Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Terapi Menulis Ekspresif Untuk Menurunkan Tingkat Stres Akademik Peserta Didik Di Sekolah Full Day School Esty Aryani Safithry; Indah Sari Dewi
Suluh: Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 5 No 2 (2020): Suluh: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.618 KB) | DOI: 10.33084/suluh.v5i1.1313

Abstract

Sistem pembelajaran dengan pola full day school membutuhkan kesiapan baik fisik, psikologis, maupun intelektual yang bagus (Basuki 2016). stres di bidang akademik pada anak muncul ketika harapan untuk pencapaian prestasi akademik meningkat, baik dari orang tua, guru ataupun teman sebaya dan harapan tersebut tidak sesuai dengan kemampuannya. Salah satu solusi yang ditawarkan untuk menurunkan tingkat stress pada Peserta didik di sekolah yang menerapkan full days school adalah dengan terapi menulis ekspresif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat stres akademik pada Peserta didik di Sekolah Full Day School sebelum dan sesudah diberikan terapi menulis ekspresif. Dan Untuk mengetahui proses terapi menulis tingkat stres akademik pada Peserta didik di Sekolah Full Day School. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif studi kasus menggunakan rancangan penelitian multiple baseline Penelitian ini dilakukan pada 15 orang subyek berusia 15-17 tahun. Dengan Memenuhi krirteria DSM IV untuk gangguan penyesuaian (stress), belum pernah diberikan terapi menulis sebelumnya dan bersedia bekerjasama dengan terapis dengan menandatangani inform consent. Hasil peneltian menunjukan Adanya penurunan tingkat stress akademik subjek. Berdasarkan hasil dari sesi 1 sampai sesi ke 10, Skor rata-rata sesi pra terapi adalah 84.5 dan Skor rata-rata sesi pascaterapi adalah 56.7 sedangkan perilaku positif yang muncul . adalah subjek dapat mengerjakan tugas tepat waktu, konsentrasi dalam belajar meningkat dan percaya diri atas kemampuan yang dimiliki.
Latihan Relaksasi Untuk Mengurangi Gejala Insomnia Esty Aryani Safithry
Pedagogik: Jurnal Pendidikan Vol 9 No 1 (2014): Pedagogik: Jurnal Pendidikan
Publisher : Institute For Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.122 KB) | DOI: 10.33084/pedagogik.v9i1.615

Abstract

Kekurangan tidur dapat menyebabkan gangguan mood, emosi, konsentrasi dan menimbulkan malas. Latihan relaksasi dapat digunakan untuk mengurangi gejala insomnia, terapi ini merupakan bentuk terapi psikologis yang mendasarkan pada teori-teori behavioris. Subyek penelitian adalah mahasiswa UM Palangkaraya. Jenis penelitian adalah studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi ini dapat menurunkan gejala insomnia, yang ditandai menurunnya tingkat ketegangan di saat akan maupun setelah tidur,saat terbangun pikiran menjadi lebih segar. Subjek mampu melaksanakan latihan relaksasi secara mandiri.
EFEKTIFITAS COGNITIVE BEHAVIOR THERAPHY UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN PADA SISWA: The Effectiveness Of Cognitive Behavior Theraphy To Reduce Students' Examination Anxiety Level Esty Aryani Safithry
Suluh: Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol. 8 No. 1 (2022): Suluh : Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/suluh.v8i1.4094

