Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

PERAN BADAN USAHA MILIK DESA SEBAGAI INSTRUMEN PEMBANGUNAN SOSIAL DI DESA KEDUNGPRIMPEN Hekmatyar, Versanudin; Nugroho, Fentiny
Sosio Konsepsia Vol 7, No 3 (2018): Sosio Konsepsia (Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Publisher : Puslitbangkesos Kementerian Sosial RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/ska.v7i3.1444

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran Badan Usaha Milik (BUM) Desa sebagai instrumen pembangunan sosial dengan menggambil studi kasus di Desa Kedungprimpen. Data dikumpulkan dengan pendekatan kualitatif dan disajikan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan. Pertama, BUMDesa sebagai unit usaha ekonomi desa bersifat kolektif antara pemerintah desa dan masyarakat desa, dimana usaha ekonomi yang dilakukan mengandung unsur bisnis ekonomi dan bisnis sosial. Kedua, BUMDes memiliki peran penting didalam pengelolaan irigasi, dan bertanggungjawab penuh untuk melakukan pendistribusian air kesetiap lahan pertanian penduduk Desa Kedungprimpen didalam proses produksi pertanian. Ketiga, BUMDesa memiliki tanggungjawab didalam pembagian hasil usaha pengelolaan irigasi kepada lapisan terbawah di Desa Kedungprimpen. Terakhir, BUMDesa di Desa Kedungprimpen memiliki potensi yang dapat dikelola berupa tanah kas desa. Pengelolaan tanah kas desa oleh BUMDesa dapat digunakan sebagai strategi peningkatan kualitas ekonomi dan mengurangi adanya ketimpangan penduduk Desa Kedungprimpen. Hal ini dapat dilakukan dengan adanya komitmen kuat antara seluruh stakeholder untuk mendistibusikan tanah kas desa kepada golongan lapisan terbawah penduduk di Desa Kedungprimpen dengan biaya sewa terjangkau. Sebagai rekomendasi, upaya tersebut perlu dikembangkan dengan meningkatkan status kelembagaan, sumberdaya manusia, sarana prasarana, dan otoritas dari BUMDesa. Kata Kunci: BUMDesa, Peran BUMDesa, Pembangunan Sosial abstract The objective of this study is describing the role of BUMDesa as a social development instrument with a case study in Kedungprimpen Village. Qualitative approach was used to collect the data and descriptively presented. The results are as follows. First, BUMDesa as a village economic business unit use collective method between village government and village community, the economic effort that has been done itself contains economic and social business element. Second, BUMDesa has important role in managing the irrigation, and has fully responsible for distributing water to every farmland of Kedungprimpen villagers in the agricultural production process. Third, BUMDesa has responsibility to distribute the business result of irrigation management to the lowest layer in Kedungprimpen Village. Finally, BUMDDesa in Kedungprimpen Village has  potential that can be managed, which is the form of village treasury lands. Village cash management by BUMDesa can be used as a strategy to improve quality of the economy and reducing the disparity of the people of Kedungprimpen Village. This can be done with a strong commitment among all stakeholders to distribute the village treasury lands to the lowest layer of people in Kedungprimpen Village with low rents. As a recommendation, these efforts need to be developed, by improving the status of institutional, human resources, infrastructure, and the authority of BUMDesa. Keywords: BUMDesa, Role of BUMDesa, Social Development
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMENUHAN LAYANAN DASAR DALAM PANTI BAGI PENYANDANG TERLANTAR MELALUI STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG SOSIAL Carissa, Rhea Diva; Nugroho, Fentiny
Sosio Informa Vol 5, No 3 (2019): Sosio Informa
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/inf.v5i3.1884

