Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG PAKOBA (TRICALYSIA MINAHASSAE) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR DAN GINJAL PADA TIKUS PUTIH JANTAN (RATTUS NORVEGICUS) Tumbol, Michael V.L; Rambi, Elne Vieke; Mamuaya, Telly
KESMAS Vol 7, No 5 (2018): Volume 7, Nomor 5, September 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Zat aktif pada tanaman obat umumnya dalam bentuk metabolit sekunder dan hal ini memungkinkan tanaman tersebut memiliki lebih dari satu efek farmakologi. Beberapa obat tradisional baru diketahui memiliki efek toksik yang cukup serius setelah melewati berbagai pengujian toksikologi. Tumbuhan asli Sulawesi Utara banyak digunakan sebagai obat tradisional dan berpotensi digunakan sebagai obat antidiabetes yaitu kulit batang pakoba (Tricalysia minahassae). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran mikroskopis dan makroskopis hepar serta ginjal pada ekstrak etanol Kulit Batang Pakoba (Tricalysia minahassae) terhadap tikus putih (Rattus norvegicus). Penelitian eksperimental laboratorium dengan rancangan post test only control group design, sebanyak 15 tikus dibagi menjadi 1 kelompok placebo dan 4 kelompok perlakuan yang diberi ekstrak etanol kulit batang pakoba dosis 200;400;600;800 mg/KgBB selama 30 hari kemudian semua tikus diterminasi dan dilakukan pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis organ hepar serta ginjal. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh pemberian ekstrak etanol kulit batang pakoba terhadap gambaran makroskopis ginjal dan hepar tikus yaitu berat, volume dan warna organ dibandingkan kontrol negatif (P>0,05). Ada pengaruh pemberian ekstrak etanol kulit batang pakoba terhadap gambaran mikroskopis sel hepar dan ginjal dibandingkan kontrol negatif (P<0,05). Kandungan fitokimia pada ekstrak etanol kulit batang pakoba adalah flavonoida, tanin, alkaloida dan saponin Kata Kunci : Ekstrak Etanol Kulit Batang Pakoba, Makroskopis hepar dan ginjal, mikroskopis sel hepar dan ginjal ABSTRACTThe active substance in medicinal plants is generally in the form of secondary metabolites and this allows the plant to have more than one pharmacological effect. Some new traditional medicines are known to have serious toxic effects after passing various toxicological tests. Plants native to North Sulawesi are widely used as traditional medicine and have the potential to be used as an antidiabetic drug, namely the skin of the pakoba stem (Tricalysia minahassae). The purpose of this study was to determine the microscopic and macroscopic description of the liver and kidneys in the ethanol extract of Batang Pakoba Skin (Tricalysia minahassae) against white rats (Rattus norvegicus). Laboratory experimental study with post-test only control group design, 15 rats were divided into 1 placebo group and 4 treatment groups were given ethanol extract of pakoba stem skin dose of 200; 400; 600; 800 mg / KgBB for 30 days then all mice were terminated and Macroscopic and microscopic examination of hepatic organs and kidneys was carried out. The results showed no effect of the administration of ethanol extract of pakoba stem bark on the macroscopic picture of rats and hepatic rats, ie weight, volume and color of organs compared to negative controls (P> 0.05). There was an effect of giving ethanol extract of pakoba bark to microscopic images of liver and kidney cells compared to negative controls (P <0.05). The phytochemical content of the ethanol extract of pakoba stem bark is flavonoida, tannin, alkaloids and saponins Keywords: Health promotion, puskesmas
Digital communication in health promotion in handling tuberculosis sputum Makalew, Linda Augustien; Rambi, Elne Vieke; Makaminan, Muhammad Ali
Jurnal Teknologi Laboratorium Vol 10 No 1 (2021): inpress
Publisher : POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29238/teknolabjournal.v10i1.285