Abstract

Dalam memantau perkembangan kemampuan dan pengetahuan dalam bidang pendidikan, maka pada periode tertentu diadakan ujian atau tes. Pentingnya ujian ini menjadi tolak ukur keberhasilan pembelajaran dan dapat digunakan sebagai bentuk evaluasi dari proses pembelajaran. Namun di sekolah ada beberapa siswa yang merasa khawatir dan tidak siap. Hal itu mengakibatkan kecemasan yang disebut dengan test anxiety atau kecemasan akan ujian. Salah satu intervensi yang disarankan untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut diatas adalah dengan pengunaan Cognitive-Behavioral Therapy karena melalui terapi ini seseorang diajari bagaimana memahami bahwa adanya hubungan antara emosi, pikiran dan perilaku yang dihasilkan, serta melalui terapi ini dapat membantu menghilangkan pemikiran negatif seseorang. Tujuan pelitian ini adalah untuk mengetahui apakah cognitive behavior theraphy dapat menurunkan tingkat kecemasan menghadapi ujian pada siswa SMA yang dikhususkan pada mata pelajaran matematika Rancangan Penelitian menggunakan Single case yang merupakan penelitian yang intensif mengenai individu. Selain itu single case adalah penelitian yang biasa diterapkan oleh kalangan klinis. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain A-B-A pada dasarnya melibatkan fase baseline (A) dan fase perlakuan (B). Penelitian ini dilakukan pada 5 orang subyek. Metode asesmen data mengunakan daftar riwayat hidup, observasi, wawancara dan skala kecemasan menghadapi ujian. Teknik terapi terdiri dari teknik relaksasi dan rekonstruksi kognitif. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa penerapan terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral theraphy) yang diberikan dapat membantu menurunkan tingkat kecemasan mengahadapi ujian pada siswa. grafik dapat dilihat bahwa selama sesi 1-sesi 7 skor menunjukan adanya penurunan tingkat kecemasan menghadapi ujian pada siswa.
Adaptation of Academic Self-Efficacy Measuring Tools using the Confirmatory Factor Analysis (CFA) Safithry, Esty Aryani
Suluh: Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol. 9 No. 2 (2024): Suluh : Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/suluh.v9i2.6935

Abstract

Students with higher self-efficacy, are more self-confident, can set higher learning goals, and are better at problem solving, which may lead to better academic performance. This research aims to adapt and validate The Scale of Sources of Self-efficacy in Mathematics (SSSEM) in the context of Indonesian culture and language and test its reliability in high school students. The research sample consisted of 200 students from six high schools in the city of Palangkaraya. All items were analyzed using Confirmatory Factor Analysis (CFA). The research results show the construct validity of the instrument with the index criterion value ????2 = 170.749 p = 0.97 or (p-value > 0.05) meaning there is a match between the data and the model, then the RMSEA value = .028 (≤ 0.09), CMIN/DF = 1.154 (≤ 2.00), GFI = 0.920, CFI = 0.994, TLI = 0.993 and AGFI = 0897 (≥ 0.90). The results of the reliability analysis show that the scale has an adequate level of reliability. Then the construct reliability has good reliability with coefficient values for each dimension of 0.89 0.88, 0.89 and 0.87. Cronbach's Alpha value is above 0.70. This adapted scale had a good fit with empirical data after several modifications. Therefore, the Indonesian version of the SSSEM can be used as a valid and reliable measuring tool to measure self-efficacy in high school students in Indonesia.
Konsep Dasar Pengembangan Kreativitas Anak Dan Remaja Serta Pengukurannya Dalam Psikologi Perkembangan Latifah, Latifah; Zwagery, Rika Vira; Safithry, Esty Aryani; Ngalimun, Ngalimun
EduCurio: Education Curiosity Vol 1 No 2 (2023): Maret-Juni 2023
Publisher : Yayasan Pendidikan Tanggui Baimbaian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Metode yang digunakan adalah dengan studi kepustakan yang artinya segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain. Setiap fase perkembangan mempunyai serangkaian tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh setiap individu. Sebab, kegagalan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan pada fase tertentuakan memperlancar pelaksanaan tugas-tugas perkembangan pada fase berikutnya. Tugas-tugas perkembangan ini berkaitan dengan sikap, perilaku, atau keterampilan yang seyogianya dimiliki oleh individu, sesuai dengan usia atau fase perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan ini sebagai ini sebagai sosial expectations. Dalam arti, setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai keterampilan tertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku yang disetujui bagi berbagai usia sepanjang rentang kehidupan.