Abstract

Pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) dalam menjamin mutu dan jenis layanan untuk diperoleh warga negara secara minimal. Pelayanan dasar dalam Standar Pelayanan Minimal merupakan urusan pemerintah wajib yang dilaksanakan pemerintah pusat dan daerah. SPM bidang sosial merupakan salah satu urusan wajib layanan dasar yang harus diselenggarakan oleh Pemerintah. Penyandang Disabilitas Mental (PDM) Terlantar merupakan salah satu jenis penerima layanan dasar SPM bidang sosial yang rentan mengalami keterlantaran karena gangguan fungsi pikir, emosi dan perilaku yang dialaminya. Melalui tulisan ini penulis ingin mengkaji implementasi kebijakan layanan dasar dalam panti bagi PDM terlantar melalui SPM bidang sosial melalui 4 aspek yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi. Rekomendasi yang diusulkan pada tulisan ini adalah perlunya asistensi khusus bagi pelaksana teknis secara langsung di panti oleh Kementerian Teknis melalui media yang tepat agar informasi kebijakan SPM bidang sosial tertransmisikan hingga level pelaksana maupun sasaran kebijakan, perlunya perhitungan rasio yang memadai antara kuantitas dan kualitas SDM dengan PDM terlantar sebagai penerima manfaat, serta peningkatan kapasitas yang memadai bagi penyedia layanan langsung sebagai ujung tombak penyelenggaraan kesos.
KEMISKINAN DAN MALNUTRISI PADA ANAK BALITA DALAM KELUARGA NELAYAN DI WILAYAH PESISIR KOTA SERANG Sitti Rukmana Patty; Fentiny Nugroho
EMPATI: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Vol 8, No 2 (2019): Empati Edisi Desember 2019
Publisher : Social Welfare Study Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/empati.v8i2.14510

Abstract

Abstract. Malnutrition is the most common problem in coastal areas among other areas in the city of Serang. The focus of this study is discussing the malnutrition of children under-fives in fishing families and their causes as well as the role of community assistant for families of fishermen who have children under-five with malnutrition status, where the majority of them are fishing laborers living in poverty. This research uses a qualitative approach with a descriptive type. Collecting data employs in-depth interviews, observation and documentation studies. The results of this research show that fishermen’s family income is low, their level of education and understanding of nutrition are low, so they are unable to meet their nutritional needs ideally. Cultural factors and local habits greatly affect their attitudes in meeting the needs of daily life, in terms of nutrition they believe that fish and eggs consumed by children under-five will adversely affect their health and skin. In addition there is still an understanding that fathers must be given the highest priority in any case, including in terms of eating compared to other family members. The findings show that they live in  dirty living environment with poor sanitation and inadequate clean water sources. Furthermore, this research study finds that the community assistants, including Social Worker, have not played their role adequately. The most striking obstacles faced are economic factors, accessibility and knowledge as well as lack of awareness from families in overcoming the problem of malnutrition in children under five in fishing families Abstrak. Masalah malnutrisi terbanyak terdapat di wilayah pesisir di antara wilayah lain di kota Serang. Fokus dari penelitian ini membahas tentang malnutrisi balita dalam keluarga nelayan dan penyebabnya serta peran pendamping bagi keluarga nelayan yang memiliki balita dengan status malnutrisi, di mana mayoritas mereka adalah buruh nelayan yang hidup dalam kemiskinan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Pengumpulan datanya menggunakan wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan keluarga nelayan rendah, tingkat pendidikan dan pemahaman akan gizi kurang sehingga mereka tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan gizi secara ideal. Faktor budaya dan kebiasaan setempat sangat mempengaruhi sikap mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari hari, dalam hal gizi mereka berkeyakinan bahwa ikan dan telur apabila dikonsumsi oleh balita akan berdampak buruk pada kesehatan dan kulit mereka. Selain itu, masih ada pemahaman bahwa ayah harus diutamakan dalam hal apapun termasuk dalam hal makan dibandingkan anggota keluarga lainnya. Berdasarkan penelitian, terlihat lingkungan tempat tinggal mereka sangat kotor dengan sanitasi yang buruk serta sumber air bersih yang cukup sulit. Lebih jauh terungkap bahwa peran pendamping masyarakat, termasuk Pekerja Sosial, masih relatif belum cukup memadai. Hambatan yang dihadapi yang paling menonjol adalah faktor ekonomi, aksesibilitas dan pengetahuan gizi serta kurangnya kesadaran dari keluarga dalam mengatasi masalah malnutrisi pada anak balita dalam keluarga nelayan.  
Pola Penguasaan Tanah dan Distribusi Kesejahteraan Rumah Tangga di Pedesaan Jawa Timur Versanudin Hekmatyar; Fentiny Nugroho
BHUMI: Jurnal Agraria dan Pertanahan Vol. 4 No. 1 (2018): Bhumi: Jurnal Agraria dan Pertanahan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.344 KB) | DOI: 10.31292/jb.v4i1.222

