Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

HUBUNGAN DERAJAT DIFERENSIASI DENGAN JUMLAH SEL RADANG LIMFOSIT PADA HISTOPATOLOGI KANKER KOLOREKTAL Wahyuni, Dina; Wibowo, Agung Ary; Oktaviyanti, Ika Kustiyah; Budiwinata, Winardi; Rosida, Lena
Homeostasis Vol 6, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ht.v6i3.11450

Abstract

Colorectal cancer is the third most common cause of death in the world. Colorectal cancer was ranked third in Indonesia. Colorectal cancer patients had a statistically significant difference in lymphocyte inflammatory cell values compared to healthy controls. Colorectal cancer patients had much higher lymphocyte inflammatory cell values than healthy controls. Lymphocyte infiltration can provide additional prognostic information for treatment options in some situations. Histopathology is an essential factor in determining the diagnosis, treatment management, and prognosis. Histopathological examination of the degree of differentiation can determine whether a neoplasm is malignant. The prognosis of colorectal cancer depends on the presence or absence of metastases and the degree of differentiation; with a histopathological examination, we can see the spread of inflammatory cell infiltration at the degree of differentiation which can be used to determine the prognosis of colorectal cancer. The normality test results of the p-value of inflammatory lymphocyte cells were <0.001. Correlation data analysis using the rank-spearman test showed p>0.05 in colorectal cancer patients at Ulin Hospital Banjarmasin. 
INSIDENSI SINDROM PASCA KOLESISTEKTOMI PADA PASIEN KOLELITIASIS Ridhana, Achmad; Wibowo, Agung Ary; Yuliana, Ida; Rosida, Lena; Poerwosusanta, Hery
Homeostasis Vol 7, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ht.v7i1.12356

Abstract

Abstract: Post-cholecystectomy syndrome can reduce the recovery of patients with cholelithiasis. This study aims to analyze the incidence of post-cholecystectomy syndrome in patients with cholelithiasis. This study was descriptive longitudinal co-hort prospective with follow up patients 2 and 7 days post cholecystectomy using guided interviews. The incidence of post-cholecystectomy syndrome based on clinical symptoms of 54 subjects 2 and 7 days postoperatively was 38.9% and 14.8%. Of the 54 subjects there were clinical symptoms of biliary colic pain 2 and 7 days after cholecystectomy, many felt moderate and mild pain, percentages of 50% and 88.9%. Fever 2 and 7 days after cholecystectomy many did not feel it percentage of 70.4% and 100%. Jaundice 2 and 7 days after cholecystectomy was mostly not felt by 90.7% and 98.1%. Jaundice 2 and 7 days after cholecystectomy was mostly not felt by 90.7% and 98.1%. Vomiting 2 and 7 days after cholecystectomy was not experienced by 74.1% and 88.9%, respectively. Dyspepsia 2 and 7 days after cholecystectomy was mostly not felt by 74.1% and 83.3%. Diarrhea 2 and 7 days after cholecystectomy was not experienced by 100% and 87%, respectively. Abdominal cramps 2 days after cholecystectomy were mostly felt by 87%, 7 days after cholecystectomy were mostly not felt by 92.6%. Most subjects 2 and 7 days post cholecystectomy did not experience post-cholecystectomy syndrome. Keywords: incidence, post cholecystectomy syndrome, cholelithiasis Abstrak: Sindrom pasca kolesistektomi dapat menurunkan kesembuhan pasien kolelitiasis. Penelitian bertujuan menganalisis insidensi sindrom pasca kolesistektomi pada pasien kolelitiasis. Penelitian ini deskriptif longitudinal  co-hort prospektif dengan  follow up pasien 2 dan 7 hari pasca kolesistektomi menggunakan wawancara terpimpin. Insidensi sindrom pasca kolesistektomi berdasarkan gejala klinis dari 54 subjek 2 dan 7 hari pasca operasi sebesar 38,9% dan 14,8%. Dari 54 subjek terdapat gejala klinis nyeri kolik bilier 2 dan 7 hari pasca kolesistektomi banyak merasakan nyeri sedang  dan ringan persentase 50% dan 88,9%. Demam 2 dan 7 hari pasca kolesistektomi banyak tidak merasakannya persentase 70,4% dan 100%. Ikterus 2 dan 7 hari pasca kolesistektomi banyak  tidak merasakannya persentase 90,7% dan 98,1%. Ikterus 2 dan 7 hari pasca kolesistektomi banyak tidak merasakannya persentase 90,7% dan 98,1%. Muntah 2 dan 7 hari pasca kolesistektomi banyak tidak merasakannya persentase 74,1% dan 88,9%. Dispepsia 2 dan 7 hari pasca kolesistektomi banyak tidak merasakannya persentase 74,1% dan 83,3%. Diare 2 dan 7 hari pasca kolesistektomi  banyak tidak merasakannya persentase 100% dan 87%. Kram perut 2 hari pasca kolesistektomi banyak merasakannya persentase 87%, 7 hari pasca kolesistektomi banyak tidak merasakannya persentase 92,6%. Sebagian besar subjek 2 dan 7 hari pasca kolesistektomi tidak mengalami sindrom pasca kolesistektomi. Kata-kata kunci: insidensi, sindrom pasca kolesistetomi, kolelitiasis.
GAMBARAN SEL RADANG AKUT DAN SEL RADANG KRONIK PADA HEMOROID INTERNA Berdasarkan Gambaran Histopatologi Pasien Hemoroid di Laboratorium Patologi Anatomi RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2017-2021 Al Hasani, Siti Atthahirah; Oktaviyanti, Ika Kustiyah; Rosida, Lena; Wibowo, Agung Ary; Ulfah, Maria
Homeostasis Vol 6, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ht.v6i3.11470

