Claim Missing Document
Check
Articles

Konkretisasi Kelompok Sadar Wisata dalam Pengembangan Ekowisata Zul Fahmi; Ideal Putra
Journal of Civic Education Vol 4 No 4 (2021): Journal of Civic Education
Publisher : Jurusan Ilmu Sosial Politik, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1009.07 KB) | DOI: 10.24036/jce.v4i4.551

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk partisipasi, faktor yang mempengaruhi dan upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan ekowisata di kenagarian Abai. Adapun yang melatar belakangi adanya penelitian ini adalah rendahnya partisipasi masyarakat dalam pengembangan ekowisata, sehingga wisata yang ada di kenagarian Abai belum berjalan secara optimal. Metedeologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Penentuan informan dalam penelitian ini mengunakan teknik purposive sampling dengan teknik pengumpulan data antara lain observasi, wawancara dan dokumentasi. Uji keabsahan data mengunakan teknik triangulasi data. Data yang diperoleh selama penelitian dianalisis mengunakan teknik analisis data yang terdiri dari reduksi data, sajian data data dan penarikan kesimpulan. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemauan masyarakat untuk berpatisipasi dalam pengembangan ekowisata di Nagari Abai sangat rendah, kemauan masyarakat untuk ikut berpatisipasi hanya dalam bentuk partisipasi pemikiran dan harta benda saja. Sedangkan partisipasi masyarkat dalam betuk tenaga dan keterampilan sangat rendah sekali atau sama sekali tidak ikut berpatisipasi dalam bentuk tenaga atau keterampilan untuk kegitan ekowisata di Nagari Abai. Kemudian faktor yang mempengaruhi terhadap partisipasi masyarakat dalam pengembangan ekowisata dapat dilihat dari, kesempatan, keamauan dan kemampuan. Kelompok Sadar Wisata Abai melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan ekowisata mulai dari pelatihan, serta melakukan sosialisasi dengan memberikan pemahaman mengenai ekowisata berwawasan lingkungan hidup.
Analisis Bentuk-Bentuk Implementasi Karakter Peduli Sosial pada Petani Sawit Koperasi Perintis Pir Bun Ophir Wennanda Ilusiamy Helmiwan; Isnarmi Isnarmi; Maria Montessori; Ideal Putra
Journal of Civic Education Vol 5 No 1 (2022): Journal of Civic Education
Publisher : Jurusan Ilmu Sosial Politik, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (789.604 KB) | DOI: 10.24036/jce.v5i1.594

Abstract

Artikel ini bertujuan menggambarkan bentuk-bentuk kepeduli sosial petani KPS Perintis Pir Bun Ophir kepada anggota dan juga masyarakat sekitar. Latarbelakang penelitian ini adalah kepedulian sosial yang dilakukan KPS Perintis. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Informan ditentukan dengan teknik purposive sampling, yaitu pengurus serta anggota KPS Perintis dan masyarakat. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara serta studi dokumentasi. Data diuji dengan teknik triangulasi yakni data diuji pada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Ditemukan data yang berbeda dan sama, sehingga peneliti menguji data pada sumber berbeda. Data dianalisis sebagaimana Miles dan Huberman yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Temuan peneliti menunjukkan di dalam KPS Perintis adanya kepedulian sosial, yaitu; menjenguk dan memberi bantuan kepada anggota yang sakit serta meninggal dunia, membagi hasil perkebunan secara rata, adanya pengumuman beasiswa BPDP, dana simpan pinjam, dan gotong royong di perkebunan sawit, adanya dana sosial wilayah kerja, bantuan kepada sekolah, dan menciptakan lapangan kerja.
Model Pemangku Adat Hatobangon dalam Mengatasi Konflik dari Tradisi Tuor di Desa Hutabargot Nauli Lely Suryani Nasution; Nurman S; Susi Fitria Dewi; Ideal Putra
Journal of Civic Education Vol 5 No 1 (2022): Journal of Civic Education
Publisher : Jurusan Ilmu Sosial Politik, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (788.432 KB) | DOI: 10.24036/jce.v5i1.655

