Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Adaptasi Alat Ukur Regulasi Diri Dalam Belajar Daring Tejarukmi Mutiara; Tjut Rifameutia
Edcomtech Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um039v6i12021p301

Abstract

Abstrak: Regulasi diri dalam belajar merupakan keterampilan belajar krusial yang perlu dimiliki oleh setiap pebelajar. Terlebih lagi para pebelajar yang belajar secara daring di tengah pandemi Covid-19. Penelitian  ini bertujuan untuk mengadaptasi skala regulasi diri dalam belajar secara daring Online Self-regulated Learning Questionnaire (OSLQ)  yang dikembangkan oleh Barnard dan rekan (2009) ke dalam Bahasa Indonesia dan dilakukan uji reliabilitas serta validitas. Partisipan penelitian adalah 399 mahasiswa dari berbagai wilayah di Indonesia  yang sedang melakukan pembelajaran daring. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa adaptasi yang terdiri dari 24 butir pernyataan OSLQ adalah reliabel dengan koefisien Cronbach’s Alpha  .915 dan valid dengan validitas konstruk koefisien Corrected Item Total Correlation di antara .409 - .708. Validitas konstruk berdasarkan Confirmatory Factor Analysis juga menunjukkan model fit. Sehingga, alat ukur dapat dimanfaatkan untuk penelitian mengenai regulasi diri dalam belajar daring di Indonesia.Abstract: Self-regulated learning is  crucial learning skill for every learners. Moreover, students are learning online in the midst of the Covid 19 pandemic. This study aims to adapt the scale of Online Self-regulated Learning Questionnaire (OSLQ) developed by Barnard and colleagues (2009) into Bahasa Indonesia and to perform reliability and validity tests. Participants in this study were 399 college students who are doing online learning and are scattered from various regions in Indonesia. The research results show that the scale adaptation which consists of 24 items are reliable with a Cronbach’s  Alpha coefficient .915 and valid with the construct validity of the Corrected Item Total Correlation coefficient are on range .409 - .708. The construct validity based on Confirmatory Factor Analysis also shows the model fit. Therefore, the adapted scale can be used within Indonesian participants.
Metode Sintetik dengan Token Economy Guna Meningkatkan Kemampuan Speechreading Anak Tunagrahita Dengan Gangguan Pendengaran Nirtafitri Trianisa; Tjut Rifameutia; Eva Septiana
Jurnal Online Psikogenesis Vol 4, No 1 (2016): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.314 KB) | DOI: 10.24854/jps.v4i1.517

Abstract

Salah satu kemampuan yang perlu dikembangkan pada anak tuna ganda yang masih dapat memanfaatkan sisa pendengarannya untuk berkomunikasi adalah speechreading, yaitu kemampuan untuk memahami lawan bicara dengan melihat gerak bibir, ekspresi wajah serta gestur tubuh lawan bicaranya. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah penggunaan pendekatan sintetik bahasa disertai dengan token economy dapat meningkatkan kemampuan speechreading pada subjek D yang merupakan siswa tuna grahita dengan gangguan pendengaran. Setiap kali menunjuk dengan tepat pada langkah kelima dan pengujian, subjek diberikan token yang nantinya akan ditukarkan dengan reinforcer. Penelitian dilakukan terhadap seorang anak tuna grahita dengan gangguan pendengaran dengan jenis kelamin laki-laki berusia 12 tahun yang duduk di kelas 4 SD inklusi. Desain penelitian single subject tipe A-B-A’. Peningkatan kemampuan speechreading dilihat dari perbandingan antara hasil tes kemampuan speechreading sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode sintetik dengan token economy dapat meningkatkan kemampuan speechreading pada subjek D yang merupakan siswa tuna grahita dengan gangguan pendengaran. Subjek mampu menunjuk kartu dengan tepat sebanyak 100% dari 5 kata yang diujikan pada sesi 1 dan sebanyak 80% dari 5 kata yang diujikan pada sesi 2. Kata kunci: Disabilitas, speechreading, metode sintetik, token ekonomi
The Adaptation of a Brief Adolescent Subjective Well-Being in School Scale (BASWBSS), the Student Subjective Well-Being Scale in the Indonesian Context [Adaptasi BASWBSS, Skala Kesejahteraan Subjektif Siswa dalam Konteks Indonesia] Wuri Prasetyawati; Tjut Rifameutia; Robyn Gillies; Peter Newcombe
ANIMA Indonesian Psychological Journal Vol. 36 No. 2 (2021): ANIMA Indonesian Psychological Journal (Vol. 36, No. 2, 2021)
Publisher : Laboratory of General Psychology, Faculty of Psychology, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/aipj.v36i2.2277

