digunakan meripakan triangulasi teknik. Hasil yang telah didapatkan dalam penelitian yaitu subjek dengan kategori kemandirian belajar yang rendah hanya memenuhi satu indicator yaitu dekomposisi. Kemudian subjek dengan kategori kemandirian belajar sedang hanya dua indicator yang terpenuhi yaitu dekomposisi dan pengenalan pola. Sedangkan subjek dengan kategori kemandirian belajar tinggi dapat memenuhi semua indicator yang ada.
Pengembangan Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Berdasarkan Teori Krulik dan Rudnick: Analisis Validitas Konten Lukman, Hamidah Suryani; Setiani, Ana; Agustiani, Nur
Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika Vol 7 No 1: Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika Volume 7 Nomor 1 Tahun 2023
Publisher : Mathematics Education Study Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cendekia.v7i1.1761

Abstract

Biasanya instrument asesmen yang dirancang guru lebih berfokus pada ranah kognitif, khususnya pada aspek pengetahuan dan pemahaman, sehingga kurang menggali kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Oleh karena itu, perlu dikembangkan instrumen tes kemampuan pemecahan masalah matematis dengan indikator heuristic Krulik dan Rudnick sebagai alah satu alternatif solusi untuk membantu guru mewujudkan pembelajaran yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development dengan model ADDIE. Namun pada artikel ini tahapan penelitian yang dilakukan terbatas hanya sampai tahap ADD (Analysis, Design, dan Development). Instrumen yang digunakan adalah lembar validasi instrumen yang terdiri dari tiga aspek penilaian yaitu penilaian kelayakan isi, penilaian aspek bahasa, dan penilaian kesesuaian butir soal dengan indikator Krulik dan Rudnick yang disajikan dalam 38 pertanyaan. Proses validasi dilakukan oleh lima orang Ahli Pendidikan Matematika menggunakan Teknik delphi. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Berdasarkan hasil analisis data, produk instrumen tes kemampuan pemecahan masalah matematis denagn indikator Krulik dan Rudnick, 92% telah memenuhi kriteria penilaian kelayakan isi dan tergolong kategori sangat valid. Pada aspek kelayakan bahasa, 88% kriteria penilaian sudah terpenuhi dan tergolong kategori sangat valid. Pada aspek kesesuaian butir soal dengan indikator Krulik dan Rudnick, 90,20% kriteria penilaian sudah terpenuhi dan tergolong kategori sangat valid. Dengan demikian, secara keseluruhan 90% kriteria penilaian kelayakan instrumen tes kemampuan pemecahan masalah matematis Krulik dan Rudnick sudah terpenuhi, tergolong kategori sangat valid, serta layak digunakan dalam pembelajaran.