Claim Missing Document
Check
Articles

Evaluasi Ekowisata Hiu Paus di Desa Botubarani | Evaluation of whale shark ecotourism in Botubarani Village Abd Rafiq Sino; Faizal Kasim; Sri Nuryatin Hamzah
The NIKe Journal VOLUME 4 NOMOR 4, DESEMBER 2016
Publisher : Faculty of Fishery and Marine Sciences - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.524 KB) | DOI: 10.37905/.v4i4.5074

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah wisatawan destinasi wisata hiu paus, dampak ekowisata hiu paus serta faktor lingkungan dan kelembagaan di perairan Desa Botubarani. Penelitian ini berlangsung dari Bulan Mei sampai dengan Bulan Agustus 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode deskriptif dan metode survey lapang.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama adanya agresi wisata hiu paus telah terjadi peningkatan wisatawan jika dibandingkan dengan sebelumnya. Dampak dari destinasi wisata hiu paus ada dua yaitu dampak positif berupa peningkatan pendapatan, kehidupan masyarakat menjadi lebih baik serta kebutuhan hidup cukup terpenuhi. Dampak negatif adalah telah terjadi pencemaran lingkungan, serta hal lain terungkap dari sistem pengelolaan oleh masyarakat adalah transparansi keuangan diantara pengelola dan sistem kelembagaan yang perlu dikembangkan. Selain itu, lingkungan cukup mendukung untuk destinasi wisata hiu paus dan sistem kelembagaan serta aturan perlu diperbaiki akibat dari beberapa aturan belum diberlakukan. The purpose of this study was to determine the number of whale shark tourist destinations, the impact of whale shark ecotourism as well as environmental and institutional factors in the waters of Botubarani Village. This research took place from May to August 2016. The method used in this research is descriptive and field survey methods. The results showed that during the whale shark tourism aggression there had been an increase in tourists compared to before. The impact of the whale shark tourist destination is twofold: a positive impact in the form of increased income, community life is better and life needs are sufficiently met. The negative impact is that environmental pollution has occurred, and another thing revealed by the management system by the community is financial transparency between the manager and the institutional system that needs to be developed. In addition, the environment is quite supportive for whale shark tourism destinations and the institutional system and rules need to be improved as a result of some rules not yet enacted. Katakunci: Evaluasi; ekowisata; hiu paus. Keywords: Evaluation; ecotourism; whale shark.
Kondisi Terumbu Karang di Perairan Desa Bintalahe Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo Chika A. Naiu; Femy M. Sahami; Sri Nuryatin Hamzah
The NIKe Journal VOLUME 2 NOMOR 1, MARET 2014
Publisher : Faculty of Fishery and Marine Sciences - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.483 KB) | DOI: 10.37905/.v2i1.1248

Abstract

Penelitian mengenai kondisi terumbu karang telah dilakukan di perairan Desa Bintalahe, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase tutupan karang hidup dan kondisi terumbu karang serta hubungan antara kondisi terumbu karang dengan parameter fisika kimia perairan di Desa Bintalahe. Penelitian dilakukan pada Bulan November sampai Desember 2013. Lokasi penelitian ditentukan pada 3 stasiun yang berbeda berdasarkan perbedaan aktivitas yang dilakukan di sekitar stasiun. Pengambilan data dilakukan dengan metode LIT (Line Intercept Transect) dengan membuat transek pada masing-masing stasiun di kedalaman 3 m dan 10 m. Analisis data menggunakan analisis persen tutupan karang dan analisis korelasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa tutupan karang hidup di Desa Bintalahe termasuk dalam kategori sedang pada kedalaman 3 m untuk semua stasiun dan kedalaman 10 m untuk Stasiun 2 dan 3, sementara pada kedalaman 10 m Stasiun 1 masuk dalam kategori buruk. Persentase tutupan karang hidup pada kedalaman 3 m pada Stasiun 1 sebesar 42,16%, Stasiun 2 sebesar 35,18%, dan Stasiun 3 sebesar 37,32%. Pada kedalaman 10 m persentase tutupan karang hidup di Stasiun 1 sebesar 23,54%, Stasiun 2 sebesar 34,62%, dan Stasiun 3 sebesar 33,14%. Hasil Analisis korelasi menunjukkan bahwa parameter fisika kimia perairan terukur memiliki korelasi yang sangat lemah dan tidak signifikan dengan persentase tutupan karang hidup di Desa Bintalahe dengan nilai korelasi yaitu (-) 0,146 - 0,049. Kata kunci: Persentase tutupan, kondisi karang, Desa Bintalahe.
Keanekaragaman Jenis dan Indeks Nilai Penting Mangrove di Desa Tabulo Selatan Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo Yulinda R. Antu; Femy M. Sahami; Sri Nuryatin Hamzah
The NIKe Journal VOLUME 3 NOMOR 1, MARET 2015
Publisher : Faculty of Fishery and Marine Sciences - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.345 KB) | DOI: 10.37905/.v3i1.1310