Abstract

Well-being is an indicator of students’ happiness in school. There is currently a need to identify students’ well-being in order to know the conditions of students’ mental health and their levels of contentment in school. The existing instruments of student well-being in Indonesia have numerous items, which can impact the participants’ behavior in filling out the questionnaires. Therefore, there was a need for a shorter version of the instruments. This research focused on the adaption of the Brief Adolescent Subjective Well-Being in School Scale (BASWBSS), an instrument for subjective well-being with only eight items and was previously developed by Tian, Wang, and Huebner (2015) among high school students in China. A total of 235 Indonesian students, both high school and first-year university students were the participants in this study. Reliability testing using internal consistency, while construct and criterion validity testing was implemented to test this scale's psychometric properties in the Indonesian context. The result of this study indicated that the adaptation of Brief Adolescent Subjective Well-Being in School Scale (BASWBSS) was valid and reliable for Indonesian students. Kesejahteraan merupakan indikator kebahagiaan siswa di sekolah. Saat ini, terdapat kebutuhan mengidentifikasi kesejahteraan siswa untuk mengetahui kondisi kesehatan mental dan tingkat kepuasan mereka di sekolah. Alat ukur kesejahteraan siswa yang ada di Indonesia memiliki banyak butir pertanyaan, yang dapat berdampak pada perilaku partisipan dalam mengisi kuesioner. Karenanya, dibutuhkan versi pendek dari alat ukur tersebut. Penelitian ini berfokus pada adaptasi Brief Adolescent Subjective Well-Being in School Scale (BASWBSS), sebuah alat ukur kesejahteraan subjektif dengan delapan butir yang dikembangkan oleh Tian, Wang, dan Huebner (2015) untuk siswa sekolah menengah atas di Tiongkok. Sebanyak 235 siswa Indonesia, yang merupakan siswa sekolah menengah atas dan mahasiswa tahun pertama, menjadi partisipan dalam penelitian ini. Uji reliabilitas dilakukan menggunakan konsistensi internal, sedangkan uji validitas konstruk dan validitas kriteria digunakan untuk menguji aspek psikometri dalam konteks Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil adaptasi dari Brief Adolescent Subjective Well-Being in School Scale (BASWBSS) valid dan reliabel untuk siswa di Indonesia.
Sojourner Students' Adjustment: Do They Need to Lower Their Normative Achievement Goal Orientation to Remain Confident and Survive Faizah, Lailatul; Rifameutia, Tjut
Makara Human Behavior Studies in Asia Vol. 23, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Adjustment is very important for college students, especially for sojourner students. Even though sojourner students initially had high academic self-efficacy, it does not necessarily help them to survive their new academic learning environment. This study argues that normative achievement goal orientation moderates the relationship between academic self-efficacy and academic adjustment among sojourner students. To test the hypothesis, data was collected from 296 first-year sojourner students from 16 public universities in Indonesia and analyzed using Hayes moderator analysis. The results showed that normative achievement goal orientation negatively moderated the relationship between academic self-efficacy and academic adjustment (β = −0.09, SE = 0.04, p = 0.02). The results of the present study indicate that the role of normative achievement goal orientation is maladaptive. By using the big fish—little pond phenomena at the discussion, we make sense of the results with the aim of advancing current knowledge. We proposed collaborative learning as a method to lower first-year sojourner students’ normative achievement goal orientation, thus helping them to increase academic adjustment.
THE ADAPTATION, VALIDITY TEST AND RELIABILTY CAREER MATURITY INVENTORY (CMI) ON JAKARTA HIGH SCHOOL STUDENT Ni Made Taganing Kurniati; Dona Eka Putri; Wahyu Rahardjo; Hamdi Muluk; Tjut Rifameutia
Jurnal Psikologi Vol 11, No 2 (2006)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The aim of this study is to adapt and measuring the validity and reliability of Career Maturity Inventory(CMI) created by John E. Crite. The goal of this research is a psychological inventory to measure thesenior high school students’ career maturity that already tested in Indonesian culture. The participantsof this research is 160 senior high school students in Jakarta with the sample comes from SMA KartiniJakarta and SMA 109 Jakarta. The research shows that only 30 items selected of attitude scale of CMIand 50 items selected of competency scale of CMI. The reliability for attitude scale of CMI is 0.708, andfor competency scale of CMI is 0.702. This results tell that CMI can be used as a tool in measuring thecareer maturity.Key words: career maturity, Career Maturity Inventory, career planning
Efektivitas Competence and Worthiness Training (CWT) pada Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan Low Self-Esteem Sekar Aulia Winesa; Tjut Rifameutia
G-Couns: Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol. 8 No. 3 (2024): Agustus 2024. G-Couns: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Universitas PGRI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/gcouns.v8i3.6076