Abstract

Hemorrhoids are dilation and inflammation of the veins in the anus from the hemorrhoidal plexus. Based on histopathological characteristics, hemorrhoids are divided into internal, external and mixed hemorrhoids. Hemorrhoids become inflamed when they experience supporting tissue degeneration, which is divided into acute and chronic inflammation. The study aims to describe acute inflammatory cells and chronic inflammatory cells in internal hemorrhoids at the Anatomical Pathology Laboratory of Ulin Hospital, Banjarmasin, 2017-2021. This study used a descriptive observational method with a cross sectional approach through secondary data collection, using a total sampling technique. Of the 24 preparations, 20 samples (83.33%) showed acute inflammatory cells. In addition, chronic inflammatory cells were found in all samples. In the categorization of chronic inflammatory cells, the highest degree of chronic inflammatory cells was shown, namely moderate degrees of 14 samples (58.33%), 7 samples (29.17%) of severe chronic inflammatory cells, and 3 samples (12.5%) of chronic inflammatory cells. light degree. So it can be concluded that chronic inflammatory cells are found more frequently than acute inflammatory cells.
Pengaruh Ekstrak Kulit Limau Kuit (Citrus Amblycarpa Hassk) Terhadap Perlemakan Hepar Tikus (Rattus Norvegicus) Yang Diberi Diet Tinggi Lemak Rosida, Lena; Pratiwi, Dewi Indah Noviana; Panghiyangani, Roselina; Utami, Juliyatin Putri; Maghfirah, Yolanda Sajjida; Amalia, Aysca Fakhira
An-Nadaa: Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) Vol 10, No 2 (2023): AN-NADAA JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (DESEMBER)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/ann.v10i2.11053

Abstract

Akumulasi trigliserida di hepar dapat terjadi akibat diet tinggi lemak yang berlebihan, sehingga dapat menginduksi terjadi inflamasi dan stres oksidatif di hepar. Perlemakan hepar secara histopatologis ditandai oleh adanya steatosis. Tanaman Limau Kuit (Citrus amblycarpa Hassk) sebagai tanaman lokal Kalimantan Selatan memiliki manfaat dalam menghambat pembentukan akumulasi lemak berlebihan karena kulit jeruk Limau Kuit mengandung alkaloid, saponin, triterpenoid, tanin, dan flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian ekstrak kulit Limau Kuit (Citrus amblycarpa Hassk) terhadap perlemakan hepar tikus (Rattus norvegicus) yang diberi diet tinggi lemak. Metode penelitian adalah true experimental design dengan posttest with control group design dengan 6 kelompok, yaitu KI (diet standar + akuades, KII (diet tinggi lemak + akuades), KIII (diet tinggi lemak + orlistat), KIV (diet tinggi lemak + ekstrak kulit Limau Kuit 200 mg/KgBB), KV (diet tinggi lemak + ekstrak kulit Limau Kuit 300 mg/KgBB), dan KVI (diet tinggi lemak + ekstrak kulit Limau Kuit 400 mg/KgBB). Perlakuan diberikan selama 6 minggu. Perlemakan hepar dinilai dari jumlah sel hepar yang mengalami perlemakan pada 5 lapangan pandang dari sediaan histologis hepar yang diwarnai HE dan perbesaran 400 x. Uji statistik menggunakan Kruskal-Wallis test. Hasil penelitian menunjukkan rerata perlemakan hepar KI 38,83 + 35,63, KII 24,00 + 21,46, KIII 20,40 + 13,90, KIV 42,40 + 11,93, KV 19,60 + 12,50, KVI 30,50 + 14,80, dengan p = 0,447. Kesimpulan penelitian ini adalah tidak ada perbedaan yang bermakna dari pemberian ekstrak kulit Limau Kuit terhadap perlemakan tikus (Rattus norvegicus) yang diberi pakan tinggi lemak (p > 0,05).Keywords: Diet tinggi lemak; Kulit jeruk Limau Kuit; Perlemakan hepar; Rattus norvegicus; Steatosis.
HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR, ASI EKSKLUSIF DAN RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN KEJADIAN STUNTING DI PUSKESMAS BERANGAS Hasanah, Sophia; Noor, Meitria Syahadatina; Rosida, Lena; Triawanti, Triawanti; Al-Audhah, Nelly
Homeostasis Vol 7, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ht.v7i3.14600

