Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD Maula, Minatul; Rustopo, Rustopo
MALIH PEDDAS Vol 2, No 2/ Desember (2012): malih peddas
Publisher : MALIH PEDDAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi dari hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 03 Sumberejo yang belum mencapai KKM yang ditentukan yaitu 65, dengan rata-rata kelas 61,67. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match terhadap hasil belajar matematika materi mengenal lambang bilangan romawi siswa kelas IV SDN 03 Sumberejo tahun pelajaran 2012/2013? Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match terhadap hasil belajar matematika materi mengenal lambang bilangan romawi siswa kelas IV SDN 03 Sumberejo tahun pelajaran 2012/2013. Jenis penelitian ini adalah Eksperimen kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 31 siswa. Sampel yang diambil semua populasi dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Sebelum penelitian Soal post-test yang akan diberikan terlebih dahulu di uji cobakan di SDN 2 Sumberejo. Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data pengelolaan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match oleh guru dan kerjasama siswa selama pembelajaran berlangsung. Desain penelitian yang digunakan adalah postest only control design. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa kelompok yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match materi mengenal lambang bilangan romawi lebih berpengaruh terhadap hasil belajar dibandingkan kelompok yang pembelajarannya menggunakan dengan metode konvensional. Hal ini terbukti pada analisa akhir diperoleh, nilai thitung = 4,72 dan db =29 dilihat pada tabel t harga t kritik pada t 0,05 = 1,699 pada taraf signifikan 5% didapat 4,72 > 1,699 karena thitung > ttabel maka kelompok eksperimen berpengaruh, diperoleh rata-rata kelas eksperimen 86,25 lebih baik daripada rata-rata kelas kontrol 66,00. Kesimpulannya bahwa hasil belajar matematika yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match mempengaruhi hasil belajar dibandingkan pembelajaran dengan metode konvensional. Saran yang dapat peneliti sampaikan hendaknya guru dapat menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match agar siswa tidak merasa bosan pada saat pembelajaran berlangsung.Kata Kunci : hasil belajar, make a match,lambing bilangan romawi
Makna ‘Seneng lan Kemringet’ dalam Festival Lima Gunung Aswoyo, Joko; Rustopo, Rustopo; Simatupang, Lono Lastoro; Kartono, Drajat Tri
PANGGUNG Vol 28, No 1 (2018): Kontestasi Tradisi: Seni dalam Visualisasi Estetik, Naskah, dan Pertunjukan
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v28i1.500

Abstract

ABSTRACTThis article aims to discover the meaning of the expression ‘seneng lan kemringet’ at FLG (Festival Lima Gunung) in Magelang. The expression ‘seneng lan kemringet’ gives an opportunity to anybody who involved to reveal his existence and to speak about the essence of himself. By building a sense of familiarity, direct involvement in art activities, and dialogue with the farmers about circumstances in the field, it will be possible to reveal the meaning behind the expression ‘seneng lan kemringet. The research results showed that within the expression seneng lan kemringet, there is vitality as a fundamental asset for the FLG sustainability. ‘Seneng lan kemringet’ can also be understood as an autonomy and self-actualization. Additionally, seneng lan kemringet is a part of a game with the goal of displaying self-existence. Finally, ‘seneng lan kemringet’ is an embodiment of self-esteem. Keywords: ‘seneng lan kemringet’, vitality, and game ABSTRAKArtikel ini bertujuan untuk mengetahui makna ungkapan ‘seneng lan kemringet’ pada Festival Lima Gunung (FLG) di Magelang. Ungkapan ‘seneng lan kemringet’ memberi kesempatan bagi yang terlibat untuk mengungkapkan keberadaannya dan berbicara tentang hakikat dirinya. Dengan keakraban, keterlibatan langsung dalam aktivitas kesenian, dan berdialog dengan petani atas kenyataan-kenyataan di lapangan, akan dapat disingkap makna di balik ungkapan ‘seneng lan kemringet’ tersebut. Hasil dari penelitian kami menunjukkan bahwa di dalam ungkapan ‘seneng lan kemringet’ tersimpan daya hidup sebagai modal dasar keberlanjutan FLG. ‘Seneng lan kemringet’ juga dimaknai sebagai otonomi dan aktualisasidiri. Selain itu, ‘seneng lan kemringet’ adalah bagian dari permainan dengan tujuan untuk memperlihatkan eksistensi diri. Pada akhirnya, ‘seneng lan kemringet’ merupakan kebanggaan diri.Kata kunci: ‘seneng lan kemringet’, daya hidup, dan permainan 
KEEFEKTIVAN MODEL SAVI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PUISI SISWA KELAS V Hariadi, Toni Febri; Mudzanatun, Mudzanatun; Rustopo, Rustopo
JURNAL SINEKTIK Vol 1, No 2 (2018): Jurnal Sinektik:Desember-2018
Publisher : Universitas Slamet Riyadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang yang mendorong penelitian ini adalah rendahnya kemampuan membaca puisi siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia.Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efektif tidaknya model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) terhadap kemampuan membaca puisi siswa kelas V SD Negeri 3 Banjarejo kabupaten Blora tahun pelajaran 2018/2019. Metode membaca puisi menggunakan penelitian kuantitatif. Hasil analisis data penelitian setelah mendapatkan perlakuan dengan model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI), menunjukan nilai rata-rata pretest 74,277 sedangkan nilai rata-rata posttest 78,611, sehingga ada peningkatan. Pada analisis akhir hasil uji t diketahui lebih besar dari  (3,545 > 2,030) taraf signifikan 5%. Kemampuan membaca puisi siswa terbukti meningkat dengan pemerolehan nilai yang semakin bagus ketika dilakukan posttest setelah diberikan perlakuan. Kesimpulannya bahwa model Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) efektif terhadap membaca puisi di kelas V SD Negeri 03 Banjarejo kabupaten Blora
Keefektifan Model Student Facilitator and Explaining (SFE) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Subtema Perpindahan Kalor di Sekitar Kita Rialinsani, Husna; Rustopo, Rustopo
International Journal of Elementary Education Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.517 KB) | DOI: 10.23887/ijee.v3i2.18553

