Claim Missing Document
Check
Articles

PHYSICOCHEMICAL AND FUNCTIONAL CHARACTERISTICS OF BEVERAGE SUGAR APPLE POWDERED ON LEVEL CONCENTRATION DIFFERENT OF CMC Syahraeni Kadir; Abdul Rahim; Rostiati Dg Rahmatu; Sukisman Sukisman
AGROLAND: The Agricultural Sciences Journal Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.863 KB)

Abstract

The intermediate products of sugar apple do not have an entrepreneurial  aspects  though they have a longer shelf life than the fresh fruit form unless it processed into the final products of beverages or foods. Therefore it need to continue the processing of sugar apple intermediate products. Some products of them which have a clear prospect entrepreneur among others as both of beverages and functional foods. The Short-term goal of this research is to process the intermediate product into a beverage sugar apple powdered  among others. Subsequently the long-term goal of this research is to find ways of processing the intermediate products into final ones that have nutritional value and adequate antioxidants. The results showed that the use of CMC 0.5% gives a better physicochemical and functional characteristics on powdered product of sugar apple. Making the beverage product by filtering the pulp giving better quality of both physicochemical and functional characteristics than without filtering the fleshy part.   Key Words : CMC, functional characteristics beverage powdered, intermediate product, physicochemical, sugar apple.
SUHU PENYIMPANAN DAN KULIT BIJI TERHADAP KADAR PURIN BIJI MELINJO Rostiati Rostiati
Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Vol 20, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.625 KB)

Abstract

The objective of this research was to determine the content of purine and changes of melinjo seed quality under different storage temperatures and seed skin of melinjo. This research was conducted for one year in Laboratory of Food Microbiology, Laboratory of Nutrition and Chemistry of Animal Husbandry and Fishery Faculty, and Laboratory of Math and Natural Science Faculty of UNPAD. Two factors were studied using a Completely Randomized design. The first factor was storage temperature consisted of two levels (T1=5ºC and T2= 27ºC) and the second factor was seed skin consisted of two levels (B1 = with skin and B2 = without skin). Each treatment was repeated  five times, so there were 20 treatments in total. The lowest purine substances were found in  the T1B2 treatment with adenine substance ranging from 5.00-5.38 % and guanine 5.11-5.47%.    The changing in quality was more rapid under room temperature storage than under cold storage. Key Words : Melinjo seed, purine, storage temperature.
Mutu Fisik, Kimia Dan Organoleptik Buah Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Hasil Pelapisan Berbagai Jenis Pati Selama Penyimpanan Yudha Alimba Abdi; Rostiati Rostiati; Syahraeni Kadir
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 5 No 5 (2017): Oktober
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu fisik, kimia dan organoleptik buah tomat hasil pelapisan berbagai jenis pati selama penyimpanan. Lokasi penelitian bertempat di laboratorium Agroindustri Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu, berlangsung dari bulan Maret hingga April 2016. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang terdiri atas 6 perlakuan jenis pati yaitu pati talas, aren, sagu, tapioca dan beras serta tanpa pelapisan pati seluruh perlakuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga diperoleh 18 unit percobaan. Hasil penelitian khususnya organoleptik menunjukkan bahwa konsumen relatif lebih menyukai buah tomat tanpa pelapisan berbagai jenis pati. Adapun mutu fisik dan kimia buah tomat relatif lebih baik hingga pada penyimpanan 3 minggu, kecuali pada kadar gula dan vitamin C bila dibandingkan dengan buah tomat hasil pelapisan berbagai jenis pati. Secara alamiah buah tomat dilapisi lapisan lilin pada permukaan buah menyebabkan larutan pati untuk “edible coating” sukar menempel pada permukaan buah. Diperlukan pemberian emulsifer yang mampu menjembatani dua senyawa yakni lilin pada permukaan buah tomat dan pati sebagai senyawa pelapis.