Abstract

Abstract: Stunting is a failure of linear growth as a result of chronic malnutrition and infectious diseases. Stunting is indicated by height-for-age Z-score (HAZ) less than -2 SD based on same age and gender. According to e-PPGBM data from Barito Kuala Regency period of July 2023, Berangas Community Health Center had the highest number of stunting incidents among Barito Kuala Regency which are 317 toddlers with a prevalence of 17.82%. This study aims to analyze the relationship between birth weight, exclusive breastfeeding and infectious diseases with the incidence of stunting in toddlers in Berangas Community Health Center working area, Alalak District, Barito Kuala Regency. This research is an analytical observational study with case control research design and simple random sampling technique. The research sample consisted of 186 people (93 cases and 93 controls).. Data analized by using chi-square test by univariate and bivariate. The research results show that birth weight (p-value 0.003; OR = 5.430) history of infectious diseases (p-value 0.024; OR = 2.203) and exclusive breastfeeding. (p-value 0.171). The closure of the study is there are relationship between birth weight and infectious diseases, while exclusive breastfeeding is not associated with stunting incidents in the Berangas Community Health Center working area Keywords: Stunting, toddlers, birth weight, exclusive breastfeeding, infectious disease Abstrak: Stunting merupakan pertumbuhan linier yang gagal sebagai akibat dari kekurangan gizi kronis dan adanya penyakit infeksi. Stunting ditunjukkan dengan nilai z-score TB/U atau PB/U kurang dari -2 SD untuk usia dan jenis kelamin sama. Berdasarkan data e-PPGBM Kabupaten Barito kuala periode Juli 2023, Puskesmas Berangas memiliki angka stunting terbanyak di seluruh kecamatan di Kabupaten Barito Kuala yaitu 317 balita dengan prevalensi 17,82%. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan berat badan lahir, ASI eksklusif dan riwayat penyakit infeksi dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Berangas Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian case control dan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Sampel penelitian ini adalah sampel 186 orang (93 kasus dan 93 kontrol). Analisis data menggunakan uji chi-square secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian didapatkan faktor berat badan lahir (p-value 0,003; OR = 5,430) riwayat penyakit infeksi (p-value 0,024; OR = 2,203) dan ASI eksklusif (p-value 0,171). Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan antara berat badan lahir dan riwayat penyakit infeksi, sementara ASI eksklusif tidak berhubungan dengan stunting di wilayah kerja Puskesmas Berangas. Kata-kata kunci: Stunting, balita, berat badan lahir, berat badan lahir, ASI eksklusif, riwayat penyakit infeksi
HUBUNGAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA USIA MUDA DI RSUD ULIN BANJARMASIN Zakia, Sukma Dina; Oktaviyanti, Ika Kustiyah; Budiwinata, Winardi; Rahman, Eka Yudha; Rosida, Lena
Homeostasis Vol 7, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ht.v7i3.14601