Abstract

Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas penerapan model Student Facilitator and Explaining dalam meningkatkan hasil belajar pada Perpindahan Kalor di Sekitar Kita. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif, dimana data dalam penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistika.One group pretest posttest design merupakan jenis design yang dipilih dan subjek penelitian yang digunakan hanya satu kelas yaitu kelas V SDN Kalirejo 02 Ungaran Timur. Hasil yang didapatkan dari perhitungan uji-t yaitu Lhitung  19.25723> 0.1691 Ltabel jadi  Ho diterima. Hal ini berarti siswa lebih baik daripada sebelumnya dan dapat dikatakan bahwa model Student Facilitator and Explaining (SFE) efektif terhadap hasil belajar siswa pada subtema Perpindahan Kalor di Sekitar Kita kelas V SDN Kalirejo 02 Ungaran Timur.
Analisis Nilai Karakter dalam Pembelajaran Tematik Tema Cita-Citaku Ariyanti, Fifa; Rustopo, Rustopo; Setya Putri, Anggun Dwi
Indonesian Values and Character Education Journal Vol 2, No 1 (2019): April
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/ivcej.v2i1.17942

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai karakter dalam kegiatan pembelajaran tematik tema cita-citaku pada siswa kelas IV SD Negeri Lamper Tengah 02 Semarang. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru kelas dan siswa kelas IV SD Negeri Lamper Tengah 02 Semarang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam pengecekan keabsahan data, penelitian ini melakukan uji kredibilitas yaitu peningkatan ketekunan, triangulasi, dan menggunakan bahan referensi. Teknik analisis data dalam penelitian ini terdiri dari kegiatan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau menarik kesimpulan.  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai karakter dalam kegiatan pembelajaran tematik tema Cita-Citaku subtema Giat Berusaha Meraih Cita-Cita pada siswa kelas IV SD Negeri Lamper Tengah 02 Semarang terdapat 14 nilai karakter yang ditemukan yaitu Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, Bersahabat/Komunikatif, Cinta Damai, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, dan Tanggung Jawab. Sedangkan nilai karakter yang tidak ditemukan adalah Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Menghargai Prestasi, dan Gemar Membaca. Nilai karakter yang diteliti terdiri dari 18 nilai karakter dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa oleh kemendikbud. Kata Kunci : Nilai karakter, aktivitas belajar, tematik
Gendhing, King, and Events: The Creation of Gendhing Panembrama During Pakubuwana X Daryanto, Joko; Rustopo, Rustopo; Sunarto, Bambang
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 21, No 1 (2021): June 2021
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v21i1.29099