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indeks keanekaragaman dan indeks nilai penting (INP) mangrove di Desa Tabulo Selatan Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan April sampai Desember 2014. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode line transek yang ditarik dari arah laut ke darat. Lokasi penelitian dibagi atas empat stasiun, dan pada setiap stasiun terdiri dari 3 plot pengamatan. Data yang dikumpulkan dianalisis untuk mengetahui tingkat keanekaragaman dan Indeks Nilai Penting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Desa Tabulo Selatan terdapat 7 jenis mangrove yaitu Sonneratia alba, Sonneratia caseolaris, Avicennia alba, Rhizophora mucronata, Ceriops tagal, Eksceocaria agallocha, dan Scypiphora hyhyllacea, dengan nilai indeks keanekaragaman tertinggi terdapat pada stasiun 1 untuk semua tingkatan yaitu semai, pancang, tiang dan pohon, dengan kategori keanekaragaman sedang, dan nilai indeks keanekaragaman terendah terdapat pada stasiun 3 dengan kategori keanekaragaman rendah. Hasil analisis INP menunjukkan bahwa jenis yang memiliki INP tertinggi untuk tingkat semai adalah Ceriops tagal, tingkat pancang Sonneratia alba dan Sonneratia caseolaris, untuk tingkat tiang adalah Sonneratia alba dan Avicennia alba dan untuk tingkat pohon adalah Sonneratia alba. Kata kunci: Keanekaragaman, Indeks Nilai Penting, mangrove, Desa Tabulo Selatan
Analisis Parameter Dinamika Populasi Kepiting Bakau (Scylla serrata) di Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara Srirahayu Monoarfa; Syamsuddin .; Sri Nuryatin Hamzah
The NIKe Journal VOLUME 1 NOMOR 1, JUNI 2013
Publisher : Faculty of Fishery and Marine Sciences - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.681 KB) | DOI: 10.37905/.v1i1.1214

Abstract

Kepiting bakau (Scylla serrata) merupakan salah satu komoditas perikanan pantai yang mempunyai nilai ekonomis penting yang ditargetkan sebagai komoditas budidaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lebar karapaks dengan berat tubuh, kelompok umur, pertumbuhan, mortalitas dan parameter pendukung untuk kehidupan kepiting bakau. Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan metode Simple Random Sampling. Data yang terkumpul dianalisis dengan metode Bhattacharya (1967), Von Bertalanfy (1967), Gulland dan Holt (1959), Beverton dan Holt (1956), rumus Pauly (1980) dan metode Hill (1982). Dari hasil penelitian diperoleh hubungan lebar karapaks dengan berat kepiting jantan dengan persamaan W = -666,2513L9,8410 (R2) 0,7570, dan betina W=657,1955L9,5295 (R2) 0,9040. Masing-masing modus lebar karapaks L1 =105,7302 mm, L2 =121,3173 mm, L3 =157,5942 mm, lebar maksimum L =188,4860 mm, koefisien laju pertumbuhan K =0,3989 pertahun, umur teoritis mula-mula t0 =-0,2189 tahun, laju mortalitas total Z =0,4854 pertahun, mortalitas alami M =0,0870 pertahun dan mortalitas penangkapan F =0,3984 pertahun. Kata kunci: kepiting bakau, dinamika populasi, Kecamatan Kwandang
Analisis Populasi Acanthaster planci di Perairan Teluk Tomini Kelurahan Leato Selatan Kota Gorontalo Dodo Sahputra; Femy M. Sahami; Sri Nuryatin Hamzah
The NIKe Journal VOLUME 2 NOMOR 3, SEPTEMBER 2014
Publisher : Faculty of Fishery and Marine Sciences - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.462 KB) | DOI: 10.37905/.v2i3.1261