Abstract

Abstract: The objective of this study is to describe the pattern of land tenure and forms of livelihood diversification in rural area. By using qualitative approach, data was collected and presented descriptively. The results are as follows, first, land is an important production factors as capital and labor. Land in Kedungprimpen village is still closely linked to the livelihoods of its inhabitants. High level of dependence of the population on agricultural land is also closely related to the local community's view that underlies the social differentiation of the rich, ample and poor. Second, this fact further encourages households to deal with the crisis, undertake series of livelihood activities to meet their basic needs. The selection of diversified forms of livelihood is mainly based on rational reasons related to the types of resources that can be optimized. Generally, livelihood diversification in Kedungprimpen Village is on agricultural and non-agricultural sectors. Agricultural sector includes land cultivation, sharecrop, rent, mortgage, and labor system. Non-agricultural sector includes trade, handicrafts production, stockbreeding, and carpentry. Intisari: Penelitian ini bertujuan menguraikan pola penguasaan tanah di pedesaan, dan mendeskripsikan bentuk-bentuk diversifikasi nafkah. Data dikumpulkan dengan pendekatan kualitatif dan disajikan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan, pertama, tanah merupakan salah satu faktor produksi yang penting sebagaimana modal dan tenaga kerja. Tanah di Desa Kedungprimpen masih terkait erat dengan sumber nafkah penduduknya. Tingginya tingkat ketergantungan penduduk pada tanah pertanian juga terkait erat dengan pandangan masyarakat setempat yang melatarbelakangi diferensiasi sosial tentang orang kaya, cukup, dan miskin. Kedua, fakta ini, selanjutnya mendorong rumah tangga dalam menghadapi krisis untuk melakukan serangkaian aktivitas nafkah dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Pemilihan bentuk diversifikasi nafkah terutama didasari alasan rasional terkait dengan jenis sumberdaya yang dapat dioptimalkan. Secara umum, diversifikasi nafkah di Desa Kedungprimpen dilakukan pada sektor pertanian dan sektor nonpertanian. Sektor pertanian mencakup pengusahaan lahan milik, bagi hasil, sewa, gadai, dan sistem perburuhan. Sedangkan sektor nonpertanian meliputi perdagangan, kerajinan, peternakan, dan pertukangan.
Factors Which Contribute to Students' Persistence: A Study on "Sahabat Anak" Non-Formal School for Marginal Children Natalia Ajiningtyasasih; Fentiny Nugroho
Asian Social Work Journal Vol 5 No 2 (2020)
Publisher : Asian Social Work Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47405/aswj.v5i2.137

Abstract

Generally, the school drop-out rate of marginal children is high. However, some of them have high persistence and can complete their education. This research aims to describe the factors that play a crucial role in forming student persistence and analyze efforts and challenges encountered by Pusat Kegiatan Anak (PKA/Children’s Activity Center) “Sahabat Anak” in maintaining and increasing their students' persistence. This study used a qualitative approach with descriptive research. Data collection techniques employed are in-depth interviews and documentary studies involving four school alumni who have continued their education to formal schools, two teachers, and two education staff of PKA “Sahabat Anak” Non-formal School. This study finds that social support from parents and closest people is a very significant factor in building the persistence of students of PKA “Sahabat Anak” Non-formal School. The School makes efforts to build children's persistence by conducting quarterly evaluations, parental training, and a home visit. However, influences from the social environment become a big challenge for these efforts. Social workers shall play a key role in addressing these issues.
INDIVIDUAL EMPOWERMENT FAMILY BENEFICIARIES OF THE PROGRAM KELUARGA HARAPAN DOING INDEPENDENT GRADUATION IN DEPOK CITY Ananda Ayu Shafira; Fentiny Nugroho
JHSS (JOURNAL OF HUMANITIES AND SOCIAL STUDIES) Vol 6, No 2 (2022): JHSS (Journal of Humanities and Social Studies)
Publisher : UNIVERSITAS PAKUAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jhss.v6i2.5404

