Claim Missing Document
Check
Articles

CARRAGEENAN CHARACTERISTICS FROM HARVESTING SEAWEED (KAPPAPHYCUS ALVAREZII) WITH DIFFERENT AGES Naiu, Asri Silvana; Mile, Lukman
Sainstek Vol 6, No 4, 2011
Publisher : Sainstek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.478 KB)

Abstract

It has been tested against carrageenan characteristics resulting from harvesting seaweed with different ages, namely 30 days, 45 days, and 60 days. The purpose of this study was to determine the exact age of harvest in relation to the characteristics carrageenan produced from seaweed Kappaphycus alvarezii in coastal waters Desa Tolongio, Kec. Anggrek Kab. Gorontalo Utara. The research was carried out for 6 months from preparation to reporting. The method used was the explorative method, by using a Completely Randomized Design (CRD) with three replications. To determine the effect of harvest age on the characteristics carrageenan, we had tested the gel strength, viscosity, whiteness, water content, ash content and heavy metal (Hg). And to see differences between the treatment and to determine the best harvest age followed by Least Small Difference Test (LSD). All observational datas were tabulated and processed statistically using SPSS 16.0. Based on the results of research, it was known that carrageenan that was harvested of 45 days had some characteristics that approach required carrageenan for trading, namely 318.07 g/cm2 gel strength, viscosity of 101.33 cP, 10.72% ash content, and heavy metal (Hg) was not detected, whereas the water content of 23.68% and 37.2% whiteness degree was still not meet the standards of commercial carrageenan.
Changes in The Number of Mold and Acceptance Rate of Kappaphycus alvarezii Jelly Candy Packed with Edible Film Gelatin-CMC During Storage Naiu, Asri Silvana; Yusuf, Nikmawatisusanti; Hudongi, Yusnina
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 6, No 6 (2021): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.297 KB) | DOI: 10.33772/jstp.v6i6.21646

Abstract

This study aimed to analyze changes in the number of molds and the level of panelist acceptance of K. alvarezii jelly candy packaged using gelatin-CMC edible film during storage. The method used in this study is a laboratory experimental method which consists of two stages, namely preliminary research which aims to determine the best edible film formula to be used as jelly candy packaging and the main research to analyze changes in the number of molds and the level of acceptance of appearance, taste, aroma and texture of jelly candy that has been packaged using a gelatin-CMC edible film during storage. Storage for 60 days was converted to 15 days in a climatic chamber with a temperature of 40 ℃ and a humidity of 75%. Sampling was carried out every 3 days. The research design used linear regression to see the relationship between storage time and test parameters. The results of the preliminary study showed the best formula for edible film, namely 1% gelatin, 0.3% bees wax, 0.75% CMC, and 0.3% glycerol which resulted in a water vapor transmission rate of 18.60 g/m2/24 hours. The results of the main study showed that storage time had a moderate effect on mold. Mold was detected on the last day of observation, storage time had a very strong effect on the level of acceptance which decreased with storage time. The organoleptic value of jelly candy packaged using gelatin-CMC edible film was still acceptable to the panelists until the 36th day of storage.
Nilai Sensoris dan Viskositas Skin Cream menggunakan Gelatin Tulang Tuna sebagai Pengemulsi dan Humektan Asri Silvana Naiu; Nikmawatisusanti Yusuf
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 21 No 2 (2018): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 21(2)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.291 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v21i2.22838

Abstract

Gelatin adalah protein turunan dari kolagen yang penggunaannya saat ini sangat meluas baik untuk industri pangan maupun non pangan.  Gelatin dalam penelitian ini diaplikasikan sebagai bahan pengemulsi dan agen humektan pada produk herbal skin cream. Gelatin diekstrak dari tulang ikan tuna (Thunnus sp.) menggunakan cuka aren.  Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai sensoris dan viskositas produk herbal skin cream. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap, dengan 3 konsentrasi gelatin yaitu 3%, 5%, dan 7%.  Penelitian terdiri dari uji sensoris menggunakan skala hedonik yang meliputi tampilan, aroma, dan kesan lembab, serta viskositas.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa tampilan produk memiliki kriteria agak suka hingga suka, aroma dan kesan lembab netral hingga agak suka, serta viskositas berkisar antara 64.000  hingga 92.500 cP.  Perlakuan terpilih adalah produk yang diaplikasikan gelatin 7% memiliki nilai viskositas paling mendekati standar SNI yaitu 64000 cP dan nilai sensoris yang agak disukai.
Perbedaan Mutu Permen Jeli Kappaphycus alvarezii yang Dikemas Edible Film Berbasis Gelatin-CMC-Lilin Lebah dan Gelatin-Kitosan-Nanokitin: Quality Differences of Jelly Candy Kappaphycus alvarezii Wrapped in CMC-Beewax-Gelatin and Chitosan-Nanochitin Gelatin Based Edible Film Asri Silvana Naiu; Nikmawatisusanti Yusuf; Srirahayu Cahyani Yusuf; Yusnina S Hudongi
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 24 No 3 (2021): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 24(3)
Publisher : Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v24i3.36911