Abstract

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui model pemangku adat (Hotobangon) dalam mengatasi konflik yang timbul dari tradisi tuor di Desa Hutabargot Nauli. Jenis penelitian adalah kualitatif pendekatn deskripitif. Informan ditentukan dnegan porposive sampling. Data dikumpulkan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Hasil menunjukkan bahwa model pemangku adat (hotobangon) dalam mengatasi konflik yang timbul dari tradisi tuor di Desa Hutabargot Nauli dengan cara: Pertama, model kompromi. Model kompromi yang dilaksanakan dalam tradisi tuor ketika pemangku adat mengalami kesulitan atau perdebatan dalam menentukan tradisi tuor ini masyarakat kampung ini beserta pemangku adat melakukan kompromi atau musyawarah dengan kedua belah pihak keluarga. Kedua, model menghindari. Kalau sudah terjadi dan terlaksana tradisi tuor apabila yang ingkar atau menghindar pihak perempuan dia harus menggantikan tuornya 2 kali lipat dari jumlah awalnya, sedangkan kalau laki-laki yang ingkar maka perempuan tidak akan mengembalikan tuor yang telah diberikan kepada keluarga laki-laki. Keywords: Model, Customary Stakeholders (Hotobangon), Conflict, Tradition, and Tuor. Abstrak: Model pemangku adat (hotobangon) dalam mengatasi konflik yang timbul dari tradisi tuor di Desa Hutabargot Nauli denga cara 1) Model Rasioanal. Model rasioanl yang dialaksanakan dalam tradisi tuor dengan akal budi yang berlaku universal. Disamping itu bahwa Kondisi social dan ekonomi peempuan sangat menetukan sekali mahal atau tidaknya tuor perempuan, semakin kaya dan semakin tinggi pendidikan perempuan maka semakin tinggi biaya tuor, dan 2) Model Kelompok . Model kolempok dalam tradisi tuor Desa Hutabargot Nauali adalah interaksi diantara kelompok-kelompok pihak calon menikah maupun hotobangon (pemangku adat) yang memiliki kepentingan yang sama mengikatkan baik secara formal yang dapat mengajukan dan mewujudkan kompromi-kompromi dalam bentuk kebijakan dalam menentukan tuor. Kata Kunci: Model, Pemangku Adat (Hotobangon), Konflik, Tradisi, dan Tuor
Tradisi Bakauah Adat Sebelum dan pada Masa Pandemi Covid-19 di Talawi Kota Sawahlunto Restu Diannisa; Nurman S; Susi Fitria Dewi; Ideal Putra
Journal of Civic Education Vol 5 No 2 (2022): Journal of Civic Education
Publisher : Jurusan Ilmu Sosial Politik, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (804.653 KB) | DOI: 10.24036/jce.v5i2.681

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan Tradisi Bakauah adat sebelum dan di masa Pandemi Covid 19 di Talawi Kota Sawahlunto. Kemudian untuk mengetahui apa saja faktor penyebab pembatasan acara Bakauah Adat di masa Pandemi Covid 19. Jenis penelitian yang digunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Penetapan infoman dilakukan dengan teknik purpose sampling. Teknik dan alat pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi. Alat yang digunakan Handphone, alat perekam suara, dan kamera. Uji keabsahan data menggunakan ketekunan pengamatan, triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Teknik analisis data yaitu melalui cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu pelaksanaan tradisi Bakauah adat sebelum dan di masa pandemi Covid 19 di Talawi Kota Sawahlunto ialah melalui beberapa tahap rangkaian acara di mulai dari persiapan sampai ke acara puncaknya. Persiapan di mulai dari melakukan musyawarah, musyawarah yang di bagi ke dalam 3 tahap yang pertama musyawarah kecil, kedua musyawah menengah dan yang ketiga musyawarah besar. Setelah di lakukan musyawarah tahap selanjutnya pembuatan undangan. Ditahap pelaksanaan acara dimulai dari pemotongan kambing, lalu acara Badikie, doa tolak bala, Basanji, pasambahan adat dan yang terakhir makan bersama. Masalah yang muncul dalam tradisi Bakauah adat ini disebabkan oleh faktor sosial ekonomi dan aturan pemerintah tentang pembatasan pelaksanaan acara Bakauah adat di Nagari Talawi. Jadi beberapa rangkain acara tidak dilaksanakan yaitu acara Basanji.
Kedudukan Anak dalam Perkawinan Campuran Suku Minangkabau dan Suku Tapanuli di Kenagarian Bahagia Padang Gelugur Nurhotma Nurhotma; Junaidi Indrawadi; Fatmariza Fatmariza; Ideal Putra
Journal of Civic Education Vol 5 No 3 (2022): Journal of Civic Education
Publisher : Jurusan Ilmu Sosial Politik, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (758.995 KB) | DOI: 10.24036/jce.v5i3.724

