Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA DALAM MENCERITAKAN KEGEMARAN MELALUI TEKNIK PERCAKAPAN Ngalimun, Ngalimun
Al-Adzka: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Vol 6, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/aladzkapgmi.v6i1.1902

Abstract

Their speaking ability by using conversational techniques arevery important and far-reaching. This is shown by the results of the acquisition of scores of observations made respondents, who answered "always" in 15 questions with a score of 869.68 tally with an average of 57.98 %, a score answered "sometimes" in the amount of 630, 32 with an average of 42.02 %, while the answer is not in the amount of 0 with an average of 0 % or no answer . If the comparison between the scores three alternative answers of "yes" has the greatest score, so it can be concluded that the conversation technique can improve their speaking ability in communicating his love to the category quite well. Increasing students' speaking ability in telling the student craze is influenced by several factors, among others, is the way of pronunciation tones and how to communicate.
REVOLUSI INDUSTRI 4.0 KAMPUS MERDEKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN DAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PERGURUAN TINGGI BERWAWASAN ENTERPRENEURSHIP: REVOLUSI INDUSTRI 4.0 KAMPUS MERDEKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN DAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PERGURUAN TINGGI BERWAWASAN ENTERPRENEURSHIP Ngalimun, Ngalimun
Administraus Vol. 7 No. 1 (2023): Administraus: Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen
Publisher : STIA Bina Banua Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56662/administraus.v7i1.174

Abstract

Abstract Merdeka Campus which opens opportunities for students to learn directly from the real world by practicing experiential learning. Activities carried out in education units include planning, implementing, and evaluating education, and school development, both intra-curricular and extra-curricular. Involves a number of parties, including students, study programs, and partner education units. In order for the implementation of activities to run smoothly, in a planned and measurable manner, technical guidelines outlining the processes and roles of each party are indispensable. Of course adjustments are needed in implementing Revolution 4.0 Era Education. On the other hand, besides being required to understand technology and information and how to implement it, of course there are problems that arise, namely related to adequate infrastructure. For example, students from underprivileged families do not have laptops/smartphones. Muhammadiyah University of Banjarmasin (UMB) adaptively continues to innovate by setting development directions to transform into an educational college with an entrepreneurial perspective. UMB prioritizes edu-entrepreneurship innovation with global competitiveness as a trademark. Keywords: transformation, entrepreneurship, industrial revolution 4.0 Abstrak Kampus Merdeka yang membuka kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar secara langsung dari dunia nyata dengan mempraktikkan experiential learning. Kegiatan dilaksanakan di satuan pendidikan mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pendidikan, dan pengembangan persekolahan, baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Melibatkan sejumlah pihak, di antaranya mahasiswa, program studi, dan satuan pendidikan mitra. Agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan lancar, terencana, dan terukur, petunjuk teknis yang menguraikan proses dan peran setiap pihak sangat diperlukan. Tentu penyesuaian diperlukan dalam menerapkan Pendidikan era Revolusi 4.0. Di sisi lain selain dituntut memahami teknologi dan informasi serta cara mengimplementasikannya, tentu terdapat permasalahan yang timbul yaitu terkait sarana prasarana yang memadai. Misalnya peserta didik dari keluarga yang kurang mampu tidak memiliki laptop/smartphone. Universitas Muhammadiyah Banjarmasin (UMB) secara adaptif terus berinovasi dengan menetapkan arah pengembangan untuk bertransformasi menjadi perguruan tinggi pendidikan berwawasan entrepreneurship. UMB memprioritaskan inovasi edu-entrepreneurship yang berdaya saing global sebagai trademark. Katakunci: transformasi, entrepreneurship, revolusi industry 4.0
Internal dan Eksternal dalam Penerapan Penilaian Manajemen Mutu di Lembaga Pendidikan Islam Ngalimun, Ngalimun; Makruf, Imam; Mujahid, Imam
Muallimun : Jurnal Kajian Pendidikan dan Keguruan Vol 2, No 2 (2022): MUALLIMUN
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23971/muallimun.v2i2.4747