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan mutu permen jeli rumput laut yang dikemas edible film berbasis gelatin-karboksimetilselulosa (CMC)-lilin lebah dan gelatin-kitosan-nanokitin. Interaksi senyawa-senyawa berbeda dalam edible film diduga dapat memengaruhi mutu permen jeli selama penyimpanan. Perlakuan dalam penelitian ini yaitu waktu penyimpanan permen dipercepat menggunakan chamber selama 15 hari pada suhu lebih tinggi (40oC) dengan kelembapan 75% yang setara dengan waktu 60 hari pada suhu ruang. Data yang diperoleh dianalisis dengan Independent T-Test (uji-t) untuk mengetahui laju transmisi uap air (WVTR) edible film, perbedaan mutu kimia dan mikrobiologi permen, serta uji-u Mann-Whitney untuk menguji perbedaan nilai hedonik selama penyimpanan. Parameter uji, yaitu WVTR dan mutu permen jeli meliputi kadar air, gula reduksi, angka lempeng total (ALT), dan nilai hedonik yang semuanya diuji pada taraf kepercayaan 95%. Hasil uji-t menunjukkan bahwa WVTR kedua edible film gelatin berbeda tidak nyata (p>0,05). Kadar air permen berbeda nyata pada hari ke-60, sedangkan gula reduksi dan TPC berbeda nyata sejak awal pengamatan. Hasil uji-u Mann-Whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata pada nilai kenampakan permen antar perlakuan yang dimulai dari hari ke-24, nilai aroma sejak hari ke-12, sedangkan nilai rasa dan tekstur permen berbeda tidak nyata. Mutu permen terbaik diperoleh pada perlakuan edible film gelatin kitosan-nanokitin.
Uji Pembedaan Ikan Teri Kering pada Lama Pengeringan Berbeda dengan Ikan Teri Komersial dari Desa Tolotio Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo Rimin Lasimpala; Asri Silvana Naiu; Lukman Mile
The NIKe Journal VOLUME 2 NOMOR 2, JUNI 2014
Publisher : Faculty of Fishery and Marine Sciences - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.893 KB) | DOI: 10.37905/.v2i2.1259

Abstract

Penelitian tentang analisis organoleptik dengan metode uji pembedaan (discriminative test) ikan teri (Stolephorus sp.) kering dari lama pengeringan berbeda dengan ikan teri komersial dari Desa Tolotio, Kecamatan Bonepantai, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo telah dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2013. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan ikan teri kering hasil penelitian dengan ikan teri komersial. Penelitian menggunakan uji hipotesis berekor dua, dengan jumlah panelis yang dipakai 25 orang semi terlatih. Perlakuan penelitian yaitu lama pengeringan yang terdiri atas 24 jam, 28 jam, dan 32 jam. Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah pembedaan secara organoleptik yang terdiri atas tekstur, aroma dan warna. Data hasil uji pembedaan dibandingkan dengan Tabel Hipotesis Berekor Dua pada taraf kepercayaan 5% dan 1%. Hasil analisis menunjukan bahwa ikan teri hasil penelitian pada semua perlakuan dapat dibedakan secara sangat nyata dengan ikan teri komersial berdasarkan atribut tekstur dan warna, namun berbeda nyata berdasarkan atribut aroma yaitu pada lama pengeringan 28 jam. Tekstur ikan teri kering hasil perlakuan lebih keras serta mudah dipatahkan dan warna dari ikan teri kering lebih cerah dibandingkan dengan ikan teri komersial. Aroma ikan teri hasil perlakuan yang berbeda tersebut memiliki aroma ikan teri yang lebih kuat dibandingkan dengan dua pelakuan yang lain dan ikan teri komersial. Kata kunci: Ikan teri, Stolephorus sp., pengeringan, uji pembedaan
Pengaruh Penambahan Tepung Tulang Ikan Tuna terhadap Karakteristik Hedonik Kue Bagea Khas Gorontalo Didi Indrawan Bunta; Asri Silvana Naiu; Nikmawati Susanti Yusuf
The NIKe Journal VOLUME 1 NOMOR 2, SEPTEMBER 2013
Publisher : Faculty of Fishery and Marine Sciences - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/.v1i2.1225