Abstract

The Indonesian government runs a poverty-relief program known as the Program Keluarga Harapan (PKH). The Program Keluarga Harapan, the program that carries the concept of conditional cash assistance, requires not only the provision of assistance for 'free,' but also a change in behavior or conditions, which is the long-term goal of the assistance scheme that has been provided. The implementation of the independent graduation reflects the state of the beneficiaries, who consciously believe that they can live their lives more independently. This condition means to be described by a question about the individual empowerment of the beneficiary families of the Program Keluarga Harapan (PKH), which conducts independent graduation in Depok City. This research describes the state of individual empowerment at beneficiaries in Depok City, which has declared independent graduation voluntarily. The method used is descriptive-qualitative, with data collected through in-depth interviews (with beneficiaries who conduct independent graduation, assistants, local village heads,) documentation studies, and observations. The research found three internal and one external characteristic that characterizes the beneficiary’s empowerment: knowledge, self-confidence, the ability to make choices (agency), and social support from the beneficiary’s immediate environment.
Implementasi Kebijakan Sistem Resi Gudang Sebagai Upaya Peningkatan Posisi Tawar Petani Kecil: (Studi di Kabupaten Cianjur Jawa Barat) Santi Jayani; Fentiny Nugroho
INSANI Vol 6 No 1 (2019): INSANI
Publisher : STISIP Widuri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.504 KB)

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang implementasi kebijakan Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai upaya peningkatan posisi tawar petani kecil di Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Kajian dilakukan dengan menggunakan model implementasi kebijakan George Edwards III, bahwa implementasi dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu komunikasi, sumberdaya, kecenderungan pelaksana kebijakan dan struktur organisasi. SRG Kabupaten Cianjur merupakan gudang dengan kinerja terbaik; dengan mengambil lokasi penelitian di kabupaten tersebut diharapkan mendapat gambaran mengenai pelaksanaannya.Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif; sedangkan pengumpulan data melalui teknik wawancara mendalam terhadap delapan informan dan observasi lapangan. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa para pemegang kepentingan sudah melaksanakan ketentuan yang tercakup dalam empat faktor tersebut. Meski demikian, ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian lebih karena SRG memiliki potensi besar mengingat pertanian adalah bidang pekerjaan utama di Kabupaten Cianjur. Implementasi kebijakan SRG merupakan intervensi kesejahteraan sosial yang bersifat tidak langsung (indirect intervention) dan mencerminkan pendekatan pembangunan sosial yaitu pendekatan yang menghubungkan dan mengintegrasikan kebijakan ekonomi dan sosial. Implementasi kebijakan SRG ini memberikan peluang kepada petani untuk mendapatkan penawaran yang baik bagi hasil produksi pertaniannya. Dengan berpartisipasi dalam sistem SRG, petani dapat melakukan tunda jual dan berpeluang untuk mendapatkan harga yang lebih baik serta meningkatkan kualitas produksinya, yang kemudian berdampak pada peningkatan penghasilan dan kesejahteraan sosialnya.
Analisis Output Badan Usaha Milik Desa dalam Peningkatan Ekonomi Pererima Manfaat Program Keluarga Harapan: (Studi pada Badan Usaha Milik Desa Karya Mekar Sukajadi Cianjur) Mochammad Ikbal Sonuari; Fentiny Nugroho
INSANI Vol 6 No 2 (2019): INSANI
Publisher : STISIP Widuri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.552 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui output atau luaran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam peningkatan ekonomi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH). Penelitian ini dilakukan pada BUMDes Karya Mekar Desa Sukajadi Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur. BUMDes Karya Mekar merupakan salah satu BUMDes yang melibatkan para penerima manfaat Program Keluarga Harapan (KPM PKH) dalam usaha bisnis BUMDes. Penerima Manfaat pada Program Keluarga Harapan, yang dikenal dengan istilah Keluarga Penerima Manfaat (KPM), merupakan kategori rumah tangga miskin. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan menggunakan teknik wawancara mendalam serta observasi. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa melalui BUMDes, KPM dilibatkan dalam rangka memberi peluang mereka berwirausaha untuk peningkatan ekonomi dan bentuk komplementaritas dalam mendukung KPM mandiri secara ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BUMDes memberikan output atau luaran bagi para penerima manfaat Keluarga Harapan. BUMDes memberikan KPM: 1) Akses peluang usaha; 2) Peningkatan pendapatan keluarga; 3) Akses modal barang dengan mudah; 4) Peningkatkan Pengetahuan Pengelolaan Keuangan; dan 5) Percepatan Graduasi Mandiri dari Program Keluarga Harapan.
Entrepreneurship Development of Beneficiary Families from Program Keluarga Harapan (PKH) through Village-Owned Enterprises (Study at Village-Owned Enterprise Karya Mekar Sukajadi Cianjur) Mochammad Ikbal Sonuari; Fentiny Nugroho
SOSHUM : Jurnal Sosial dan Humaniora Vol. 11 No. 3 (2021): November 2021
Publisher : Unit Publikasi Ilmiah, P3M, Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.707 KB) | DOI: 10.31940/soshum.v11i3.245-258

