Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PERKEMBANGAN INTELEKTUAL PADA MASA DINASTI BUWAIHI Nasir, Mohd.
At-Tafkir Vol 1 No 1 (2014): Vol I No 1 Juni 2014
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan ilmu pada masa dinasti Buwaihi adalah konsekwensilogis dari sejarah perkembangan ilmu pengetahuan yang telah berjalanlama. Mulai dari usaha penerjemahan, keterbukaan terhadap budayalain dan pergesekan antara berbagai aliran pemikiran yang terjadidalam umat Islam sendiri. Selain itu, terdapat juga faktor lain yanglangsung mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ilmupengetahuan pada masa dinasti bani Buwaihi. Pertama, tumbuhnyakota-kota ilmu dan budaya. Selain Bagdād sebagai kota besar, munculpula kota-kota lain seperti, Cordova, Kairo dan Bukhara. Di daerahbani Buwaihi juga muncul kota ilmu pengetahuan selain Baṣrah danKufah, yaitu Rayy, Iṣfahān dan Syirāz. Kedua, maraknya majelis-majelis ilmu yang didirikan oleh berbagai amir dan wazir. Majelis ilmuini dapat dikelompokkan kepada 3 bentuk: majlis al-umara’, majelisal-wuzara’ dan majelis al-‘ulama. Ketiga, perpustakaan dan Dar al-‘ilm. Para ulama dan wuzara’ serta banyak orang kaya berlomba-lomba mendirikan perpustakaan dan Dar al-ilm.
PERKEMBANGAN INTELEKTUAL PADA MASA DINASTI BUWAIHI Nasir, Mohd.
At-Tafkir Vol 7 No 1 (2014): Vol VII No 1 Juni 2014
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan ilmu pada masa dinasti Buwaihi adalah konsekwensilogis dari sejarah perkembangan ilmu pengetahuan yang telah berjalanlama. Mulai dari usaha penerjemahan, keterbukaan terhadap budayalain dan pergesekan antara berbagai aliran pemikiran yang terjadidalam umat Islam sendiri. Selain itu, terdapat juga faktor lain yanglangsung mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ilmupengetahuan pada masa dinasti bani Buwaihi. Pertama, tumbuhnyakota-kota ilmu dan budaya. Selain Bagd?d sebagai kota besar, munculpula kota-kota lain seperti, Cordova, Kairo dan Bukhara. Di daerahbani Buwaihi juga muncul kota ilmu pengetahuan selain Ba?rah danKufah, yaitu Rayy, I?fah?n dan Syir?z. Kedua, maraknya majelis-majelis ilmu yang didirikan oleh berbagai amir dan wazir. Majelis ilmuini dapat dikelompokkan kepada 3 bentuk: majlis al-umara?, majelisal-wuzara? dan majelis al-?ulama. Ketiga, perpustakaan dan Dar al-?ilm. Para ulama dan wuzara? serta banyak orang kaya berlomba-lomba mendirikan perpustakaan dan Dar al-ilm.
Resistensi Simbolik Siswa Terhadap Kebijakan Pelaksanaan Shalat Dhuha Di Mas Halaban Marisyah Dewi; Mohd Nasir; Muhammad Nuh Rasyid
Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 1 (2017): Januari-Juni 2017
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Madrasah Aliyah Swasta Halaban sudah menerapkan kebijakan pelaksanaan shalat dhuha sebagai salah satu peraturan yang wajib dilaksanakan setiap paginya pada pukul 07.30 Wib, yang sudah berjalan selama kurang lebih 4 tahun lamanya sejak awal berdirinya madrasah pada tahun 2016, yang bertujuan agar waktu pagi siswa lebih bermanfaat dan dapat meningkatkan wawasan keagamaan dan meningkatkan kedisiplinan siswa, baik disiplin dalam mengerjakan shalat dan disiplin dalam waktu. Namun, hal tersebut tidak berjalan sesuai harapan. Banyak resistensi simbolik yang dilakukan siswa. Resistensi simbolik muncul karena adanya siswa yang tidak berniat untuk melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, kajian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang resistensi simbolik siswa terhadap kebijakan pelaksanaan shalah dhuha di madrasah aliyah swasta halaban. Penelitian menggunakan penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil yang diperoleh dari diterapkannya kebijakan pelaksanaan shalat dhuha di Madrasah Aliyah Swasta Halaban yaitu siswa menjadi terbiasa mengerjakan shalat dhuha baik dilingkungan sekolah maupun dirumah, lebih agamis, ketakwaan kepada Allah Swt. semakin meningkat, dan menjadi pribadi muslim yang berakhlakul karimah
PERKEMBANGAN INTELEKTUAL PADA MASA DINASTI BUWAIHI Mohd. Nasir
At-Tafkir Vol 7 No 1 (2014): Vol VII No 1 Juni 2014
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan ilmu pada masa dinasti Buwaihi adalah konsekwensilogis dari sejarah perkembangan ilmu pengetahuan yang telah berjalanlama. Mulai dari usaha penerjemahan, keterbukaan terhadap budayalain dan pergesekan antara berbagai aliran pemikiran yang terjadidalam umat Islam sendiri. Selain itu, terdapat juga faktor lain yanglangsung mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ilmupengetahuan pada masa dinasti bani Buwaihi. Pertama, tumbuhnyakota-kota ilmu dan budaya. Selain Bagdād sebagai kota besar, munculpula kota-kota lain seperti, Cordova, Kairo dan Bukhara. Di daerahbani Buwaihi juga muncul kota ilmu pengetahuan selain Baṣrah danKufah, yaitu Rayy, Iṣfahān dan Syirāz. Kedua, maraknya majelis-majelis ilmu yang didirikan oleh berbagai amir dan wazir. Majelis ilmuini dapat dikelompokkan kepada 3 bentuk: majlis al-umara’, majelisal-wuzara’ dan majelis al-‘ulama. Ketiga, perpustakaan dan Dar al-‘ilm. Para ulama dan wuzara’ serta banyak orang kaya berlomba-lomba mendirikan perpustakaan dan Dar al-ilm.
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SIMPLE PRESENT TENSE DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE CUT LINDA; MOHD NASIR
STRATEGY : Jurnal Inovasi Strategi dan Model Pembelajaran Vol. 2 No. 3 (2022)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/strategi.v2i3.1465