Abstract

Abstract: Breast cancer is a malignant tumor that grows in breast tissue. Family history is the main risk factor for breast cancer because it plays a role in 5-10% of breast cancer cases. This is related to the inheritance of BRCA1 and BRCA2 gene mutations which are more often found at young ages compared to older ages. The research aims to analyze the relationship between family history and the incidence of breast cancer in young people at Ulin Hospital, Banjarmasin. Analytical observational research method, cross sectional design. The sample was taken as a total sampling of breast cancer patients who sought treatment at the Surgical Oncology Polyclinic, Ulin Banjarmasin Regional Hospital for the period January 2020-November 2023 according to the inclusion and exclusion criteria. Data was taken using a questionnaire and analyzed using Fisher's test. The results obtained were respondents who had a family history at a very young age (27.3%), young age (72.7%), who had no family history at a very young age (3.6%), young age (96.4%). ), p-value=0.034. The conclusion is that there is a significant relationship between family history and the incidence of breast cancer at a young age. Keywords: breast cancer, young age, family history. Abstrak: Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Riwayat keluarga merupakan faktor risiko utama kanker payudara dikarenakan berperan pada 5-10% kasus kanker payudara. Hal ini berkaitan dengan pewarisan mutasi gen BRCA1 dan BRCA2 yang lebih sering ditemukan pada usia muda dibandingkan usia yang lebih tua. Penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan riwayat keluarga dengan kejadian kanker payudara usia muda di RSUD Ulin Banjarmasin. Metode penelitian observasional analitik, desain cross sectional. Sampel diambil secara total sampling pasien kanker payudara yang berobat ke Poliklinik Bedah Onkologi RSUD Ulin Banjarmasin periode Januari 2020-November 2023 sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Data diambil menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan uji Fisher. Hasil didapatkan responden yang memiliki riwayat keluarga pada usia sangat muda (27,3%), usia muda (72,7%), yang tidak memiliki riwayat keluarga pada usia sangat muda (3,6%), usia muda (96,4%), p-value=0,034. Kesimpulan terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat keluarga dengan kejadian kanker payudara usia muda. Kata-kata kunci: kanker payudara, usia muda, riwayat keluarga.
HUBUNGAN PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA PADA USIA MUDA Ambarita, Winona Vida Vita Nathania; Budiwinata, Winardi; Oktaviyanti, Ika Kustiyah; Priyono, Sasongko Hadi; Rosida, Lena
Homeostasis Vol 7, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ht.v7i3.14611

Abstract

Abstract: Breast cancer is often discovered and diagnosed at a young age which is associated with family history, gene mutations, and poor lifestyle. One of the risk factors is exposure to cigarette smoke. The aim of the research is to determine whether there is a relationship between exposure to cigarette smoke and the incidence of breast cancer at a young age at Ulin Regional Hospital, Banjarmasin. Analytic observational research method, cross sectional research design. Total sampling of breast cancer patients who seek treatment at the Oncology Surgery Polyclinic of Ulin Banjarmasin Hospital for the period January 2020-November 2023 according to the inclusion and exclusion criteria. Data collection using questionnaires related to cigarette smoke exposure. Analysis using the Fisher test. The results were young breast cancer respondents exposed to cigarette smoke (91.1%), very young age exposed to cigarette smoke (8.9%), young age not exposed to cigarette smoke (40.0%) and very young age not exposed to cigarette smoke (60.0%) with a p-value = 0.016. In conclusion, there is a significant relationship between exposure to cigarette smoke and the incidence of breast cancer at a young age. Keywords: breast cancer, young age, cigarette smoke exposure Abstrak: Kanker payudara sering ditemukan dan didiagnosa pada usia muda yang dikaitkan dengan riwayat keluarga, mutasi gen, serta gaya hidup yang buruk. Salah satu faktor risiko yaitu terpapar asap rokok. Tujuan penelitian mengetahui apakah terdapat hubungan paparan asap rokok dengan kejadian kanker payudara pada usia muda di RSUD Ulin Banjarmasin. Metode penelitian observasional analitik, desain penelitian cross sectional. Pengambilan sampel total sampling pasien kanker payudara yang berobat ke Poliklinik Bedah Onkologi RSUD Ulin Banjarmasin periode Januari 2020-November 2023 sesuai kriteria inklusi dan ekslusi. Pengambilan data menggunakan kuesioner terkait paparan asap rokok. Analisis menggunakan uji Fisher. Hasilnya responden kanker payudara usia muda yang terpapar asap rokok (91,1%), usia sangat muda yang terpapar asap rokok (8,9%), usia muda yang tidak terpapar asap rokok (40,0%) dan usia sangat muda yang tidak terpapar asap rokok (60,0%) dengan p-value = 0,016. Kesimpulannya terdapat hubungan bermakna antara paparan asap rokok dengan kejadian kanker payudara pada usia muda. Kata-kata kunci: kanker payudara, usia muda, paparan asap rokok.
HUBUNGAN RIWAYAT ANTENATAL CARE, RIWAYAT KEKURANGAN ENERGI KRONIS, DAN IMT IBU DI AWAL KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN STUNTING DI PUSKESMAS BERANGAS TAHUN 2023 Rini, Kusuma Hati Purnama; Noor, Meitria Syahadatina; Rosida, Lena; Triawanti, Triawanti; Al-Audhah, Nelly
Homeostasis Vol 7, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ht.v7i3.14531