Abstract

This research discusses the entrepreneurship development of beneficiaries which is carried out through the BUMDes institution. The BUMDes chosen is BUMDes Karya Mekar, which is one of the BUMDes that involves the beneficiaries of the Family Hope Program in the BUMDes business. Located in the area of ​​Sukajadi Village, Campaka District, Cianjur Regency. This research uses a qualitative approach with a descriptive research type. The research objective is to describe the input, process, and output in entrepreneurship for beneficiaries through BUMDes. Data collection methods used are through interviews, observation, and documentation studies. The results showed that the entrepreneurship development of beneficiaries through BUMDes can be seen from the input (environmental factors, individuals, organizations), process (alignment of resources), and output (organizational, individual, and community benefits), the three of which are a series that are inseparable from one another. This research brings the benefit that the presence of KPM PKH has made BUMDes a pillar of economic activity in the village that can function as a social or commercial institution. Entrepreneurship development for KPM PKH through BUMDes has created KPM PKH entrepreneurs in the future. BUMDes is expected to be able to increase community efforts in managing the economic potential of the Village.
BARGAINING POWER PEREMPUAN PEKERJA RUMAHAN DENGANSKEMA PUTTING-OUT SYSTEM DALAM PEMENUHAN HAK SOSIALEKONOMI (STUDI DESKRIPTIF PADA PEREMPUAN PEKERJARUMAHAN PENGELEM ALAS KAKI, KELURAHAN PENJARINGAN) Dewi, Intan Fatma; Nugroho, Fentiny
Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 1, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Putting-out system is a working system in the informal sector, most of the production process is felt outside of the plant or in a home and place that is self-selected by its employees and takes place without supervision at all from the employer. Through this scheme, the employer can streamline the cost of production by providing wages that are not comparable to working hours and the absence of protection for homeworkers. The women homeworkers must complete the target job with the working time exceeding twelve hours in a day even more. Consequently, their economic and social rights as workers are not met and neglected. The waiver of rights for a worker signifies the absence of protection from the Government for workers of the informal sector, especially women homeworkers. A distinction difference between formal and informal workers in the presence of bargaining power on workers. This study seeks to answer research questions: How do the bargaining power of women homeworkers in the wage given by employers? To answer this problem is used by the qualitative method. Data is collected through observations and in-depth interviews with women homeworkers who are in the status of housewife with husband then analyzed qualitatively. The results concluded that bargaining power owned by women homeworkers was very weak even nothing. They didn't even have the opportunity to negotiate with the wages they received. The interesting thing about this study is the analysis of how this condition can occur,