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat tepung tulang ikan tuna difortifikasi kedalam kue bagea, mengetahui konsentrasi terbaik penambahan tepung tulang ikan tuna pada formula kue bagea dengan analisis nilai hedonik, dan mengetahui karakteristik kimia dan mutu hedonik dari formula terbaik. Perlakuan penambahan tepung tulang ikan tuna dengan konsentrasi 1.1%, 2.3%, dan 3.4% dari jumlah terigu dan sagu. Rancangan dan analisis data yang digunakan yaitu uji Kruskal Wallis dan uji lanjut Duncan. Hasil rendemen tepung tulang ikan tuna yang dihasilkan yaitu 56.2%. Hasil uji kimia pada tepung tulang ikan yaitu kadar air 3.49%, abu 29%, protein 12.4%, lemak 1.98%, dan kalsium 3.88%. Hasil uji hedonik formula terbaik adalah formula dengan konsentrasi 1.1%. Hasil uji kimia kue bagea terpilih dengan kadar air 2.22%, abu 1.25%, protein 6.6 %, lemak10.41%, kalsium 0.16%, sedangkan karakteristik mutu hedonik kue bagea formula terbaik dengan hasil; kenampakan: utuh, rapi, bersih, kurang homogen; warna: coklat gelap; aroma: agak tercium aroma khas sagu dan tepung tulang ikan; tekstur: agak renyah agak lama hancur; dan rasa: gurih, agak manis, agak terasa tepung tulang ikan.
Pendugaan Umur Simpan Abon Ikan Tongkol Asap Tri Sugiarto I. Nusi; Asri Silvana Naiu; Faiza A. Dali
The NIKe Journal VOLUME 3 NOMOR 3, SEPTEMBER 2015
Publisher : Faculty of Fishery and Marine Sciences - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/.v3i3.1318

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui umur simpan abon ikan tongkol asap. Pembuatan abon dari bahan baku ikan tongkol asap yang terbaik yakni dengan lama pengasapan 2 jam menggunakan bahan bakar sabut kelapa, kemudian dilanjutkan dengan pendugaan umur simpan abon. Metode pendugaan umur simpan yang digunakan adalah pendekatan Arrhenius berdasarkan jumlah mikroba ALT. Produk abon ikan tongkol asap disimpan pada tingkat suhu yang berbeda yakni pada suhu ruang (30C), 40C, dan 50C.Pengambilan sampel untuk diuji dilakukan pada waktu yang berbeda sesuai dengan tingkatan suhu yakni : Pada suhu ruang (30C) setiap 7 hari selama 28 hari. Suhu 40C setiap 5 hari selama 20 hari. Suhu 50C setiap 3 hari selama 12 hari. Berdasarkan hasil analisi data, umur simpan abon ikan tongkol asap yang disimpan pada suhu ruang dengan kondisi pengemasan dalam plastik HDPE yaitu 77 hari. Kata kunci: Abon, ikan tongkol asap, umur simpan
Mutu Organoleptik dan Mikrobiologis Ikan Tongkol yang Diawetkan dengan Bawang Putih Selama Penyimpanan Suhu Ruang Veronita T. Sidiki; Asri Silvana Naiu; Faiza A. Dali
The NIKe Journal VOLUME 3 NOMOR 3, SEPTEMBER 2015
Publisher : Faculty of Fishery and Marine Sciences - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.227 KB) | DOI: 10.37905/.v3i3.1316