Abstract

Studi dilakukan pada seorang remaja perempuan berusia 14 tahun yang diketahui memiliki pandangan diri yang kurang adekuat. Subjek cenderung mengkritik diri dan membandingkan diri dengan orang lain sehingga membutuhkan intervensi untuk meningkatkan self-esteem agar subjek dapat memandang diri lebih positif dan mampu menghadapi tantangan sehari-hari. Penelitian ini meneliti efektivitas Competence and Worthiness Training (CWT) untuk meningkatkan self-esteem pada subjek. CWT dilihat sebagai program yang sesuai untuk kebutuhan partisipan. Metode penelitian menggunakan single-subject A-B design dengan melihat perubahan self-esteem sebelum dan sesudah dilakukan intervensi CWT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CWT berhasil meningkatkan self-esteem X sebesar 20% dan menunjukkan perubahan perilaku positif di sekolah dan di rumah. Berdasarkan hasil penelitian, intervensi CWT dapat membantu remaja untuk mengembangkan self-esteem. Temuan ini dapat digunakan untuk mengembangkan program intervensi dalam membantu remaja dengan self-esteem rendah. Kata kunci: competence and worthiness training, intervensi, psikoedukasi, self-esteem
TINJAUAN FILOSOFIS TERHADAP MAGANG DALAM KEBIJAKAN MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA DI PERGURUAN TINGGI X Haida, Sausan Khairunnisa; Rifameutia, Tjut
Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan Vol 16 No 1 (2023)
Publisher : Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan, BSKAP, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpkp.v16i1.779

Abstract

Pendidikan di Indonesia mengalami transformasi melalui konsep Merdeka Belajar. Pada tingkat perguruan tinggi, konsep tersebut melahirkan program Kampus Merdeka yang bertujuan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar di luar program studinya. Sebagai salah satu program belajar yang telah umum diselenggarakan oleh perguruan tinggi di Indonesia, magang atau praktik kerja dalam kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka mengalami perubahan signifikan pada jumlah satuan kredit semester. Transisi pemaknaan satuan kredit semester dari jam belajar menjadi jam kegiatan mengharuskan kampus melakukan penyesuaian agar capaian pembelajaran mahasiswa tetap terpenuhi. Melalui penelitian ini, kesesuaian antara konsep yang diusung pemerintah dengan implementasi program magang akan ditinjau berdasarkan kerangka filosofis kurikulum pendidikan dari lima aspek, yakni keseimbangan, kedalaman dan keluasan, keutuhan, keberlanjutan, serta progresivitas dalam proses belajar peserta didik. Data yang digunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka pada kasus ini didapatkan melalui eksplorasi data sekunder dan wawancara dengan mahasiswa serta dosen Perguruan Tinggi X, sebuah perguruan tinggi negeri di Jawa Barat. Studi kualitatif ini menggunakan pendekatan deskriptif dalam bentuk naratif. Hasil penelitian menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara implementasi kebijakan dengan filosofi kurikulum dari segi keseimbangan. Namun, pihak dosen mampu melakukan adaptasi untuk memenuhi kesesuaian bobot satuan kredit semester dengan kompetensi yang seharusnya dimilikimahasiswa.
Warm Teachers Make Enthusiastic Students: How Teachers Build Positive Relationships With Students Rosyidah, Fairuz Syifa; Rifameutia, Tjut; Djoumoi, Ahmed
Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 30, No 1 (2024): June
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um048v30i1p59-67