Abstract

This research is a classroom action research conducted in SMK Negeri 1 Langsa. In this research the researcher take class X Administration of Office (AP)1 as a sampel. This research was conducted in 2 cycles and for each cycle are planning, action , observation and reflection. There are 30 students was taken as research object.The students must reach the score 70, minimal completeness criteria (KKM) . Before research no one of students could achieve KKM. The result of research that show an improvement in students, progress in every cycles, it showed in cycle I only 2 students or (6,67%) passed KKM and 28 students or (93,33%) did not pass KKM.In cycle 2 there were 26 students or 86,67% passed KKM , and 4 students or 33,3% did not pass KKM, the other side the using of picture and picture could influnce in students progres. The progress indicator was if percentage of students which score of learning progress could achieve up 80% so that the research could be said succesfull. ABSTRAKPenelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Langsa. Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel di kelas X Administrasi Perkantoran 1(AP)1. Penelitian ini dilaksasanakan dalam 2 siklus dan tiap-tiap siklus terdiri dari rencana, tindakan, observasi dan refleksi. Ada 30 siswa yang diambil sebagai objek penelitian. Siswa-siswa harus mencapai nilai 70, kriteria ketuntasan minimal (KKM).Sebelum penelitian, tidak ada siswa yang mencapai KKM. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa tiap siklus, hal ini dapat di lihat pada siklus I diperoleh 2 siswa atau 6,67% tuntas, dan masih 28 siswa atau 93,33% tidak tuntas. Pada siklus II diperoleh banyaknya siswa yang tuntas adalah 26 siswa atau 86,67% tuntas, selebihnya 4 siswa atau 33,3% masih belum tuntas, engan kata lain penggunaan picture and picture sangat berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah jika presentase siswa yang nilai hasil belajarnya tuntas mencapai 80% keatas maka penelitian sudah bisa dikatakan berhasil.
Tengku Dayah : Era Society dan Ruang Semeubeut Mohd Nasir; Muhibuddin Muhibuddin; M Wali Al-Khalidi
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 12, No 01 (2023): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v12i01.4300