Abstract

Abstract: Stunting is a condition where children are shorter than standard due to chronic malnutrition and recurrent infections, is notably high in the Berangas Community Health Center area that affecting 208 children. This condition can impair intelligence and development. This study aimed to explore the relationships between ANC history, CED history, and maternal BMI in early pregnancy with stunting among toddlers in the Berangas Community Health Center working area in 2023. The research uses analytical observational methods with a case-control design and total sampling, with 84 participants per group, and applied bivariate analysis using the chi-square test. Results showed that irregular ANC 41,67% (p=0,000 and OR=3,369), a history of CED 22,62% (p=0,002 and OR=3,700), and 13,67% had a risky BMI (p=0,178). The conclusion is that ANC and CED history were significantly associated with increased stunting risk, meanwhile maternal BMI in early pregnancy was not significantly related to stunting in the Berangas Community Health Center 2023. Keywords: stunting, toddlers, history of ANC, history of CED, mother's BMI in early pregnancy Abstrak: Stunting merupakan kondisi tinggi badan anak pendek (di bawah standar) yang diakibatkan oleh kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Angka stunting di wilayah kerja Puskesmas Berangas paling tinggi dengan jumlah sebanyak 208 anak. Stunting dapat menimbulkan gangguan kecerdasan dan perkembangan. Penelitian bertujuan untuk menjelaskan hubungan riwayat ANC, riwayat KEK, dan IMT ibu di awal kehamilan dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Berangas tahun 2023. Penelitian menggunakan metode observasional analitik dengan rancangan case control, teknik sampling menggunakan total sampling, jumlah responden 84 orang setiap kelompok, dan analisis bivariat menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan ANC tidak teratur sebanyak 41,67% (p=0,000 dan OR=3,369), sebanyak 22,62% memiliki riwayat KEK (p=0,002 dan OR=3,700), sebanyak 13,67% mempunyai IMT berisiko (p=0,178). Kesimpulan penelitian ini adalah riwayat ANC dan riwayat KEK berhubungan dengan kejadian stunting, sedangkan IMT ibu di awal kehamilan tidak berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Berangas tahun 2023. Kata-kata kunci: stunting, balita, riwayat ANC, riwayat KEK, IMT ibu di awal kehamilan
Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja Dalam Pencegahan Stunting Di Puskesmas Alalak Selatan Aditya, Renny; Harira, Alya; Rosida, Lena
Jurnal Pengabdian ILUNG (Inovasi Lahan Basah Unggul) Vol 4, No 3 (2025)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ilung.v4i3.14745

Abstract

Abstrak: Stunting merupakan salah satu masalah gizi kronis yang dapat dicegah melalui upaya promotif, salah satunya dengan meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja tentang kesehatan reproduksi. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan intervensi pendidikan kesehatan reproduksi dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja untuk pencegahan stunting. Pengabdian ini menggunakan desain quasi experimental dengan rancangan one-group pretest-posttest. Sampel terdiri dari 35 remaja putri yang dipilih secara purposive sampling di wilayah Puskesmas Alalak Selatan. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner untuk mengukur pengetahuan dan sikap sebelum dan setelah intervensi. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon. Hasil Pengabdian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan pada rerata skor pengetahuan remaja dari 11,8 ± 2,55 sebelum diberikan penyuluhan dan menjadi 16,7 ± ,918 setelah diberikan penyuluhan (p=0,000). Rerata sikap meningkat dari 62,9 ± 6,61 sebelum dilakukan penyuluhan, menjadi 74,7 ± 2,45 setelah dilakukan penyuluhan (p=0,000). Pada pengabdian ini adalah terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi remaja terhadap pengetahuan dan sikap remaja dalam pencegahan stunting di wilayah kerja Puskesmas Alalak Selatan tahun 2024 (p<0,05). Kata-kata Kunci: stunting; kesehatan reproduksi; remaja