Abstract

Gendhing Panembrama was a creative and innovative product when Paku Buwana X reigned in the Negari Surakarta. Gendhing Panembrama emerged when the Dutch East Indies government imposed restrictions on political and economic activities in Karaton Surakarta. The restriction aimed to remove Paku Buwana X’s legitimacy from the political and economic side. Gendhing Panembrama became one of the symbols of Paku Buwana X’s resistance to the Dutch East Indies government policy. Resistance through the creation of Gendhing Panembrama resulted in the enforcement of the king of Surakarta’s sovereignty and legitimacy. This study aims to reveal the background of the Gendhing Panembrama creation and the events surrounding the Gendhing Panembrama creation. This study employed a historical approach and symbolic interpretation. From the study conducted, it was concluded that the creation of Gendhing Panembrama was a means for Paku Buwana X in maintaining his sovereignty and legitimacy. The intelligence of Paku Buwana X in managing the musical arts amid the political pressure of the Dutch East Indies government, in the end, could radiate his majesty, authority, and power and maintain the Javanese tradition of the Karaton Surakarta.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD Minatul Maula; Rustopo Rustopo
Malih Peddas (Majalah Ilmiah Pendidikan Dasar) Vol 2, No 2 (2012): malih peddas
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/malihpeddas.v2i2.500

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi dari hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 03 Sumberejo yang belum mencapai KKM yang ditentukan yaitu 65, dengan rata-rata kelas 61,67. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match terhadap hasil belajar matematika materi mengenal lambang bilangan romawi siswa kelas IV SDN 03 Sumberejo tahun pelajaran 2012/2013? Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match terhadap hasil belajar matematika materi mengenal lambang bilangan romawi siswa kelas IV SDN 03 Sumberejo tahun pelajaran 2012/2013. Jenis penelitian ini adalah Eksperimen kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 31 siswa. Sampel yang diambil semua populasi dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Sebelum penelitian Soal post-test yang akan diberikan terlebih dahulu di uji cobakan di SDN 2 Sumberejo. Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data pengelolaan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match oleh guru dan kerjasama siswa selama pembelajaran berlangsung. Desain penelitian yang digunakan adalah postest only control design. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa kelompok yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match materi mengenal lambang bilangan romawi lebih berpengaruh terhadap hasil belajar dibandingkan kelompok yang pembelajarannya menggunakan dengan metode konvensional. Hal ini terbukti pada analisa akhir diperoleh, nilai thitung = 4,72 dan db =29 dilihat pada tabel t harga t kritik pada t 0,05 = 1,699 pada taraf signifikan 5% didapat 4,72 > 1,699 karena thitung > ttabel maka kelompok eksperimen berpengaruh, diperoleh rata-rata kelas eksperimen 86,25 lebih baik daripada rata-rata kelas kontrol 66,00. Kesimpulannya bahwa hasil belajar matematika yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match mempengaruhi hasil belajar dibandingkan pembelajaran dengan metode konvensional. Saran yang dapat peneliti sampaikan hendaknya guru dapat menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match agar siswa tidak merasa bosan pada saat pembelajaran berlangsung.Kata Kunci : hasil belajar, make a match,lambing bilangan romawi
KONTRIBUSI ORANG-ORANG TIONGHOA DI SURAKARTA DALAM KEBUDAYAAN JAWA 1895-1998 Rustopo Rustopo
Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 8, No 2 (2013)
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2263.119 KB) | DOI: 10.33153/dewaruci.v8i2.1117