Abstract

ABSTRAKHasil pembahasan terkait penilaian lingkup internal dan eksternal dalam penerapan Manajemen Mutu di lembaga pendidikan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Lingkungan organisasi dapat dibedakan menjadi lingkungan internal (internal environment) yang terdiri dari tiga unsur pendukung, yaitu: pertama, struktur (structure), berkenaan dengan komunikasi, wewenang dan alur kerja. Struktur sering juga disebut rantai komando, dan digambarkan secara grafis menggunakan bagan organisasi; kedua, budaya (culture), merupakan pola keyakinan, harapan, dan nilai yang berlaku di antara anggota organisasi; dan ketiga, sumber daya, yang meliputi keahlian, kemampuan, dan bakat manajerial seseorang dari setiap anggota organisasi. Sedangkan lingkup eksternal adalah kondisi yang berada di luar organisasi, yang juga secara langsung mempengaruhi kelangsungan roda organisasi, seperti terjadinya protes atau pemogokan, munculnya perubahan undang-undang, ketidakpastian lingkungan dan lain-lain. Dalam menilai kedua ruang lingkup tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan sepuluh karakteristik yang terdapat dalam Manajemen Mutu, yaitu: 1) fokus pada pelanggan; 2) obsesi dengan kualitas; 3) pendekatan ilmiah; 4) komitmen jangka panjang; 5) kerja tim (teamwork); 6) perbaikan sistem yang berkesinambungan; 7) pendidikan dan pelatihan; 8) kebebasan yang terkendali; 9) kesatuan tujuan; dan 10) pelibatan dan pemberdayaan karyawan. Bagi organisasi atau institusi pendidikan yang ingin tetap eksis di era modern yang sangat kompetitif ini, komitmen terhadap mutu (mutu) dan memberikan kepuasan kepada pelanggan merupakan harga mati yang tidak dapat ditawar lagi.kata kunci: Internal dan Eksternal, Penilaian Manajemen Mutu Pada Lembaga Pendidikan Islam
Lamut Sebagai Puisi Rakyat: Kajian Etnopedagogi: Lamut as Folk Poetry: An Ethnopedagogical Study Fitriana, Arina; Mu’in, Fathul; Noortyani, Rusma; Ngalimun, Ngalimun
Anterior Jurnal Vol. 24 No. 1 (2025): Anterior Jurnal
Publisher : ​Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/anterior.v24i1.8933

Abstract

Lamut is part of folk poetry among the Banjar people. The preservation of folk poetry is its transmission orally or by word of mouth. Lamut is also a tradition that must be preserved because its existence is almost extinct. This research aims to study the Lamut Koran as a form of teaching material that can be taught to students. Students are the right target to be invited to preserve Lamut because students are educated and must maintain traditions and culture. This research is a type of library research with a descriptive form of analysis. Library research is carried out by researchers by collecting data, recording, and processing the data so that results are found that are adapted to the theories used. The analysis technique used is content to identify data from a collection. The results of this research are that Lamut can be a mantra because it has mystical value, Lamut can be used as a poem because it tells a historical story, and Lamut can be used to convey a rhyme. This research also produces values found in lamut as folk poetry. These values include cultural values, social values, and religious values. This research also invites educators to use Lamut as teaching material for Indonesian language material at the SMP/MTs level. The use of Lamut as a form of folk poetry is a form of ethnopedagogical theory study. Ethnopedagogy is a learning model that emphasizes local wisdom values by using ethnicity as a teaching and learning process.
Nilai Religi dalam Tradisi Lisan Sansana Dayak Ngaju Ngalimun, Ngalimun; Noortyani, Rusma; Hermawan, Sainul
Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan Vol. 19, No. 1 : Al Qalam (Januari 2025)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Amuntai Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35931/aq.v19i1.4300