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Kepadatan Populasi Acanthaster planci di Perairan Teluk Tomini Kelurahan Leato Selatan Kota Gorontalo, (2) Mengetahui pola sebaran Acanthaster plancidi Perairan Teluk Tomini Kelurahan Leato Selatan Kota Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April sampai Juni 2014. Empat Stasiun di Perairan Teluk Tomini Kelurahan Leato Selatan Kota Gorontalo ditetapkan berdasarkan keberadaan terumbu karang dan Acanthaster planci. Setiap stasiun dilakukan pengamatan pada kedalaman 3 m. Kepadatan Acanthaster plancidihitungmenggunakan metode Line Intercept Transek (LIT) dengan luas area pengamatan 250 m2, sedangkan untuk mengetahui pola sebaran Acanthaster planci di lokasi penelitian menggunakan rumus Indeks Dispersi Morisita. Hasil penelitian menunjukan bahwa kepadatan Acanthaster plancidi Perairan Teluk Tomini Kelurahan Leato Selatan pada Stasiun I, 60 individu/1000 m2, Stasiun II 20 individu/ 1000 m2, Stasiun III 4 individu/1000 m2, Stasiun IV 40 individu/1000 m2. Nilai Indeks Dispersi di lokasi penelitian adalah 1.38. Kata kunci: Teluk Tomini, Acanthaster planci, kepadatan, pola sebara
Kearifan Lokal Masyarakat Nelayan Desa Olele | Local Wisdom in Fishing Community at Olele Village Hendra Amu; Aziz Salam; Sri Nuryatin Hamzah
The NIKe Journal VOLUME 4 NOMOR 2, JUNI 2016
Publisher : Faculty of Fishery and Marine Sciences - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.561 KB) | DOI: 10.37905/.v4i2.4648

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dimensi kearifan lokal masyarakat nelayan dalam kegiatan penangkapan, mengidentifikasi kearifan local apa saja yang pernah dijalankan dan yang masih berlangsung dalam kehidupan masyarakat. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April sampai Bulan Agustus 2015 di Desa Olele Kabupaten Bonebolango. Penelitian dilaksanakan secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan system pengetahuan nelayan tradisional bersumber dari pengalaman yang diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya, seperti pengetahuan dalam melakukan kegiatan penangkapan ikan. Masyarakat menggunakan alat tangkap yang sangat unik yaitu penggunaan alat bantu tangkap lampu suntik untuk menangkap cumi-cumi dan sarung tuna untuk membantu dalam kegiatan penangkapaan ikan tuna. Kegiatan penangkapan yang dilakukan oleh nelayan berpatokan pada prinsip kehidupan yang erat dengan nilai-nilai sosial dan spiritual yang mengandung makna yang sangat dalam, yaitu tentang suatu hubungan sesama manusia, alam (lingkungan), dan tuhannya. Local Wisdom in Fishing Community at Olele Village. The purpose of this study is to determine dimensions of local wisdom in fishing activities, identify what local wisdom has been carried out and which is still ongoing in people's lives. This research was conducted from April to August 2015 in the village of Olele, Bonebolango Regency. The study was conducted in a descriptive qualitative method. The results showed that traditional fishermen's knowledge system originated from experiences handed down from generation to generation, such as knowledge in fishing activities. The community uses a very unique fishing gear that is the use of a squid catching tool made of used syringe and the use of tuna sheath to help in tuna fishing. The fishing activities carried out by fishermen are based on the principle of life which is closely related to social and spiritual values that contain a very deep meaning, namely about a relationship between humans, nature (environment), and their god. Katakunci: Kearifan lokal; perikanan tradisional; masyarakat; nelayan. Keywords: Local wisdom; traditional fishery; community; fishermen.
Bentuk Pertumbuhan dan Kondisi Terumbu Karang di Perairan Teluk Tomini Kelurahan Leato Selatan Kota Gorontalo Sandrianto Djunaidi; Femy M. Sahami; Sri Nuryatin Hamzah
The NIKe Journal VOLUME 2 NOMOR 4, DESEMBER 2014
Publisher : Faculty of Fishery and Marine Sciences - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/.v2i4.1274

