Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Peningkatan Kesadaran Masyarakat Tentang Risiko Penggunaan Jamu Berbahan Kimia Obat di Kelurahan Sei Sikambing Kecamatan Medan Helvetia Rahma Yulia; Salman Salman; Meutia Indriana; Siti Rahmi Ningrum; Muzakkir Muzakkir
Jukeshum: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2024): Edisi Juli 2024
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/jukeshum.v4i2.1110

Abstract

Jamu merupakan bagian integral dari budaya dan kesehatan masyarakat Indonesia. Berasal dari warisan leluhur, jamu dianggap sebagai alternatif pengobatan alami yang aman dan efektif. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, maraknya penggunaan bahan kimia obat dalam pembuatan jamu telah menimbulkan kekhawatiran mengenai potensi risiko kesehatannya. Beberapa jamu tradisional tercemar oleh bahan kimia berbahaya, bukan bahan alami yang seharusnya digunakan dalam pembuatan jamu. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang risiko penggunaan jamu berbahan kimia obat menjadi sangat penting, agar masyarakat terlindungi dari paparan sediaan jamu yang mengandung bahan kimia obat. Berdasarkan latar belakang tersebut tim dosen Fakultas Farmasi dan Kesehatan Universitas Tjut Nyak Dhien tertarik memberikan edukasi terkait risiko penggunaan jamu berbahan kimia obat untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat. Edukasi dilakukan melalui kegiatan penyuluhan dan pembagian brosur tentang jamu dan risiko penggunaan jamu berbahan kimia obat. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah terjadinya peningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang hal ini. Parameter bertambahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat adalah dari pertanyaan yang diajukan kepada tim dosen, diantaranya adalah Bagaimana cara mengetahui bahwa jamu tersebut mengandung bahan kimia obat ? ; Apa saja resiko yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan jamu yang mengandung bahan kimia obat ? ; Bagaimana cara mengatasi kondisi yang dihadapi ketika menyadari pernah mengkonsumsi jamu yang diduga mengandung bahan kimia obat ? ; Apakah ada tindak lanjut dari BPOM untuk produsen nakal yang menambahkan bahan kimia obat untuk produk jamu yang di buatnya ?. Pertanyaan yang diajukan sangat berbobot sehingga dari jawaban yang diberikan tim dosen menambah wawasan dan kesadaran masyarakat.
EDUCATIONAL WEBINAR: MAKING PARAPHRASE EASIER FOR THOSE WHO HAVE ALREADY COPY PASTED salman salman; Uswatun Hasanah; Dila Handayani; Meutia Indriana; Muzakkir Muzakkir
Jukeshum: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025): Edisi Januari 2025
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The high prevalence of plagiarism in the creation of scientific articles and the widespread practice of copy-pasting underpin the motivation for this activity. The purpose of this initiative is to provide a solution to the recurring issue of plagiarism resulting from such practices. Additionally, the activity aims to offer insights and skills to participants in avoiding acts of plagiarism. The methodology employed involves interactive discussions and live demonstrations conducted online through the Zoom application, packaged in the form of a webinar. This Community Engagement project was attended by 33 participants, consisting of lecturers and senior university students from Tjut Nyak Dhien University .The findings from this initiative revealed an enhancement in participants' understanding of paraphrasing practices and the negative impacts of plagiarism. Furthermore, participants acquired practical skills in effectively applying paraphrasing techniques, resulting in a better comprehension of the significance of creating original content and how to avoid plagiarism. In conclusion, the webinar provided a comprehensive perspective on the importance of plagiarism prevention, enhancing awareness of potential legal and academic consequences associated with such actions.
Studi pemanfaatan ekstrak kulit batang jamblang (Syzygium cumini L.) sebagai alternatif pewarna rambut berbasis herbal Muzakkir Muzakkir; Fanny Rizki Sembiring; Meutia Indriana; Salman Salman
Journal of Pharmaceutical and Sciences JPS Volume 8 Nomor 1 (2025)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36490/journal-jps.com.v8i1.795