Abstract

Penelitian ini ditulis untuk mengkaji nilai religi dalam tradisi lisan Sansana Dayak Ngaju yang keberadaannya sudah mulai susah ditemukan dalam masyarakat. Tulisan ini pula diharapkan mampu membuka ruang dan menumbuhkan peminat kembali untuk mengembangkan kebudayaan Masyarakat Dayak. Adapun nilai religi dalam tradisi lisan Sansana Dayak Ngaju di pandangan sebagai kepercayaan bahwa manusia hidup di dunia hanya sementara di alam bawah (dunia) yang disebut dengan Pantai Danum Kalunen, dan akan kembali lagi kealam asalnya yaitu alam atas atau Lewu Liau atau disebut juga Lewu Tatau Dia Rumping Tulang, Randung Raja Isen Kamalasu. Jadi, konsep ketuhanan orang Dayak Ngaju adalah sang Maha Tunggal, Maha Agung, Maha Mulia, Maha Jujur, Maha Lurus, Maha Kuasa, Maha Suci, Maha Pengasih dan Penyayang Maha  Adil, Kekal Abadi, Maha Mendengar, yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan untuk memberikan kehidupan kepada manusia ia  adalah Ranying, yang mempunyai kekuatan untuk mencipta (Hatalla). Suku Dayak Ngaju mengakui bahwa di alam ini ada suatu  zat yang menguasai dunia dan hidupnya. Dalam usahanya mengenal Tuhan suku Dayak Ngaju mengenal nama-nama Mahatala dan Duwata. Mahatala adalah ilah yang menguasai alam atas (langit, atau alam sesudah mati), dan Duwata adalah ilah yang menguasai bumi alam bawah (dunia, dan kehidupan ini). Menurut pandangan Dayak Ngaju, setiap orang mati adalah Buli Lewu Tatau Dia Rumpung Tulang, Rundung Raja Isen Kamalasu Uhat, yaitu surga, tempat yang kaya raya, sejahtera dan membahagiakan.
PARABAN DAN POYOKAN DALAM SAPAAN NGAPAK Ngalimun, Ngalimun; Noortyani, Rusma; Muin, Fatchul
HUMANIS: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 17 No 1 (2025): Januari
Publisher : LPPM UNISDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/humanis.v17i01.8632

Abstract

Abstrak: Latar belakang: Bahasa Ngapak adalah salah satu dialek bahasa Jawa yang digunakan di daerah Jawa Tengah, terutama di wilayah Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Kebumen, atau yang sering disebut Barlingmascakeb. Dialek ini punya beberapa ciri khas yang bikin beda dari dialek Jawa lainnya (dialek Yogya-Solo). Salah satu ciri utamanya adalah pengucapan vokal “o” yang jadi “a”, misalnya kata “ngopo” jadi “ngapa.” Bentuk kebahasaan yang sering menyertai penggunaan bahasa lisan adalah sapaan. Sapaan menyangkut interaksi antara dua pihak, yaitu penyapa (orang yang menyapa) dan pesapa (orang yang disapa). Metode: Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan di Desa Tungkaran Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Desa Tungkaran. Sumber data yang diteliti sebanyak 20 orang penutur bahasa Jawa. Prosedur analisa data yang digunakan melalui wawancara, data diklasifikasikan berdasarkan bentuk-bentuk sapaan, pengelompokan pola tutur sapa bersasarkan bagian-bagiannya, menyimpulkan hasil penelitian dan melaporkan penelitian Kesimpulan: Sapaan ngapak yang berupa paraban yaitu suatu bentuk sapaan atau panggilan yang sering artinya disesuaikan dengan sifat, keadaan, kegemaran dari orang yang diparabai. Paraban tidak menimbulkan rasa tidak senang baik bagi orang (anak) yang diparabai maupun orang tuanya. Sedangkan sapaan ngapak yang berupa poyokan biasanya dilakukan antara kakak dan adik biasanya ketika salah satu atau keduanya dalam keadaan jengkel (marah) atau ingin menggoda. Poyokan ini menyebabkan pesapa menjadi tidak senang dan akibatnya dapat menimbulkan pertengkaran atau gantian membalas dengan sapaan yang berupa poyokan pula. Kata kunci: paraban dan poyokan, ngapak Abstract: Background: Ngapak language is one of the Javanese dialects used in Central Java, especially in the Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, and Kebumen areas, or often called Barlingmascakeb. This dialect has several characteristics that make it different from other Javanese dialects (Yogya-Solo dialect). One of the main characteristics is the pronunciation of the vowel "o" which becomes "a", for example the word "ngopo" becomes "ngapa." The linguistic form that often accompanies the use of spoken language is greetings. Greetings involve interactions between two parties, namely the greeter (the person greeting) and the pesapa (the person being greeted). Method: This research is categorized as a qualitative descriptive study. The research was conducted in Tungkaran Village, Martapura District, Banjar Regency, South Kalimantan. Tungkaran Village. The data sources studied were 20 Javanese speakers. Data analysis procedures used through interviews, data are classified based on forms of greetings, grouping greeting speech patterns based on their parts, concluding research results and reporting research Conclusion: The ngapak greeting in the form of paraban is a form of greeting or call whose meaning is often adjusted to the nature, circumstances, and hobbies of the person being parabai. Paraban does not cause displeasure for either the person (child) being parabai or their parents. While the ngapak greeting in the form of poyokan is usually done between older and younger siblings, usually when one or both are annoyed (angry) or want to tease. This poyokan causes the recipient to be unhappy and as a result can cause arguments or turn to respond with a greeting in the form of poyokan as well. Keywords: paraban and poyokan, ngapak
DIMENSI DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL PADA MAHASISWA JURUSAN KEBIDANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN Ngalimun, Ngalimun; Wulandari, Wulandari; Mirawati, Mirawati
Jurnal Manajemen Pendidikan Al Hadi Vol 2, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/jmpd.v2i1.6328

