Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Hubungan Kualitas Tidur Dengan Kebugaran Kardiorespirasi Pada Mahasiswa Fisioterapi Universitas Dhyana Pura David Satrya Wibowo; Agung Wahyu Permadi; I Made Astika Yasa
JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI) Vol. 1 No. 1 (2022): JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI)
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/js.v1i1.1962

Abstract

AbstrakKebugaran kardiorespirasi dibutuhkan untuk menunjang aktivitas sehari-hari agar tubuh tidak mengalami kelelahan yang berlebihan. Ketika tubuh melakukan aktivitas yang berlebihan maka kelelahan akan muncul setelah melakukan aktivitas, sehingga membuat tubuh akan cepat tertidur. Tidur atau istirahat dibutuhkan untuk memulihkan kondisi tubuh agar dapat menjalankan aktivitas sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kualitas tidur dan kebugaran kardiorespirasi berupa VO2Max. Penelitian ini menggunakan metode korelasional untuk menemukan seberapa erat hubungan antara variabel-variabel tersebut dengan populasi dalam penelitian ini mahasiswa Fisioterapi Universitas Dhyana Pura. Sampel penelitian ini merupakan mahasiswa laki-laki yang berjumlah 24 orang. Kualitas tidur diukur dengan menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan kebugaran kardiorespirasi diukur menggunakan 15 Minutes Balke Test. Hasil penelitian menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment dengan nilai signifikan 0,000 dan koefisien korelasi sebesar 0.732. Hasil dalam penelitian ini menunjukan terdapat korelasi positif yang signifikan antara kualitas tidur dengan kebugaran kardiorespirasi. Dapat disimpulkan jika tubuh memiliki kualitas tidur yang baik maka kebugaran kardiorespirasi baik juga dan sebaliknya.Kata kunci: Mahasiswa, Kualitas Tidur, VO2Max.AbstractCardiorespiratory fitness is needed to support daily activities so that the body does not experience excessive fatigue. When the body does excessive activity, fatigue will appear after doing the activity, thus making the body fall asleep quickly. Sleep or rest is needed to restore the body's condition so that it can carry out daily activities. This study aims to determine whether there is a relationship between sleep quality and cardiorespiratory fitness in the form of VO2Max. This study uses the correlational method to find out how closely the relationship between these variables and the population in this study are students of Physiotherapy at Dhyana Pura University. The sample of this study were male students, totaling 24 people. Sleep quality was measured using the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) questionnaire and cardiorespiratory fitness was measured using the 15 Minutes Balke Test. The results of the study used the Pearson Product Moment correlation test with a significant value of 0.000 and a correlation coefficient of 0.732. The results in this study showed that there was a significant positive correlation between sleep quality and cardiorespiratory fitness. It can be concluded that if the body has good sleep quality, then cardiorespiratory fitness is good and vice versa.Keywords: Student, Sleep Quality, VO2 Max.
EFEKTIVITAS CKCE TERHADAP NYERI LUTUT EC OSTEOARTHRITIS BILATERAL PADA ANGGOTA PENSIUNAN TELKOM BALI I Made Astika Yasa; Kadek Yowanda Pangestu; Daryono
Seminar Ilmiah Nasional Teknologi, Sains, dan Sosial Humaniora (SINTESA) Vol. 6 (2023): PROSIDING SINTESA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/snts.v6i.2781

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas closed kinetic chain exercise(CKCE) terhadap penurunan nyeri lutut et causa(EC) osteoarthritis bilateral pada anggotapensiunan Telkom bali. sehingga terjadi peningkatan kemampuan aktivitas fungsionalsehari-hari lebih baik. Penelitian ini akan dilakukan di poliklinik fisioterapi RSU PuriRaharja Denpasar. Rancangan penelitian ini menggunakan model pre experimentaldesign dengan design satu kelompok tes awal dan tes akhir (pre test dan post test groupdesign). Sampel dalam penelitian ini 12 orang anggota pensiunan Telkom bali. sesuaidengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan. Seluruh sampel akandiberikan CKCE pada ke dua lutut klien. Alat ukur nyeri lutut EC osteoarthritis bilateralyang digunakan adalah visual analog scale . Adapun tujuan jangka panjang penelitian iniadalah memberikan manfaat praktis dan teoritis bagi praktisi/pendidik khususnyafisioterapis sebagai bahan pertimbangan intervensi setelah menentukan clinicaljudgment, sebagai tambahan literatur/bahan ajar mata kuliah fisioterapi dan dapatmenjadi bahan rujukan bagi peneliti/pembaca dalam mengembangkan penelitianselanjutnya. Target khusus yang ingin dicapai adalah minimal publikasi jurnal nasionalSINTA 1-6 sehingga peneliti berharap segera bisa melaksanakan penelitian. Kebaruan(novelty) penelitian ini adalah penambahan durasi latihan yaitu menjadi empat minggupada kasus osteoarthritis lutut bilateral terhadap lansia persatuan pensiunan Telkom balidan yang berusia enam puluh sampai delapan puluh tahun dengan meminimalisirpenggunaan medikamentosa melalui latihan yang dapat dilakukan dimana saja dankapan saja untuk mengurangi nyeri
PENDAMPINGAN SCREENING KNEE OSTEOARTHRITIS PADA LANSIA DI DESA BATANNYUH TABANAN Ni Luh Made Reny Wahyu Sari; I Made Astika Yasa; I Gede Arya Sena
Seminar Nasional Aplikasi Iptek (SINAPTEK) Vol. 6 (2023): PROSIDING SINAPTEK
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Batannyuh yang terletak di Kabupaten Tabanan, Bali pada tahun 2023 memiliki lansiasebanyak 236 orang. Jumlah lansia tersebut tersebar di 4 banjar di Desa Batannyuh. BanjarDinas Batannyuh Kaja memiliki posyandu lansia dengan jumlah anggota 60 orang dan masihaktif melakukan kegiatan olahraga setiap minggunya. Namun permasalahan yang seringdihadapi oleh lansia adalah munculnya keluhan nyeri pada daerah lutut yang sering disebutdengan Knee Osteoarthritis. Sebagian besar lansia tidak mengetahui gangguan yang dialamidan tidak mengetahui penanganan yang tepat untuk mengatasi gangguan Knee Osteoarthritisini. Guna menjawab permasalahan mitra yaitu kurangnya pengetahuan lansia mengenaigangguan knee osteoarthritis maka metode yang digunakan adalah screening kneeosteoarthritis, sosialisasi mengenai gangguan knee osteoarthritis serta pemberian senamosteoarthritis. Kegiatan didahului oleh screening lansia menggunakan knee osteoarthritisscreening form, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisioterapi pada lutut dansosialisasi mengenai knee osteoarthritis pada lansia. Capaian kegiatan ini telah mencapaitarget yaitu 90% lansia di banjar Batannyuh Kaja telah di screening Knee Osteoarthritis. Hasilpemeriksaan fisioterapi pada lutut menunjukkan hasil 70% lanisa memiliki permasalahan padalutut dan beresiko terkena gangguan knee osteoarthritis yang memerlukan penanganan medissecara berkala. Terdapat penurunan nyeri pada lutut sebesar 86% post-test setelah pemberiansenam osteoarthritis.