Abstract

The Covid-19 pandemic that has caught the attention of not only Indonesia but the rest of the world. The 3M movement, namely using masks, washing hands and keeping a distance to minimize the transmission of tuberculosis, is very useful for the eradication of TB tuberculosis. However, this is a challenge in itself for microscopic officers at the Microscopic Reference Center (MRC) in education and handling of sputum for tuberculosis patients who are currently being treated. The purpose of this study was to test VisKomLAM 1, 2, 3 and 4 in bridging communication between officers in sputum management education for tuberculosis sufferers at each examination during the Covid-19 pandemic. The research locations took MRC Tuminting, Wawonasa and Tikala Baru in Manado City and MRC Telaga in Gorontalo District. Analysis with paired t test showed a significance below 5%, which means that VisKomLAM 1, 2, 3 and 4 can bridge education from officers to tuberculosis sufferers in the Covid-19 pandemic era. It is recommended that health workers always strive to promote tuberculosis health in achieving tuberculosis elimination by 2050
Multi drugs resistance to Diabetes Mellitus patients with tuberculosis in Manado City Rambi, Elne Vieke; Sukandar, Dyan R; Makalew, Linda Augustien; Tomastola, Yohanis; Konoralma, Ketrina
Jurnal Teknologi Laboratorium Vol 10 No 1 (2021): inpress
Publisher : POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29238/teknolabjournal.v10i1.286

Abstract

Diabetes mellitus (DM) with pulmonary tuberculosis (TB) is an infectious disease if not educated regularly, there will be a high risk of drug resistance and even some anti-tuberculosis drugs. This study aims to identify anti-tuberculosis drug resistance in DM patients with TB in Manado City. The population in the study types 2 DM patients as amount 80 patients. Based on TCM/GenExpert examination from 47 respondents, there were 17 respondents positive multi drugs resistance rifampicin (RR). Sampling taking based on inclusion criteria, i.e., have had type DM for five years, had suffered TB MDR RR based on GenXpert examination as much as 17 respondents followed in the resistance test with Sputum TB culture and MGIT method. The result of the study showed that MDR DM-TB with MGIT method as followed is obtained from 17 samples, six samples (35.30%) resistance INH 0.4 mg and 1 sample (5.88%) MDR canamycin, and still sensitive INH 0.4 mg and camaycin is ten samples (58.82%). This study results could be used to program planning of prevention and controlling efforts TB-DM in this treatment obedience and regimen anti-tuberculosis medicine for MDR-TB patients.
Identifikasi Soil Transmitted Helminths (STHs) pada Anak Sekolah Dasar Lalangpuling, Indra Elisabet; Mandak, Megita Candra; Rambi, Elne Vieke; Suwarja, Suwarja; Pesurnay, Yanti
JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG Vol 12, No 1 (2024): JKP Juni 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32922/jkp.v11i2.768

Abstract

Latar Belakang: Penyakit infeksi cacing terbanyak disebabkan oleh kelompok cacing Soil Transmitted Helminths (STHs). Infeksi cacing banyak terinfeksi pada anak-anak karena kurangnya memperhatikan kebersihan diri.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya infeksi STHs pada anak SD GMIM Budo di Desa Budo Kecamatan Wori.Metode: Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan jumlah populasi sebanyak 39 pada seluruh anak kelas 1-6 SD GMIM Budo di Desa Budo Kecamatan Wori. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling sebanyak 22 anak kemudian sampel feses diperiksa menggunakan metode Natif, Bearmant test dan Kato katz.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden berusia 10 tahun (27%) dan hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan 2 responden (10%) terinfeksi STHs dan terjadi pada responden berjenis kelamin laki-laki melalui pemeriksaan pada metode Natif dengan spesies Ascaris lumbricoides, dan metode Kato katz dengan spesies Ascaris lumbricoides dengan intensitas ringan 135 epg dan spesies Hookworm dengan intensitas ringan 90 epg. Kesimpulan dari penelitian ini adalah 10% responden terinfeksi STHs dengan jenis kelamin laki-laki. Saran dari penelitian ini adalah pihak SD GMIM Budo lebih memperhatikan ketersediaan sanitasi di lingkungan sekolah yang membantu para siswa untuk menerapkan perilaku hidup sehat.
Analisis Cemaran Bakteri Pada Jajanan Kue Basah Yang Dijual Di Pasar Perum Paniki Kota Manado Rambi, Elne Vieke; Fransisca Welua, Angel; Edrian Sumampouw, Jonas; Sumenge, Dionysius
Jurnal Media Analis Kesehatan Vol 15 No 2 (2024): JURNAL MEDIA ANALIS KESEHATAN
Publisher : Potekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/jmak.v15i2.1236