Abstract

Tujuan penelitian ini mengidentifikasikan pembelajaran berbasis multikultural pada mahasiswa jurusan kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin dengan beberapa penemuan: pertama, memandang keberagaman mahasiswa di perguruan tinggi untuk dapat difungsikan oleh keberadaan tenaga pengajar dalam pendekatan pembelajaran. Kedua, membantu membangun perbedaan yang positif terhadap perilaku keberagamaan kultur, ras etnik dan kelompok keagamaan lainnya yang berada pada penerapan pendekatan multikultural. Ketiga, membantu memberikan ketahanan mahasiswa dengan cara mengajar mereka dalam mengambil keputusan dan keterampilan sosialnya. keempat, untuk membantu peserta didik dalam membangun ketergantungan lintas budaya dan memberi gambaran positif kepada mereka mengenai perbedaan kelompok. Selain itu, proses pendekatan dalam pembelajaran berbasis multikultural dibangun atas dasar konsep pendidikan untuk kebebasan dalam membantu mahasiswa mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam berpartisipasi dan kebebasan mahasiswa.
KAMPUS MERDEKA DALAM PENCAPAIAN PEMBELAJARAN DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DENGAN TANTANGAN COVID 19 DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN Ngalimun, Ngalimun; Agustina, Anita; Suwandewi, Alit
Jurnal Manajemen Pendidikan Al Hadi Vol 2, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/jmpd.v2i2.7335

Abstract

Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang membuka kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar secara langsung dari dunia nyata dengan mempraktikkan experiential learning. Kegiatan AMSP dilaksanakan di satuan  pendidikan  mencakup  perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pendidikan, dan pengembangan persekolahan, baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. AMSP melibatkan sejumlah pihak, di antaranya mahasiswa, program studi, dan satuan pendidikan mitra. Agar pelaksanaan  kegiatan  dapat  berjalan  lancar, terencana, dan terukur, petunjuk teknis yang menguraikan proses dan peran setiap pihak sangat diperlukan. Tentu penyesuaian diperlukan dalam menerapkan Pendidikan era Revolusi 4.0. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri adanya wabah Covid-19 menjadi salah satu pendorong penerapan sistem ini. Di sisi lain selain dituntut memahami teknologi dan informasi serta cara mengimplementasikannya, tentu terdapat permasalahan yang timbul yaitu terkait sarana prasarana yang memadai. Misalnya peserta didik dari keluarga yang kurang mampu tidak memiliki laptop/smartphone. Maka kebijakan sudah seharusnya memperhatikan hal tersebut. Pihak sekolah memiliki Surat Keputusan (SK) peserta didik kurang mampu dan melakukan pendampingan belajar bagi mereka yang telah didata dengan memperoleh subsidi silang atau pemecahan masalah lainnya.
HUBUNGAN PELAKSANAAN SUPERVISI DAN MOTIVASI KERJA GURU DENGAN KEMAMPUAN PEMBELAJARAN GURU SMA IT ASSALAM MARTAPURA Ngalimun, Ngalimun
Jurnal Manajemen Pendidikan Al Hadi Vol 1, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/jmpd.v1i2.5092