Abstract

Penelitian ini membahas mengenai kedudukan anak dalam perkawinan campuran suku Minangkabau dan suku Tapanuli di Kenagarian Bahagia Padang Gelugur. Perkawinan antara suku yang terjadi antara suku Minangkabau dengan suku Tapanuli sudah banyak terjadi di Kecamatan Padang Gelugur terutama di Kenagarian Bahagia Padang Gelugur, dimana masyarakat Tapanuli yang menganut sistem kekerabatan patrilineal dengan masyarakat Minangkabau yang kekerabatannya matrilineal. Perkawinan antar suku terhadap kedudukan anak dan berdampak terhadap pembangian harta warisan. Dalam pembagian harta warisan untuk anak laki-laki akan berbeda pembagian harta warisan perempuan, karena ayah suku Tapanuli (patrilineal) dan ibu suku Minangkabau (matrilineal) dan sebaliknya ayah suku Minangkabau dan ibu suku Tapanuli. Metode penelitian yang menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian didapat bahwa kedudukan anak dalam perkawinan campuran suku Minangkabau dan suku Tapanuli dapat dilihat dari bentuk perkawinan yang digunakan oleh orang tua. Bentuk perkawinan campuran dapat dilihat dari 3 sistem kekerabatan orang tua baik dari ayah Minangkabau dan ibu Tapanuli atau ayah Tapanuli dan ibu Minangkabau yaitu sistem kekerabatan patrilineal, sistem kekerabatan matrilineal dan sistem parental. Adapun dampak terhadap kedudukan anak yaitu dampaknya adalah anak laki-laki sebagai ahli waris dari orang tuanya sesuai dengan hukum faraidh atau hukum Islam. Jika suami dari suku Minangkabau dan istri suku Tapanuli dampaknya adalah hak waris tidak bisa diturunkan kepada anak sehingga tidak lagi memakai hukum waris adat tetapi memakai hukum waris menurut ajaran Islam dan sesuai dengan kesepakatan kedua orang tua.
Pembinaan SDM Kelompok Remaja dalam Pelestarian Kesenian Tradisional Randai Minangkabau Syamsir Syamsir; Jumiati Jumiati; Ideal Putra
Journal of Education on Social Science (JESS) Vol 6 No 02 (2022): Public Servant vs Public Service in Digital Era
Publisher : Faculty of Social Science, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/jess.v6i02.430

Abstract

This study (article) was summarized based on experiences of Community Service program among younger generation in Padang Laweh Malalo Village at Tanah Datar Regency. This program was intended to increase the understanding and awareness the younger generation to the importance of preserving the traditional arts of randai as one of the cultural heritages and at the same time the potential and tourist attraction that has been neglected all this time. This study was inspired by various conditions that indicated the lack of interest, awareness, and skills of the younger generation in preserving this randai art, while on the other hand traditional randai art can be used as an attraction and is a potential for cultural tourism that can be packaged and adapted to the current context. Based on this condition, various coaching, training and management programs would be needed to improve the abilities and skills of partner groups, especially the youth group who were members of the "Sanggar Seni Salapan Suku" group at Kenagarian Padang Laweh Malalo Tanah Datar, both in terms of knowledge and skills, so that there will be professional youth groups and able to become pioneers and motivators for other youth in the development of traditional arts of randai. These coaching activities and programs needed to be conducted collaboratively and synergistically between the local government and universities.
Nilai gotong royong dan tolong-menolong masyarakat adat dalam acara batagak kudo-kudo Mutia Afwinda; Nurman S; Ideal Putra; Susi Fitria Dewi
Journal of Education, Cultural and Politics Vol. 3 No. 1 (2023): JECCO: Fifth Edition
Publisher : Departemen Ilmu Sosial Politik Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/jecco.v3i1.155