Ekstraksi Pektin Pod Husk Kakao Secara Basah Menggunakan Larutan Natrium Hidroksida Pada Berbagai Konsentrasi Muh. Misbahul Munir; Abdul Rahim; Rostiati Rahmatu
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 6 No 1 (2018): Februari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengetahui konsentrasi optimum ekstraksi pektin pod husk kakao secara basah menggunakan larutan Natrium hidroksida. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) sederhana dengan satu faktor yang terdiri dari 5 taraf perlakuan, yaitu 0,5 M , 1 M, 1,5 M, 2 M dan 2,5 M larutan Natrium hidroksida yang diulang sebanyak 4 kali ulangan sehingga diperoleh 20 unit percobaan. Perlakuan berpengaruh nyata atau sangat nyata kemudian diuji lanjut menggunakan uji beda nyata jujur (BNJ) taraf 5% atau 1%. Hasil penelitian menunjukkan ekstraksi terbaik pektin didapatkan pada konsentrasi NaOH 1,59M dengan nilai randemen 11,15%, nilai kadar metoksil 50,22%, nilai kadar galakturonat 46,62% dan kejernihan pektin 9,19%. Pektin dari pod husk kakao dapat diekstraksi dengan Natrium hidroksida pada konsentrasi antara 1 M sampai 2 M dengan cara basah.
Karakteristik Kimia Tepung Biji Kelor (Moringa oleifera Lam.) Dari Berbagai Ketinggian Tempat Tumbuh Muh. Saadilah; Rostiati Rahmatu; Syahraeni Kadir
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 6 No 1 (2018): Februari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kualitas biji kelor dengan karakteristik kimia tepung biji kelor terbaik berdasarkan ketinggian tempat tumbuh tertentu tanaman kelor. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agroindustri Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola satu faktor. Sebagai perlakuan adalah ketinggian tempat tumbuh tanaman kelor yaitu 0-150 m dpl; 151-300 m dpl; 301-450 m dpl; dan >451 m dpl. Setiap perlakuan diulang sebanyak empat kali sehingga diperoleh 16 unit percobaan. Perlakuan berpengaruh nyata atau sangat nyata kemudian diuji lanjut menggunakan uji beda nyata jujur (BNJ) taraf 5% atau 1%. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik kimia terbaik terdapat pada kadar protein dengan perlakuan 0-150 m dpl yakni 41,26%, kadar lemak dengan perlakuan 151-300 m dpl yakni 31,85% dan pada perlakuan>451 m dpl diperoleh kadar air yakni 7,94%, kadar serat yakni 32,26% dan kadar abu yakni 4,59%.
Kadar Klorofil Dan Vitamin C Daun Kelor (Moringa oleifera Lam) Dari Berbagai Ketinggian Tempat Tumbuh Fajri Fajri; Rostiati Rahmatu; Nur Alam
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 6 No 2 (2018): April
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lam) merupakan salah satu tanaman sayuran yang memiliki kandungan gizi yang baik antara lain klorofil dan vitamin C dan dapat tumbuh didataran rendah maupun dataran tinggi sampai ± 1000 m dpl. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data kadar klorofil dan vitamin C daun kelor yang dipanen pada berbagai ketinggian tempat tumbuh. Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Agroindustri Fakultas Pertanian Universitas Tadulako Palu. Dimulai pada bulan Desember 2016 – bulan Februari 2017. Materi yang digunakan yaitu daun kelor segar bahan-bahan kimia dan alat analisis Laboratorium. Desain penelitian menggunakana Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola satu factor. Sebagai perlakuan adalah ketinggian tempat tumbuh yang terdiri dari 4 level yaitu 0-150, 151–300, 301-450 dan >451 m dpl. Setiap perlakuan terdiri dari 4 ulangan/kelompok sehingga terdapat 16 kombinasi perlakuan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji varian (uji F) dan dilanjutkan dengan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil penelitian menunjukan bahwa ketinggian tempat tumbuh berpengaruh sangat nyata pada kadar klorofil, vitamin C, dan serat, namun berpengaruh tidak nyata terhadap kadar air dan berat kering daun kelor segar.