Abstract

Artikel ini merupakan kajian sejarah sosial-budaya, tentang orang-orang Tionghoa di Surakarta yang berperan penting dalam pengembangan kebudayaan Jawa dan sekaligus menjadi jawa. Aspek temporalnya dibatasi dari 1085 hingga 1998. Tahun 1985 menandai awal sebuah proses sejarah yang menempatkan orang Tionghoa sebagai pengembang kebudayaan Jawa yang kreatif.Sebaliknya tahun 1998 merupakan tragedi yang menempatkan orang-orang Tionghoa menjadi korbannya. Untuk mengkaji sejarah tentang orang-orang Tionghoa di Surakarta ini menerapkan pendekatan dan analisis historis. Teori psikologis perkembangan digunakan untuk memahami upaya-upaya mereka menjadi Jawa. untuk memahami interaksi sosial dan kultural orang-orang Tionghoa dan Jawa digunakan teori-teori antropologi budaya dan sosiologi pengetahuan. Proses sejarah sebagai realitas kultural dimulai dari Gam Kam dalam industri seni pertunjukan ini diikuti oleh pengusaha-pengusaha Tionghoa lainnya yang membawa wayang wong panggung mencapai puncak popularitasnya. Dalam bidang lainnya yang membawa wayang wong panggung ini diikuti oleh pengusaha-pengusaha Tionghoa lainnya yang membawa wayang wong panggung mencapai puncak popularitasnya. Dalam bidang lain muncul dua tokoh Tionghoa yang kontras; yang pertama Tjan Tjoe Siem, mewakili intelektual tinggi dan yang kedua Kho Djien Tiong, mewakili pemikir dan kreator ke;as rakyat (massa). Yang pertama diangkat sebagai guru besar dalam Bahasa dan Sastra Jawa, dan yang kedua diakui sebagai guru besar dalam dunia seni pertunjukan lawak.Terakhir adalah tokoh yang mewakili keunikan yang tidak ada duanya. Ia merupakan orang Tionghoa yang luluh dalam dunia kehidupan Jawa melalui seni pertunjukan, seni rupa, bahasa, arsitektur, kepurbakalaan, permuseuman, adat-istiadat dan upacara keraton. Ia adalah Go Tik Swan, yang derajat kejawaannyadianggap paling matang di antara orang-orang Tionghoa lainnya. Semua karya-karya mereka mewakili Jawa yang ‘baru’. Jawa ‘baru’ yang mereka hasilkan merupakan hibrida antara unsur-unsur kebudayaan keraton, rakyat, kota, desa, tradisional, modern. Dalam realitas kultural, Jawa ‘baru’ made by Chinese inibagaimanapun telah membuat Surakarta dan Jawa menjadi beradab. Sebaliknya dalam realitas sosial ‘Surakarta’ telah memperlakukan orang-orang Tionghoa secara biadab.Kata kunci: Seni, Kebudayaan, Surakarta, Jawa, Tionghoa
Batik Gaya Modern di Surakarta dalam Perspektif Quantum Sujadi Rahmat Hidayat; Rustopo Rustopo; Dharsono Dharsono
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 37, No 1 (2020): Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v37i1.5321

Abstract

Peningkatan apresiasi terhadap batik gaya modern di Surakarta pada awal abad XXI merupakan fenomena penting untuk dipelajari sebagai referensi untuk terus menjaga kelangsungan batik atau pelestarian seni tradisi lainnya. Apresiasi terhadap batik gaya modern dipengaruhi oleh wujud seni dan esensi dari karya yang dikreasi oleh penciptanya. Kajian ini bertujuan untuk memahami dan menjelaskan wujud dan esensi batik gaya modern di Surakarta pada awal abad XXI. Metode yang digunakan dalam kajian permasalahan melalui penelitian deskriptif kualitatif studi kasus pada karya Pandono. Metode pengumpulan data yang dignakan adalah wawancara, observasi, analisis dokumen, dan studi pustaka. Setelah dilakukan analisis terhadap data yang terkumpul, diketahui bahwa wujud batik gaya modern yang dikembangkan di Surakarta pada awal abad XXI tidak mengacu pada pakem visual batik gaya klasik ataupun batik tradisi lainnya, namun seringkali masih mengambil bentuk-bentuk khas dari batik klasik untuk diolah dengan prinsip desain yang berbeda sebagai penanda bahwa batik gaya modern tersebut masih terdapat benang merah dengan batik klasik. Esensi batik gaya modern lebih bersifat profan sebagai ekspresi keindahan dan bentuk kecintaannya terhadap tradisi melalui inovasi tradisi bukan pembekuan tradisi.
Analisis Nilai Karakter dalam Pembelajaran Tematik Tema Cita-Citaku Ariyanti, Fifa; Rustopo, Rustopo; Setya Putri, Anggun Dwi
Indonesian Values and Character Education Journal Vol. 2 No. 1 (2019): April
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/ivcej.v2i1.17942

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai karakter dalam kegiatan pembelajaran tematik tema cita-citaku pada siswa kelas IV SD Negeri Lamper Tengah 02 Semarang. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru kelas dan siswa kelas IV SD Negeri Lamper Tengah 02 Semarang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam pengecekan keabsahan data, penelitian ini melakukan uji kredibilitas yaitu peningkatan ketekunan, triangulasi, dan menggunakan bahan referensi. Teknik analisis data dalam penelitian ini terdiri dari kegiatan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau menarik kesimpulan.  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai karakter dalam kegiatan pembelajaran tematik tema Cita-Citaku subtema Giat Berusaha Meraih Cita-Cita pada siswa kelas IV SD Negeri Lamper Tengah 02 Semarang terdapat 14 nilai karakter yang ditemukan yaitu Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, Bersahabat/Komunikatif, Cinta Damai, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, dan Tanggung Jawab. Sedangkan nilai karakter yang tidak ditemukan adalah Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Menghargai Prestasi, dan Gemar Membaca. Nilai karakter yang diteliti terdiri dari 18 nilai karakter dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa oleh kemendikbud. Kata Kunci : Nilai karakter, aktivitas belajar, tematik