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan acara batagak kudo-kudo rumah di nagari Kayu Tanam Kabupaten Padang Pariaman dan menganalisis bentuk-bentuk perubahan nilai gotong royong dan tolong menolong masyarakat dalam acara batagak kudo-kudo rumah. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Penetapan infoman dilakukan dengan teknik purpose sampling. Teknik dan alat pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dokumentasi. Alat yang digunakan Handphone, alat perekam suara, dan kamera. Uji keabsahan data menggunakan ketekunan pengamatan, member check, dan teknik triangulasi. Teknik analisis data yaitu melalui cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada pelaksanaan acara batagak kudo-kudo rumah terdapat rangkaian atau proses yang memilik nilai gotong royong dan tolong menolong pada setiap prosesnya. Pada setiap proses juga memiliki implementasi nilai kebersamaan. Prosesi Batagak kudo-kudo rumah mengalami pergeseran dan perubahan nilai gotong royong dan tolong menolong masyarakat hal ini disebabkan oleh dua faktor yakni internal dan eksternal. Pertama faktor internal yaitu masyarakat tidak lagi melaksanakan acara batagak kudo-kudo rumah. kedua faktor eksternal yaitu adanya sistem upah dan gaji sehingga masyarakat tidak lagi membutuhkan waktu yang lama selama proses acara.
Pembelajaran daring dan permasalahannya pada Mata pelajaran PPKn Wahdina Yola Safitri; Azwar Ananda; Suryanef Suryanef; Ideal Putra
Journal of Education, Cultural and Politics Vol. 3 No. 1 (2023): JECCO: Fifth Edition
Publisher : Departemen Ilmu Sosial Politik Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/jecco.v3i1.27

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran daring dan permasalahannya pada mata pelajaran PPKn di SMP Negeri 27 Solok Selatan. Penelitian ini termasuk kedalam penelitian kualitatif deskriptif menggunakan metode studi kasus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran daring di SMPN 27 Solok Selatan berjalan tidak efektif karena kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan aplikasi yang ada saat proses pembelajaran daring tersebut, kurangnya keterampilan orang tua mengenai media pembelajaran daring ini. Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat keluhan oleh para orang tua karena pada saat mendampingi siswa belajar dari rumah terdapat beban tersendiri bagi orang tua yang tidak memiliki latar belakang pendidikan yang cukup ataupun sarana dan fasilitas yang memadai. Kendala lain yaitu siswa yang tidak memiliki perangkat digital seperti HP android dan komputer. Kemudian tidak adanya koneksi jaringan internet pada wilayah tersebut, serta borosnya kuota karena latar belakang ekonomi orang tua yang kurang mampu sehingga membuat siswa mengalami kendala untuk bisa mengakses sumber belajar daring.
Studi perubahan persepsi masyarakat tentang uang japuik Salsabila Salsabila; Nurman S; Ideal Putra; Susi Fitria Dewi
Journal of Education, Cultural and Politics Vol. 3 No. 1 (2023): JECCO: Fifth Edition
Publisher : Departemen Ilmu Sosial Politik Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/jecco.v3i1.110

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perubahan persepsi masyarakat tentang uang japuik dan menganalisis hal-hal yang dapat berpengaruh pada persepsi masyarakat di Nagari Gadur terhadap uang japuik. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Informan penelitian diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Uji keabsahan dari data penelitian menggunakan ketekunan pengamatan, selanjutnya member chek dan dilanjuti teknik triangulasi. Teknik analisis data penelitian melalui reduksi data, selanjutnya penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terjadi perubahan persepsi masyarakat terhadap proses pelaksanaan perkawinan dimana beberapa tahapan perkawinan bajapuik tidak dilaksanakan karena perubahan nilai tanggung jawab mamak, orang tua, kaum kerabat dan sumando terhadap uang japuik dalam perkawinan dilihat dari perluasan partisipan. Selanjutnya perubahan persepsi dilihat dari sisi besaran uang japuik dahulu diukur dari status keturunan sidi, bagindo, sutan sekarang sudah dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Faktor yang mendorong terjadinya perubahan persepsi terhadap uang japuik dalam perkawinan di Nagari Gadur yaitu faktor ekonomi dan sosial.
Pembauran Masyarakat Pendatang dengan Masyarakat Lokal Suku Mentawai Heribertus Samarurok; Ideal Putra; Nurman Nurman
Journal of Civic Education Vol 6 No 1 (2023): Journal of Civic Education
Publisher : Jurusan Ilmu Sosial Politik, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/jce.v6i1.818

Abstract

Assimilation is a sociocultural phenomenon that manifests in heterogeneous societies where diverse cultural backgrounds converge. The current research delves into the assimilation dynamics between immigrant communities and the indigenous Mentawai tribes in Muara Siberut Village, Mentawai Islands Regency. The process of assimilation is facilitated through the utilization of the local language as a means of communication, engagement in cultural activities, and inter-ethnic marriages. Employing a descriptive qualitative approach, this study involves participants from immigrant communities, local communities, and traditional institutions. The findings indicate a harmonious assimilation process between the immigrant communities and the local Mentawai community, characterized by the preservation of their respective local wisdom values that have facilitated assimilation over an extended period of time.