Karakteristik Kimia Dan Organoleptik Cake Dari Berbagai Konsentrasi Buah Kelor Muda (Moringa oleifera Lamk.) Veronika Veronika; Rostiati Rahmatu; Syahraeni Kadir
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 7 No 1 (2019): Februari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemanfaatan kelor masih belum banyak diketahui, umumnya hanya dikenal sebagai salah satu menu sayuran. Selain dikonsumsi langsung dalam bentuk segar, kelor juga dapat diolah menjadi bentuk tepung yang dapat digunakan sebagai bahan dasar produk pangan, seperti pada olahancake, biskuit, serta olahan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi jus buah kelor yang memberikan pengaruh terbaik terhadap sifat kimia dan organoleptik cake. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari hingga Maret 2018 di Laboratorium agroindustri fakultas pertanian universitas tadulako. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dan rancangan acak kelompok (RAK) satu faktor yang terdiri atas 5 taraf konsentrasi, yaitu 37,5%, 41,1%, 44,4%, 47,3% dan 50% yang diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 15 unit percobaan. Perlakuan berpengaruh nyata atau sangat nyata kemudian diuji lanjut menggunakan uji beda nyata jujur (BNJ) taraf 5% atau 1%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik kimia dan organoleptik terbaik terdapat pada cake dengan konsentrasi jus kelor 50%, dengan kandungan 29,84% kadar air,7,79% kadar protein, 23,52% kadar lemak, 0,60% kadar serat.
KARAKTERISTIK MUTU FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK GREENIES CAKE DAUN KELOR (Moringa oleifera L.) Armila falinrungi; Rostiati Rahmatu; Gatot Siswo Hutomo
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 7 No 4 (2019): Agustus
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daun kelor merupakan salah satu bagian dari tanaman kelor yang telah banyak diteliti kandungan gizi dan kegunaannya. Daun kelor sangat kaya akan nutrisi, diantaranya kalsium, besi, protein, vitamin A, vitamin B dan vitamin C, Selain dikonsumsi langsung dalam bentuk segar, kelor juga dapat diolah menjadi bentuk tepung atau powder yang dapat digunakan sebagai bahan dasar produk pangan, seperti pada olahan pudding, cake, nugget, biscuit, cracker serta olahan lainnya. Greenies yang dimaksud disini adalah cake yang berbahan dasar sama dengan brownies hanya saja penggunaan coklat dalam pembuatan brownies diganti dengan jus daun kelor sehingga disebut “greenies cake”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar gizi dan organoleptik terbaik pada greenies kelor dari berbagai konsentrasi jus kelor. Desain penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan Rancangan Acak Kelompok (RAK) sederhana satu faktor. Perlakuan berpengaruh nyata atau sangat nyata kemudian diuji lanjut menggunakan uji beda nyata jujur (BNJ) taraf 5% atau 1%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kandungan gizi terbaik pada greenies cake terdapat pada cake konsentrasi jus kelor 9%. Uji organoleptik terbaik pada greenise cake terdapat pada cake konsentrasi 9%.