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk pertumbuhan dan kondisi terumbu karang di Perairan Teluk Tomini Kelurahan Leato Selatan. Penelitian dilaksanakan pada Bulan April sampai Juli 2014. Lokasi penelitian di bagi dalam tiga stasiun. Pengamatan terumbu karang dilakukan menggunakan metode LIT (Line Intercept Transect) yang diletakkan pada kedalaman 5 meter dengan panjang transek 50 meter. Pengukuran parameter kualitas air dilakukan secara in-situyang meliputi suhu, pH, DO, salinitas, kecerahan dan kecepatan arus. Analisis data menggunakan persentase tutupan karang per kategori lifeform dan untuk status kondisi terumbu karang berdasarkan Kepmen Lingkungan Hidup No. 04 Tahun 2001.Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk pertumbuhan karang di semua stasiun di dominasi oleh kategori Acropora digitate. Kondisi terumbu karang pada lokasi penelitian yaituStasiun I masih berada pada kategori baik dengan nilai 52.32%, Stasiun II dan III pada kategori sedang dengan nilai 36.34% dan 37.08%, dengan kondisi parameter kualitas airterukur masih sesuai untuk pertumbuhan terumbu karang. Kata kunci: Terumbu karang, bentuk pertumbuhan karang, kategori karang
Identifikasi dan Karakteristik Sarang Penyu di Cagar Alam Mas Popaya Raja | Identification and nest characteristics of sea turtles in Mas Popaya Raja Nature Reserve Fadjrin Buhang; Abd Hafidz Olii; Sri Nuryatin Hamzah
The NIKe Journal VOLUME 4 NOMOR 1, MARET 2016
Publisher : Faculty of Fishery and Marine Sciences - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.271 KB) | DOI: 10.37905/.v4i1.4632

