Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Phaleria macrocarpa (Boerl.) Scheff Fruit: A Potential Source of Natural Antioxidant Hendra, Rudi; Haryani, Yuli
Pharmacology and Clinical Pharmacy Research Vol 3, No 1
Publisher : Universitas Padjadjaran, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.319 KB) | DOI: 10.15416/pcpr.v3i1.16448

Abstract

Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl is originated from Papua Island, Indonesia. There have been only limited attempts to explore the biological properties of this plant in relation to their medicinal use. This study aimed to examine antioxidant activity of P. macrocarpa fruit. Extraction of pericarp and mesocarp of P. macrocarpa were performed using soxhlet method with ethyl acetate as the solvent. Antioxidant activity was characterized in various in vitro model systems, including DPPH and ferric reducing antioxidant assay. We found that the highest amount of phenolic compounds and flavonoids were found in the pericarp (58.3±0.07 mg/g DW and 127.8±1.08 mg/g DW, respectively). The results showed that pericarp had higher antioxidant activity (IC50= 122.4±1.14 µg/ml) compared to mesocarp (IC50=175.48 ±1.75 µg/ml). In conclusion, the result of this study indicated the possible application of P. macrocarpa as a source of natural antioxidant compound.Keywords: antioxidant, Phaleria macrocarpa, phenolic compounds, flavonoids
UJI AKTIVITAS TOKSISITAS DARI EKSTRAK TANAMAN MIANA MERAH (Coleus hybridus) MENGGUNAKAN METODE BSLT ( Brine Shrimp Lethality Test) Syari, Dede Indra; Aini, Rhida -; Sy, Rudi Hendra; Teruna, Hilwan Yuda
Sistem Informasi Vol 9 No 1 (2018): Jurnal Photon
Publisher : Fakultas MIPA dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.47 KB)

Abstract

Kanker merupakan penyakit yang menakutkan bagi banyk orang. Coleus merupakan satu spesies tanaman dari famili lamiaceae, yang berpotensi sebagai tanaman obat tradisional. Dalam studi berikut ini mempelajari identifikasi aktivitas tosisitas tanaman Coleus hybridus dari fraksi ekstrak n-heksan dan faksi ekstrak etilasetat. Aktivitas toksisitas dilakukan dengan metode BSLT. Hasil dari identifikasi toksisitas dari ekstrak fraksi n-heksan dan fraksi ekstrak etilasetat. Ekstrak n-heksan dan ekstrak etil asetat menunjukan bahwa aktivitas toksisitas untuk LC50 n-heksan >1000 ppm dan ekstrak etil asetat >1000ppm. Ekstrak etil asetat menunjukan aktivitas kedua senyawa negatif sebagai toksisitas.
SKRINING FITOKIMIA DAN UJI TOKSISITAS DARI EKSTRAK DAUN MAHANG (Macaranga bancana) Putri, Rianti; Hendra Sy, Rudi; Teruna, Hilwan Yuda
Sistem Informasi Vol 9 No 2 (2019): Jurnal Photon
Publisher : Fakultas MIPA dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.369 KB)

Abstract

Macaranga bancana (Euphorbiaceae) dikenal  sebagai “mahang” yang banyak tersebar di Indragiri Hulu, Provinsi Riau dan juga diyakini memiliki khasiat sebagai obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kandungan metabolit sekunder dan aktivitas toksisitas dari berbagai ekstrak daun M. bancana. Proses ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi dengan berbagai pelarut, yaitu n-heksana, diklorometana, etil asetat, metanol dan etanol. Analisis toksisitas dilakukan dengan metode Brine shrimp Lethality Test (BSLT). Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa daun M. bancana mengandung senyawa metabolit sekunder golongan terpenoid, steroid, flavonoid dan fenolik. Hasil uji toksisitas menunjukkan bahwa ekstrak n-heksana memiliki toksisitas yang tinggi diikuti dengan ekstrak diklorometana, etil asetat, dan metanol dengan nilai LC50 masing-masing 65; 87; 227; 605 g/mL, sedangkan ekstrak etanol tidak toksik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa M. bancana memiliki aktivitas toksisitas yang baik dan dapat dijadikan sebagai uji pendahuluan untuk antikanker.
Tingkat Toksisitas dari Beberapa Ekstrak Tanaman Paku Kaki Tupai (Davalia denticulate) Rudi Hendra; Rohimatul Khodijah; Muhammad Afham; Rachel Fachira; Neri Sofiyanti; Hilwan Yuda Teruna
Majalah Farmasetika Vol. 4, Supl. 1, Tahun 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v4i0.25856