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan bawang putih (Allium sativum) terhadap mutu organoleptik dan mikrobiologis pada ikan tongkol (Euthynnus affinis) yang di awetkan dengan bawang putih selama penyimpanan suhu ruang. Perlakuan dalam penelitian ini adalah konsentrasi bawang putih dengan taraf 0%, 10%, 15%, dan 20% dengan lama penyimpanan 0 jam, 12 jam, 24 jam, 36 jam, dan 48 jam. Parameter pengujian yang dilakukan meliputi uji organoleptik, TPC, dengan analisis data menggunakan ANOVA dua arah dengan model statistika Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial 4 x 5 x 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bawang putih dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap karakteristik mutu organoleptik (mata, insang, tekstur, dan bau), mikrobiologis pada ikan tongkol selama penyimpanan suhu ruang. Penggunaan bawang putih 15% dapat mempertahankan mutu organoleptik mata, tekstur dan bau selama penyimpanan 24 jam, sedangkan insang hingga 36 jam. Penggunaan bawang putih 15% juga dapat menekan jumlah mikroba dengan lama penyimpanan 24 jam. Kata kunci: bawang putih, mutu organoleptik, TPC, ikan tongkol
Formulasi Cookies Udang Rebon | Formulation of rebon shrimp cookies Riska Van Gobel; Asri Silvana Naiu; Nikmawatisusanti Yusuf
The NIKe Journal VOLUME 4 NOMOR 4, DESEMBER 2016
Publisher : Faculty of Fishery and Marine Sciences - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/.v4i4.5070

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formula cookies terpilih yang disubstitusi dengan tepung udang rebon (Mysis sp.). Penelitian ini terdiri atas 2 tahap yaitu pembuatan tepung udang rebon dan formulasi cookies udang rebon. Perlakuan pada penelitian ini adalah konsentrasi tepung udang rebon 10%, 15% dan 20%. Analisis data yang digunakan untuk pengujian organoleptik yaitu Kruskal Wallis yang dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan, dan untuk penentuan produk terpilih dilakukan dengan uji Bayes. Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa tepung udang rebon memberikan pengaruh yang nyata terhadap rasa, aroma, tekstur, kenampakan dan warna. Cookies yang disubstitusi tepung udang rebon dengan konsentrasi 10% adalah produk terpilih. This study aims to determine the selected cookie formula substituted with rebon shrimp flour (Mysis sp.). This research consists of 2 stages, namely making shrimp meal flour and formulation of shrimp cookies. The treatment in this study was the concentration of rebon shrimp flour 10%, 15% and 20%. Analysis for organoleptic testing is Kruskal Wallis followed by Duncan's follow-up test, and for the determination of the selected products carried out by the Bayes test. Organoleptic test results showed that rebon shrimp flour had a significant effect on taste, aroma, texture, appearance and color. Cookies substituted with rebon shrimp flour with a concentration of 10% are selected products. Katakunci: cookies, udang rebon; Mysis sp.; organoleptik Keywords: cookies; rebon shrimp; Mysis sp.; organoleptic
Umur Simpan Produk Julung-julung Asap Tumbuk Halus pada Kemasan Polietilen dan Semi Aluminium Foil | Shelf life of finely-ground-smoked finfish on polyethylene and semi-aluminum foil packagings Muslimin Muslimin; Asri Silvana Naiu; Nikmawatisusanti Yusuf
The NIKe Journal VOLUME 4 NOMOR 1, MARET 2016
Publisher : Faculty of Fishery and Marine Sciences - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.489 KB) | DOI: 10.37905/.v4i1.4636

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui umur simpan ikan julung-julung (Hemirhampus affinis) asap tumbuk halus pada kemasan polietilen dan kemasan semi aluminium foil. Ikan julung-julung asap kemudian ditumbuk halus dan dikemas dan disimpan pada suhu 25oC, 30oC dan 35oC. Laju perubahan kapang dihitung dengan menggunakan persamaan Arrhenius danpenentuan umur simpan ditentukan berdasarkan persamaan ordo nol. Umur simpan ikan julung-julung asap tumbuk halus pada kemasan polietilen lebih bertahan pada suhu ruang yaitu 37,6 hari. Sedangkan kemasan semi aluminium foil dapat lebih mempertahankan umur simpan pada suhu yang lebih tinggi dan pada suhu ruang hanya mampu bertahan hingga 42,43 hari. The aim of this study was to determine the shelf life of finely-ground-smoked finfish (Hemirhampus affinis) on polyethylene and semi-aluminum foil packagings. Smoked fish are then finely ground and packaged and stored at 25oC, 30oC and 35oC. The rate of change in molds is calculated using the Arrhenius equation and the shelf life is determined based on the zero order equation. The shelf life of finely-ground-smoked finfish in polyethylene packaging is better at room temperature is 37.6 days. While the semi-aluminum foil packaging can better maintain shelf life at higher temperatures and at room temperature can only last up to 42.43 days. Katakunci: umur simpan; ikan julung-julung; Hemirhampus affinis; asap tumbuk halus; polietilen; semi aluminium foil; kemasan; kapang. Keywords: shelf life; finfish; Hemirhampus affinis; finely-ground-smoked; polyethylene; semi-aluminum foil; packaging; mold.