Abstract

Artikel ini mengidentifikasi jenis penyu dan karakteristik sarang peneluran penyu di Pulau Popaya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Oktober 2015 di Kawasan Cagar Alam Mas Popaya Raja Kabupaten Gorontalo Utara. Metode yang digunakan adalah metode survei. Ditemukan 3 (tiga) jenis penyu yaitu Chelonia mydas, Eretmochelis imbricata dan Caretta caretta. Chelonia mydas memiliki sarang peneluran dengan lebar jejak rata–rata 145,3 cm, panjang jejak rata–rata 31 m, kedalaman rata–rata 54,6 cm, diameter rata–rata 23,3 cm x 25,1 cm, suhu rata–rata 30,6°C, sarang terletak pada pantai dengan lebar rata–rata 31,6 m dan sudut kemiringan rata–rata 14,11°. Eretmochelis imbricate memiliki lebar jejak sarang rata–rata 141,2 cm, panjang jejak rata–rata 21,1 m, kedalaman rata–rata 39,6 cm, diameter rata–rata 19,8 cm x 23,1 cm, suhu rata–rata 30,5°C, lebar pantai rata–rata 31,6 m dan sudut kemiringan pantai rata–rata 12,86°. Caretta caretta memiliki lebar jejak sarang± 148 cm panjang jejak ± 32,6 m, kedalaman±44,5 cm, diameter±20 cm x 25 cm, suhu rata– rata 30,3°C, lebar pantai±34 m dan sudut kemiringan pantai ±12,41°. This article identifies species of turtles and the characteristics of turtle nesting holes on Popaya Island. The study was conducted from February to October 2015 in Mas Popaya Raja Nature Reserve, North Gorontalo District. The method used is a survey method. Found 3 (three) types of turtles namely Chelonia mydas, Eretmochelis imbricata and Caretta caretta. Chelonia mydas has nesting holes with an average trail width of 145.3 cm, average trail length of 31 m, average depth of 54.6 cm, average diameter of 23.3 cm x 25.1 cm, average temperature of 30.6 ° C, the nests are located on the beach with an average width of 31.6 m and an average slope angle of 11.11 °. Eretmochelis imbricatehas an average nest trail width of 141.2 cm, average trail length of 21.1 m, average depth of 39.6 cm, average diameter of 19.8 cm x 23.1 cm, average temperature of 30.5 ° C, an average beach width of 31.6 m and an average beach slope of 12.86 °. Caretta caretta has a nest trail width of ± 148 cm trail length ± 32.6 m, depth of ± 44.5 cm, diameter ± 20 cm x 25 cm, average temperature of 30.3 ° C, average beach width of 34 m and average slope angle beach of 12.41 °. Katakunci: penyu; identifikasi; sarang; cagar alam. Keywords: sea turtle; identification; nest; nature reserve.
Economic Impact Analysis of Marine Tourism to Community Revenue Sri Fitriani Monoarfa; Sri Nuryatin Hamzah; Lis M Yapanto
The NIKe Journal VOLUME 7 ISSUE 3 | SEPTEMBER 2019
Publisher : Faculty of Fishery and Marine Sciences - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (77.8 KB) | DOI: 10.37905/.v7i3.5031

Abstract

This study aims to determine the economic impact on the income of nautical tourism village community Olele District of Kabila Bone Bone Bolango District. This research was conducted in July-November 2015. The respondents rating determined non-probality sampling, are selected by convenience sampling method. Researchers chose rating arbitrary or accidental encounter. The data collection was done by direct observation using questionnaires. The economic impact was analyzed by using Keynesian Income Multiplier. The results showed that the impact on revenues of maritime tourism Olele village communities are in the category of low and have not been felt evenly. Income Keynesian Multiplier value is 0.99, Type 1 Income Multiplier Ratio is 1.21 and Type 2 Income Multiplier Ratio is 1.67. Direct economic impact in the form of income owners of business units that is equal to 66.27%. While the indirect impact in the form of labor income is still very low at 2.81%. Further impact in the form of labor expenditures amounted to 48.76% is used for food. Keywords: Marine tourism; Keynesian Income Multiplier; economic impact
Community Participation in Marine Tourism Development at Olele Village Rahmawaty Baderan; Sri Nuryatin Hamzah; Lis M Yapanto
The NIKe Journal VOLUME 8 ISSUE 1 | MARCH 2020
Publisher : Faculty of Fishery and Marine Sciences - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.033 KB) | DOI: 10.37905/.v8i1.4712

Abstract

This study aims to determine the participation of the community in the development of marine tourism in the Village District Olele Kabila Bone Bone Bolango District. The method used in this research is qualitative method with descriptive design. The results showed that community participation in marine tourism development in Olele Village consists of 3 aspects, namely the involvement of the emotional aspects of decision making, social involvement that is maintaining water resources, providing services and security, supervising or monitoring marine tourism, and involvement in terms of Economy that is managing or utilizing marine tourism. Keywords: community; participation; marine tourism.