Abstract

Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi pada era society berdampak sangat besar terhadap ruang pembelajaran tengku dayah. Adanya transformasi ini merupakan indikasi keberterimaan tengku terhadap kemajuan teknologi yang selama ini ditentang. Tulisan ini mendeskripsikan peran tengku dayah salafiah dalam merespons digitalisasi pembelajaran di era society. Kesarjanaan tentang Aceh kontemporer memperlihatkan besarnya peran tengku dayah terhadap pendidikan di Aceh. Tetapi sejauh ini, studi yang membahas tema tersebut belum memberi perhatian yang memadai tentang peran tengku yang dihubungkan dengan era society 5.0 menggunakan teori Anthony Giddent. Berdasarkan data kualitatif yang dikumpulkan melalui wawancara dengan teungku, observasi dan dokumentasi, tulisan ini mengajukan argumen bahwa perubahan pola semeubeut yang dilakukan tengku dayah di Aceh merupakan sebuah kesadaran modernisasi yang dimiliki tenngku dalam merespon kebutuhan di masa yang akan datang demi mempertahankan eksistensi dayah. Artikel ini menyimpulkan bahwa kesadaran yang dibentuk teungku dayah beroperasi dalam tiga kesadaran yang saling berkoneksi  satu  sama  lain,  yaitu;  kesadaran  diskursif  (discursive consciousness), kesadaran praktis (practical consciousness) serta motivasi tindakan.
Strategi Orang Tua Dalam Mengatasi Kebiasaan Temper Tantrum Pada Anak Usia Dini di Kecamatan Langsa Baro Zainuddin Zainuddin; Mulyadi Mulyadi; Muhibuddin Muhibuddin; Mohd. Nasir; Susilawati Susilawati
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 12, No 001 (2023): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam (Article In Progress Special Issue 20
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v12i001.5348

Abstract

The habit of temper tantrums carried out by children aged 2 to 6 years is an attitude that must be controlled well by parents, so that children can grow and develop emotionally well. Certain strategies are needed to overcome the child's temper tantrum habits. The purpose of this study was to determine the form of parenting style in dealing with temper tantrum behavior in early childhood and to determine the supporting and inhibiting factors of parenting parents in overcoming temper tantrum behavior in early childhood in Kecamatan Langsa Baro. This research uses a qualitative approach. The subjects (respondents) of the study consisted of three villages in Kecamatan Langsa Baroe, namely Geudubang Jawa, Geudubang Aceh and Paya Bujok Tunong. The research subjects are children with temper tantrum behavior, parents and community experts (psychologists). Data collection techniques using observation, interviews and documentation. While the data analysis technique is used to interpret the results of the study which consists of: data reduction, data presentation, and inference. The results of this study indicate that: 1) The form of parenting style in dealing with temper tantrum behavior in early childhood in Langsa BarÔ District is the tendency of parenting parents to overcome temper tantrum behavior such as authoritarian, permissive, and democratic. The supporting factors for parenting parents in overcoming temper tantrum behavior in early childhood in Langsa BarÔ District are: a) Parents' self-efficacy. b) Parents' social support. c) The role of the community of experts (psychologists). While the inhibiting factors include: a) Parents' mistakes because they always comply with the wishes of the child, b) Parents are too authoritarian towards children, c) The inability of children to express their expressions, d) Busy parents so that they pay less attention to children. The conclusion is that there are three strategies used by parents in dealing with children who have a temper tantrum, namely, first, using an authoritarian strategy where the child is forced to follow the wishes of the parents, Second, a permissive strategy, namely the child is given freedom to carry out his wishes, although sometimes the parents also help the child to fulfill their desires, and thirdly, a democratic strategy, where parents give children the freedom to fulfill their desires but under the control of the parents.
Tengku Dayah : Era Society dan Ruang Semeubeut Mohd Nasir; Muhibuddin Muhibuddin; M Wali Al-Khalidi
Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 12 No. 01 (2023): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v12i01.4300