Abstract

Hair dye is a cosmetic product used to restore or alter hair colour. Research on herbal-based hair dyes has expanded with the growing interest in natural ingredients. The bark of the jamblang tree (Syzygium cumini L.), which produces a black pigment, has long been utilised in various crafts. This potential makes it a candidate for natural hair dye. This study examines the use of ethanol extract from jamblang bark in the formulation of herbal hair dye and its effectiveness in producing a black colour. The research aims to investigate the utilization of ethanol extract from jamblang bark (Syzygium cumini L.) as an herbal hair dye. The focus is on evaluating the extract's effectiveness in a formulation with pyrogallol, copper (II) sulfate, and xanthan gum, as well as determining the optimal concentration to achieve black hair colour. The method for preparing the hair dye formulation involved the use of ethanol extract from jamblang bark in varying concentrations of 5%, 7.5%, 9.5%, and 11.5%, with the addition of 2% each of pyrogallol, copper (II) sulfate, and xanthan gum. Distilled water was used as the solvent. The dyeing process was conducted by immersing 200 strands of grey hair in preparation for 4 hours, followed by visual observation of colour changes. Colour stability was tested through 15 wash cycles and exposure to sunlight for 5 hours. An irritation test was also conducted on volunteers to evaluate the safety of the hair dye preparation. The study's results indicate that increasing the concentration of ethanol extract from jamblang bark affects the effectiveness of hair dyeing. The optimal formulation was achieved at a 7.5% extract concentration with the addition of 2% pyrogallol, 2% copper (II) sulfate, and 2% xanthan gum, which resulted in black colour. Stability tests showed that the colour remained unchanged after 15 wash cycles and 5 hours of sunlight exposure. Furthermore, the irritation test on volunteers demonstrated that the preparation did not cause skin irritation reactions. Thus, the ethanol extract of jamblang bark has the potential to serve as a safe natural hair dye, offering good colour stability and effectiveness in darkening grey hair.
Penyuluhan Bahan Kimia Dalam Bahan Kosmetik Salman Salman; Meutia Indriana; Salmah Handayani; Rahma Yulia; siti rahmi ningrum
ABDIMASKU : Jurnal Pengabdian Masyarakat UTND Vol 3 No 2 (2024): Edisi Juli 2024 - Desember 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Tjut Nyak Dhien

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36490/jpmtnd.v3i2.1286

Abstract

Berdasarkan Food and Drug Administration (FDA) kosmetik merupakan produk yang digunakan pada bagian kulit dengan tujuan memperbaiki penampilan, meningkatkan daya tarik, mempercantik, dan membersihkan. Peredaran kosmetik dalam masyarakat sangat penting untuk diawasi mengingat maraknya penggunaan bahan kimia berhaya yang terkandung dalam kosmetik dan tidak aman digunakan. Tujuan dari penyuluhan ini untuk mengedukasi masyarakat tentang bahan kimia berbahaya dalam bahan kosmetik. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara menggunakan kuesioner. Hasil survei di analisis menggunakan uji statistik deskriptif, dimana data ditampilkan dalam bentuk persentase (%) dan frekuensi (n). Hasil survei yang dilakukan oleh surveyor terhadap responden pada kegiatan ini sebagian besar responden (70%) membaca komposisi pada kemasan kosmetik, responden yang mengetahui kosmetik mengandung bahan kimia berbahaya didapatkan hasil sebanyak 100% responden, bahan kimia berbahaya dengan persentase tertinggi yaitu merkuri sebanyak 26 responden (78%), Hidrokuinon 8 responden (20%), Asam Retinoat sebanyak 4 responden (10%), penggunaan asam retinoat tanpa pengawasan dokter dan dalam jangka waktu yang panjang menyebabkan teratogenik (cacat janin), rasa terbakar, kulit kering, dan kanker kulit.