Abstract

Tumbuhan paku kaki tupai (Davalia denticulata) merupakan salah satu tumbuhan paku epifit yang tumbuh pada kelapa sawit dan digunakan untuk mengurangi kandungan asam urat.. Beberapa spesies dari genus ini dilaporkan telah digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati penyakit infeksi dan juga kanker di Taiwan.  Tetapi, pada spesies ini kandungan metabolit sekunder dan tingkat toksisitasnya belum di laporkan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji tingkat toksisitas dari beberapa ekstrak dari tumbuhan paku kaki tupai. Tumbuhan dikering-anginkan kemudian diekstraksi dengan metode maserasi dengan pelarut metanol, etil asetat dan n-heksana. Masing-masing ekstrak dilakukan pengujian toksisitas dengan menggunakan metode Brinne Shrimp Lethality Test (BSLT). Pada penelitian ini didapatkan empat ekstrak dari pelarut yang berbeda-beda. Masing-masing ekstrak dilakukan pengujian BSLT. Hasil dari pengujian ini di dapat bahwa ekstrak etil asetat memiliki toksisitas yang tinggi dengan LC50 sebesar 119,8 ppm diikuti oleh ekstrak methanol dengan LC50 sebesar 215,5 ppm. Sedangkan ekstrak heksan memiliki nilai LC50 > 1000 ppm. Berdasarkan laporan yang ada, jika hasil BSLT menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan bersifat toksik maka dapat dikembangkan ke penelitian lebih lanjut untuk mengisolasi senyawa sitotoksik tumbuhan sebagai usaha pengembangan obat alternatif anti kanker. Pengujian toksisitas dari tanaman ini didapatkan bahwa ekstrak etil asetat dan methanol memiliki tingkat toksistas yang tinggi. Oleh karena itu diperlukan pengujian isolasi senyawa metabolit sekunder dari ekstrak tersebut dan dilakukan pengujian toksisitasnya sehingga diharapkan memiliki senyawa yang bersifat antikanker.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITAS EKSTRAK DAUN Coleus Scutellarioides Novalia Melisa; Idan Hartianti; Valentio F Prakoso; Hilwan Y Teruna; Rudi Hendra
MPI (Media Pharmaceutica Indonesiana) Vol. 2 No. 1 (2018): JUNE
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.317 KB) | DOI: 10.24123/mpi.v2i1.1297

Abstract

Coleus scutellarioides merupakan salah satu tanaman yang digunakan untuk mengobati berbagaijenis penyakit di Indonesia. Pada penelitian ini, daun segar diekstraksi dengan pelarut yang berbeda(metanol, etil asetat, diklorometana, dan n-heksana). Semua ekstrak diuji aktivitas antioksidannya denganmenggunakan radikal bebas DPPH. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak diklorometana memiliki aktivitasantioksidan yang paling tinggi, diikuti dengan ekstrak etil asetat dengan nilai IC50 masing-masing29,26 dan 67,22 μg/mL. Ekstrak metanol dan n-heksana menunjukkan aktivitas antioksidan yang lemahdengan nilai IC50 > 500 μg/mL. Selain itu, uji toksisitas juga dilakukan pada ekstrak menggunakan BrineShrimp LethalityTest (BSLT). Hasil menunjukkan ekstrak n-heksana memiliki toksisitas yang tinggi diikutidengan ekstrak diklorometana, etil asetat, dan metanol dengan nilai LC50 masing-masing 41,59; 59,93;312,61; dan >500 μg/mL. Oleh karena itu, dapat disimpulkan tanaman ini mengandung senyawa yangmemiliki aktivitas antioksidan dan memiliki toksisitas yang baik sebagai uji pendahuluan antikanker.
ISOLASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES KULIT BATANG TUMBUHAN JELUTUNG (Dyera costulata) Arjinal Arjinal; Muhammad Almurdani; Rudi Hendra; Hilwan Yuda Teruna
Jurnal Kimia Riset Vol. 5 No. 1 (2020): Juni
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jkr.v5i1.16534