Abstract

Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi pada era society berdampak sangat besar terhadap ruang pembelajaran tengku dayah. Adanya transformasi ini merupakan indikasi keberterimaan tengku terhadap kemajuan teknologi yang selama ini ditentang. Tulisan ini mendeskripsikan peran tengku dayah salafiah dalam merespons digitalisasi pembelajaran di era society. Kesarjanaan tentang Aceh kontemporer memperlihatkan besarnya peran tengku dayah terhadap pendidikan di Aceh. Tetapi sejauh ini, studi yang membahas tema tersebut belum memberi perhatian yang memadai tentang peran tengku yang dihubungkan dengan era society 5.0 menggunakan teori Anthony Giddent. Berdasarkan data kualitatif yang dikumpulkan melalui wawancara dengan teungku, observasi dan dokumentasi, tulisan ini mengajukan argumen bahwa perubahan pola semeubeut yang dilakukan tengku dayah di Aceh merupakan sebuah kesadaran modernisasi yang dimiliki tenngku dalam merespon kebutuhan di masa yang akan datang demi mempertahankan eksistensi dayah. Artikel ini menyimpulkan bahwa kesadaran yang dibentuk teungku dayah beroperasi dalam tiga kesadaran yang saling berkoneksi  satu  sama  lain,  yaitu;  kesadaran  diskursif  (discursive consciousness), kesadaran praktis (practical consciousness) serta motivasi tindakan.
Strategi Orang Tua Dalam Mengatasi Kebiasaan Temper Tantrum Pada Anak Usia Dini di Kecamatan Langsa Baro Zainuddin Zainuddin; Mulyadi Mulyadi; Muhibuddin Muhibuddin; Mohd. Nasir; Susilawati Susilawati
Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 12 No. 001 (2023): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam (Special Issue 2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v12i001.5348

Abstract

The habit of temper tantrums carried out by children aged 2 to 6 years is an attitude that must be controlled well by parents, so that children can grow and develop emotionally well. Certain strategies are needed to overcome the child's temper tantrum habits. The purpose of this study was to determine the form of parenting style in dealing with temper tantrum behavior in early childhood and to determine the supporting and inhibiting factors of parenting parents in overcoming temper tantrum behavior in early childhood in Kecamatan Langsa Baro. This research uses a qualitative approach. The subjects (respondents) of the study consisted of three villages in Kecamatan Langsa Baroe, namely Geudubang Jawa, Geudubang Aceh and Paya Bujok Tunong. The research subjects are children with temper tantrum behavior, parents and community experts (psychologists). Data collection techniques using observation, interviews and documentation. While the data analysis technique is used to interpret the results of the study which consists of: data reduction, data presentation, and inference. The results of this study indicate that: 1) The form of parenting style in dealing with temper tantrum behavior in early childhood in Langsa BarÔ District is the tendency of parenting parents to overcome temper tantrum behavior such as authoritarian, permissive, and democratic. The supporting factors for parenting parents in overcoming temper tantrum behavior in early childhood in Langsa BarÔ District are: a) Parents' self-efficacy. b) Parents' social support. c) The role of the community of experts (psychologists). While the inhibiting factors include: a) Parents' mistakes because they always comply with the wishes of the child, b) Parents are too authoritarian towards children, c) The inability of children to express their expressions, d) Busy parents so that they pay less attention to children. The conclusion is that there are three strategies used by parents in dealing with children who have a temper tantrum, namely, first, using an authoritarian strategy where the child is forced to follow the wishes of the parents, Second, a permissive strategy, namely the child is given freedom to carry out his wishes, although sometimes the parents also help the child to fulfill their desires, and thirdly, a democratic strategy, where parents give children the freedom to fulfill their desires but under the control of the parents.
Challenges in Supporting Women's Recovery from Sexual Violence in a Village Setting: Addressing Social Structures in Gampong Meurandeh Dayah, Aceh Rijal, Syamsul; Nasir, Mohd.
PALASTREN: Jurnal Studi Gender Vol 17, No 1 (2024): PALASTREN
Publisher : IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/palastren.v17i1.19717

Abstract

This article examines the structural challenges in the formation of advocacy policies for female victims of sexual violence in Gampong Meurandeh, Langsa City, Aceh. The data collection process utilized the participatory action research method over four months. Drawing upon social structure theory, the article argues that the causes of sexual violence in rural communities are not only rooted in knowledge and culture but also in the social structures that operate within these communities. The research findings indicate that the reluctance of village authorities to engage in the formulation of sexual violence policies is impeding the successful execution of sexual violence prevention programs. The article highlights two factors that hinder the prevention of sexual violence in Gampong Meurandeh Dayah. Firstly, the lack of female representation in the village government Secondly, support for victims of sexual violence is not a primary concern in the village government's policies. The article concludes that sexual violence prevention programs implemented in patriarchal communities require not only a change in public knowledge but also interventions at the structural level.