Abstract

Makanan jajanan (street food) memiliki banyak keunggulan yaitu, murah dan mudah didapat, serta cita rasanya yang cocok dengan selera kebanyakan masyarakat. Meskipun makanan jajanan memiliki keunggulan tersebut, ternyata makanan jajanan beresiko terhadap kesehatan karena penanganannya sering tidak higienis, yang memungkinkan makanan jajanan terkontaminasi oleh mikroba. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui nilai Angka Lempeng Total (ALT), ada atau tidaknya cemaran bakteri Eschericia Coli, Staphylococcus Aureus dan Salmonella Sp. pada jajanan kue basah yang dijual di Pasar Perum Paniki Kota Manado. Jenis Penelitian ini bersifat deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua jenis jajanan kue basah yang dijual pedagang kue di Pasar Perum Paniki Kota Manado. Sampel yang diambil sebanyak 30 sampel dari 20 jenis jajanan kue basah yang dijual oleh 10 pedagang kue basah di Pasar Perum Paniki Kota Manado. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif, disajikan dalam bentuk tabel, dinarasikan dan dibuat kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nilai Angka Lempeng Total (ALT) dari 10 pedagang dengan jumlah sampel sebanyak 30 sampel di Pasar Perum Paniki Kota Manado sebanyak 12 sampel (40%) Memenuhi Syarat dan 18 sampel (60%) Tidak Memenuhi Syarat, Identifikasi Bakteri Eschericia Coli, sebanyak 10 sampel (33%) positif dan 20 sampel (67%) negatif. Identifikasi Bakteri Staphylococcus Aureus sebanyak 19 sampel (63%) positif dan 11 sampel (37%) negatif dan Identifikasi Bakteri Salmonella Sp. sebanyak 30 sampel (100%) negatif. Identifikasi Bakteri pada sampel Jajanan Kue Basah sebanyak 6 sampel (20%) terdapat mix 2 bakteri Eschericia Coli dan Staphylococcus Aureus.
PELATIHAN TOKOH MASYARAKAT DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI DESA KALI, KECAMATAN PINELENG, KABUPATEN MINAHASA Rambi, Elne Vieke; Tumurang, Marjes Netro; Sumenge, Dionysius
GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025): GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/gemakes.v5i1.1976

Abstract

Tuberkulosis dan Diabetes Melitus merupakan masalah kesehatan yang saling berkaitan dan dapat memperburuk kondisi pasien. Di Desa Kali, Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa, angka kejadian Tuberkulosis pada penderita Diabetes Melitus cukup tinggi. Oleh karena itu, dilakukan pelatihan bagi tokoh masyarakat untuk meningkatkan pemahaman dan peran mereka dalam pengendalian penyakit ini. Penelitian ini menggunakan metode pelatihan interaktif berbasis Interprofessional Education dan Interprofessional Collaboration, yang berlangsung selama tujuh bulan, dari Maret hingga September 2024. Peserta pelatihan terdiri dari 25 tokoh masyarakat yang diberikan edukasi melalui ceramah dan diskusi interaktif menggunakan booklet sebagai bahan ajar. Evaluasi dilakukan dengan pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pemahaman peserta. Hasil pelatihan menunjukkan adanya peningkatan dalam pengetahuan peserta mengenai pencegahan dan penanganan Tuberkulosis pada penderita Diabetes Melitus, dengan rata-rata skor pre-test sebesar 50,54% meningkat menjadi 77,17% pada post-test. Peningkatan ini mencerminkan efektivitas metode pelatihan dalam memperkuat peran tokoh masyarakat sebagai agen perubahan di komunitas mereka. Dengan demikian, pelatihan ini dapat menjadi strategi yang efektif dalam mendukung upaya pencegahan dan pengendalian Tuberkulosis pada penderita Diabetes Melitus serta berkontribusi dalam pencapaian target nasional dalam pengendalian penyakit menular.