Abstract

Rancangan penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai hubungan pelaksanaan supervisi, motivasi kerja guru dan kemampuan pembelajaran guru SMA IT Assalam Martapura. Dalam penelitian ini peneliti hanya mengukur variabel yang ada tanpa memanipulasinya. Pada salah satu sisi penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, maksudnya adalah mendeskripsikan suatu fenomena seperti apa adanya, tidak ada perlakuan yang diberikan pada subyek seperti penelitian eksperimen. Pada sisi lain ditinjau dari segi masalah dan tujuan penelitian, penelitian ini menggunakan teknik korelasional. Tehnik korelasional adalah penelitian yang sifatnya melukiskan hubungan yang terdapat antara dua variabel atau lebih. Penelitian korelasional berusaha menetapkan seberapa kuatnya hubungan yang terdapat antara dua variabel.
FAKTOR TINGAKAT INDIVIDU DALAM MENENTUKAN PILIHAN PADA PEMILIHAN UMUM TERHADAP GURU-GURU SD, SMP, SMA SEDERAJAT DI DESA CINDAI ALUS MARTAPURA awad, awad; Mahridawati, Mahridawati; Ngalimun, Ngalimun
Jurnal Terapung : Ilmu - Ilmu Sosial Vol 7, No 1 (2025): Maret 2025
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/jt.v7i1.18347

Abstract

AbstrakPenelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini akan menggali lebih dalam mengenai alasan di balik pilihan politik para guru. Data akan dikumpulkan melalui angket kuesioner yang dibagikan kepada sejumlah guru yang dipilih secara purposive sampling. Analisis data akan dilakukan dengan menggunakan teknik analisis tematik untuk mengidentifikasi tema-tema utama yang muncul dari hasil angket kuesioner. Hasil penelitian ini adalah Faktor Tingakat Individu Dalam Menentukan Pilihan Pada Pemilihan Umum Terhadap Guru-Guru SD, SMP, SMA Sederajat di Desa Cindai Alus Martapura, dapat disimpulkan bahwa para guru menunjukkan kecenderungan kuat untuk memilih calon yang dianggap memiliki moralitas tinggi dan mematuhi standar etika yang baik. Mereka merasa penting untuk mendukung calon yang dapat menjadi teladan dalam perilaku dan Tindakan. Selain itu, guru juga cenderung memilih calon yang dianggap jujur, konsisten dalam pernyataan dan Tindakan, serta tidak terlibat dalam praktik korupsi atau penyalahgunaan kekuasaan. Kejujuran calon juga sangat mempengaruhi pilihan mereka. Para guru menilai bahwa calon yang jujur dan transparan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab lebih layak untuk mendapatkan suara mereka.Kata Kunci: Tingkat Individu, Menentukan Pilihan, Pemilihan Umum, Guru SD, SMP, SMA Abstract:This research uses a qualitative approach, this research will dig deeper into the reasons behind teachers' political choices. Data will be collected through a questionnaire distributed to a number of teachers selected using purposive sampling. Data analysis will be carried out using thematic analysis techniques to identify the main themes that emerge from the questionnaire results. The results of this research are Individual Level Factors in Determining Choices in the General Election of Elementary, Middle School and High School and Equivalent Teachers in Cindai Alus Martapura Village. It can be concluded that teachers show a strong tendency to choose candidates who are considered to have high morality and adhere to good ethical standards. They feel it is important to support candidates who can be role models in behavior and actions. Apart from that, teachers also tend to choose candidates who are considered honest, consistent in statements and actions, and not involved in corrupt practices or abuse of power. The honesty of candidates also greatly influences their choices. The teachers considered that candidates who were honest and transparent in carrying out their duties and responsibilities were more worthy of their votes.Keywords: Individual Level, Making Choices, General Election, Elementary, Middle School, High School Teachers