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antidiabetes senyawa dari hasil isolasi ekstrak n-heksana dan diklorometana kulit batang jelutung (Dyera costulata). Teknik ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi dan tahap isolasi dilakukan dengan metode kromatografi vakum cair. Uji aktivitas antidiabetes dilakukan menggunakan metode penghambatan aktivitas enzim α-Glukosidase dengan subtrat p-nitrophenyl-α-D-glucopyranosida (p-NPG) dengan akarbose sebagai obat standar dan diukur pada panjang gelombang 415 nm. Hasil isolasi yang dilakukan pada ekstrak diklorometana diperoleh senyawa asam benzoat, sedangkan dari ekstrak n-heksana didapatkan senyawa lupeol. Hasil uji antidiabetes menunjukkan bahwa asam benzoat memiliki aktivitas sedang dengan nilai IC50 143,259 µg/mL, sedangkan lupeol memiliki aktivitas kuat dengan nilai IC50 42,257 µg/mL (akarbose IC50 19,734 µg/mL). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tumbuhan ini dapat digunakan sebagai obat antidiabetes.
Natural Antidiabetic of Tunjuk Langit (Helminthostachys zeylanica) Rhizome Extracts Fania E. Ridhasya; Hilwan Y. Teruna; Rudi Hendra; Muhammad Almurdani
Pharmacology and Clinical Pharmacy Research Vol 4, No 3
Publisher : Universitas Padjadjaran, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.924 KB) | DOI: 10.15416/pcpr.v4i3.24897

Abstract

The use of medicinal plants in treating diabetes mellitus is increasing in Indonesia. Plenty of plants from different regions may have anti-diabetic effect, including Helminthostachys zeylanica. This plant is commonly used as a traditional medicine to treat inflammation, cough, dysentery, and malaria in Talang Mamak tribe, Indragiri Hulu, Riau, however in China it is used to treat diabetic. Thus, we examined whether the extract of H. zeylanica originated from Riau have potential antidiabetic activity. We assessed the α-glucosidase inhibitory activity of the extract of H. zeylanica rhizome. The results showed the antidiabetic values of n-hexane, dichloromethane (DCM), ethyl acetate (EtOAc), methanol (MetOH), and ethanol (EtOH) extracts were 380.88 ± 0.09; 190.76 ± 0.22; 61.18 ± 0.59; 47.86 ± 0.06; and 60.78± 0.02, respectively. Acarbose were used as standard with antioxidant values of 19.73± 0.07. It can be concluded that the methanol extract is potential to be proposed as antidiabetic.
Anti-Bacterial and Anti-Fungal Activities from Macaranga bancana Leaves Extract Rianti Putri; Rudi Hendra; Hilwan Y. Teruna
Pharmacology and Clinical Pharmacy Research Vol 4, No 1
Publisher : Universitas Padjadjaran, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.746 KB) | DOI: 10.15416/pcpr.v4i1.21376

Abstract

Macaranga bancana is one of the Indonesian medicinal plants that is empirically used to treat infectious disease. The aim of this study was to evaluate anti-bacterial and anti-fungal  activities of  M. bancana against human pathogenic microbes, i.e., Escherichia coli, Staphylacoccus aureus, and Candida albicans. The dried leaves of M. bancana were extracted using cold extraction method with n-hexane, dichloromethane, ethylacetate, methanol, and ethanol solvents. The evaluation of anti-microbial activity from these extracts at the concentration of  1000 µg/ml was conducted using microdilution method. Amoxicillin, cephadroxil, and ketoconazole were used as positive controls. All extracts showed 100% inhibitory activity against S. aureus, with the exception of ethanol extract which was 72.8%. Nevertheless, methanol and ethanol extracts showed 100%  inhibitory activity against E. coli, while the lowest activity was shown by n-hexane extract ( 45.2%). All extracts exhibited 100% inhibitory activity against C. albicans.  In conclusion, leaves extract of M. bancana is a potential source of anti-bacterial and anti-fungal agents.  Keywords:  anti-bacterial, anti-fungal, M. bancana, microdilution