Cokelat merupakan produk homogen yang dihasilkan melalui proses pencampuran bahan-bahan yang berasal dari biji kakao, baik dengan tambahan bahan lain maupun tanpa, termasuk bahan tambahan pangan (BTP) yang telah disetujui oleh otoritas kompeten. Sebagai salah satu produk yang memiliki potensi besar, karena ketesediaan bahan baku biji kakao yang melimpah di Indonesia, yang merupakan salah satu produsen kakao terbesar di dunia. Hal ini menjadikan cokelat sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut, terutama melalui pendekatan kualitatif berdasarkan berbagai rujukan utama. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa cokelat, selain memberikan efek penyegar (menurunkan kecemasan atau stres), juga memiliki dampak positif terhadap kesehatan. Cokelat diketahui memberikan perlindungan terhadap penyakit kardiovaskular, beberapa jenis kanker, penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, serta membantu menjaga berat badan. Selain itu, konsumsi cokelat dapat meningkatkan energi, mengatasi kelelahan, dan memberikan rasa kenyang yang lebih lama. Beberapa sifat fisikokimia cokelat yang telah ditemukan, meliputi kandungan fenolik (seperti asam galat, asam kafeat, katekin, dan epikatekin), metilxantin (termasuk teobromin, kafein, dan teofilin), flavonoid, polifenol, prosianidin, feniletilamin, 2,5-diketopiperazina, asam askorbat, tiamin, zat besi, magnesium, vitamin D2, dan serat. Berbagai senyawa tersebut berkontribusi pada manfaat kesehatan yang signifikan, menjadikan cokelat tidak hanya sebagai camilan lezat yang menyenangkan, tetapi juga sebagai sumber gizi yang bermanfaat bagi tubuh.