Abstract

In addition to their teaching responsibilities, teachers must possess social competence, particularly in interacting effectively with their students. Previous research highlights a significant correlation between the quality of teacher-student relationships and the level of conflict within the classroom. Therefore, teacher competence in fostering positive relationships with students is essential for creating an environment of positive discipline. This research aims to enhance teachers' understanding of the fundamental principles of positive relationships through a training program titled "Warm Teachers Make Enthusiastic Students." The findings demonstrate an improvement in teachers' knowledge concerning the foundational principles of positive relationships, including encouragement, a focus on solutions, and a balanced approach of kindness and firmness. However, there was no observed increase in knowledge about the importance of caring among the teachers. The study also includes a qualitative analysis of teacher behaviors during the training sessions. It provides insights into how teachers applied the principles discussed and their overall engagement with the training material. This analysis underscores the significance of continuous professional development in the social competence of teachers, which is vital for fostering a supportive and productive classroom environment
TINJAUAN FILOSOFIS TERHADAP MAGANG DALAM KEBIJAKAN MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA DI PERGURUAN TINGGI X Haida, Sausan Khairunnisa; Rifameutia, Tjut
Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan Vol 16 No 1 (2023)
Publisher : Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan, BSKAP, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpkp.v16i1.779

Abstract

Pendidikan di Indonesia mengalami transformasi melalui konsep Merdeka Belajar. Pada tingkat perguruan tinggi, konsep tersebut melahirkan program Kampus Merdeka yang bertujuan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar di luar program studinya. Sebagai salah satu program belajar yang telah umum diselenggarakan oleh perguruan tinggi di Indonesia, magang atau praktik kerja dalam kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka mengalami perubahan signifikan pada jumlah satuan kredit semester. Transisi pemaknaan satuan kredit semester dari jam belajar menjadi jam kegiatan mengharuskan kampus melakukan penyesuaian agar capaian pembelajaran mahasiswa tetap terpenuhi. Melalui penelitian ini, kesesuaian antara konsep yang diusung pemerintah dengan implementasi program magang akan ditinjau berdasarkan kerangka filosofis kurikulum pendidikan dari lima aspek, yakni keseimbangan, kedalaman dan keluasan, keutuhan, keberlanjutan, serta progresivitas dalam proses belajar peserta didik. Data yang digunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka pada kasus ini didapatkan melalui eksplorasi data sekunder dan wawancara dengan mahasiswa serta dosen Perguruan Tinggi X, sebuah perguruan tinggi negeri di Jawa Barat. Studi kualitatif ini menggunakan pendekatan deskriptif dalam bentuk naratif. Hasil penelitian menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara implementasi kebijakan dengan filosofi kurikulum dari segi keseimbangan. Namun, pihak dosen mampu melakukan adaptasi untuk memenuhi kesesuaian bobot satuan kredit semester dengan kompetensi yang seharusnya dimilikimahasiswa.
Strengthening School Effectiveness Through Collaborative Working : An Evaluation of Training Impact Pramita, Yushi Widya; Rifameutia, Tjut
Jurnal Paedagogy Vol 12, No 3 (2025): July : IN PROGRESS
Publisher : Universitas Pendidikan Mandalika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jp.v12i3.16482

Abstract

This study aims to examine the effectiveness of experiential learning-based collaborative working training in enhancing the collaborative competence of stakeholders in elementary school setting. The research participant included of 15 stakeholders, comprising not only school leaders (such as principals and vice principals) but also foundation board members and teacher coordinators at SD X, a private school in Depok. The study employed a one-group pretest-posttest design with a quantitative approach and evaluated outcomes based on three levels of the Kirkpatrick model: reaction, learning, and behavior. The instruments used in this study included a knowledge pretest and posttest, as well as attitude questionnaire. Data analysis techniques consisted of descriptive statistics for the reaction data and non-parametric tests for analyzing the learning outcomes. The results of the reaction evaluation showed a high level of satisfaction with the facilitators and materials, although aspects of the methods and tools need improvement. The learning evaluation, using a Wilcoxon test, revealed a significant difference between pre-test and post-test scores (p = 0.007) with a large effect size (r = 0.693), indicating a significant increase in knowledge. The behavioral evaluation two weeks post-training showed positive attitudinal changes towards collaborative work within the school environment. These findings confirm that experiential learning-based training is effective in improving collaborative understanding and skills, and supports the achievement of school effectiveness in accordance with Marzano's Model.