SIFAT KIMIA DAN ORGANOLEKTIP NASI RASKIN HASIL PENAMBAHAN AGAR-AGAR Sahril Ramadan; Gatot Siswo Hutomo; Rostiati Rahmatu
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 7 No 5 (2019): Oktober
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beras sebagai menu pokok harian yang selalu dikonsumsi oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia ini memiliki kandungan pati yang cukup besar dibandingkan dengan sereal. Permasalahannya beras raskin yang diperuntukkan masyarakat miskin guna memenuhi kebutuhan pangannya, ternyata memiliki kualitas yang buruk dan tidak layak konsumsi, seringkali dijumpai dalam keadaan kotor dan berwarna kehitam-hitaman. Maka dari itu masyarakat lebih memilih menjual beras miskin tersebut pada pedagang beras di Pasar dengan harga yang lebih tinggi dari harga beli, yakni berkisar Rp. 5000,00/Kg, atau masyarakat memilih untuk melakukan tukar tambah dengan mendapatkan beras yang berkualitas lebih baik. Selain itu, pola distribusi yang diterapkan kadang tidak sesuai dengan pedoman umum Raskin, seperti harga jual yang tidak sama dengan yang ditentukan, serta adanya pengurangan berat timbang beras pada setiap penjualan. Tujuan penelitian ini adalah untuk membedakan konsentrasi agar-agar yang berbeda, yang memberikan rasa pulen pada nasi raskin melalui uji sifat kimia dan organoleptik. Metode Penelitian ini menggunakan RAL untuk menguji kadar air, kadar abu dan daya cerna untuk organoleptik dengan menggunakan Analisis Acak Kelompok (RAK). Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali dengan 5 perlakuan sehingga ada 15 setiap satu perlakuan terdapat 200 gr beras raskin, jika lima perlakuan berarti beras yang akan digunakan sebanyak 1 Kg unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan dosis Agar-agar Beda nyata dengan rasa Kegurian nasi raskin. Adapun perlakuan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : P0 = Kontrol (beras raskin 200 g), P1 = (200 g Raskin + 0, 4 Agar-agar + Garam 0,2 g + 0,2 g aroma daun pandan), P2 = (200 g Raskin + 0,8 g Agar-agar + Garam 0,2 g + 0,2 g aroma daun pandan), P3 = (200 g Raskin + 1,2 g Agar-agar + Garam 0,2 g + 0,2 g aroma daun pandan). P4 = (200 g Raskin + 1,6 g Agar-agar + Garam 0,2 g + 0,2 g aroma daun pandan). Konsentrasi agar-agar pada P4 1,2 g dan P5 1,6 g memberikan Berbeda nyata dari kegurian nasi melalui Sifat kimia dan uji organoleptik Nasi raskin agar-agar. Hasil dari penelitian Analisis sifat kimia terhadap formula nasi raskin agar-agar Berdasarkan uji BNJ α = 0,01 Hasil analisis variansi Tabel 1 daya cerna. Organolektip formula nasi raskin agar-agar yang sesuai Perlakuan tingkat kesukaan Rasa P4 (5,44) yang paling disukai oleh panelis dilihat dari tingkat kesukaan warna (5,72), aroma (5,52), Tekstur (5,52) dan kesukaan (5,6) dibandingkan dengan perlakuan P0 (kontrol).
SIFAT FISIKOKIMIA PEKTIN KULIT BUAH PISANG KEPOK PADA BERBAGAI KONSENTRASI ASAM KLORIDA Fanda Cahyati Tri Utami; Gatot Siswo Hutomo; Rostiati Rostiati
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 9 No 1 (2021): Februari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pektin adalah suatu komponen serat yang terdapat pada lapisan lamella tengah dan dinding sel primer pada tanaman. Kadar pektin pada setiap tanaman berbeda-beda. Pada kulit pisang kadar pektin sekitar 10-21%. Pengeluaran pektin dari sel tanaman dapat dilakukan dengan proses ekstraksi. Ekstraksi pektin dapat dilakukan dengan cara memanaskan bahan dengan larutan asam. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan sifat fisikokimia pektin terbaik dari kulit buah pisang kepok yang diekstraksi menggunakan berbagai konsentrasi larutan asam klorida. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor dengan lima taraf perlakuan yaitu perbedaan konsentrasi asam klorida (1 N; 1,5 N; 2 N; 2,5 N dan 3 N) yang diulang sebanyak tiga kali sehingga terdapat 15 unit percobaan. Hasil penelitian diketahui bahwa kadar pektin terbaik dihasilkan dari kulit buah pisang kepok yang diekstraksi menggunakan larutan HCl 2,5 N dengan rata-rata rendemen sebesar 18,16%; kadar metoksil 5,75%; kadar asam galakturonat 147,24%; derajat esterifikasi 22,19%; dan kejernihan pektin 38,27%.